Anda di halaman 1dari 29

1

A. Judul Program Sabun Kecantikan dari Inovasi Minyak Jagung dan Minyak Kedelai. B. Latar Belakang Masalah Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya, yaitu sebagai pencuci. Berbagai jenis sabun ditawarkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari sabun cuci (krim dan bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair), serta sabun pembersih peralatan rumah tangga (cair dan krim). Sabun mandi cair ini merupakan produk yang strategis, karena saat ini masyarakat modern suka produk yang praktis dan ekonomis. Untuk mengawali bikin sabun cair cukup mudah dengan mengetahui sifat dan fungsi masing-masing bahan sabun cair.. Membuat sabun sebetulnya bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu sulit untuk dilakukan karena selain mudah pengerjaannya, biaya pembuatannya pun relatif murah dengan bahan-bahan yang mudah pula didapat. Mengingat hal tersebut dan perannya yang begitu penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari membuat sabun sendiri dapat dipandang sebagai suatu kegiatan ekonomi yang bisa cukup menguntungkan, baik untuk penghematan maupun untuk menambah penghasilan bila dikelola dengan baik dalam bentuk industri rumah tangga. Perluasan merek (brand extension) merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga keutuhan citra merek dimata konsumen. Strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah kenal sebelumnya), sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen karena dari perspektif konsumen merek yang terpercaya merupakan jaminan atas konsistensi kinerja suatu produk yang dicari konsumen ketika membeli produk atau merek tertentu. Tabel 1.1 Brand Value Sabun Mandi Padat 2009-2011 (dalam persen) Merek Lifebuoy Lux Nuvo Brand Value 2009 39,4 29,0 8,4 Brand Value 2010 48,4 31,8 15,4 Brand Value 2011 285,5 159,5 51,8

Tabel 1.2 Brand Value Sabun Mandi Cair 2009-2011 (dalam persen) Merek Lifebuoy Lux Nuvo Brand Value 2009 28,0 36,1 1,7 Brand Value 2010 37,4 39,0 18,6 Brand Value 2011 190,5 238,3 46,6

Sumber : Mahasiswa Ilmu Komputer USU Studi kasus Analisis Sensitifitas Respon Konsumen Pada Perluasan Merek (brand extension) Sabun Mandi Merek Lifebuoy (273-2012)

Gambar 1.1 Brand Value Sabun Mandi padat dan Cair pada tahun 2009-2011 Mengapa sebagian orang beralih ke sabun mandi cair ? Kelebihan sabun mandi cair bila dibanding dengan sabun mandi padat, diantaranya sebagai berikut: 1. Praktis, karena sabun mandi cair tersedia dalam bentuk kemasan botol, sehingga dapat mudah di bawah kemana-mana. 2. Mudah larut di air ( bathtub ), lalu di obok-obok sebentar langsung berbusa dan digunakan untuk mandi berendam. 3. Mudah berbusa dengan menggunakan spon kain, dengan begitu dapat menghemat sabun mandi cair.

4. Kesehatannya (kontaminasi terhadap kuman bisa dihindari) bisa menjamin bila dibandingkan sabun mandi padat yang dipegang banyak orang alias dipakai ramai-ramai. Dalam pembuatan sabun cair, proses pencampuran merupakan salah satu proses yang penting dan sering dijumpai dalam sebagian besar industri. Pada proses inilah sebagian besar produk dihasilkan. Mesin yang biasa digunakan unuk proses pencampuran ini disebut alat mixing. Bila dilihat dari segi fungsinya, alat mixing dapat digolongkan sebagai mesin pengolah. Proses pencampuran dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk uniform dari beberapa konstituan baik liquid, solid (pasta) dan liquid-gas. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna. C. Perumusan Masalah Dalam pembuatan sabun harus memperhatikan komposisi bahan yang digunakan karena mempengaruhi kualitas produk yang disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahan baku utama sabun tersebut adalah asam lemak dari minyak jagung dan kedelai, dengan menggunakan kedua minyak tersebut campuran ataupun masing-masing minyak, bagaimana kualitas produk yang dihasilkan? Dan juga produk samping yang berupa gliserol apakah mempunyai peranan penting? D. Tujuan Program Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas produk sabun kecantikan yang sesuai dengan SNI agar dapat dimanfaatkan bagi masyarakat luas. E. Luaran Yang Diharapkan Hasil penelitian ini berupa produk sabun kecantikan yang berasal dari asam lemak nabati yaitu minyak jagung dan kedelai yang mempunyai kelebihan masing-masing untuk kulit manusia. Diharapkan informasi ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dan akan dikembangkan serta di scale-up oleh industri kecantikan, yang saat ini masih menggunakan minyak kelapa sawit. Hasil penelitian tersebut akan dituangkan sebagai : 1. Artikel ilmiah dalam jurnal nasional. 2. Laporan penelitian.

