Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3 (TIGA)

1. Putu Setya Sri Antary (0808105001) 2. Ni Made Wilantari (0808105002) 3. A. A. Sg. Istri Suwandewi ) 4. Ni Putu Widayanti (0808105016) 5. Dewa Putra Prabawa

(080810500

Hasil & Pembahasan


Konsentrasi massa terendah yang terdeteksi adalah 332,0 ng/L dan konsentrasi diasetil yang disuntikkan ke dalam GC adalah 102,0 ng/L. Dalam hal ini digunakan nilai rendaman -1 karena dalam rendaman ini diperoleh hasil yang terbaik. Lebar puncak yang didapatkan juga bervariasi dalam setiap percobaan, dari 0,04 sampai 1,00 min. Untuk standar deviasi terendah diperoleh dengan lebar puncak 0,12 min (PK WD = 0,12). Konsentrasi massa diasetil dalam bir yang diperoleh memiliki nilai 1000 kali lebih rendah dari konsentrasi terendah diasetil yang ditentukan dg GC.

Komposisi dalam bir sangat kompleks sehingga digunakan metode ekstraksi untuk menentukan isi diacetyl dan 2,3pentanedione dalam bir kemudian Kromatogram dari larutan uji disiapkan untuk kalibrasi (ekstraksi dilakukan pada kolom SPE). Data statistik menunjukkan bahwa GC / MS metode untuk penentuan diacetyl dan 2,3 - pentanedione lebih sensitif dan akurat dibandingkan dengan metode menggunakan GC dengan FID. Untuk menentukan diacetyl dan 2,3 - pentanedione dengan GC dg detektor ionisasi nyala, perlu dilakukan prakonsentrasi sampel dg ekstraksi, cair - cair, tahap ekstraksi padat-fase mikroekstraksi-SPE dan padat SPME dapat digunakan untuk prakonsentrasi tersebut.

Penggunaan GC dg deteksi selektif massa dimaksudkan untuk menentukan diasetil dan 2,3pentanadione karena komposisi kompleks dan waktu retensi tergantung pada komposisi sampel. Jika dibandingkan nilai LOD dan LOQ yang diperoleh dengan menggunakan GC dengan detektor ionisasi nyala dan GC dengan detektor selektif massa sehingga dapat disimpulkan bahwa sensitivitas 800 kali lebih tinggi dengan menggunakan kromatografi gas dengan detektor selektif massa.

Anda mungkin juga menyukai