Anda di halaman 1dari 13

Perbedaan usia yang cukup jauh salah satu faktor penyebab kegagalan dalam pernikahan yang berujung pada

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)


Abstrak Latar Belakang : Perbedaan usia antara Suami dan Istri yang sangat jauh dapat menyebabkan adanya kesenjangan pemahaman yang berbeda. Dimana seorang istri yang masih mempunyai jiwa muda masih ingin menikmati waktu muda bersama teman - temannya ditimbang harus berada di rumah mengurus rumah tangga sendirian ketika suami bekerja. Presentasi Kasus : Seorang wanita melaporkan suami atas tindakan kekerasan psikis berupa teror dan ancaman kepada istrinya dengan menancapkan pisau di pintu kamar serta mengangkut paksa barang barang dari rumah korban. Diskusi dan Kesimpulan : Perbedaan Usia yang jauh dalam rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Pertama, pematangan atau pendewasaan seseorang dalam menyikapi masalah dan menyelesaikannya. Kedua, Usia yang berbeda jauh juga memiliki fisiologis yang berbeda pula yang salah satunya adalah hormon. Dimana hormon juga turut menentukan keberhasilan pasangan dalam menjalani hubungan harmonis dalam pernikahan. Apabila kedua masalah ini tidak dapat dicari jalan keluar atau solusinya dapat menimbulkan dampak kekerasan dalam rumah tangga.

Latar Belakang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang pengasuh, orangtua, atau pasangan. KDRT dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, diantaranya: Kekerasan fisik, penggunaan kekuatan fisik; kekerasan seksual, setiap aktivitas seksual yang dipaksakan; kekerasan emosional, tindakan yang mencakup ancaman, kritik dan menjatuhkan yang terjadi terus menerus; dan mengendalikan untuk memperoleh uang dan menggunakannya Kekerasan Perempuan adalah Setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenangwenang, baik yang terjadi di depan umum atau di dalam kehidupan pribadi. (Achie Sudiarti dan Kunthi Tridewiyanti, 2000). Dalam Pasal 1 (1) Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, disebutkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan
1

terhadap seorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Demikian juga pada pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi (a) Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri); (b) Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud dalam huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga (mertua, menantu, ipar dan besan); dan/atau (c) Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut (Pekerja Rumah Tangga). Dalam psikologi dan ilmu sosial lainnya, Perbedaan Usia dalam suatu pernikahan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perjalanan pernikahan itu sendiri. Ini dapat ditinjau dari perbedaan usia sebuah pasangan suami istri dimana memiliki perbedaan tingkat pemahaman yang matang dalam bersikap dan mengambil keputusan. Dalam suatu pernikahan di Indonesia, Perbedaan umur sesuatu yang wajar apabila tidak memiliki rentang jarak usia suami dan istri yang tidak terlalu jauh. Apabila sang suami memiliki usia yang sama atau bahkan lebih baik apabila memiliki usia 5 - 10 tahun lebih tua dibandingkan istri. Namun, ternyata ada banyak pasangan pasangan unik lainnya dimana perbedaan usia mereka bisa dikatakan cukup membuat kedua belah pihak seperti ayah dan anak atau kakak (istri) dan adik (suami). Contohnya, seorang suami yang selalu dijadikan kepala keluarga dan tulang punggung suatu rumah tangga memiliki usia yang lebih muda daripada istrinya sendiri. Pada umumnya, dimana seorang suami dituntut untuk lebih matang dan dewasa dibanding istri yang memiliki pengalaman yang banyak daripada suami. Ada juga suami yang lebih tua dibanding istrinya dimana hubungan antara keduanya dapat dikatakan ayah dan anak karena terpaut usia mereka yang sangat jauh. Sehingga dalam menjalani bahtera rumah tangga, Pasangan pasangan ini selalu diberi berbagai macam masalah dalam kehidupan mereka. Ini dapat dilihat dari bagaimana cara berfikir mereka dalam menyikapi masalah yang timbul dan menyelesaikan masalah tersebut tanpa adanya rasa dihargai dan tidak dihargai. Ada juga beberapa kasus dimana suami lebih tua dibanding istri dan sibuk bekerja di luar tanpa memperhatikan istri yang masih membutuhkan seorang pemimpin dirumah. Dan disamping itu dimana seorang istri yang masih mempunyai jiwa muda masih ingin menikmati waktu muda bersama teman - temannya ditimbang harus berada di rumah mengurus rumah tangga sendirian ketika suami bekerja.

