Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Keterampilan dalam berbahasa merupakan sesuatu yang penting dan diperlukan oleh semua orang. Karena bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa seseorang tidak bisa untuk menyampaikan pesannya kepada orang lain. Dalam keterampilan berbahasa ada 4 (empat) aspek yang paling utama dan mendasar yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek itu saling berkaitan satu sama lain dan kita sering menjumpai contoh dari keempat aspek tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh dari aspek mendengarkan salah satunya dapat kita temui ketika menyimak sebuah pidato dari seorang orator (orang yang membawakan pidato) dan . Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Kemudian dari aspek mendengarkan kita dapat menemukan sebuah contoh yakni menyampaikan kembali isi sebuah artikel yang ada di sebuah koran. Artikel adalah karya tulis yang dibuat untuk mengungkapkan argumen seorang penulis atas suatu fakta/data berdasarkan logika tersendiri. Lalu, pada aspek membaca kita dapat temui contohnya pada mengungkapkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada sebuah novel. Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dengan membaca sebuah novel maka kita akan mampu mengungkapkan unsur-unsur intrinsik (dalam) yang terkandung dalam novel tersebut. Dan yang terakhir adalah aspek menulis. Salah satu contoh yang kita temui pada aspek menulis adalah resensi. Resensi merupakan melihat kembali ,menimbang, menilai atau mereview (mengulas) sebuah buku dengan pendapat kita sendiri. Novel atau cerpen sering digunakan untuk menjadi bahan meresensi sebuah buku.

1.2. Masalah 1.2.1. Bagaimana cara menyimak sebuah pidato dengan baik dan benar? 1.2.2. Apakah langkah-langkah yang di perlukan dalam menyampaikan isi sebuah artikel? 1.2.3. Bagaimana cara menganalisis unsur-unsur intrinsik sebuah novel? 1.2.4. Apakah langkah-langkah yang diperlukan dalam meresensi sebuah novel? 1.3. Tujuan Tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah yakni: 1. Untuk mengetahui cara menyimak sebuah pidato. 2. Untuk mengetahui cara enyampaikan isi sebuah artikel secara ringkas. 3. Untuk mengetahui cara menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel. 4. Untuk mengetahui cara meresensi sebuah novel.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Menyimak Pidato. Pidato (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah (1) pengungkapan pikiran dl bentuk kata-kata yg ditujukan kpd orang banyak; (2) wacana yg disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Dan orang yang menyampaikan sebuah pidato disebut orator. Umumnya tujuan pidato terbagi menjadi 3 (tiga) yakni: 1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita secara suka rela. (persuasif) 2. Memberikan pemahaman atau informasi kepada orang lain. (informatif) 3. Membuat orang lain terhibur dengan pidato yang kita sampaikan. (rekreatif) Berdasarkan sifat dari jenis pidato, pidato terbagi menjadi 6 (enam) yaitu: Pidato pembukaan adalah pidato singkat yang dibawa oleh seorang pembawa acara atau MC. Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan suatu pertemuan. Pidato sambuatan adalah pidato yang disampaikan pada suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas Pidato peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. Pidato laporan adalah pidato yang berisi melaporkan suatu kegiatan. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi tentang laporan pertanggung jawaban. Untuk menyampaikan sebuah pidato dengan baik dan benar maka dibutuhkan metodemetode pidato, yakni: Metode menghafal merupakan metode menghafal pidato kata per kata. Metode serta merta merupakan metode membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Teknik ini digunakan dalam keadaan darurat yang tak terduga. Metode naskah merupakan metode menggunakan naskah pidato sebelumnya. Biasanya digunakan dalam pidato-pidato yang bersifat resmi. 3

