Anda di halaman 1dari 35

VERTIGO PERIFER YANG DISEBABKAN OLEH BPPV (BENIGNA PAROXYMAL POSITIONAL VERTIGO)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Profesi Dokter Pada Bagian Stase Saraf di RSUD Karanganyar

Pembimbing : Dr. Listyo Asist, M.Sc, Sp.S Dr. Eddy Rahardjo, Sp.S

Diajukan Oleh : Yohana Lourensia, S.Ked J 500 080 050

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

CASE REPORT

VERTIGO PERIFER YANG DISEBABKAN OLEH BPPV (BENIGNA PAROXYMAL POSITIONAL VERTIGO)

Yang diajukan oleh :

Yohana Lourensia, S.Ked J500080050

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada tanggal

Oktober 2012

Pembimbing I dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp.S (..........................................)

Pembimbing II dr. Eddy Raharjo, Sp.S (..........................................)

Disahkan Ka Profesi FK UMS dr. Yuni Prasetyo, M.M.Kes (..........................................)

BAB I LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN Nama Umur : Bp. Waryo : 59 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Agama Pekerjaan MRS : Sidorejo, Pojok, Mojogedang : Islam : Pegawai swasta : 22 Oktober 2012

B. ANAMNESIS Alloanamnesis dan Auatoananmnesis dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012 Keluhan Utama Pusing berputar Riwayat penyakit sekarang : HMRS Pasien datang ke RSUD karanganyar dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari yang lalu,secara mendadak,sensasi pusing yang dirasakan seperti dunia yang berputar sampai pasien menutup matanya karena tidak kuat melihat objek (ruangan) yang seakan-akan berputar, dan pada saat serangan pasien mengeluhkan pandangannya mendadak buram karena efek dari pusing tersebut, diluar serangan pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pengelihatan, kemudian pasien banyak mengeluarkan keringat dingin disertai dengan mual muntah, cairan muntah sebagian berisi makanan, dan lendir berwarna kuning muda, pasien muntah sebanyak 3 kali. Durasi serangan pusing berputar yang dirasakan pasien berkisar selama kurang dari 5 menit. Pusing juga diperberat oleh perubahan posisi kepala atau badan, pusing terasa berkurang walaupun tidak hilang sama sekali bila penderita tidur berbaring terlentang. Tidak dijumpai gangguan 3

pendengaran (telinga berdenging), gangguan kesadaran (-), riwayat kelemahan, kesemutan dan baal pada lengan dan tungkai (-) Riwayat kesemutan dan baal sekitar mulut (-), gangguan menelan, mencong, pelo,gangguan berkomunikasi (-), Riwayat demam, batuk, pilek

sebelumnya (-), tidak didapatkan keluhan dalam BAB & BAK.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan yang sama (+) 1 tahun yang lalu Riwayat penyakit hipertensi (-) Riwayat penyakit diabetes melitus (+) Riwayat penyakit jantung (-) Riwayat sakit gigi (+) 2 tahun yang lalu Riwayat trauma kepala (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat keluhan yang sama (-) Riwayat penyakit hipertensi (-) Riwayat penyakit diabetes melitus (-) Riwayat penyakit jantung (-)

Anamnesis sistemik Serebrospinal demam (-), kejang (-) Kardiovaskuler Respirasi GIT diare (-) BAB normal Musculoskeletal Integumen : nyeri otot (-), kelemahan anggota gerak (-) : bintik merah (-) gatal (-) : nyeri dada (-) berdebar-debar (-) : batuk (-) pilek (-) sesak (-) : kesulitan menelan (-),mual (+), muntah (+) : penurunan kesadaran (-), pusing (+),

Urogenital

: BAK normal

C. RESUME ANAMNESIS Seorang laki-laki usia 59th, datang ke IGD RSUD KRA, dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari yang lalu (seperti dunia yang berputar) sampai pasien menutup matanya karena tidak kuat melihat objek (ruangan) yang seakan-akan berputar, pusing terjadi secara mendadak, pada saat serangan pasien mengeluhkan pandangannya mendadak buram karena efek dari pusing tersebut, diluar serangan pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pengelihatan, kemudian pasien banyak mengeluarkan keringat dingin disertai dengan mual muntah, cairan muntah sebagian berisi makanan,dan lendir berwarna kuning muda, pasien muntah sebanyak 3 kali. Durasi serangan pusing berputar-putar yang dirasakan pasien berkisar kurang lebih selama kurang dari 5 menit. Pusing diperburuk dengan perubahan posisi kepala atau badan, pusing terasa berkurang walaupun tidak hilang sama sekali bila penderita tidur berbaring terlentang.