Hal hal seperti inilah yang dapat menimbulkan kecendrungan terjadinya pertengkaran pertengkaran yang tidak dapat dihindari. Pertengkaran yang terus menerus dan ada atau tidak adanya penyelesaian dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Rasa yang tidak nyaman ini menambahkan bumbu bumbu dalam masalah masalah yang mulai muncul dan dapat berujung dengan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dalam case report ini akan dibahas mengenai perbedaan usia yang cukup jauh dalam suatu pernikahan yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Presentasi Kasus Ibu Meta (nama disamarkan) seorang pekerja swasta yang telah berumur 29 tahun yang bertempat tinggal di lebak bulus Jakarta selatan mendapatkan kekerasan psikis oleh suaminya, Tom (nama disamarkan) berusia 53 tahun yang menyebabkan istrinya mengalami gangguan kecemasan sedang menuju berat. Tom sebelum menikahi ibu Meta, telah memiliki istri namun bercerai dikarenakan ketidakcocokan lagi. Dari pernikahannya yang pertama, Tom memiliki seorang anak yang bernama Antonio (nama disamarkan) yang berusia 7 tahun. Kemudian Tom berkenalan dengan ibu Meta di sebuah bar di daerah kemang Jakarta selatan. Setelah pertemuan itu mereka lalu berpacaran dan menikah. Dari pernikahan antara Tom dan Meta tidak menghasilkan keturunan sehingga tidak ada kewajiban terhadap Meta untuk tetap tinggal di rumah. Selama berumah tangga Tom selalu memberikan hampir semua keinginan Meta. Namun, masalah mulai timbul ketika Meta selalu menghambur - hamburkan uang suami dan sering sekali menggunakan uang uang itu tanpa di diskusikan terlebih dahulu dengan suami. Ini menyebabkan Tom tidak tahan berumah tangga dengan istri dan menggugat cerai istrinya. Namun, sebelum Tom menggugat cerai istrinya. Tom pernah menyatakan kesukaannya kepada ibu mertua dan mengatakan dia mencintai ibu mertua sangat banyak sekali. Dan esok harinya, Tom langsung menggugat cerai istrinya. Kejadian puncak terjadi pada tanggal 16 januari 2010. Pada saat itu, Meta beserta teman temannya Ria dan Foya (nama disamarkan) pergi ke bar. Disana Ria melihat Tom sedang menggandeng 2 wanita bersamanya masuk kedalam bar itu. Ria pun mengatakan kepada Meta, Met, itu suami lo datang, dengan wanita lain lagi. Samperin deh. Bete gw ngeliatnya. Lalu Meta pun mengatakan agar Ria dan Foya untuk diam diam saja dan pura pura tidak melihat Tom datang. Namun, tidak sengaja Meta dan Tom berpapasan dalam bar tersebut. Tom melihat jam telah menunjukkan waktu pukul 2 dini hari. Tom pun menghampiri teman Meta, Foya agar meminta Meta pulang demi anak anak. Tetapi Meta cuek terhadap permintaan suaminya yang disampaikan oleh temannya dan berkata, ihh, kenapa gw mesti pulang, sedangkan dia sering
3