3. Hak Kekayaan Ilmiah (HKI) F. Kegunaan Program Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui peranan minyak jagung dan minyak kedelai dalam industri kecantikan. G. Tinjauan Pustaka

G.1 Pengertian Sabun Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Surfaktan (surface active agents) merupakan senyawa aktif yang digunakan untuk menurunkan energi pembatas yang membatasi dua cairan yang berbeda tingkat kepolarannya dan tidak saling larut (Matheson, 1996). Sabun mandi adalah garam natrium atau kalium dari asam lemak yang berasal dari minyak nabati dan atau lemak hewani. Sabun tersebut dapat berwujud padat, lunak atau cair, berbusa dan digunakan sebagai pembersih (Kmikaze, 2002). Kirk et al, (1954) menyatakan bahwa sabun bahan yang digunkan digunakan untuk tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C12-C18 dan sodium atau potassium. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal sebagai sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun lemak (soft soap) (Kirk et al, 1954). Sabun yang dipasarkan di masyarakat mempunyai nilai pH 7 hingga 9,2 sabun dapat meningkatkan pH permukaan kulit. Semakin netral dan alkalin sabun akan membuat kulit relatif lebih alkalin, yang mengundang pertumbuhan Propionibacterium. Jumlah Propionibacterium secara signifikan dihubungkan dengan pH kulit 14. Oleh sebab itu lebih baik untuk menggunakan sabun dengan pH yang lebih rendah, khususnya untuk orang rentan terhadap jerawat. Menjaga pH kulit sangat penting untuk mengontrol jumlah bakteri di permukaan kulit pada pasien dengan jerawat (almazini, 2009). Bahan yang banyak dijumpai untuk pembuatan sabun cair adalah Sodium Lauril Sulfat (SLS) adalah senyawa surfaktan. Surfaktan ini bentuknya jel yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran. Selain itu terdapat pula Dietanolamida (DEA) adalah surfaktan nonionik yang dihasilkan dari minyak atau lemak. Di dalam kosmetika, DEA berfungsi sebagai surfaktan dan zat pestabil busa (Wade dan Weller, 1994). William and Schmitt (2002) menyebutkan dietanolamida sebagai penstabil busa yang paling efektif. Dietanolamida tidak pedih di mata, mampu meningkatkan tekstur kasar busa serta dapat mencegah proses penghilangan minyak secara berlebihan pada kulit dan rambut (Suryani et al., 2002).

Reaksi saponifikasi dan struktur dasar senyawa sabun yang dihasilkan ialah sebagai berikut:

Gliserol merupakan bahan baku yang secara luas digunakan dalam industri,antara lain: Industri farmasi, Industri bahan makanan dan monogliserida, Industri sabun dan pastagigi, Industri bahan peledak, Industri rokok, Industri kimia lain (Alkil resin, Cellophone,pelumas,keramik,produk fotografi dan kosmetik) Gliserin merupakan produk samping pemecahan minyak atau lemak untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin diperoleh sebagai hasil samping pembuatan sabun atau dari asam lemak tumbuhan dan hewan, berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa yang manis. Menurut Mitsul (1997), gliserin telah lama digunakan sebagai humektan. Humektan (moisturizer) adalah skin conditioningagent yang dapat meningkatkan kelembaban kulit (george dan Serdakowski, 1996). Fungsinya sebagai komponen higroskopis yang mengandung air dan mengurangi jumlah air yang meninggalkan kulit.

G.2

SNI 06=4085-1996 Sabun Mandi Cair Standar ini meliputi definisi, jenis, syarat mutu, cara uji..

G.2.1 Ruang lingkup G.2.2 Definisi Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang ditjinkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. G.2.3 Jenis Jenis S Jenis D G.2,4 Syarat mutu Syarat mutu sabun mandi cair sesuai dengan tabel : : sabun mandi cair dengan bahan dasar sabun : sabun mandi cair dengan bahan dasar deterjen

(pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2006-4085-1996.PDF 18/7/2012)

G.2.5

Cara Uji Pengukuran pH menggunakan pH meter yang terdiri dari gabungan elektroda gelas hidrogen sebagai standar polimer dan elktroda kalomel reference sebagai pasangan elktroda ini, akan menghasilkan perubahan tegangan 59.1 mv/pH unit pada 25C. Cara kerja : Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer pH. lakukan setiap saat akan melakukan pengukuran. Celupkan elektroda yang telah dibersihkandengan air suling kedalam contoh yang akan diperiksa (direndam dalam air es) pada suhu 25C. Catat dan baca nilai pH pada skala pH meter yang ditunjukkan jarum skala.

G.2.5.1 pH

G.2.5.2 Alkali bebas Menitar alkali bebas dalam contoh dengan larutan baku asam. Cara kerja : Timbang contoh sekitar 5 gr, masukkan erlenmeyer tutup asah 250 ml. Tambahkan 100 ml alkohol 96 % netral, batu didih serta beberapa tetes larutan penunjuk phenol phtalein. Panaskan diatas pemanas air memakai pendingin tegak selama 30 menit mendidih. Bila larutan berwarna merah, kemudian titar dengan larutan HCI 0,l N dalam alkohol sampai warna merah tepat hilang.