D. PEMERIKSAAN FISIK Vital sign : T : 110/70mmHg N : 60 x/mnt R : 21 x/mnt S : 36,5 C

Kesadaran : Compos Mentis GCS (Mata, Bicara, Motorik) : E4 V 5M 6 Status Generalis Kepala : Bentuk dan ukuran normal, pupil isokor, reflek cahaya (+/+)

Mata : Konjungtivaanemis (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+, isokor Leher : Bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP dbn Dada Jantung Paru Inspeksi Palpasi : simetris, retraksi (-), : ketinggalan gerak (-), fremitus Inspeksi Palpasi : ictus cordis tak terlihat, massa (-) : teraba di SIC V linea

midclavicularis sinistra, kuat angkat (+). Perkusi kardiomegali. Auskultasi : bunyi jantung 1-2 reguler murni, : redup, kesan tak tampak

bising (-), gallop (-), murmur (-).

kanan kiri sama. Perkusi Auskultasi : sonor. : vesikuler, wheezing (-), ronki basah

(-), ronki kering (-). Abdomen Inspeksi : simetris, tidak ada darm contour,

tidak ada darm steifung, tidak ada bekas luka operasi. Auskultasi Perkusi : peristaltik usus normal : timpani tersebar merata di keempat

kuadran abdomen Palpasi : tidak teraba massa, terdapat nyeri

tekan pada daerah epigastrium Hati Limpa : pembesaran hati (-) : pembesaran limpa (-)

Status Psikis Cara berpikir : Baik Orientasi : Baik

Perasaan hati : Baik Tingkah laku : Normal Ingatan Kecerdasan : Baik : Baik

Status Neurologis Kepala Bentuk Nyeri tekan Simetris Leher Sikap Pergerakan Kaku kuduk Nyeri tekan Bentuk vertebra Bising karotis Bising subklavia Tes nafziger Tes valsava Tes brudzinski : (-/-) : (-/-) : (-) : (-) : (-) : Normal : Normal : Tidak ada : Tidak ada : Normal : Normal : (-) : Ya

Status Neurologis Nervi Cranialis N. I (Olfaktorius) Kanan Subjektif Dengan bahan N. II (Opticus) Kanan Daya penglihatan Pengenalan warna Medan penglihatan >3/60 N N Kiri >3/60 N N N N Kiri N N

N.III (Okulomotorius) Kanan Kiri N

Ptosis Gerakan mata ke

atas/medial/bawah Pupil Besar N (3 mm) N (3 mm)

Bentuk Ref. Cahaya langsung Refleks Konsensual Daya akomodatif Strabismus divergen Diplopia N. IV (Trochlearis)

Bulat,isokor + + N -

Bulat,isokor + + N -

Kanan Pergerakan lateral bawah Strabismus konvergen Diplopia mata ke

Kiri

N. V (Trigeminus) N N

Membuka mulut Menggigit

Sensibilitas Muka Refleks kornea Refleks bersin Refleks maseter Trismus

kanan kiri : + / + /+ + + + -

N. VI (Abdusens) Kanan Kiri

Pergerakan mata (ke lateral) Strabismus konvergen Diplopia N

N. VII (Facialis) +

Kerutan kulit dahi

10

Kedipan mata Lipatan naso-labial Sudut mulut Mengerutkan dahi Mengerutkan alis Menutup mata Meringis Menggembungkan pipi Tiks fasial Lakrimasi Daya kecap lidah 2/3 depan Bersiul Reflek visuopalpebra Reflek glabela Reflek aurikulo palpebra Tanda Myerson