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. Meskipun begitu, terkadang pidato yang disampaikan belum dapat disimak oleh para pendengar hal ini disebabkan karena beberapa faktor: 1. Suasana saat menyampaikan pidato tidak tenang. 2. Suara pembicara (orator) kurang jelas. 3. Topik pidato tidak menarik bagi audiens. Namun, hal itu dapat diatasi dengan berbagai tindakan berikut: 1. Menciptakan suasana yang tenang. Bila suasana menjadi tenang maka hambatan pembicara akan teratasi. 2. Cobalah untuk menerima apa pun topik pidato yang akan disampaikan karena segala sesuatu akan bermanfaat bagi kita. 3. Bila pidato yang disampaikan panjang, cukup mendengar garis besar yang ingin disampaikan oleh si orator. Berikut ini adalah contoh sebuah pidato: Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang saya cintai. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah. Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini. Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMP ini. Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu. Juga untuk teman-teman semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua, karena kita sudah bersama-sama selama 3 tahun ini. Tapi, tetap saya juga mendoakan teman-teman semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, 4

baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat mencapai cita-cita yang selama ini diangan-angankan. Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman-teman, doa saya menyertai teman-teman semua... 2.2. Menyampaikan Sebuah Artikel. Artikel memiliki 2 (dua) definisi yaitu: (1). Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan pendapat seorang penulis atas suatu fakta/data/ pendapat orang lain berdasarkan rangkaian logika tersendiri. (2). Tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Artikel sering kita jumpai pada media cetak seperti tabloid, koran dan majalah. Banyak topik yang diangkat sebagai tulisan artikel. Misalnya hobi, olahraga, kesehatan, fashion, kuliner,dan lain-lain. Artikel memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1. Ditulis dengan atas nama (by line story) 2. Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial 3. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca. 4. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual. 5. Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, komunikatif. 6. Singkat dan tuntas. 7. Orisinal. Selain memiliki karakteristik, artikel juga memiliki struktur-struktur/bagan-bagan yaitu: 1. Judul. 2. Alinea Pembuka (Lead), 3. Alinea Penjelas (Batang Tubuh/isi). 4. Alinea Penutup (Ending). 5

Tidaklah semua artikel dibaca oleh para pembaca. Pembaca lebih tertarik pada artikel yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Topik yang menarik. 2. Mengundang rasa penasaran. 3. Aktual. 4. Berkaitan dengan kegemaran atau profesi pembaca. Ketika ingin menyampaikan kembali isi sebuah artikel, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni: 1. Membaca artikel yang kita pilih. 2. Bacalah isi setiap paragraf yang terdapat di dalam artikel. 3. Kemudian, catatlah pokok pikiran/ide/gagasan utama yang terkandung dalam artikel tersebut. 4. Dan kembangkan kembali berdasarkan bahasamu sendiri. Berikut adalah contoh dari sebuah artikel sederhana: Teknologi 4G Teknologinya sampai saat ini belum ada di Indonesia namun beberapa vendor handphone sudah mulai melaunching produk mereka yang support dengan 4G, sebut saja Samsung , HTCdengan HTC EVO 4G-nya, iPhone 4G dan beberapa gadget seperti modem keluaran Qualcom yang akan support dengan teknologi 4G. Apa sebenarnya andalan dari teknologi 4G ini ? Nah, sebelumnya kita review dulu sejarah perkembangan teknologi nirkabel secara singkat. Sejarah Perkembangan Teknologi Nirkabel Generasi pertama: hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System). Generasi kedua: dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT. Generasi ketiga: digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi (high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.

Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5 yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori 2,5 G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 6