G.2.5.3 Bahan Aktif Asam lemak jumlah dihasilkan dari hidrolisa lemak maupun asam lemak bebas dalam suasana asam. Cara kerja : Timbang 10 g contoh, masukan kedalam gelas piala kemudian tambahkan 50 ml air suling, beberapa tetes larutan penunjuk metil jingga

dan asam klorida 10 % sampai semua lemak dibebaskan yang ditunjukkan dengan timbulnya warna merah. Masukkan larutan dalam corong pemisah. bila ada endapan jangan dimasukkan kedalam corong pemisah. Larutan diendap tuangkan dengan pelarut petroleum eter atau dietil eter atau heksana, diulangi sampai pelarut berjumlah lebih kurang 100 ml. Pelarut dikocok dan dicuci dengan air suling sampai tidak bereaksi asam (lihat dengan kertas kongo). Pada tiap pencucian dipakai 10 ml air suling. Pelarut dikeringkan dengan Natrium sulfat kering, saring dan masukkan kedalam labu lemak yang telah diketahui bobotnya beserta batu didih (W1). Pelarut disuling dan labu lemak dikeringkan pada suhu 105C sampai bobot tetap (W2).

G.2.5.4 Bobot Jenis Perbandingan bobot contoh dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama. Cara kerja : Bersihkan piknometer dengan cara membilas dengan aseton kemudian dengan dietil eter. Keringkan piknometer dan timbang. Dinginkan contoh lebih ke dalam piknometer yang terendam air es, biarkan sampai suhu 25C dan tepatkan sampai garis tera. Angkat pinometer dari dalam rendaman air es. diamkan pada suhu kamar dan timbang. Ulangi pengerjaan tersebut dengan memakai air suling sebagai pengganti contoh. G.2.5.5 Angka lempeng total Perhitungan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan dalam pembenihan yang cocok selama 24 - 48 jam pada suhu 35 IC. Pengencer dan pembenihan Bufferedpeptone water (BPW): Cara kerja :

10

Disiapkan alat-alat untuk penyiapan contoh ),ang sudah steril atau dapat disterilkan menggunakan api bunsen setelah lebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70%. Caraterahir dilakukan sesaat sebelum pengujian berlangsung.

Untuk wadah plastik, pada bagian yang akan dibuka dibersihkan dengan alkohol 70 %, kemudian dibuka decara aseptik. Lakukan homogenisasi contoh dengan memipet 25 ml contoh masukan ke dalam erlenmeyer atau wadah lain yang sesuai, yang telah berisi 225 mllarutan pengencer hingga diperoleh pengenceran I:10 . Dikocok dengan baik kemudian dilanjutkan denghan pengenceran yang diperlukan

Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran kedalam cawan petri steril secara simplo dan duplo. Kedalam setiap cawan petri tuangkan sebanyak 12 -15 ml media pCA yang telah dicairkan yang bersuhu 45 1C dalam waktu 15 menit dari pengenceran pertama.

Goyangkan cawan petri dengan hati-hati (putar dan goyangkan ke depan dan ke belakang serta ke kanan dan ke kiri) hingga contoh tercampur rata dengan perbenihan.

Kerjakan pemeriksaan blangko dengan mencampur air pengencer dengan perbenihan untuk setiap contoh yang diperiksa. Biarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku. Masukan semua cawan petri dengan pososi terbalik kedalam lemari pengeram (inkubator) dan inkubasikan pada suhu 351 C selama 24 -48 jam.

Catat pertunrbuhan koloni pada setiap cawan yang mengadungZl - 250 koloni setelah 48 jam. Hitung angka lempeng total dalam 1 gram atau I ml contoh dengan mengalihkan jumlah rata-rata koloni pada cawan debgan faktor pengenceran yang digunakan (sesuai).

Cara menghitung dan menyatakan hasil sebagai berikut : Pilih cawan petri (simplo dan duplo) dari satu pengenceran yang menunjukan jumlah koloni antara2l - 250 setiap cawan.

11

Hitung semua koloni dalam cawan petri dengan menggunakan alat penghitung koloni (colony counter). Hitung rata-rata jumlah koloni dan kalikan dengan faktor pengenceran Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per milimeter atau gram. Jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau lebih besar dari 250, hitung rata-ratajumlah koloni, kalikan dengan faktor pengenceran dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per milimeter atau gram.

Jika jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap dua cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi ke dalam 2,4 atau 8 sektor. hitung jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah koloni dalam satu cawan petri, hitung rata-ratajumlah koloni dan kalikan dengan faktor pembagi dan pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per milimeter atau gram.

Jika dalam I /8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka jumlah koloni yang terdapat : 8 x 200 (1600), dikalikan dengan faktor pengenceran dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per milimeter atau gram lebih besar dari jumlah yang didapat ( > 1600 x faktor pengenceran).

Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nnyatakan jumlah bakteri perkiraanlebih kecil dari I dikalikan pengenceran yang terendah ( < 10 ).

Menghitung koloni perambat (spre ader), ada tiga macam perambatan pada koloni. yaitu : 1) Merupakan rantai yang tidak terpisah-pisah. 2) Perambatan yang terjadi diantara dasar cawan petri dan perbenihan. 3) Perambatan yang terjadi pada pinggir atau permukaan perbenihan.

