Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana Sifat Kimiawi Lumpur Lapindo?

Berdasarkan komposisi kimia (kandungan oksida dan logam), bahwa lumpur Lapindo: a). Mempunyai kecenderungan untuk semakin tinggi kadar SiO2 maka semakin rendah kandungan aluminanya. b). Mengandung alumina yang tinggi (sekitar 19% Al2O3), yang dapat ditafsirkan sebagai lumpur yang kaya akan mineral felspar. c). Mempunyai kadar besi oksida yang berkisar antara 4,95 6,02% Fe2O3, menunjukkan adanya jenis serpih merah (red shales) atau batu lempung besi/ kamosit (ratarata dalam batuan serpih/lempung merah sekitar 5%). Hasil uji Lumpur LAPINDO, berdasarkan pengujian toksikologis di 3 laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan Bogorlab) diperoleh kesimpulan ternyata lumpur Sidoarjo tidak termasuk limbah B3 baik untuk bahan anorganik seperti Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa, Sianida Bebas dan sebagainya, maupun untuk untuk bahan organik seperti Trichlorophenol, Chlordane, Chlorobenzene, Chloroform dan sebagainya. Hasil pengujian menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di bawah baku mutu.

Daftar pustaka: anonimous, 2009, Kajian Penggunaan Lahan Untuk PembangunanUnit Produksi Bahan Bangunan, http://balitbang.jatimprov.go.id/balitbang/publikasi/upload/kajian_pengg- unaan _lahan_untuk_pembangunan_unit_produksi_bahan_bangunan%281%29.pdf

Bagaimana cara mengidentifikasi kandungan unsur Si dari lumpur lapindo? Preparasi adalah tahapan awal yang dilakukan untuk mengolah lumpur lapindo dan zeolit alam untuk proses selanjutnya. Pada tahapan ini lumpur lapindo dikeringkan dengan menggunakan panas matahari selama kurang lebih lima hari. Setelah kering lumpur lapindo digerus. Untuk mendapatkan ukuran butir yang kurang lebih sama digunakan test siever (pengayak) dengan ukuran 120 mesh atau 125 mikro meter. Variasi hanya dilakukan pada aktivasi fisis yaitu suhu 200C, 300C, 400C, dan 600C. Pemanasan dilakukan pada tungku berbentuk segi empat dan tertutup agar tidak terjadi pertukaran udara dari dan ke dalam tungku. Pembakaran dilakukan selama 1 jam. Proses aktivasi kimia dilakukan dengan cara mencampur serbuk yang telah diaktifkan secara fisis kedalam 3M HCl 35% sebanyak 100 ml kemudian diaduk selama 15 menit setelah itu dicuci dengan akuades sampai netral. Kompaksi digunakan untuk membentuk sampel. Setelah dicetak, sampel dikeringkan dengan oven pada suhu 80C selama 18 jam. Karakterisasi dilakukan pada Lumpur Lapindo yang belum diaktivasi maupun yang telah diaktifkan. Karakterisasi XRD, XRF, SEM, dan DSC dilakukan pada lumpur lapindo yang belum diaktifkan. Sedangkan untuk lumpur lapindo yang telah diaktifkan secara fisis dikarakterisasi dengan XRD. Untuk mendapatkan data kemampuan adsorpsi dari lumpur lapindo dengan zeolit alam maka dilakukan uji perubahan berat, perubahan pH dan perubahan intensitas laser HeNe. Berikut ini adalah gambar elektron sekunder SEM dari lumpur lapindo setelah digerus dan diayak sebesar 120 mesh atau 125 micrometer.

Gambar SEM dari Lumpur Lapindo

Pada hasil SEM terlihat bahwa terjadi penggumpalan (aglomerasi) pada butiran serbuk lumpur lapindo. Penggumpalan yang terjadi disebabkan sifat kohesif antara partikel yang dimiliki oleh lumpur lapindo.

Gambar. Hasil Analisa XRD dari Lumpur Lapindo Analisa ini dilakukan pada 2 dengan rentang 15 - 45. Pada gambar 7 ditunjukkan puncak puncak mineral alam. Puncak puncak tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Kelompok tersebut menunjukkan mineral yang terkandung dalam Lumpur Lapindo yaitu kelompok Montmorilonit,Kaolinit,Quartz, dan Palygorskit Selain dilakukan analisa XRD lumpur lapindo juga dianalisa dengan menggunakan XRF untuk mengetahui kandungan unsur dan senyawa yang dikandung oleh lumpur lapindo. Pada tabel 1 ditunjukkan persentase senyawa yang terkandung dalam lumpur lapindo. Tampak bahwa senyawa yang terbanyak adalah SiO2 diikuti Fe2O3. mineral montmorilonit yang didalamnya terkandung senyawa Fe2O3 akan memiliki sifat adsorpsi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran kemampuan lumpur lapindo dalam pemurnian ethanol. Tabel 1 Komposisi Senyawa yang Terkandung dalam Lumpur Lapindo Oksida Al2O3 SiO2 K2O CaO TiO2 MnO Fe2O3 Daftar Pustaka: Konsentrasi (%) 14 44.8 3.11 5.24 2.09 0.46 30.2

Budiono, A., 2007, Pembutan dan Karakterisasi Adsorben dari Lumpur Lapindo Untuk Pemurnian Etanol, http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16972-Paper-1565546.pdf

Anda mungkin juga menyukai