3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". Sebelum 4G, High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun). Teknologi 3G sendiri belum begitu lama launching di Indonesia, hot-hotnya sekitar tahun 2006. Teknologi ini memungkinkan kita untuk saling bertatapan muka sambil berkomunikasi via HP, berikutnya teknologi 3G berkembang menjadi 3.5G dengan kemampuan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan berkembang lagi ke 3.75G lewat teknologi HSUPA (High Speed Uplink Packet Access). Belum begitu lama wara-wiri muncul akan muncul lagi Teknologi nirkabel 4G (4 Generation Technology), apa saja keunggulannya ? Salah satu yang pasti kecepatan access jaringan nirkabel yang bisa mencapai 54 Mbps, bandingkan dengan HSDPA yang hanya mampu maksimal 14.4 Mbps. Salah satu teknologi yang akan mendukung 4G ini adalah Wimax , denganWimax jaringan 4G akan semakin luas jangkauannya karena 1 node (titik)Wimax bisa menjangkau radius hingga 50 Km sehingga anda bisa online dengan laptop dengan fasilitas WiFi dimana saja dan yang lebih hebatnya lagi teknologi Wimax ini memungkinkan perangkat (HP dan Laptop) dibawa dalam keadaan bergerak dengan kecepatan 150 - 200 Km/Jam sambil melakukan transfer data pada kecepatan 54 Mbps. Hebat bukan ?! Yang lebih utama lagi teknologi ini akan jauh sangat murah dibanding teknologi nirkabel saat ini. Wah, bisa-bisa kedepan Warkop, caffe dsb yang menyediakan fasilitas hotspot gulung tikar nih. 2.3. Novel dan Unsur-Unsur Intrinsik. Definisi Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orangorang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap pelaku. Novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk menggambarkan suasana. 2. Bersifat realistis artinya berupa tanggapan pengarang terhadap lingkungannya. 3. Bentuknya lebih panjang, umumnya lebih dari 10.000 kata. 4. Alur ceritanya cukup kompleks.

Setiap karya sastra, baik cerpen maupun novel mengandung unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur dalam yang membangun karya sastra. Unsur intinsik terdapat beberapa bagian yaitu: 1. Tema: permasalahan utama yang menjiwai seluruh cerita atau karangan. 2. Amanat: pesan yang ingin disampaikan oleh si pengarang kepada para pembaca. 3. Latar/setting: segala keterangan mengenai ruang, waktu dan suasana kejadian cerita. 4. Sudut pandang: posisi pengarang dalam ceritanya. Sudut pandang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu: Sudut pandang orang pertama. (aku) Sudut pandang orang ketiga. (kamu, dia) Sudut pandang campuran. 5. Tokoh: individu yang melakoni sebuah cerita. Tokoh terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu: protagonis (tokoh baik), antagonis (tokoh jahat), tritagonis (tokoh penengah). 6. Penokohan: cara pengarang menggambarkan tokoh dan pencitraan tokoh. Penokohan terbagi menjadi 2 yaitu: penokohan secara analitik (langsung) dan secara dramatik (tidak langsung). 7. Alur: jalannya suatu cerita dari awal hingga akhir. 8. Gaya bahasa: cara pengarang mengungkapkan cerita melalui bahasa yang digunakan. Gaya bahasa ini bisa berupa kiasan atau majas. Cara menganalisis unsur-unsur intrinsik pada novel adalah sebagai berikut: 1. Identifikasilah unsur-unsur intrinsiknya. 2. Jelaskan hubunganantar peristiwa yang terjadi pada novel itu. 3. Analisislah hal tersebut menurut sudut pandang anda atau berdasarkan teori yang anda pahami. 4. Tuliskan hasil analisis tersebut dalam bentuk tulisan esai atau kritik sastra.