Kalau terjadi hanya satu perambatan (seperti rantai) maka koloni dianggap satu. Tetapi bila satu atau lebih rantai terbentuk dan yang berasal dari sumber yang terpisah-pisah dihitung sebagai 1 (satu) koloni Bila 2 dan 3 terjadi maka sebaiknya pemeriksaan diulangi karena koloni dalam keadaan semacam ini agak sukar dihitung. Cara menghitung dan membulatkan angka :

12

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya dua angka penting yang digunakan yaitu angka pertama dan angka kedua (dimulai dari kiri) sedangkan angka yang ketiga diganti dengan nol apabila kurang dari lima dan apabila lima atau lebih dijadikan satu yang ditambahkan pada angka yang kedua. Contoh : 523.000 dilaporkan sebagai 520.000 ( 5,2 x 105) 83.600 dilaporkan sebagai 84.000 ( 8,4 x 105) G.3 Komposisi Sabun Kecantikan G.3.1 Air Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air, misalnya garam-garam disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air, misalnya lemak dan minyak disebut sebagai zat-zat "hidrofobik". Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Air 28/9/2011) Sifat fisis : Berat molekul Titik lebur Titk didih Berat jenis : 18 gr/mol : 0 oC : 100 oC : 1,004 gr/ml

Tidak berbau,tidak berwarna dan tidak berasa. Merupakan pelarut universal ( Reff :Perry, 1985 )

13

Sifat kimia : Terdiri dari 1 atom hydrogen dan 1 atom hidroksida Dengan ethyl alcohol menghasilkan asam asetat dan alcohol Bersifat netral dengan Ph = 7 Sebagai zat penghidrolisa ( Reff : Fiesher L and Fiesher M, 1951 ) G.3.2 Minyak Kedelai Lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95 persen, sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol. Minyak kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga sangat baik sebagai pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh yang tinggi seperti mentega dan lemak babi. Hal ini berarti minyak kedelai sama seperti minyak nabati lainnya yang bebas kolestrol, seperti yang ditunjukkan dalam komposisi dari minyak nabati dibawah ini. Tabel 2.1 Komposisi Kimia Minyak Kedelai Asam Lemak Tidak Jenuh (85%) Asam linoleat (C17H31COOH) Asam oleat (C17H33COOH) Asam linolenat (C17H29COOH) Asam arachidonat Asam lemak jenuh (15%), terdiri dari : Asam palmitat (C15H31COOH) Asam stearat (C17H35COOH) Asam arschidat Asam laurat (C11H23COOH) Fosfolipida Lesitin Jumlah (%) 15-64 11-60 1-12 1,5 7-10 2-5 0,2-1 0-0,1 Jumlahnya sangat kecil (trace) 33

Tabel 2.2 Sifat Fisik-Kimia Minyak Kedelai

14

Karakteristik Bilangan asam Bilangan penyabunan Bilangan Iodium Bahan yang tak tersabunkan Indeks bias (C) Bobot jenis (25/25C) G.3.3 Minyak Jagung

Nilai 0,3-3,000 189-195 117-141 0,5-1,6 1,471-1,475 0,916-0,922 (Reff : Minyak dan Lemak Ketaren)

Minyak jagung diperoleh dari biji tanaman atau Zea mays L, yaitu pada bagian inti biji jagung (kernel) atau benih jagung. Inti biji jagung ini memiliki kandungan minyak jagung sebanyak 83% dengan kelembaban 14%. Kandungan asam lemak minyak jagung yang paling banyak adalah asam linoleat C18:2 (asam lemak tak jenuh). Minyak jagung memiliki warna merah gelap dan setelah dimurnikan akan berwarna kuning keemasan. Komposisi asam lemak minyak jagung, adalah Meristat (CH3CH24COOH) 0,1 %, Palmitat (C15H31COOH) 8,1 %, Stearat (C17H35COOH) 2,5 %, Oleat (C17H33COOH) 30,1 %, Linoleat (C17H31COOH) 56,3 %, Asam di atas C-18 1,7%. (http://www.scribd.com/doc/24002965/LAPORAN-STABILITAS-MINYAK 13/12/2011) Tabel 2.3 Sifat Fisik-Kimia Minyak Jagung Karakteristik Bilangan Asam Flavor Bilangan penyabunan Bilangan Iodium Bilangan Hehner Titik cair (F) Titik bakar (F) Bobot jenis pada suhu kamar Nilai 0,040-0,100 Lembut 189-191 125-128 93-96 4-12 590-700 0,918-0,925

Tabel 2.4 Komposisi Minyak Jagung Komponen Total tri gliserid Bahan tidak tersabunkan Total Sitosterol Asam lemak (% dari total asam) Jumlah (%)

1,26-1,63 0,92-1,08

15

Asam lemak jenuh Palmitat Stearat Asam lemak tidak jenuh Linoleat Oleat 56,3 30,1 (Reff : Minyak dan Lemak Ketaren) 8,1 2,5