tidak d rumah pada malam hari. Kenapa dia ngurusin orang, gw juga gx ada ngurusin dia. Karena Meta tidak mendengarkan perkataan suaminya, Tom pun mendatangi Meta dan menarik secara paksa Meta keluar bar ke arah parkiran. Pada saat itu juga, Meta melaporkan tindakan kekerasan Tom kepada polisi. Meta mengatakan bahwa Tom telah menarik paksa dan menjambak rambutnya kemudian melempar Meta ke arah parkiran. Lalu mengucapkan kata kata kotor seperti Bego, Jablai, Pelacur, dll. Kejadian ini pun dikuatkan oleh saksi yaitu teman Meta, Ria dan Foya beserta Satpam yang kebetulan berjaga di bar di tempat kejadian sedang berlangsung. Dalam proses perceraian, pada perjanjian kuasa hukum mereka masing masing dikatakan bahwa tidak boleh mengganggu kehidupan ataupun mengusik kenyamanan masing masing kedua belah pihak baik suami ataupun istri. Suatu ketika, Tom mengatakan bahwa dia akan datang ke rumah untuk mengambil barang barangnya. Namun, Meta tidak menggubris pernyataan Tom tersebut dan memerintahkan pembantunya agar mengunci rumah dan tidak membukakan pintu apabila Tom datang kerumah. Saat Tom datang ke rumah, tidak ada yang menyahut dan pintu dalam keadaan terkunci. Ini menyebabkan Tom emosi dan marah. Lalu dia mencari pintu samping dan masuk kerumah. Tom kemudian menjatuhkan bumbu bumbu dapur dan peralatan masak. Setelah itu Tom pergi ke arah kamar dan mencoba membukanya. Apadaya Tom tidak memiliki kunci dan pintu masih dalam keadaan terkunci. Hal ini juga membuat Tom kesal sehingga Tom menancapkan pisau di pintu kamar Meta dan pergi. Selang beberapa minggu Tom pun kembali membawa lawyer dan teman teman kantornya beserta 1 unit truk untuk membawa barang barang yang sebelumnya telah diberikan list barang barang yang akan di jemput kepada Meta melalui lawyer Tom. Namun, sebelum Tom datang Meta telah menitip pesan kepada satpam penjaga kompleks tempat Meta tinggal apabila Tom datang maka harap ditahan dan menghubungi Meta. Tom bersama teman teman kantornya mendobrak pintu serta mengangkut barang barang dan memasukkannya ke dalam truk. Selang beberapa waktu, Meta datang sekaligus membawa beberapa polisi untuk mengamankan kejadian tersebut. Setelah adu pendapat yang cukup mencekam antara pihak lawyer Tom dan Polisi yang datang bersama Meta. Akhirnya, barang barang yang ada di dalam truk diturunkan kembali dan Tom bersama lawyernya pergi meninggalkan tempat tersebut beserta teman teman kantor. Menurut pemeriksaan psikologis, didapatkan istri mengalami gangguan kecemasan sedang menuju berat. Dimana seorang ahli psikologis dilibatkan dalam setiap penyidikan kasus KDRT. Ahli psikologis ini berperan sebagai penetral suasana dan sekaligus memastikan kondisi korban dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Namun, pada kasus Tom dan Meta didapatkan bahwa Meta mengalami gangguan kecemasan menuju berat.

Hal ini diperlihatkan korban ketika penyidikan sedang berlangsung, yaitu : (1) Meta tidak dapat membendung air matanya dan sering sekali menangis ketika mengingat dan menceritakan tindakan tindakan yang telah dilakukan oleh suaminya. (2) Meta juga mengalami kecemasan untuk keluar rumah sendirian. (3) Meta kehilangan minat untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan maupun untuk melakukan kegiatan sehari hari. Sedangkan pada pemeriksaan pelaku kekerasan psikis yaitu Suami., ia merasa tidak bersalah karena berpikir bahwa tindakannya masih dalam tahap kewajaran. Dimana istrinya tidak lagi menghargai dirinya dengan memperlihatkan penolakan dan penghambatan dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh Tom. Sehingga membuat Tom menjadi kesal dan melakukan berbagai macam tindakan kekerasan psikis tersebut. Karena merasa terancam korban mengadukan suaminya ke kantor perlindungan perempuan dan anak untuk diproses secara hukum, namun akhirnya gugatan tersebut akhirnya selesai dengan cara suami memberikan surat pernyataan dari suami bahwa : (1) Suami tidak lagi melakukan hal hal dapat mengancam jiwa istri. (2) Saling tidak mengusik kehidupan masing masing kedua belah pihak antara suami dan istri selama proses perceraian berlangsung. (3) Suami tidak diperkenankan mengatakan kata kata kotor kepada istri. (4) Tidak lagi menancapkan pisau di pintu kamar dan tempat lainnya atau tindakan yang dapat dikategorikan sebagai teror.

