Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

Katarak berasal dari yunani katarrhakies, inggris cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun.1 Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.2.3 Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), katarak merupakan kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan yang paling sering ditemukan, yaitu 39,1% dari seluruh penyakit mata.4 Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia dan telah menyebabkan kebutaan pada hampir 25 juta orang, serta kegagalan visual berat pada 10 juta orang. Angka kebutaan yang disebabkan katarak meningkat pada orang tua.5 Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, biasanya akibat proses degenatif. Pada penelitian yang dilakukan di amerika serikat didapatkan adanya 10% orang menderita katarak, dan prevalensi ini meningkat sampai 50% pada mereka yang berusia 65-75 tahun dan meningkat lagi sekitar 70% pada usia 75 tahun. Katarak kongenital, katarak traumatic dan katarak jenis jenis lain lebih jarang ditemukan.3 Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa atau kapsula lensa, atau dapat pula merupakan hilangnya transparansi lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Adanya kekeruhan pada lensa yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata agar tepat di retina, menyebabkan gangguan penglihatan.1,5-7 1

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, infeksi, trauma, kelainan metabolisme seperti Diabetes Melitus, dan karena penyinaran.1 Secara garis besar katarak diklasifikasikan menjadi: 1,6 1. Katarak Degeneratif, berdasarkan usia digolongkan menjadi: a. Katarak juvenile (katarak yang terlihat pada usia > 1 tahun dan < 40 tahun) b. Katarak presenile (katarak yang terlihat pada usia 30 40 tahun) c. Katarak senile (katarak yang terlihat pada usia > 40 tahun) 2. Katarak Developmental, merupakan kelainan kongenital (katarak yang terlihat pada usia < 1 tahun) 3. Katarak Komplikata 4. Katarak Traumatika, biasanya akibat trauma tumpul maupun trauma tembus Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, perubahan proliferasi dan kerusakan kontinuitas serat serat lensa. Secara umum udema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak. Katarak imatur (insupien) hanya sedikit opak. Katarak matur yang keruh total mengalami sedikit edema. Apabila kandungan air maksimum dan kapsul meregang, katarak disebut mengalami intumesensi

(membengkak). Pada katarak hipermatur relatif mengalami dehidrasi dan kapsul mengkerut akibat air keluar dari lensa dan meninggalkan kekeruhan.3 Prosedur bedah katarak (ekstraksi lensa) yang dipakai adalah ekstraksi intra- atau ekstrakapsular. Dinamakan intrakapsular (ICCE) apabila lensa diambil intoto, yaitu seluruh kapsul diambil melalui limbus superior. Sedangkan pada ekstraksi ekstrakapsular (ECCE) juga dibuat insisi limbus superior, kemudian kapsul anterior dirobek dan diambil, inti diekstraksi, dan korteks lensa diirigasi dan diaspirasi agar keluar dari mata, 2

sedangkan kapsul posterior dipertahankan tetap pada tempatnya. Pada lima tahun belakangan ini sebagian besar bedah katarak dilakukan secara ekstrakapsular (ECCE). Alasan utamanya adalah bahwa kapsul posterior yang masih utuh memungkinkan untuk ditanam lensa intraokular ke dalam bilik mata belakang. Dengan ekstraksi lensa akan memperbaiki tajam penglihatan pada lebih dari 90% kasus.3,8 Berikut ini dilaporkan kasus katarak senilis OD (Oculi Dextra) stadium imatur pada penderita perempuan usia 63 tahun yang dirawat di ruang Mata RSUD Ulin Banjarmasin.