G.3.4 Kalium hidroksida (KOH) Kalium hidroksida (KOH) dikenali sebagai potasy kaustik, dan kalium hidrat. Sifat-sifat Basa : a. Kaustik; b. Rasanya pahit; c. Licin seperti sabun; d. Nilai pH lebih dari air suling; e. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru; f. Dapat menghantarkan arus listrik. g. Larut dalam air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_hidroksida.htm 13/12/2011) G.3.5 Texapon (Sodium Lauril Sulfat/SLS C12H25SO4Na) Texapon ini nama merk dagang dengan nama kimia Sodium Lauril Sulfat (SLS). Senyawa ini adalah surfaktan. Texapon ini bentuknya jel yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran. ( Reff : www.tenangjaya.com/Sabun 28/9/2011)

G.3.6 Comperland (Cocamide diethanolamine CH3(CH2)nC(=O)N(CH2CH2OH)2) Comperland ini bentuknya cairan kental yang berfungsi sebagai pengental dan penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil. ( Reff : www.tenangjaya.com/Sabun 29/9/2011) G.3.7 Pewarna Pewarna yang digunakan untuk sabun cair adalah pewarna alami (daun pandan/kunyit). Fungsinya untuk memperindah tampilan sabun cair sehingga penampilannya lebih menarik.

16

G.3.8 Parfum Parfum untuk sabun cair adalah lavender. Pemilihan Jenis Parfum ini sangat menentukan keberhasilan penjualan dan nyamuk anti aroma lavender, karena selain aromanya yang khas, hasil dari cucian juga masih ada kesegaran aroma parfum yang dipakai. Pemilihan parfum cukup bervariasi, tergantung aroma jenis apa yang disukai oleh konsumen. G.4 Homogenizer Homogenizer berfungsi untuk memecah globula-globula lemak agar ukurannya seragam/homogen. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengalirkan produk melalui celah dengan tekanan tertentu. Aliran dari celah ini mengakibatkan terjadinya hambatan aliran produk sehingga terjadi gesekan antara globula lemak. Karena adanya perbedaan tekanan pada aliran maka akan terbentuk gelembunggelembung uap yang kemudian pecah dan memperkecil ukuran globula lemak. Prosedur Pemasangan Alat : 1. Letakkan alat pada ketinggian dan permukaan yang rata agar tidak terjadi vibrasi dan jatuh. 2. Jangan memasang pada tempat berbahaya (misal : ruangan yang mudah terbakar). 3. Jangan dioperasikan di luar ruangan, hindari sinar matahari dan hujan. 4. Jangan dipasang di tempat yang lembab atau berdebu, karena dapat mengakibatkan overheating 5. Jangan menggunakan alat pada suhu di bawah 15 0C dan di atas 35 0C. 6. Jangan menempatkan alat pada ruangan bertemperatur tinggi dan dekat dengan pemanas. 7. Alat ini sebaiknya diset di tempat berventilasi baik. 8. Letakkan alat di tempat yang terang. 9. Alat ini harus disambung dengan sumber tenaga yang diisolasi. 10. Hindarkan dari lampu UV. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian alat 1. Berhati-hatilah dalam mengoperasikan alat. Bacalah Manual Book terlebih dahulu. 2. Operasikan setelah mengecek keamanan alat.

17

3. Jangan meletakkan benda lain pada alat, kecuali beaker glass/tangki stainless steel untuk keperluan homogenisasi. 4. Jangan memodifikasi atau menambah model. 5. Jika timbul bunyi tak terduga, berbau atau keluar asap segera matikan alat sesuai prosedur dan kontak supplier. 6. Jika memakai sampel terkontaminasi, merupakan tanggung jawab praktikan. 7. Hindarkan pemakaian sampel beracun dan mudah terbakar. 8. Putuskan hubungan power supply jika tidak digunakan dalam waktu yang lama. 9. Jangan menyentuh alat dengan tangan basah ! 10. Jangan sering menyalakan dan mematikan alat ! 11. Homogenizer harus digunakan dengan alat pengaduk / rotor terselam pada fluida. 12. Gunakan cairan dengan kekentalan yang sesuai. Jika digunakan pada viskositas terlalu tinggi dapat menimbulkan kerusakan. 13. Hati-hati ! Cairan jangan sampai terkena pada bagian RPM control dan elektronika ! 14. Jangan menyentuh rotor saat sedang beroperasi ! 15. Ketika menyalakan dan mematikan pada power switch perlu diperhatikan, jangan sampai menyentuh rotor. 16. Jangan mengoperasikan alat lebih dari 10 menit ! 17. Jika ingin memakai secara berkelanjutan, wajib mengistirahatkan alat selama 10 menit terlebih dahulu. Peringatan ! Jangan menggunakan sumber power lain dari yang telah didesain ! Jangan menyentuh dengan tangan basah, karena dapat menimbulkan sengatan listrik ! Jangan memegang kabel sumber tegangan dengan keras ! Ketika ingin mencabut kabel power, matikan RPM Control dahulu dan tarik dengan hatihati. Masukkan colokan dengan aman pada dinding soket ! Hindari pemakaian kabel terminal / kabel roll. Dapat menyebabkan kebakaran !

