Anda di halaman 1dari 3

BAB SATU

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Secara geografis sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah bencana longsor. Sejalan dengan proses pembangunan berkelanjutan perlu diupayakan pengaturan dan pengarahan terhadap kegiatan kegiatan yang dilakukan dengan prioritas utama pada penciptaan keseimbangan lingkungan. Salah satu upaya yang diambil adalah melalui pelaksanaan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana alam agar dapat ditingkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan masyarakat terutama di kawasan rawan bencana longsor. Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi, yakni adanya gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng. Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun longsor merupakan gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktifitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga dapat menjadi faktor penyebab ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor, yaitu ketika aktifitas manusia ini beresonansi dengan kerentanan dari kondisi alam yang telah disebutkan di atas. Faktor-faktor aktifitas manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan kolam, drainase, konstruksi bangunan dan kepadatan penduduk. Salah satu daerah yang memiliki potenasi gerakan tanah longsor dalah Kecamatan Gunungpati. Gunungpati merupakan daerah berbukit di sisi utara Gunung Ungaran dengan kemiringan dan panjang yang bervariasi.

Sungai utama yang melintas dan mengalir melalui wilayah Kecamatan Gunungpati antara lain Kali Kreo di barat, Kali Kripik di tengah, dan Kali Garang di timur. Ketiga sungai ini termasuk tipe sungai perennial yang selalu berisi dan mengalirkan air sepanjang tahun. Menurut Peta Kerentanan Gerakan Tanah, Jawa, Lembar Magelang dan Semarang, Gunungpati terletak pada daerah dengan derajat kerentanan menengah untuk terjadi gerakan tanah. Gerakan tanah dapat terjadi pada zona ini, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing pemotongan jalan dan pada lereng yang mengalami gangguan. Gerakan tanah lama masih dapat aktif kembali terutama akibat curahan hujan yang tinggi dan erosi kuat. Kisaran kemiringan lereng alam mulai dari landai (5 - 15 %) sampai sangat terjal atau curam (lebih besar dari 70 %), yang tergantung kepada sifat fisik dan keteknikan dari batuan dan tanah sebagai material pembentuk lereng. Vegetasi penutup lereng daerah umumnya kurang sampai sangat kurang. Alasan pemilihan Kecamatan Gunungpati sekitarnya sebagai pembahasan dalam mitigasi bencana ini karena masih minimnya perhatian pemerintah dan khalayak publik terhadap bahaya gerakan tanah longsor yang terjadi bila dibandingkan dengan kawasan lainnya yang juga menjadi kawasan rawan bencana Longsor. Longgarnya pengawasan terhadap izin mendirikan bangunan di titik titik potensial gerakan tanah merupakan salah satu wujud minimnya perhatian pemerintah, padahal jika hal tersebut berlangsung terus menerus dapat mengancam keselamatan masyarakat Kecamatan Gunungpati itu sendiri. II. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah menentukan lokasi rawan gerakan tanah longsor dan rute penyelamatan dari ancaman gerakan tanah longsor di Kecamatan Gunungpati.

b. Sasaran Adapun sasaran untuk pencapaian tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi aspek fisik alamiah pendukung terjadinya gerakan tanah longsor seperti topografi, curah hujan dan jenis tanah. Mengidentifikasi sebaran masa bangunan yang ada di Kecamatan Gunungpati Mengidentifikasi sebaran fasilitas yang dapat dijadikan sebagai posko pengungsian saat gerakan tanah longsor terjadi. Mengidentifikasi kriteria daerah rawan bencana longsor berdasarkan ttapan yang dikeluarkan oleh instansi terkait. Menentukan rute penyelamatan utama untuk melakukan evakuasi penduduk saat Gerakan Tanah Longsor terjadi menggunakan SIG. III. Ruang Lingkup Wilayah Studi Ruang lingkup wilayah pada laporan ini adalah Kecamatan Gunugpati. Gunungpati merupakan daerah berbukit di sisi utara Gunung Ungaran dengan kemiringan dan panjang yang bervariasi. Sungai utama yang melintas dan mengalir melalui wilayah Kecamatan Gunungpati antara lain Kali Kreo di barat, Kali Kripik di tengah, dan Kali Garang di timur. Adapun batas batas administrasi Kecamatan Gunungpati adalah sebagai berikut: Utara : Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Gajahmungkur. Selatan : Kabupaten Semarang Barat : Kecamatan Mijen Timur : Kecamatan Banyumanik Gunungpati terletak pada daerah dengan derajat kerentanan menengah untuk terjadi gerakan tanah. Gerakan tanah dapat terjadi pada zona ini, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing pemotongan jalan dan pada lereng yang mengalami

gangguan. Gerakan tanah lama masih dapat aktif kembali terutama akibat curahan hujan yang tinggi dan erosi kuat. Kisaran kemiringan lereng alam mulai dari landai (5 - 15 %) sampai sangat terjal atau curam (lebih besar dari 70 %), yang tergantung kepada sifat fisik dan keteknikan dari batuan dan tanah sebagai material pembentuk lereng. Vegetasi penutup lereng daerah umumnya kurang sampai sangat kurang. Baru-baru ini daerah tersebut banyak dimanfaatkan oleh para pengembang untuk menjadikannya sebagai lahan perumahan. Karena daerah Gunungpati adalah daerah dengan kemiringan lereng yang cukup terjal, maka untuk membangun suatu perumahan tidak bisa hanya mengandalkan pada kekuatan tanah. Diperlukan suatu perlakuan khusus pada tanah asli maupun timbunan karena daerah tersebut memiliki potensi longsor yang besar, baik longsor dengan gerakan cepat maupun lambat jika dilihat dari kontur tanah dan geologinya. Perlakuan tersebut dapat berupa pemakaian terucuk bambu, pondasi sumuran, pondasi tiang atau perkuatan tanah dengan grouting. IV. Metodologi Metodologi penyusunan laporan ini terbagai dalam dua tahapan, yaitu: a. Tahapan pengumpulan data Data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah data sekunder yang berasal dari instansi terkait seperti Bappeda, UDMIS dan tetapan pemerintah untuk kriteria penetapan rawan bencana longsor (Keputusan Menteri PU No.22/PRT/M/2007). Data yang dikumpulkan ini kemudian diolah dengan menggunakan alat analisis yang dijelaskan pada tahap analisis di bawah ini; b. Tahapan Analisis Metode analisis yang digunakan dalam laporan ini adalah overlay peta dan Nework Analysis untuk mengetahui titik rawan bencana longsor dan rute evakuasi penduduk terdekat saat bencana gerakan tanah longsor itu terjadi.

V.

Flowchart Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Longsor Overlay: Union Peta Topografi Aspek Fisik Alamiah Pendukung Gerakan Tanah Peta Klimatologi Peta Jenis Tanah Overlay: Union Kesesuaian Lahan Kecamatan Gunungpati

Peta Rawan Longsor Kecamatan Gunungpati

Sebaran Masa Bangunan di Kecamatan Gunungpati

Peta Sebaran Bangunan Titik Rawan Bencana Longsor (Prioritas I) (Titik Keberangkatan)

Jaringan Jalan Kecamatan Gunungpati dan Sekitarnya

Network Analysis: Peta Jalan Rute Penyelamatan


Closest Facility

Peta Fasilitas Kesehatan Persebaran Fasilitas Masyarakat Peta Fasilitas Peribadatan Peta Kantor Kecamatan (Alternatif Pengungsian) Peta Sekolah (Alternatif Pengungsian) Titik Pemberhentian Peta Rute Evakuasi Gerakan Tanah Longsor

Anda mungkin juga menyukai