BAB II LAPORAN KASUS

IDENTITAS Nama Jenis Kelamin Usia Alamat Pekerjaan : Ny. Sabariah : Perempuan : 63 tahun : Pengambangan RT. 04 No. 32 banjarmasin : Ibu rumah tangga

ANAMNESIS Hari/tanggal Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang : Senin, 3 Oktober 2011 : Pandangan mata kanan kabur :

Pasien mengeluh pandangan mata kabur sejak 6 bulan yang lalu. Pandangan kabur dirasakan pada mata sebelah kanan dan kabur dirasakan berangsur-angsur, dan semakin bertambah parah sehingga tidak dapat membaca dengan mata kanannya. Pada mata kiri, pandangan kabur dirasakan baru 2 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan kadang merasakan silau pada pandangannya. Pasien tidak mengeluhkan mata merah, mata sakit maupun mata gatal. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien mengaku tidak ada riwayat trauma, dahulu tidak pernah mengalami operasi mata, tidak pernah memakai kacamata dan tidak ada riwayat alergi obat. Pasien tidak ada riwayat hipertensi maupun diabetes mellitus.

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran Status Generalis Tanda Vital : Baik : Komposmentis : Dalam Batas Normal TD Nadi RR Status Lokalis : : : : 120/80 mmHg 78 x/menit 20 x/menit

Oculus Dextra 2/300 Tidak dilakukan Sentral Ke segala arah Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Sentral, regular, reflek cahaya (+) 3 mm, leukokoria (+) Keruh -

Visus Koreksi Kedudukan Pergerakan Bulbus Oculi Paresis/Paralisis Supersilia Palpebra superior Palpebra inferior Conjungtiva palpebra Conjungtiva fornices Conjungtiva bulbi Sklera Kornea Camera okuli anterior Iris Pupil

Oculus Sinistra 3/300 Tidak dilakukan Sentral Ke segala arah Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Sentral, regular, reflek cahaya (+) 3 mm, (+) leukokoria (-) Keruh 5

Lensa Fundus refleksi Corpus vitreum Tens oculi Sistim kanalis lakrimalis Lain-lain

DIAGNOSIS BANDING 1. Katarak senilis OD stadium imatur 2. Katarak senilis OD stadium matur

KESAN/DIAGNOSIS KERJA Katarak senilis OD stadium imatur

RENCANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN/ PENUNJANG Cek laboratorium

PENATALAKSANAAN Pro operasi ECCE (ekstraksi ekstrakapsular)

PROGNOSIS Dubia ad bonam

FOLLOW UP

Selasa, 4 Oktober 2011 S) Pandangan mata kabur (+/<) O) TD: 120/80 mmHg N : 76 x/menit RR: 20 x/menit T: 36,8oC 6

Pemeriksaan Ophtalmologi

Oculus Dextra 2/300 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Reflek cahaya (+) 3 mm Keruh -

Visus Koreksi Bulbus Oculi Paresis/Paralisis Supersilia Palpebra superior Palpebra inferior Conjungtiva palpebra Conjungtiva fornices Conjungtiva bulbi Sklera Kornea Camera okuli anterior Iris Pupil Lensa Fundus refleksi Corpus vitreum Tens oculi Sistim kanalis lakrimalis Lain-lain

Oculus Sinistra 3/300 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Reflek cahaya (+) 3 mm Keruh -

A) Katarak senilis OD stadium imatur P) Pro operasi ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction)

Selasa, 5 Oktober 2011 S) Pandangan mata kabur (+/<) Pusing (+) O) TD: 140/90 mmHg

N : 80 x/menit RR: 22 x/menit T: 36,0oC Pemeriksaan Ophtalmologi :

Oculus Dextra 2/300 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Visus Koreksi Bulbus Oculi Paresis/Paralisis Supersilia Palpebra superior Palpebra inferior Conjungtiva palpebra Conjungtiva fornices Conjungtiva bulbi Sklera Kornea Camera okuli anterior Iris Pupil Lensa Fundus refleksi Corpus vitreum Tens oculi Sistim kanalis lakrimalis Lain-lain

Oculus Sinistra 3/300 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Reflek cahaya (+) 3 mm Keruh -

A) Katarak senilis OD stadium imatur P) Pro operasi ECCE

Rabu, 6 Oktober 2011 S) Pandangan mata kabur (+/<)

