Anda di halaman 1dari 5

HIDUP PENUH SEMANGAT WALAU CACAT

Rangkaian kegiatan memperingati 76 tahun GKI Jatim

Para penyandang cacat Dua puluh April lalu, GKI Diponegoro kembali menghelat rangkaian kegiatan memperingati 76 tahun GKI Jatim. Sebuah acara yang menghadirkan saudara-saudara kita yang tergabung dalam dCare Surabaya. Mereka adalah penyandang cacat tuna netra, tuna rungu, dan tuna daksa. Denting piano mengalun, saat jemari menari membalut suara lembut yang terlantun dari mulut seorang gadis berkerudung. Kiki, demikian gadis tuna netra itu dipanggil. Siswi kelas 3 SMA 10 Surabaya ini membuat terkesima jemaat yang hadir melalui bakat luar biasanya. Bagi gadis bernama lengkap Rizki Muliawati ini, cacat bukanlah penghalang untuk berkarya. Sejak masih kecil, Kiki sering disembunyikan orang tuanya karena malu jika diketahui orang lain. Melalui masa lalunya itu kini Kiki menghimbau kepada setiap orang tua yang memiliki anak dengan keadaan cacat agar jangan disembunyikan, namun harus di dorong untuk melakukan segala hal seperti orang lain. Sebab dalam diri setiap orang yang cacat, Tuhan selalu memberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, jelas gadis yang mempunyai cita-cita menjadi presenter dan penyanyi tersebut. Acara yang digelar pada selasa sore itu mengajak jemaat GKI se-Jatim untuk belajar dari karya mereka, tentang ketabahan dan keteguhan mereka dalam menjalani hidup. Sekitar 10 orang cacat yang dihadirkan adalah mereka yang berhasil dan berprestasi dibidangnya masing-masing. Pendiri sekaligus direktur dCare, Wuri Handayani memperkenalkan satu persatu dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk sharing kepada jemaat yang hadir saat itu.

KECACATAN SANGAT DEKAT DENGAN KITA Setiap orang perpotensi terkena cacat, sebab dalam waktu singkat kita bisa secara tibatiba menjadi cacat karena suatu hal, misalnya: kecelakaan, terjatuh, bencana alam dan lain sebagainya. Syukurilah apa yang ada pada kita dan hargai apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, sebab setiap saat kita bisa saja mengalami hal-hal diluar kehendak kita. Tak ada manusiayang terlahir sempurna, demikian sepenggal lirik lagu dMasiv yang dinyanyikan para tuna netra dan tuna daksa yang tergabung dalam band Netsa. Banyak orang normal secara fisik, namun mereka cacat secara rohani dan moral. Sehingga meskipun anggota tubuh mereka lengkap, namun masih banyak yang mengeluh dengan keadaan dirinya, lalu siapa sebenarnaya yang disebut orang cacat? Tuhan menghendaki kita sempurna, sama seperti Kristus yang adalah sempurna. Sempurna dihadapan Tuhan bukan karena sempurna secara fisik, namun sempurna dalam hati dan pikiran kita yang tertuju kepada orang lain, lingkungan dan kebenaran Allah. HAL KECIL NAMUN BERARTI Seringkali kita tidak mau memahami mereka yang cacat, padahal dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka berusaha memahami kita yang normal. Ada hal-hal kecil yang bagi orang normal adalah sepele, namun bagi mereka sangatlah berarti, seperti dituturkan Sugi Hermanto yang mengalami tuna netra low vision (bisa melihat sedikit.Red) sejak kecil. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat dibutuhkan mereka yang cacat seperti, fasilitas umum yang bisa memudahkan orangorang cacat menggunakannya.