Diskusi kasus Definisi Kekerasan Dalam Pasal 1 (1) Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, disebutkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Jenis Jenis Kekerasan Lau dan Kosberg, (1984) melalui studinya menegaskan bahwa ada empat tipe kekerasan, di antaranya: physical abuse, psychological abuse, material abuse or theft of money or personal property, dan violation of right. Berdasarkan studinya anak-anak yang menjadi korban KDRT cenderung memiliki ketidakberuntungan secara umum. Mereka cenderung menunjukkan tubuh
5

yang lebih kecil, memiliki kekuatan yang lebih lemah, dan merasa tak berdaya terhadap tindakan agresif. Lebih jauh lagi bentuk-bentuk KDRT dapat dijelaskan secara detil. Pertama, Kekerasan Fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat (Pasal 6). Adapun kekerasan fisik dapat diwujudkan dengan perilaku di antaranya: menampar, menggigit, memutar tangan, menikam, mencekek, membakar, menendang, mengancam dengan suatu benda atau senjata, dan membunuh. Perilaku ini sungguh membuat anak-anak menjadi trauma dsalam hidupnya, sehingga mereka tidak merasa nyaman dan aman. Kedua, Kekerasan Psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang (pasal 7). Adapun tindakan kekerasan psikis dapat ditunjukkan dengan perilaku yang mengintimidasi dan menyiksa, memberikan ancaman kekerasan, mengurung di rumah, penjagaan yang berlebihan, ancaman untuk melepaskan penjagaan anaknya, pemisahan, mencaci maki, dan penghinaan secara terus menerus. Ketiga, Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. Kekerasan seksual meliputi (pasal 8): (a) Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; (b) Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. Keempat, Penelantaran Rumah Tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Selain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut (pasal 9). Penelantaran rumah tangga dapat dikatakan dengan kekerasan psikologis dimana dapat diindikasikan dalam tindakan sebagai berikut, yaitu : Suami yang jarang hadir dirumah lebih memilih berada di luar selama 3 hari atau hamper seminggu. Dalam rumah tangga suami menafkahi istrinya dalam 2 hal, yakni nafkah lahiriah dan batin. Meskipun suami dapat memberikan nafkah secara finansial, namun tidak mencukupi kebutuhan seorang istri dimana membutuhkan kasih saying oleh suaminya sendiri.