Pusing (-) O) TD: 130/90 mmHg N : 80 x/menit RR: 20 x/menit T: 36,1oC Pemeriksaan Ophtalmologi :

Oculus Dextra 4/60 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (+), Sekret (-) Hiperemis (+), Sekret (-) Hiperemis (+), Sekret (+) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Refleka cahaya (+) jernih -

Visus Koreksi Bulbus Oculi Paresis/Paralisis Supersilia Palpebra superior Palpebra inferior Conjungtiva palpebra Conjungtiva fornices Conjungtiva bulbi Sklera Kornea Camera okuli anterior Iris Pupil Lensa Fundus refleksi Corpus vitreum Tens oculi Sistim kanalis lakrimalis Lain-lain

Oculus Sinistra 1/60 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Reflek cahaya (+) jernih -

B) Post operasi ECCE OD P) Bebat mata Cendo cytrol ed 3x1 tetes (OD)

Kamis , 7 Oktober 2011 S) Pandangan mata kabur (-/-) Pusing (-) Mata terasa mengganjal (+/-) O) TD: 120/70 mmHg N : 82 x/menit RR: 20 x/menit T: 36,5oC Pemeriksaan Ophtalmologi :

Oculus Dextra Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi -

Visus Koreksi Bulbus Oculi Paresis/Paralisis Supersilia Palpebra superior Palpebra inferior Conjungtiva palpebra Conjungtiva fornices Conjungtiva bulbi Sklera Kornea Camera okuli anterior Iris Pupil Lensa Fundus refleksi Corpus vitreum Tens oculi Sistim kanalis lakrimalis Lain-lain

Oculus Sinistra 1/60 Tidak dilakukan Kenyal Tidak ada Hitam Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Edem (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Hiperemis (-), Sekret (-) Putih Arkus senilis (+), jernih Cukup Kripte (+), reguler Reflek cahaya (+) Jernih 10

C) Post operasi ECCE OD P) Bebat mata Cendo cytrol ed 3x1 tetes (OD)

11

BAB III DISKUSI

Dilaporkan wanita berusia 63 tahun yang dirawat di ruang mata RSUD ulin Banjarmasin dengan diagnosis katarak senilis okulus dekstra stadium imatur. Katarak yang berkaitan dengan umur (senilis) merupakan katarak yang paling sering dijumpai. Dimana penglihatan yang semakin kabur dan terjadinya distorsi penglihatan adalah gejala utamanya. Pada katarak pada umumnya terjadi perubahan kimia di dalam lensa baik terhadap nukleus maupun korteksnya. Dimana terjadi penurunan dari oxygen up-take disertai peningkatan penyerapan air yang kemudian diikuti proses dehidrasi. Selain itu terjadi pula penimbunan ion-ion natrium dan kalsium, disertai penurunan ion kalium, asam askorbat dan protein.1,7,9 Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium yaitu sebagai berikut.1,3,10 1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal) Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi 2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan

12

osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder 3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif. 4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni

13

Gambaran bentuk dari katarak senilis dapat dilihat pada gambar berikut.10

Gambar. Gambaran bentuk pada katarak senilis.10 Diagnosis katarak ditegakkan atas adanya tanda-tanda klinik subyektif dan obyektif. Tanda subyektif antara lain berupa adanya kemunduran tajam penglihatan, positif skotoma berupa kaluhan seperti bercak hitam dilapang pandang yang tidak bergerak tapi selalu mengikuti arah gerak mata, monocular polipia, seperti melihat benda menjadi lebih dari satu pada satu mata, kadang seperti melihat bayangan halo disekitar