+/+ +/+ N + + + + +/+ -/N/N N + N N N -

11

Tanda Chovstek

N. VIII (Acusticus) Kanan Kiri N N N N N

Detik arloji Suaraberbisik Tes Rinne Tes Schwabach Tes Webber

N N N N N

N. IX (Glosofaringeus) N Uvula di tengah + -

Daya kecap lidah 1/3 belakang Arkus faring Reflek muntah Tersedak Sengau

N. X (Vagus) Uvula di tengah

Arkus faring

12

Nadi Gangguan menelan Bersuara

N N

N.XI (Aksesorius) +/+ N +/+ eutrofi

Memalingkan kepala Sikap bahu Mengangkat bahu Trofi otot bahu

N. XII (Hipoglosus) N N + ( LURUS) + -

Sikap lidah Tremor lidah Artikulasi Menjulurkan lidah Kekuatan lidah Trofi otot lidah

13

Fasikulasi lidah Meningeal Sign Kaku kuduk Brudzinski 1 Brudzinski II Brudzinski III Brudzinski IV Kernig : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

Badan Trofi otot punggung Nyeri membungkukkan badan Kolumna vertebralis Trofi otot dada Palpasi dinding perut Gerakan Refleks dinding perut Refleks kremaster Anggota Gerak Atas Drop hand Eutrofi N Eutrofi Supel, distensi (-). NT (+) Bebas N -

14

Pitchers hand Warna kulit Claw hand Kontraktur Palpasi

Sawo matang Tak ada kelainan

Lengan atas Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Nyeri Termis Taktil Diskriminasi Posisi bebas/bebas 5/5 normotonus eutrofi N/N Normal N/N N/N N/N

Lengan bawah bebas/bebas 5/5 normotonus eutrofi N/N Normal N/N N/N N/N

Tangan bebas/bebas 5/5 normotonus eutrofi N /N Normal N/N N/N N/N

15

Anggota Gerak Bawah Drop foot Palpasi: oedem Kontraktur Warna kulit -/-/-/Sawo matang

Tungkai atas

Tungkai bawah

Kaki

Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Nyeri Termis Taktil Diskriminasi

bebas/bebas 5/5 normotonus eutrofi N/N N N/N N/N

bebas/bebas 5/5 normotonus eutrofi N/N N N/N N/N

bebas/bebas 5/5 normotonus eutrofi N/N N N/N N/N

16

Posisi Vibrasi

N/N N/N

N/N N/ N

N/N N/N

Patella

Achilles

Reflek fisiologis

+/+

+/+

Perluasan refleks

-/-

-/-

Refleks silang

-/-

-/-

Refleks patologis

Babinski

-/-

Chaddock

-/-

Oppenheim

-/-

Gordon

-/-

Schaeffer

-/-

Tes Laseugue Tes OConnel

: -/: -/17

Tes Patrick Tes Kontra patrick

: -/: -/-

Koordinasi gait keseimbangan Cara berjalan Tes Romberg Diadokokinesis Ataksia Disemetri Nistagmus : lambat/berhati-hati : (+) : (-) : (-) : (-) : (-)/(-)

Gerakan abnormal Clonus Tremor : (-) : (-)

Alat vegetative Miksi : normal

Defekasi : normal

RESUME PEMERIKSAAN FISIK Vital Sign : Vital sign : T : 110/70mmHg N : 60 x/mnt R : 21 x/mnt S : 36,5 C

Kesadaran : Compos Mentis GCS (Mata, Bicara, Motorik) : E4 V 5M 6 Status generalis : dbn

18

Nervi cranialis : VIII (N.Acusticus, Romberg test (+)) Kekuatan otot 5 5 Gerakan Bebas Bebas Tonus Normal Normal Klonus Reflek fisiologis + + Reflek Patologis + + Normal Normal Bebas Bebas 5 5

Pemeriksaan Laboratorium Hb Leukosit Eritrosit Hematokrit Trombosit GDS : 13,3 (12-16 g%) : 9,9 mm3 (5000-10000/mm3) : 4,02 juta/mm3(4,0-5,0 juta/mm3) : 35,8 vol% (37-43 vol%) : 223.000 (150000-300000 mm3) : 153 (sampai 150 mg/100ml)