Berikut adalah contoh dari sebuah Novel yang telah dianalisis unsur intrinsiknya: Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi Struktur dari novel Laskar Pelangi adalah : A. Tema Novel ini bertema tentang pendidikan. Namun terdapat pula sub-sub tema, seperti kemiskinan dan percintaan. B. Penokohan Novel ini terdiri dari beberapa tokoh yang membangun cerita. Terdapat lebih dari sepuluh tokoh yang ditampilkan.Tokoh tersebut terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel ini adalah Ikal(aku),Lintang dan Mahar sedangkan tokoh tambahanya adalah Syahdan, Kucai , Bore (samson), A Kiong, Harun, Trapani, Sahara, Flo serta guru mereka yaitu Bu Muslimah dan pak Harfan. Kesepuluh siswa ini dinamakan Laskar Pelangi. Penokohan dalam begitu kuat dan utuh. C. Latar Terdapat beberapa tempat yang menjadi latarnya, antara lain toko Sinar Harapan, : Sekolah Muhammadiah, Gedong, Sekolah PN, Sebuah jalan di pinggir rawa, pohon filicium, halaman kelenteng, podium kehormatan, Pangkalan Punai, tempat lomba cerdas cermat, masjid Al Hikmah, gunung Selumur, di atas perahu, pulau Lanun, bioskop, serta Zaal batu. Semua tempat ini berada di Belitong, kecuali sebagian toko buku buku ini yang berada di Jakarta yang mrenceritakan kehidupan tokoh utama menjadi tukang pos setelah ia dewasa. Latar juga berfungsi sebagi pendukung serta penjelas tema. Penggambaran waktu yang dipakai dalam novel ini berupa penunjukan jam, tingkat kelas yang ditempuh, senja, menjelang magrib, setelah subuh, pada waktu pagi, sore, di siang ini serta penyebutan hari. Novel ini bercerita tentang keadaan masyarakat di Belitong yang pada umumnya miskin. Belitong adalah nama sebuah pulau di Sumatera. Kemiskinan yang terjadi adalah sebuah potret ketidakmerataan dari distribusi kekayaan dari salah satu daerah terkaya di Indonesia. D. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang aku sebagai tokoh utama. Tokoh aku dan semua yang berhubungan dengan tokoh aku menjadi pusat 9 novel ini diceritakan bagitu lengkap,detail,dan menyeluruh sehingga karakter yang ditampilkan

cerita dalam novel ini. Pada akhir buku ini, tokoh aku berganti, dari yang semula Ikal menjadi Syahdan, yang juga termasuk dalam anggota Laskar Pelangi. E. Amanat Amanat yang terdapat dalam novel ini agar kita bersyukur dalam hidup, ajaran yang berpegang teguh pada agama serta kerja keras dan tekat yang pantang menyerah dalam mencapai cita- cita seperti yang diceritakan lewat perilaku para tokoh dalam novel ini. 2. Kejiwaan Tokoh Utama dalam Novel Laskar Pelangi A. Ikal Hal ini menunjukkan bahwa tokoh ikal dalam kejiwaanya id dapat dikalahkan dengan super ego. Pada dasarnya id adalah energi psikis yang hanya memikirkan kesenangan semata, sedangkan Superego adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya. Id yang hanya memikirkan diri sendiri, demi kepuasan pribadi ingin mengalahkan orang lain tanpa memandang dari segi apa pun. Tokoh aku tidak semata- mata ingin mengalahkan tokoh Lintang dari segi kecerdasan, apabila id yang dimiliki ikal sangat kuat mungkin saja ia akan membenci bahkan tidak mau berteman lagi denga teman sebangkunya itu karena merasa kalah, akan tetapi super ego mengalahkan adanya id. Tokoh Ikal yang jatuh cinta hanya kepada kuku- kuku tanpa mengetahui siapa pemiliknya termasuk dalan kepribadian id yang beroperasi seluruhnya pada tingkat ketidaksadaran. Id dibawa manusia sejak lahir, termasuk insting yang similiki Ikal tentang gadis yang dia cintai walau hanya melihat kuku- kukunya saja. Dia memiliki insting insting dan yakin jika gadis itu dicintainya bahkan gadis ini menjadi penyemangat hidupnya. Hal ini pengaruh dari id, ego dan super ego terintegrasi dengan baik dan beroprasi secara harmonis dengan hanya sedikit konflik. Tokoh Ikal tidak terlalu banyak konflik dikarenakan pengaruh dari id, ego dan super ego terintegrasi dengan baik. B. Lintang Ego adalah adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan baik dengan dunia nyata. Super ego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orang tua kepada anaknya lewat perintahperintah atau laranganlarangan. Super ego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau 10

salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini lintang memiliki id, yaitu kecerdasan yang sanagt luar biasa yang dia bawa sejak lahir ditambah dengan egonya yang menggebu- gebu. Semangatnya belajar guna menagngkat kelaurganya sang sangat minkin membuat dia sangat bersemangat belajar. Akan tetapi Super ego itu sendiri yang membuat Lintang tidak lagi sini dianggap sebagai aspek moral meneruskan id, dan egonya. Super ego di

kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Lintang tahu semangatnya bersekolah, itu benar dan baik dengan tujuan supaya nantinya dia tidak hanya menjadi nelayan seperti ayahnya. Akan tetapi keadaan yang memaksanya untuk memupus semua hasratnya itu.

2.4. Resensi Sebuah Novel. Resensi berasal dari bahasa Latin , yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali ,menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Bidang garapan resensi sangat luas . Ada tiga bidang garapan resensi, yaitu : a. Buku, baik fiksi maupun nonfiksi
b.

Pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, music atau kaset

c. Pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung. TUJUAN RESENSI Sebelum meresensi hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Tujuan pemuatan resensi buku yaitu :
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang

tampakdan terungkap dalam sebuah buku. 11

b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan

lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas

mendapatkan sambutan dari masyarakat atau tidak. d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seorang melihat buku yang baru terbit. e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan sebagai berikut : Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku. Setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi. Tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.

DASAR DASAR RESENSI a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku. b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat. c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yana menjadi

sasarannya:selera , tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain. d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi.

NILAI BUKU

12

Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menujukkan kelebihan dan kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argument terhadap pendapatnya, dan criteria criteria yang yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan . Akan tetapi, sasaran penilaian ( organisasi, isi, bahasa, dan teknik)itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih mendapatkan tekanan dari pada unsure yang lain. Hal yang patut diperhatikan sebaliknya tidak menggunakan salah satu unsure untuk menilai keseluruhan buku. Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan dengan karya-karya sejenis, baik yang ditulis olh pengarang itu sendiri mupun yang ditulis oleh pengarang lain.

BAHASA RESENSI Bahasa resensi biasanya bernas ( singkat, padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Disamping itu , penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redatur maupun oleh pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur dan pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita sebagai redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditinggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan kelemahan resensi kita.

KELEBIHAN RESENSI. A. Tidak basi,

13

Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti artikel, karangan khas (features), berita, resensi lebih tahan lama. Artinya , andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi , resensi itu masih dapat dikirim ke media lain. Demikian buku yang diresensi tidak harus buku yang baru terbit.kita boleh meresesnsi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah di muat di media yang akan dituju.pada umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang baru terbit. B. Menambah wawasan Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bias menilai apakah buku itu bermutu atau tidak. C. Keuntungan Finansial Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi saja, tetapi juga dari penerbit. Biasanya penerbit akan member beberapa buah buku baru untuk diresensi kalua resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi lumayan koleksi buku kita bertambah tanpa harus membeli.

POLA TULISAN RESENSI Ada 3 pola tulisan resensi buku yaitu a. Meringkas ( synopsis ) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. b. Menjabarkan ( deskripsi) berarti mengungkapkan hala-hal menjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip. c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:

Isi pernyataan atau meteri buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterprestasikan.

Organisasi atau kerangka buku. Bahasa. Kesalahan cetak 14

Membandingkan ( komparasi) dengan buku buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun pengarang lain.

Menilai, mencangkup kesan peresensi terhadap buku terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.

Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas dapat dipertukarkan. Satu hal yang terpenting , isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebuh dahulu. Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang tepat untuk menyajikannya.

LANGKAH-LANGKAH MERESENSI BUKU: a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi. Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku. Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, tebal ( jumlah bab dan halaman) , format hingga harga. Siapa pengarangnya: nama , latarbelakang pendiddikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana : ekonomi, teknik, politik, pendidikan , bahasa atau sastra. b. Membaca buku yang akan diresensi secar komprehensif, cermat, dan teliti. c. Menandai bagian bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data d. Membuat synopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut: Organisasi atau kerangka penulisan, bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.