18

Yakinkan pengoperasian alat hanya dengan power supply yang spesifik, tidak cocok 100-200 volt Putuskan dengan supply power jika tidak digunakan dalam jangka waktu lama H. Metodologi Pelaksanaan Program H.1 Penetapan Variabel a. Variabel Tetap Jumlah bahan pembantu, komposisi sebagai berikut : Nama bahan KOH SLS Comperland Air Lavender Aroma b. Variabel bebas Bahan Baku sabun kecantikan, komposisinya sebagai berikut.. Bahan yang digunakan : Nama bahan Minyak kedelai Minyak Jagung Campuran keduanya Campuran keduanya Campuran keduanya Jumlah tiap percobaan 100 gr 100 gr 50:50 gr 70:30 gr 30:70 gr (Sabun_ Kursus Tristar.htm 6/12/2011) Jumlah tiap percobaan 50 gr 20 gr 30 ml 500 ml 6 cc

Kecepatan pengaduk 2000 Rpm dan 3400 Rpm. Waktu pengadukan dengan durasi setiap 5 menit sekali pengambilan sampel selama 25 menit. H.2 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang paling digunakan didalam memecahkan masalah penelitian adalah metode statistik. Banyak macam-macam metode statistik yang dapat digunakan tidak hanya untuk pemecahan ,masalah penelitian, tetapi juga dapat mengatasi tahap-tahap keilmuan yang baru dadalam ilmu-ilmu eksakta maupun ilmu sosial budaya. Metode penelitian ada beberapa cara, yaitu statistik deskripsi, anova, dan experimental design.

19

Rancangan

faktorial

dengan

jumlah

faktor

yang

sangat

besar

tidak

memungkinkan untuk diterapkan didunia industri atau di bidang lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan rancangan faktorial fraktional. Dalam penelitian, penentuan faktor mana dari sejumlah faktor yang dinyatakan potensial memberikan informasi terhadap masalah yang diteliti menjadi lebih sulit jika pengukurannnya dilakukan tanpa pengulangan untuk setiap kombinasi perlakuaan. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya rata-rata kuadrat error yang dapat diperoleh pada sebagian besar rancangan faktorial fraktional tanpa pengulangan. Pengembangan dari ilmu statistika sendiri dirasa semakin mendesak untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan penelitian yang semakin kompleks dan beragam khususnya di dalam cabang statistika differensial mengenai rancangan percobaan yang meliputi pembahasan faktorial desain baik untuk dua level maupun lebih dari dua level. H.2.1 Experimental Design Pada eksperimental design, setiap variabel di uji, ditentukan pada beberapa harga. Lazimnya dipakai dua harga untuk variabel bebas tadi di kombinasikan untuk beberapa kemungkinan. Dari kombinasi yang didapat akan di pakai untuk pengambilan keputusan atau kesimpulan. Dengan pertimbangan di atas, maka penggunaan metode experimental design sangat memungkinkan untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan yang lebih teliti. Pada penelitian ini yang digunakan adalah metode eksperimental design, dimana metode ini mempunyai arti sekumpulan percobaan yang dirancang untuk mendapatkan data-data pembuktian suatu hipotesa. Disini peneliti menggunakan metode eksperimental design dengan faktorial design 2 level yaitu level rendah (-) dan level tinggi (+) dengan alasan : 1. Eksperimental design hanya membutuhkan sedikit run untuk tiap variabel yang diselidiki. Sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan bahan. 2. Kondisi optimum yang diperoleh lebih tepat karena menyertakan interaksinya. 3. Kondisi rancangan percobaan ini merupakan dasar dari fraksional faktorial design yang penting untuk peneliti tahap awal yang menvcakup banyak faktor.

20

4. Pengambilan kesimpulan dari rancangan percobaan ini menggunakan perhitungan statistik yang mudah dan cukup sederhana. Hasil pengamatan dari experimental design awal digunakan untuk membuat rancangan baru untuk meningkatkan hasil., serta untuk menentukan variabel mana yang paling berpengaruh. Penentuan satu variabel utama dilakukan secara bertahap dengan faktorial design, dimana pada setiap rancangan beberapa variabel tertentu, yaitu yang berpengaruh kecil pada hasil produk dihilangkan atau direduksi hingga didapatkan satu variabel akhir yang paling berpengaruh, karena pada setiap rancangan baru disusun harga-harga variabel baru untuk peningkatan hasil, maka pada akhir percobaan akan didapat hasil atau kondisi operasi yang paling optimum untuk semua variabel tanpa menghilangkan efek interaksinya. Pada penelitian ini menggunakan 2 level yaitu level rendah kecepatan 2000 Rpm dan level tinggi dengan kecepatan 3400 Rpm, peneliti menggunakan variabelvariabel yang berubah yaitu pH, angka sabun, viskositas, dan densitas. H.2.2 Metode Faktorial Design Pada suatu bagian treatment yang memiliki kombinasi dari n faktor yang masingmasing dapat diletakkan pada dua level atau dapat ditulis sebagai 2n faktorial. Pemiliahan dua level untuk masing-masing faktor digunakan untuk memilih atau menyaring percobaan-percobaan yang dilakukan. 2n faktorial dalam penelitian ini adalah 10, dimana n = 2 faktor yang memiliki level, jadi 10 = 5 kali pengamatan. Yang dimaksud dua level adalah bahwa untuk setiap variabel digunakan dua harga/nilai, satu memiliki harga rendah (low level) dan yang lain memiliki harga tinggi (high level) yang diberi simbol () dan (+). Tabel 3.1 Variabel berubah dan harga level No Variabel 1 2 3 Densitas Ph Rpm Level Rendah (-) 1,01 8 2000 Tinggi (+) 1,10 11 3400