19

Usulan pemeriksaan EEG EKG

Diagnosa Diagnosa Klinis Diagnosa Topis Diagnosa Etiologi Diagnosa Banding 1. Vertigo sentral 2. Meniere syndrome 3. Neuritis vestibular : pusing berputar : organon vestibular : vertigo perifer (BPPV)

20

Gejala Pusing berputar Awitan Gejala otonom (mual,muntah, keringat)

Vertigo perifer + Episodik ++

Vertigo sental + Kronik +

Gangguan pendengaran Perubahan mental/kesadaran

Sering Jarang

Jarang Sering

ketidakseimbangan Kompensasi

Ringan/sedang Cepat

Berat Lambat

21

BPPV

Meniere syndrome

Neuritis vestibular Vertigo hebat virus

Vertigo hebat Disebabkan karena adanya debris/partikel di canalis semicircularis

Vertigo hebat Idiopatik

Durasi serangan cepat /sebentar (<5 menit)

Durasi lama (berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari)

durasi lebih panjang

Disertai gangguan pendengaran

Disertai gangguan pendengaran

Tanpa diserta gangguan pendengaran

Gejala diperberat dengan perubahan posisi.

Gejala berat tanpa dipengaruhi

Gejala berat tanpa dipengaruhi

perubahan posisi perubahan posisi

22

Penatalaksanaan Umum Khusus Medikamentosa o Frego flunarizine 10 mg (2 dd 1) o Ondansetron iv 4-8 mg /6jam o Betahistine mesylate 6-12 mg o Ginkobiloba 40mg /0-1-0 o Piracetam 3gr/8 jam o Alprazolam 0,5 mg ( 2 dd 1) Infus Asering 20 tpm

Non medikamentosa o Latihan vertigo

Prognosis Death Disease Disability Discomfort Dissatisfaction : ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

FOLLOW UP 22 Oktober 2012 S : pusing berputar (seolah-olah tubuh dunia yang berputar), keringat dingin (+) , mual muntah (+), pandangan kabur pada saat serangan, tidak ada gangguan pendengaran, pusing diperberat dengan perubahan

23

posisi kepala atau badan dan pusing terasa berkurang walaupun tidak hilang sama sekali bila penderita tidur berbaring terlentang O : KU : CM Kepala: CA (-/-), SI (-/-) Leher : PKGB (-), JVP dbn Abdomen : Nyeri tekan (+) Thorax : Cor : SJ 1-2 int reg. BJ (-) Pulmo : SDV (+/+), Rhonci (-) Wheezing (-) Ekstremitas : akral hangat , sianosis (-/-) Meningeal sign : (-) N.cranialis: VIII (N.Acusticus, Romberg test (+))
Romberg test (+), nistagmus (-), Test weber : normal (tidak

ada lateralisasi), test rinne : normal (+), test schwabach: normal RF ++/++ RP - -/- Pmx Kekuatan Otot 555/ 555 555/ 555 Pmx tonus otot + +/ ++ Pmx klonus - -/ - -

VS : T : 110/80 mmHg, N: 60x/ menit R: 20x/ menit S:36,30 c A : Pusing berputar T : organon vestibular E : vertigo perifer (BPPV)

24

P : inf. Asering 20 tpm Frego flunarizine 10 mg (2 dd 1) ondansetron 4-8 mg /6jam Betahistine mesylate 6-12 mg Ginkobiloba 40mg /0-1-0 Piracetam 3gr/8 jam 23 Oktober 2012 S : pusing sudah berkurang, mual (+), muntah (-), keringat dingin (-) O : KU : CM Kepala: CA (-/-), SI (-/-) Leher : PKGB (-), kaku kuduk (-) Thorax: cor : SJ 1-2 int reg. BJ (-) Pulmo : SDV (+/+), Rhonci (-) Wheezing (-) Abdomen : NT (-) Ekstremitas : akral hangat , cyanosis (-/-) Meningeal sign : (-) N.cranialis: VIII (N.Acusticus, Romberg test (+)) Romberg test (+), nistagmus (-),Test weber : normal (tidak ada lateralisasi), test rinne : normal (+), normal schwabach: normal RF ++/++ RP - -/- Pmx Kekuatan Otot 555/ 555 555/ 555 Pmx tonus otot + +/ ++ Pmx klonus - -/ - VS : T : 120/70 mmHg, N : 64x/ menit R : 21x/ menit S: 36,50 C test