Kekerasan ditinjau dari sudut pandang Pelaku Dalam hal ini, Suami telah melakukan 2 jenis kekerasan sekaligus. Yakni, kekerasan psikis dan kekerasan penelantaran rumah tangga. Pertama, dengan memberikan stimulasi rangsangan yang dapat memacu stressor istri dengan berbagai tindakan yang mempengaruhi kenyamanan istri dalam menjalani kehidupannya. Dengan cara, menancapkan pisau di pintu kamar, memberantakkan seisi dapur, dan mengeluarkan secara paksa barang barang yang diklem oleh suami sebagai barang miliknya sendiri. Kemudian Suami menarik paksa istri dari tempat dimana istri dapat mengurangi masalah masalah yang sedang dihadapinya. Sehingga akumulatif dari berbagai tindakan ini menyebabkan istri mendapatkan gangguan kecemasan dimana tindakan suami tergolong dalam kekerasan psikis. Kedua, kekerasan penelantaran rumah tangga dimana suami jarang berada dirumah meskipun telah memberikan finansial yang cukup kepada istri. Istri yang mengalami kesepian lebih memilih menghambur hamburkan uang suaminya bersama teman temannya sebagai bentuk kekesalannya terhadap suami. Dalam kasus ini, dapat terlihat perbedaan usia sangat mempengaruhi suatu pernikahan. Perbedaan pengalaman antara keduanya memiliki sikap dan penyelesaian masalah yang kontras satu dengan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa dalam suatu pernikahan, keharmonisan itu sendiri datang dari kematangan seseorang dalam menyikapi suatu masalah. Di sini, suami lebih memilih di luar dengan berbagai pekerjaannya yang banyak. Namun, istri menyalah-artikan kesendiriannya menjadi suatu penyiksaan sehingga istri lebih memilih bersenang senang bersama teman temannya di tempat tempat hiburan. Suami juga tidak dapat menyelesaikan masalah ini sehingga permasalahan ini berujung pada kekerasan rumah tangga. Perbedaan usia yang signifikan, menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menjaga hubungan. Apalagi perbedaan usia ini mempengaruhi hormon individu yang menjalaninya. Memiliki hubungan dengan jarak usia lebih dari 10 tahun merupakan perbedaan yang sangat jauh. Hal tersebut dapat memiliki hambatan yang signifikan dalam suatu hubungan. Jadi apakah hubungan dengan perbedaan usia yang cukup jauh dapat berhasil? Para ahli mengatakan kemungkinannya kecil tapi bisa saja, asalkan sama-sama memiliki harapan dan segala tantangan dapat dihadapi dengan solidaritas yang tinggi. Ada beberapa alasan mengapa Anda tidak perlu menikahi pria yang memiliki perbedaan usia cukup jauh, entah itu lebih tua atau muda : 1. Tahapan hidup yang berbeda : ketika Anda baru memulai karir, sementara pasangan Anda sudah tidak lagi, hal tersebut bisa menyulitkan.Jangan berharap untuk berada dikehidupan yang sama tentang segala sesuatu, ini bisa menjadi sulit.

2. Faktor eksternal : Meskipun hubungan tidak selalu ditentukan oleh opini dari orang lain, namun tetap saja jika keluarga atau sahabat menentang hubungan akan berdampak buruk bagi jalinan asmara. Mereka mungkin akan menganggap Anda gila dan menilai buruk calon suami Anda. Tentu hal tersebut menjadi rumit, karena Anda harus membangun hubungan antara si dia dengan orang-orang terdekat Anda. 3. Tujuan yang berbeda : Hubungan akan sukses jika memiliki tujuan yang sama. Ini menjadi faktor penentu saat menjalin hubungan beda usia, karena ambisi pasangan itu biasanya berbeda dalam memulai keluarga dan karir. Jika Anda menikah dengan orang yang lebih tua, mungkin dalam waktu beberapa tahun ke depan dia sudah pensiun, sedangkan Anda dan dia baru memulai rumah tangga atau baru memiliki anak. Sedangkan Anda masih memerlukan bantuan suami untuk memenuhi kebutuhan finansial. 4. Kehidupan seks yang berbeda : Wanita akan lebih bergairah di usia 40, sementara pria lebih cepat di usia 20 dan 30-an. Kehidupan seksual akan baik jika pria muda menikah dengan wanita yang lebih tua. Keduanya dalam kondisi seksual yang prima, tentu ini akan sangat menyenangkan. Hal tersebut menjadi tidak menguntungkan ketika hubungan yang sebaliknya. Ketika Anda berusia 20-an dan suami berusia 45 tahun maka gairah seksnya akan menurun. Apalagi jika Anda mencapai umur 40-an dan pasangan anda sudah berusia 65 tahun, dia kemungkinan besar sulit bisa memuaskan Anda. Sehingga dalam beberapa kasus perbedaan usia dimana keharmonisan suatu keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh kematangan atau pendewasaan cara berpikir seseorang. Namun, juga pada golongan tertentu hormon merupakan salah satu masalah yang tidak dapat dipecahkan apabila tidak ada penyelesaiannya. Dimana salah satu pihak tidak lagi merasa puas dengan pasangannya dalam berhubungan intim sehingga mencari tempat lain sebagai penyalur hasrat biologis yang dimiliki oleh salah satu pasangan itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang Agama Perbedaan Usia dalam pernikahan sebenarnya tidak begitu menjadi masalah dimana terdapat komitmen dan saling menghargai merupakan pondasi utama dalam suatu pernikahan. Dalam kisah kisah yang pernah diceritakan oleh beberapa buku dan riwayat islam. 1. Rasulullah saw sendiri mencontohkan, isteri pertama beliau bunda Khadijah ra lebih tua 15 tahun dibanding beliau. Rasulullah berusia 25 tahun, sedang bunda Khadijah, seutama-utama wanita di surga, berusia 40 tahun. Lihatlah episode ketika Rasulullah SAW diberi wahyu untuk pertama kalinya di gua Hiro. Bunda khadijahlah yang memeluknya, membimbing, memberi kekuatan dan penghiburan, di saat Rasul penuh ketakutan dan kekhawatiran. Juga