Dari kedua variabel kemudian dibuat variasi untuk mencari salah satu faktor yang berpengaruh dari kedua variabel tadi, dengan metode faktorial design dari setiap kombinasi main efek dan interaksi kedua variabel tersebut. Tabel 3.2. Kombinasi variabel berubah

21

RUN 1 2 3 4 5 6 7 8

+ + + +

pH + + + +

Rpm + + + +

ppH + + + +

pRpm pHRpm ppHRpm Yield + + Y1 + + Y2 + + Y3 Y4 Y5 + Y6 + + Y7 + + + Y8

Analisa varian 1. Perhitungan efek utama Rata-rata, Io = 1/8 (y1+y2+y3+y4+y5+y6+y7+y8) Efek P1I1 Efek r1I2 Efek t1I3 Efek pr1I12 Efek pt1I13 Efek rt1I23 = 1/4 (-y1+y2-y3+y4-y5+y6-y7+y8) = (-y1-y2+y3+y4-y5-y6+y7+y8) = 1/4 (-y1-y2-y3-y4+y5+y6+y7+y8) = (y1-y2-y3+y4-y5-y6-y7+y8) = (y1-y2+y3-y4-y5+y6-y7+y8) = (y1+y2-y3-y4-y5-y6+y7+y8)

2. Perhitungan efek interaksinya

Efek prt1I23 = (-y1+y2+y3-y4+y5-y6-y7+y8) 3. Perhitungan persamaan yield Y = Io + (I1x1) + (I2x2) + (I3x3) + (I12x12) + (I13x13) + (I23x23) + (I123x123) Xn = ( n

(n h arg atengah) int erval / 2

= variabel

xn = efek 4. Menentukan variabel yang berpengaruh Dari perhitungan efek utama dan interaksi di atas variabel yang paling berpengaruh adalah yang mempunyai nilai mutlak paling besar. Interpretasi data Dari analisa varian (persamaan y = f(x)) dapat dilihat kecenderungan tiap variabel. Misalnya dari perhitungan efek didapat harga ti maka :

22

Bila t1 > 0 berarti perubahan harga t dari t1 menjadi t2 akan menaikkan hasil sebesar t. Bila t1 < 0 berarti t mempunyai efek menurunkan hasil sebesar t1. Untuk menaikkan yield maka : Bila t1 > 0, maka x1 > 0 atau variabel 1 > nilai tengahnya. Bila t1 < 0, maka x1 < 0 atau variabel 1 < nilai tengahnya. H.2.3 Metode Optimasi Setelah didapat satu faktor yang paling berpengaruh selanjutnya diuji pada harga berapa dari faktor tersebut yang akan memberikan respon paling maksimal. Harga-harga faktor tersebut dipilih minimal 7 harga atau titik yang berbeda representatif. Dari hasil pengamatan hingga memperoleh data, maka data tersebut diplotkan dalam grafik dan dicari persamaan grafiknya dengan pendekatan regresi, dan dari ketujuh data harga yang sudah diperoleh dapat ditentukan harga paling optimum baik secara praktis maupun teoritis. H.3 Respon Pengamatan Respon yang diamati adalah kualitas campuran sabun kecantikan yang dihasilkan, dari berbagai variabel percobaan. Tabel 3.3 Hasil Data Penelitian
Vriabel bebas Bentuk aroma warna pH Alkal i bebas 5 1 0 Kecepatan 2000 Rpm Sabun Cair mandi (Minyak 1 5 2 0 2 5 5 10 1 5 2 0 25 Viskositas Densitas

kedelai) Sabun mandi cair (minyak jagung) Sabun mandi cair (minyak kedelai+jagung)

23

Kecepatan 3400 Rpm Sabun Cair mandi (Minyak

kedelai) Sabun mandi cair (minyak jagung) Sabun mandi cair (minyak kedelai+jagung)

I. Jadwal Kegiatan Program


Kegiatan

Analisa Data dan Pembuatan Laporan

Percobaan dan Analisa Laboratorium

Persiapan dan Rancang Alat

Studi Pustaka

Bulan

J. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok 1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama lengkap : Evi Suryani

24

b. NIM c. Fakultas/Program Studi d Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM 2. b. NIM c. Fakultas/Program Studi d Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM 3. b. NIM c. Fakultas/Program Studi d Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM Anggota Pelaksana II a. Nama lengkap Anggota Pelaksana I a. Nama lengkap

: 11.4210.1422 : Teknik/S1 Teknik Kimia : Universitas 17 Agustus 1945 : 15 jam/minggu : Muhammad Rifan : 12.4210.1482 : Teknik/S1 Teknik Kimia : Universitas 17 Agustus 1945 : 15 jam/minggu : Endah Wiji Negeri : 11.4210.1441 : Teknik/S1 Teknik Kimia : Universitas 17 Agustus 1945 : 15 jam/minggu