25

A : Pusing berputar T : organon vestibular E : vertigo perifer (BPPV)

26

BAB II PEMBAHASAN

Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian. Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan system keseimbangan.

A. Definisi Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.

B. Jenis vertigo Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga

keseimbangan. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo perifer antara lain penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional

27

vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran). Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil) misalnya seperti stroke vertebrobasilar, trauma, migren basilar, neoplasma, degenerasi spinosereblar.

C. Patofisiologi Setiap individu mampu berorientasi dengan lingkungan sekitar

disebabakan adanya informasi yang datang dari indra. Tetapi apabila terjadi hal yang menyimpang, unit pemroses sentral tidak dapat memproses informasi secara wajar yang akhirnya memberikan tanda peringatan. Tanda tersebut dapat dalam bentuk yang disadari, seperti : 1. Bersumber dari pusat vertibular ialah vertigo 2. Bersumber dari sistem saraf otonom ialah mual, muntah. 3. Bersumber dari sistem motorik ialah rasa tidak stabil yang tidak disadari : terutama bersumber dari otot mata yaitu timbulnya nistagmus.

D. Diagnosis Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba. Untuk menguji keseimbangan kita dapat mengujinya dengan test Romberg. 28

1. Romberg test : a. Pemeriksa berada dibelakang pasien b. Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di dada, kedua mata terbuka diamati selama 30 detik c. Setelah itu pasien diminta menutup mata selama dan diamati selama 30 detik d. Jika pada keadaan mata terbuka pasien sudah jatuh berarti kelainan pada cereblum e. Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi berarti kelainan di vestibular/propioseptif. 2. Test romberg dipertajam a. Pemeriksa berada dibelakang pasien, tumit pasien beada didepan ibu jari kaki yang lainnya. b. Pasien diamati 30 detik dalam keadaan mata terbuka, kemudian pasien menutup mata dan diamati selama 30 detik. c. Interpretasi = test Romberg 3. Test past pointing a. Pada posisi duduk, pasien diminta untuk mengangkat suatu tangan dengan jari mengarah ke atas b. Jari pemeriksa diletakkan didepan pasien, pasien diminta dengan ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa beberapa kali dengan mata terbuka c. Setelah itu dengan cara yang sama dengan mata tertutup 4. Test fukuda a. Pemeriksa berada dibelakang pasien, tangan diluruskan ke depan, mata pasien ditutup. b. Pasien diminta berjalan ditempat 50 langkah. Test Fukuda dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi > 300 atau maju/mundur > 1 meter c. Test fukuda ini menunjukkan lokasi kelainan disisi kanan atau kiri.

29

5. Dix-Halipke test a. Pasien menoleh 450 ke satu sisi, setelah itu pasien dijatuhkan sehingga kepala menggantung 150 di bidang datar. Diamati adakah nistagmus atau tidak. Kemudain pasien tegak kembali dan diamati adakah nistagmus atau tidak b. Hal yang sama dilakukan kembali pada sisi yang lainnya.

E. Terapi 1. Betahistine mesylate (merislon) Senyawa betahistine yang dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Betahistine mesylate dapat diberi dengan dosis 6-12 mg. 3x seharimaksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa dosis sehari. Efek samping betahistine ialah gangguan dilambung, rasa enek dan sesekali rash di kulit. Hati-hati menggunakannya pada penderita dengan riwayat tukak lambung dan asma bronchial. 2. Dimenhydrinate Lama kerja obat ini adalah 4-6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral (intramuscular atau intravena). Dapat diberi dengan dosis 25-50 mg, 4x sehari. Efek samping nya adalah mengantuk.