15

Isi pernyataan, bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya.

Bahasa, bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutamauntuk buku ilmiah.

Aspek teknis, bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian, dan kebersihandan pencetakannya. Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis

besar ( outline ) resensi itu. kita tentukan sebelumnya.

Outline sangat membantu kita ketika menulis.

Mengkoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang

UNSUR-UNSUR RESENSI a. Membuat judul resensi Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan , tidak harus ditetapakan terlebih dahulu. b. Menyusun data buku Data buku biasanya disusun sebagai berikut Judul buku Pengarang Penerbit Tahun terbit beserta cetakannya Tebal buku Harga buku

c. Membuat pembukaan (lead) Pembukaan dapat dimulai dari : 16

Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja , dan prestasi apa saja yang diperoleh

Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendirimaupun oleh pengarang lain

Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang Memaparkan keunikan buku Merumuskan tema buku Mengungkapakan kritik terhadap kelemahan buku Mengungkapkan kesan terhadap buku Memperkenalkan penerbit Mengajukan pertanyaan Membuat dialog

d. Tubuh atau isi penyataan resensi buku Memuat hal-hal :

Sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis Ulasan singkat buku denga kutipan secukupnya Keunggulan buku Kelemahan buku Rumusan kerangka buku Tinjauan bahasa Adanya kesalahan cetak.

Berikut ini adalah contoh resensi pada sebuah novel:

17

LASKAR PELANGI

Judul buku: Laskar Pelangi. Pengarang: Andrea Hirata. Penerbit: PT Bentang Pustaka. Tahun terbit beserta cetakannya: 2006 Cetakan pertama: September 2005 Cetakan Kedua: Desember 2005 Cetakan Ketiga: Maret 2006 Cetakan Keempat: November 2006 Cetakan Kelima: Desember 2006 Cetakan Keenam: Februari 2007 Cetakan Ketujuh: Juni 2007 Cetakan Kedelapan: Juli 2007 Cetakan Kesembilan: September 2007 Cetakan Kesepuluh: Oktober 2007 Cetakan Kesebelas: Oktober 2007 Cetakan Keduabelas: Novemeber 2007 Cetakan Ketigabelas: November 2007 Cetakan Keempatbelas: November 2007 Tebal buku: 534 halaman; 20,5 cm Harga buku: Rp 58.650.

18

Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam Laskar Pelangi: Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.

Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.

Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.

Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu Padamu Negeri pada akhir jam pelajaran. Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.

19

Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik. Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan. Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan. Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan. Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas. 20

Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur Aku secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.

BAB III PENUTUP 3.1. 3.1.1. 3.1.2. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut: Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Keterampilan bahasa secara umum terdiri dari 4 (empat) aspek yakni: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut dapat diimplementasikan dalam berbagai hal yakni: Menyimak pidato (mendengarkan), menyampaikan kembali 21 isi sebuah atikel (berbicara),

menganalisis unsur-unsur intrinsik pada novel (membaca), dan meresensi sebuah novel (menulis). 3.2. 3.2.1. Saran-saran Bagi Pelajar a. Kembangkanlah kepada orang lain. 3.2.2. Bagi Guru a. Bimbinglah para pelajar agar lebih terampil dalam mengunakan 4 (empat) aspek keterampilan berbahasa. keterampilan bahasa. Sebab bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan

DAFTAR PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tatang, Atep dkk. 2009. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 2. Solo: Platinum. http://raraprasetyasblog.blogspot.com/2011/01/unsur-intrinsik-novel-laskarpelangi.html http://www.mediafire.com/?x3wjbhyz4jt http://blog.islam-download.net/contoh-contoh/contoh-artikel-menarik.html http://laskarpelangi.forumotion.net/t2-resensi-novel-laskar-pelangi

22

http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-danpersiapan-pidato-sambutan http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/05/teknik-penulisan-artikel/ http://www.definisionline.com/2010/11/pengertian-novel.html

23

Anda mungkin juga menyukai