meyakinkankan rasul dengan mempertemukannya dengan pendeta Bukhairo yang tahu tentang kedatangan Rasul baru. Kedewasaan bunda Khadijah sangat diperlukan dalam episode perjalanan hidup Rasulullah. Yakinlah saudari Muslimah, akan banyak hikmah yang dapat Anda ambil nantinya, dari pilihan Allah yang telah Anda terima. Sesungguhnya, kedewasaan masing-masing diri dalam menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya, akan sangat menentukan kesuksesan rumah tangga dibanding usia biologis. Banyak bersabar dalam beradaptasi dan mempelajari selera pasangan dan memenuhinya juga faktor yang penting dalam mengayuh biduk rumah tangga. 2. Tidak ada batasan usia dan ketentuan khusus mengenai usia dalam pernikahan. Syarat umum seorang mempelai adalah: Islam, baligh, berakal. Hal ini lebih banyak diserahkan kepada adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Rasulullah saw sendiri menginginkan usia muda dalam menempuh pernikahan. Salah seorang sahabat beliau Usamah bin Zaid dinikahkannya ketika usianya 16 tahun. Bahkan saat menjelang Rasulullah wafat, Usamah diangkat menjadi panglima pasukan perang membawahi sahabat-sahabat senior seperti Abu Bakar. 3. Dampak psikologisnya bisa diminimalisir sesedikit mungkin bila prinsip-prinsip dalam pernikahan barokah Anda praktekkan. Saling terbuka dalam komunikasi, saling percaya karena jarak yang jauh dan tidak memungkinkan sering bertemu, saling doa dan saling aktif menumbuhkan cinta, adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Masih banyak hal yang lain lagi. 4. Hal ini sangat kasuistik dan tergantung masing-masing pribadi dan iman akan menjadi benteng yang ampuh. Perasaan seperti rindu terhadap pasangan adalah manusiawi. Kalausebuah pasangan siap dengan kondisi itu, gangguan apapun insya Allah tak menjadi masalah berarti. Kesetiaan masing-masing akan diuji dalam kasus ini. Selain itu, ketika perbedaan tersebut dinikmati maka akan menyemarakkan kehidupan rumah tangga. Contohnya adalah Rasulullah yang pernah melakukan lomba lari dengan Aisyah, yang artinya beliau menyadari usia Aisyah yang masih sangat mudah membutuhkan keakraban yang unik sehingga melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi Aisyah. Oleh karenanya bukan perbedaan atau jarak yang jauh yang perlu dicemaskan namun kesiapan diri kita baik lahir maupun batin untuk dapat menyesuaikan diri dengan semua perbedaan tersebut. Dalam kekerasan rumah tangga dalam islam, berbagai macam tindakan kekerasan tidak dapat ditolerir terutama kekerasan pada perempuan apalagi dalam rumah tangga. Namun kekerasan itu boleh dilakukan apabila tindakan itu ditujukan untuk istri macam apa, situasi seperti apa, tujuannya untuk apa dan cara memukulnya bagaimana,
9