HIDUP PENUH SEMANGAT WALAU CACAT


Rangkaian kegiatan memperingati 76 tahun GKI Jatim

Para penyandang cacat Dua puluh April lalu, GKI Diponegoro kembali menghelat rangkaian kegiatan memperingati 76 tahun GKI Jatim. Sebuah acara yang menghadirkan saudara-saudara kita yang tergabung dalam dCare Surabaya. Mereka adalah penyandang cacat tuna netra, tuna rungu, dan tuna daksa. Denting piano mengalun, saat jemari menari membalut suara lembut yang terlantun dari mulut seorang gadis berkerudung. Kiki, demikian gadis tuna netra itu dipanggil. Siswi kelas 3 SMA 10 Surabaya ini membuat terkesima jemaat yang hadir melalui bakat luar biasanya. Bagi gadis bernama lengkap Rizki Muliawati ini, cacat bukanlah penghalang untuk berkarya. Sejak masih kecil, Kiki sering disembunyikan orang tuanya karena malu jika diketahui orang lain. Melalui masa lalunya itu kini Kiki menghimbau kepada setiap orang tua yang memiliki anak dengan keadaan cacat agar jangan disembunyikan, namun harus di dorong untuk melakukan segala hal seperti orang lain. Sebab dalam diri setiap orang yang cacat, Tuhan selalu memberikan kelebihan yang tidak dimiliki

orang lain, jelas gadis yang mempunyai cita-cita menjadi presenter dan penyanyi tersebut. Acara yang digelar pada selasa sore itu mengajak jemaat GKI se-Jatim untuk belajar dari karya mereka, tentang ketabahan dan keteguhan mereka dalam menjalani hidup. Sekitar 10 orang cacat yang dihadirkan adalah mereka yang berhasil dan berprestasi dibidangnya masing-masing. Pendiri sekaligus direktur dCare, Wuri Handayani memperkenalkan satu persatu dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk sharing kepada jemaat yang hadir saat itu. KECACATAN SANGAT DEKAT DENGAN KITA Setiap orang perpotensi terkena cacat, sebab dalam waktu singkat kita bisa secara tibatiba menjadi cacat karena suatu hal, misalnya: kecelakaan, terjatuh, bencana alam dan lain sebagainya. Syukurilah apa yang ada pada kita dan hargai apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, sebab setiap saat kita bisa saja mengalami hal-hal diluar kehendak kita. Tak ada manusiayang terlahir sempurna, demikian sepenggal lirik lagu dMasiv yang dinyanyikan para tuna netra dan tuna daksa yang tergabung dalam band Netsa. Banyak orang normal secara fisik, namun mereka cacat secara rohani dan moral. Sehingga meskipun anggota tubuh mereka lengkap, namun masih banyak yang mengeluh dengan keadaan dirinya, lalu siapa sebenarnaya yang disebut orang cacat? Tuhan menghendaki kita sempurna, sama seperti Kristus yang adalah sempurna. Sempurna dihadapan Tuhan bukan karena sempurna secara fisik, namun sempurna dalam hati dan pikiran kita yang tertuju kepada orang lain, lingkungan dan kebenaran Allah. HAL KECIL NAMUN BERARTI Seringkali kita tidak mau memahami mereka yang cacat, padahal dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka berusaha memahami kita yang normal. Ada hal-hal kecil yang bagi orang normal adalah sepele, namun bagi mereka sangatlah berarti, seperti dituturkan Sugi Hermanto yang mengalami tuna netra low vision (bisa melihat sedikit.Red) sejak kecil. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat dibutuhkan mereka yang cacat seperti, fasilitas umum yang bisa memudahkan orangorang cacat menggunakannya.

Salah satu fasilitas umum yang sering saya gunakan adalah angkutan umum, saya kepingin angkutan umum tersebut dapat dikenali dengan mudah oleh orang cacat seperti saya, ungkap pemuda yang mahir main drum tersebut. Pada kesempatan itu, semua yang hadir diajak untuk belajar berbahasa isyarat dengan dipandu oleh Ani Puji Lestari, salah satu teman dari tuna rungu. Hadirin diajak belajar mengenal huruf A sampai Z serta beberapa kata sederhana. Kiranya kegiatan ini menjadi pelengkap serta menambah karya layanan kita. (john) Salah satu fasilitas umum yang sering saya gunakan adalah angkutan umum, saya kepingin angkutan umum tersebut dapat dikenali dengan mudah oleh orang cacat seperti saya, ungkap pemuda yang mahir main drum tersebut. Pada kesempatan itu, semua yang hadir diajak untuk belajar berbahasa isyarat dengan dipandu oleh Ani Puji Lestari, salah satu teman dari tuna rungu. Hadirin diajak belajar mengenal huruf A sampai Z serta beberapa kata sederhana. Kiranya kegiatan ini menjadi pelengkap serta menambah karya layanan kita. (john)

Anda mungkin juga menyukai