14

sumber cahaya, kadang penderita merasa lebih enak tanpa kacamata baca untuk melihat dekat karena terjadi artificial myopia.1,9 Pada pemeriksaan obyektif antara lain visus menurun sesuai dengan tebal tipis lensa, stadium matur dan hipermatur visus menurun mencapai 1/300 1/; dengan senter ditemukan kekeruhan lensa; dengan oftalmoskopi pada stadium insipien dan imatur tampak kekeruhan kehitaman dengan latar belakang jingga, sedang stadium matur hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar belakang atau reflek fundus negatif.1,9 Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata. Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan. Namun, katarak, pada stadium

perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi maksimum dengan ophtalmoskop, kaca pembesar, atau slitlamp.11 Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya telah matang dan pupil mungkin tampak putih.3 Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slit-lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.3 Pada penderita berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didiagnosa dengan katarak senilis OD stadium imatur karena didapatkan penglihatan mata kanan kabur secara progresif. Mata penderita sering silau apabila terkena cahaya terang.Tidak ada keluhan mata merah, mata sakit maupun gatal. Pasien tidak ada riwayat trauma. Dari 15

pemeriksaan fisik tajam penglihatan (visus) mata kanan 2/300 sedangkan mata kiri 3/300. Tidak ditemukan kelainan pada palpebra, konjungtiva, kornea, sklera dan bilik mata depan pada kedua mata. Mata kanan dan kiri pupil tampak putih (leukokoria), yang menunjukkan kekeruhan lensa yang tidak merata hanya sedikit opak namun lebih berat pada mata kanan. Pada umumnya perjalanan katarak senilis progresif lambat dan berlangsung beberapa tahun. Tidak ada pengobatan untuk katarak kecuali tindakan bedah. Pembedahan dilakukan apabila penurunan tajam penglihatan mengganggu pekerjaan sehari-hari dan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, pada katarak matur sebelum menjadi hipermatur yang akan menimbulkan penyulit (uveitis dan glaukoma), katarak telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkan glaukoma.1,12 Predisposisi pasien katarak sering berupa mata kering yang disebabkan berbagai faktor seperti usia, trauma bedah dan obat-obatan. Pembedahan itu sendiri dapat

mengandung masalah pada beberapa cara, dimulai dari pemeriksaan preoperatif seperti tonometri, scanning dan sebagainya dimana anestesi lokal digunakan secara liberal bersama dengan obat-obat yang mendilatasi.13 Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Hingga saat ini belum ada obat-obatan, makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau menyembuhkan seseorang dari gangguan katarak. Penelitian meununjukan, penggunaan Aldose reductase inhibitors, yang dipercaya dapat menghambat konversi glukosa mejadi sorbitol menujukkan hasil yang memuaskan. Obat-obatan lain yang sedang diteliti yaitu sorbitol-lowering agents, aspirin, glutathione-raising agents, dan anti oksidan ,vitamin C dan E.10 16

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.3,14,15 1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE) Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan 2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE) Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan

17

implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. 3. Phakoemulsifikasi Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena insisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu. 4. SICS Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah

18

Pemasangan lensa intraokular setelah bedah katarak masih dianggap cukup mahal jika dibandingkan dengan kacamata dan lensa kontak korneal, akan tetapi memiliki beberapa kelebihan, antara lain lapang pandangnya lebih baik dari kacamata dan tidak terjadi pembesaran bayangan diretina.1 Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Mata dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan mata dilindungi dengan kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi).1,3 Pada pasien ini, paska operasi menggunakan bebat mata untuk melindungi mata dan Cendo cytrol ed 3x1 tetes (OD). Pada hari perawatan ke-4 pasien diizinkan pulang.

19

BAB IV PENUTUP

Telah dilaporkan kasus katarak senilis okuli dekstra stadium imatur pada penderita perempuan usia 63 tahun. Dari anamnesa diketahui bahwa penglihatan mata kanan (OD) penderita menurun selama 6 bulan secara berangsur-angsur dan tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan visus OD 2/300 dan OS 3/300, tidak ada kelainan pada palpebra, konjungtiva, kornea, sclera dan bilik mata depan. Pupil tampak putih (leukokoria) dan kekeruhan lensa yang tidak merata. Penderita didiagnosa sebagai katarak senilis OD stadium imatur dan dilakukan ekstraksi lensa dengan cara ECCE.

20

Anda mungkin juga menyukai