ayat itu ada dalam surat An-Nisa ayat 34 : Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita wanita yang kamu kuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari cari jalan untuk menyusahkannya, sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. Jadi seorang suami boleh melakukan tindakan memukul kepada istri apabila telah tampak nusyuz. Nusyuz adalah tindakan atau perilaku seorang istri yang tidak bersahabat pada suaminya. Ini ditandai dengan istri yang tidak menghormati, mencintai, menjaga dan memuliakan suami. Istri tidak lagi komitmen pada ikatan suci pernikahan. Apabila tanda tanda ini terlihat, maka Al Quran memberikan tuntunan bagaimana seorang suami harus bersikap untuk mengembalikan istri pada jalan yang benar, yaitu : 1. Menasehati istri dengan sebaik baiknya. 2. Pisah tempat tidur antara suami dan istri 3. Apabila istri masih bebal dan tidak mengerti akan tindakan kita maka suami boleh memukul istrinya. Namun pemukulan yang dilakukan ketika istri salah - salah sedikit tidak dibenarkan dalam islam. Cara pemukulan juga diatur oleh islam. Tidak hanya sembarangan memukul, akan tetapi ada tempat tempat tertentu yang boleh dan tidak boleh dilakukan pemukulan, yaitu : 1. Tidak boleh memukul muka. Sebab muka seseorang adalah segalanya bagi manusia. Rasulullah melarang memukul dimuka. 2. Tidak boleh menyakitkan (ghairu mubrah). Para ulama ahli fiqih dan ulama tafsir menjelaskan kriteria ghairu mubrah atau tidak menyakitkan adalah tidak sampai meninggalkan bekas, tidak sampai membuat tulang retak, dan tidak dibagian tubuh yang berbahaya jika kena pukulan.

Kesimpulan Perbedaan Usia yang jauh dalam rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Pertama, pematangan atau pendewasaan seseorang dalam menyikapi masalah dan menyelesaikannya. Kedua, Usia yang berbeda jauh juga memiliki fisiologis yang berbeda pula yang salah satunya hormon. Dimana hormon menentukan keberhasilan pasangan dalam menjalani hubungan harmonis dalam pernikahan. Apabila kedua masalah ini tidak dapat dicari jalan keluar atau solusinya dapat menimbulkan dampak kekerasan dalam rumah tangga.

10

Saran Perbedaan cara berpikir dan menyelesaikan masalah tiap individu berbeda beda. Tidak lepas dari usia yang merupakan faktor utama sejauh mana pengalaman dapat membantu seseorang dalam bersikap. Sebaiknya apabila suatu pernikahan terdapat usia yang cukup jauh maka komunikasi adalah cara yang paling efektif dalam berbagi pengalaman dan bersama mengatasi masalah yang mungkin bisa menyebabkan keretakan dalam rumah tangga itu sendiri.

11

DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. 2006. Marriage Counseling (Konseling pernikahan). Jakarta: FKUI Herman, Amni. 2007. Ketika pria mencintai wanita lebih tua. Http://www.suarakarya.co.id . diakses tanggal 28 Maret 2008 Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga Kompas Cyber Media. 2006. Seks SuamiIstri, Beda Usia Bisa Jadi Kendala. http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0705/15/134909.htm. diakses 27 Maret 2008. Mapiare, A. 1983. Psikologi orang dewasa. Surabaya: Usaha Nasional Mc. Crae,R.S. 1976. Situasional Determinant of Coping Responces Loss, Threatment Chalenger. Journal of Personality & Social Psychology vol.46. Prakoso, D dan Murtika I.K. 1987. Azasazas hukum perkawinan di Indonesia. Jakarta: Bina Aksara Pujiastutik (dalam www.jawapos.com). Jarak usia ideal suami istri 25 tahun. (Online). (diakses tanggal 13 januari 2008). Ramulyo, I. (2002). Hukum perkawinan islam. Jakarta: Bumi Aksara Rumantiningsih, N. (2001). Perbedaan penyesuaian perkawinan ditinjau dari selisih usia suamiistri. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Sarafino, E.P. 1994. Health Psychology. Inggris: John Wlley & Song. Inc Sukamto. (2005). Kematangan psikologis pria dan wanita. (Online). ( http://www.kompas.com). (diakses tanggal 13 Januari 2008).
12