Benigna paroxysmal positional vertigo BPPV adalah vertigo yang timbul bila kepala mengambil posisi atau sikap tertentu.diantara vertigo yang berasal dari kelainan perifer, maka BPPV lah yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 30 %. BPPV merupakan suatu sindrom yang paling sering dijumpai pada usia decade ke-5 dan ke-6, dan insiden meningkat 38% pada decade berikutnya: wanita agak lebih sering daripada pria. BPPV juga jarang ditemui pada anak-anak atau orang yang sangat tua. BPPV ialah suatu gerakan vestibular perifer yang

menyebabkan serangan vertigo yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 1 menit. Biasanya penderita mengeluhkan vertigo yang menghilang setelah

30

beberapa detik bila ia tidak menggerakan kepalanya lagi. Serangan sering terjadi di pagi hari bila ia bangun dari tempat tidur atau berguling. Dapat juga terjadi bila ia merebahkan diri di tempat tidur, atau menggerakan kepala nya ke belakang atau bila ia mengadah.

Etiologi Pada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui. Beberapa kasus BPPV dijumpai setelahjejas atau trauma kepala atau leher, infeksi telinga tengah, atau operasi stapedektomi. Banyak kasus BPPV yang timbul spontan, disebabkan oleh Kristal kalsium karbonat (otoconia) yang berpindah tempat dari macula urtikel ke bejana semi sirkular posterior. Otoconia mengapung bebas di bejana semisirkular (canalithiasis) atau oleh otoconia yang melekat pada capsula (capulalithiasis) yang pindah dari macula urtikel jatuh ke bejana semisirkular posterior.

31

BAB III ANALISA KASUS

Gejala

Vertigo perifer

Vertigo sentral

Gejala pasien

Kejadian

Mendadak

perlahan

Mendadak

Gejala vertigo

Objektif

Subjektif

Objektif

Ketidakseimbangan

Ringan

Berat

Ringan

Gangguan pendengaran

Sering

Jarang

Perubahan mental/kesadaran

Jarang

Kadang-kadang

Mual muntah

+ Vertigo perifer

32

BPPV

Menier syndrome

Neuritis vestibular

Gejala pasien

Vertigo hebat

Vertigo hebat

Vertigo hebat durasi lebih panjang

Vertigo hebat Berlangsung cepat kurang dari 5 menit

Berlangsung cepat / sebentar < 5 Durasi lama menit (berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari) Disertai gangguan pendengaran Disertai gangguan pendengaran

Tidak disertai gangguan pendengaran

Tidak disertai gangguan pendengaran

Gejala diperberat dengan perubahan posisi.

Gejala berat tanpa dipengaruhi perubahan posisi

Gejala berat tanpa dipengaruhi perubahan posisi

Gejala diperberat dengan perubahan posisi

BPPV

Salah satu penyebab vertigo perifer adalah BPPV (Benigna Paroxymal Posisitonal Vertigo). BPPV ialah suatu gangguan vestibular perifer yang menyebabkan serangan vertigo yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 5 menit. Serangan dapat terjadi bila ia merebahkan diri ke tempat tidur atau menggerakan kepalanya kebelakang atau bila ia mengadah. Pasien juga mengeluhkan gangguan keseimbangan dan mengalami kesulitan bila ia berjalan.

33

DAFTAR PUSTAKA

Harsono., 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Kelompok studi vertigo., 2012. Modul Workshop Vertigo. Perdossi Lumbantobing, S.M., 2000. Neurologi klinik. Jakarta : FKUI Lumbantobing, S.M., 2011. Neurogeriatri. Jakarta : FKUI Sidharta, P., 2008. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

34

Harsono., 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Kelompok studi vertigo., 2012. Modul Workshop Vertigo. Perdossi Lumbantobing,S.M., 2011. Neurogeriatri. Jakarta : FKUI. Lumbantobing, S.M., 2000. Neurologi klinik. Jakarta : FKUI, pp. 64-66 Sidharta, P., 2008. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta : Dian Rakyat.

35

Anda mungkin juga menyukai