K. Nama dan Biodata Dosen Pendamping 1. Nama Lengkap dan Gelar 2. Golongan, Pangkat dan NIP 3. Jabatan Fungsional 4. Jabatan Struktural 5. Fakultas/Program Studi 6. Perguruan Tinggi 7. Bidang Keahlian : Dr.Ir. Priyono Kusumo, MT : IV c/Pembina /1114212 : Dosen :: Teknik/Teknik Kimia : Universitas 17 Agustus Semarang : Rekayasa Teknologi Alat

8. Waktu untuk kegiatan PKM : 8 jam/minggu L. Biaya Rekapitulasi Biaya Penelitian 1. Bahan habis pakai 2. Peralatan penunjang PKMP 3. Biaya perjalanan 4. Biaya pengeluaran lain-lain JUMLAH Jumlah Pengeluaran Rp 2.500.000 Rp 8.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 12.000.000

25

Jenis Pengeluaran Bahan Habis Pakai Minyak jagung 5 liter @ Rp 75.000,Minyak kedelai 5 liter @ Rp 50.000,KOH 5 kg @ Rp 50.000,SLS 3 kg @ Rp 25.000,Comperland 2 liter @ Rp 75.000 Lavender 300 ml @ Rp 3.000,pH meter botol kosong 100 @ Rp 3.000,Subtotal Peralatan Penunjang PKMP homogenizer Subtotal

Anggaran Yang Diusulkan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 375.000 250.000 250.000 75.000 150.000 900.000 200.000 300.000

Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000

Biaya perjalanan Transportasi dalam kota selama penelitian x Rp 100.000,Tansportasi luar kota Semarang untuk mencari literatur dan seminar 2 x Rp 400.000,Subtotal Biaya Pengeluaran Lain-lain 1 Biaya dokumentasi dan pembuatan laporan, Rp Rp Rp Rp Rp 100.000 40.000 60.000 150.000 150.000 500.000 meliputi : rol film cuci cetak kertas Quarto 80 gr tinta 1 cartrige Fotokopi laporan 5 eksemplar Fotokopi pengadaan literatur dan jurnal Subtotal Jumlah Biaya M. Lampiran Daftar Pustaka Rp 800.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 200.000

Rp 500.000 Rp Rp 12.000.000

26

Fiesher L and Fiesher M. 1951. Organic Chemistry fifth ed. New York : Resin Hold Publishing Company http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun (29/11/2011) http:// cara-buat-sabun.htm (29/11/2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Air (28/9/2011) http://www.google.co.id/komposisi+minyak+kedelai (13/12/2011) http://www.scribd.com/doc/24002965/LAPORAN-STABILITAS-MINYAK (13/12/2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_hidroksida.htm (12/12/2011) Ketaren S,1986. Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta : Universitas Indonesia Mahasiswa Ilmu Komputer USU Karya Ilmiah Studi kasus Analisis Sensitifitas Respon Konsumen Pada Perluasan Merek (brand extension) Sabun Mandi Merek Lifebuoy (27/3/2012) Mc.Cabe, Smith. 1985. Operasi Teknik Kimia 1.Jakarta : Erlangga Resep Cara Membuat Sabun Mandi Padat & Sabun Mandi Cair _ Kursus Tristar.htm (6/12/2011) Pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2006-4085-1996.PDF (18/7/2012) www.tenangjaya.com/Sabun (29/9/2011)

27

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW)

JUDUL PROGRAM

SHAMPOO MOTOR KINCLONG

BIDANG KEGIATAN :

PKMW
Diusulkan oleh :
Erma Ayat Widyaningrum,

11.4210.1420, Angkatan 2012

28

Rizki Amalia Herawati , 12.4210.1460, Angkatan 2011 Soraya Septantia P, 11.4210.1423, Angkatan 2011

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2013

HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


1. Judul Kegiatan : Sabun Kecantikan dari Inovasi Minyak jagung dan Minyak Kedelai. ( ) PKMP ( ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan Evi Suryani 11.4210.1422 S1 Teknik Kimia Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Taman kumudasmoro RT 5/VII Semarang Barat / 085641706707 2 orang Dr.Ir. Priyono Kusumo, MT 1114212 Rp.12.000.000,Rp.12.000.000,5 Bulan

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu

: :

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Alamat Rumah dan No Tel./HP 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. N I P 7. Biaya Kegiatan Total DIKTI Sumber lain 8. Jangka Waktu Pelaksanaan

: : : : : : : : : : : : :

Menyetujui,

Semarang, 21 November 2012

29

Ketua Program Studi Teknik Kimia

Ketua Pelaksana Kegiatan,

Ir.Soebiyono, MT NIP. 1214205 Pembantu / wakil Rektor III Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Evi Suryani NIM. 11.4210.1422 Dosen Pendamping

Drs. Yoseph Ulukyanan, M,Si NIP. 111251

Dr.Ir. Priyono Kusumo, MT NIP. 1114212

Anda mungkin juga menyukai