Surya Online. 2008. Jurang Usia Rawan Konflik. http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf= 1&id=38429. diakses 28 Maret 2008

13

Anda mungkin juga menyukai

  • RKK Spbedah Anak
    RKK Spbedah Anak
    Dokumen9 halaman
    RKK Spbedah Anak
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Snars Prognas
    Instrumen Snars Prognas
    Dokumen9 halaman
    Instrumen Snars Prognas
    Anonymous ekyDDuKTqI
    Belum ada peringkat
  • Rundown
    Rundown
    Dokumen5 halaman
    Rundown
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Clinical Pathway KAD
    Clinical Pathway KAD
    Dokumen7 halaman
    Clinical Pathway KAD
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen15 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen16 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Ujian Kasus Jiwa
    Ujian Kasus Jiwa
    Dokumen17 halaman
    Ujian Kasus Jiwa
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Dokter Keluarga
    Dokter Keluarga
    Dokumen11 halaman
    Dokter Keluarga
    Sausan Rasmiyyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Tiwi
    Bab Iv Tiwi
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv Tiwi
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen15 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen15 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen15 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen16 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Emerging Disease
    Emerging Disease
    Dokumen9 halaman
    Emerging Disease
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara Baiat Dokter Muslim Februari 2015
    Susunan Acara Baiat Dokter Muslim Februari 2015
    Dokumen4 halaman
    Susunan Acara Baiat Dokter Muslim Februari 2015
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Bab III Genta
    Bab III Genta
    Dokumen11 halaman
    Bab III Genta
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • BAB II Bagus Anes
    BAB II Bagus Anes
    Dokumen23 halaman
    BAB II Bagus Anes
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen9 halaman
    Referat THT
    Risti Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB I Bagus
    BAB I Bagus
    Dokumen7 halaman
    BAB I Bagus
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Tugas HTN
    Tugas HTN
    Dokumen15 halaman
    Tugas HTN
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara Baiat Dokter Muslim Februari 2015
    Susunan Acara Baiat Dokter Muslim Februari 2015
    Dokumen4 halaman
    Susunan Acara Baiat Dokter Muslim Februari 2015
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • BAB II Heru
    BAB II Heru
    Dokumen23 halaman
    BAB II Heru
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • November 2014 Susunan Foto Bersama Fix
    November 2014 Susunan Foto Bersama Fix
    Dokumen1 halaman
    November 2014 Susunan Foto Bersama Fix
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • BAB I Bagus
    BAB I Bagus
    Dokumen5 halaman
    BAB I Bagus
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • BAB I Bagus
    BAB I Bagus
    Dokumen4 halaman
    BAB I Bagus
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • BAB I Bagus
    BAB I Bagus
    Dokumen7 halaman
    BAB I Bagus
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Bab II Bagus
    Bab II Bagus
    Dokumen23 halaman
    Bab II Bagus
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Bab II Bagus
    Bab II Bagus
    Dokumen22 halaman
    Bab II Bagus
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • BAB I Genta
    BAB I Genta
    Dokumen5 halaman
    BAB I Genta
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Tiwi
    Skripsi Tiwi
    Dokumen9 halaman
    Skripsi Tiwi
    Tifano Prasali Arian
    Belum ada peringkat