Anda di halaman 1dari 1

Penelitian oleh Dewanti, tahun 2009 di Semarang mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

ibu tentang makanan pendamping ASI dengan perubahan berat badan balita usia 6-24 bulan. (P-value = 0,02 < 0,05). dengan demikian jika pengetahuan meningkat maka perubahan berat badan semakin baik. 1.3 - ARTIKEL

Terdapat sekitar 98% balita dan anak-anak kekurangan gizi di Indonesia diakibatkan oleh pola asuh anak (balita) yang tidak benar. Pola asuh yang tidak benar dikarenakan ibu sibuk bekerja sehingga tidak sempat memperhatikan pola makan dan gizi balita (Marpaung, 2003). GINOLAT

Menurut Enggle tahun 1997, pola asuh terhadap anak merupakan salah satu faktor penting terjadinya gangguan status gizi. Yang termasuk pola asuh adalah pemberian ASI, penyediaan dan pemberian makanan pada anak, dan memberikan rasa aman kepada anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah pendidikan ibu, pekerjaan Ibu, umur dan tingkat pengetahuan ibu.. Berdasarkan bagan UNICEF (1998) tentang faktor faktor yang menyebabkan timbulnya kurang gizi secara langsung adalah makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi, sedangkan faktor penyebab tidak langsung adalah tidak cukup persediaan pangan, pola asuh anak tidak memadai, sanitasi dan air bersih / pelayanan kesehatan dasar tidak memadai. 1.2 - 18-13-2-PB

Hana Kristiana pada tahun 2002 yang melakukan penelitian mengenai hubungan beberapa karakteristik keluarga dengan kenaikan Berat badan balita diwilayah kerja puskesmas padangsari Kecamatan Banyumanik Semarang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan pendidikan ibu dengan kenaikan berat badan balita (p=0,0709), penghasilan keluarga dengan kenaiakn BB balita (p=0,1997) dan ada hubungan jumlah anak dengan kenaian BB balita (p=0,00000227), pengetahuan ibu tentang gizi dengan kenaiakn BB balita (p=0,0039) yang sangat signifikan. 1.4 - karakteristik klg thd gizi

Anda mungkin juga menyukai