Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI Tinea Versikolor adalah infeksi jamur suoerfisial yang ditandai dengan adanya makula dikulit, skuama halus disertai rasa gatal.1 1.2 EPIDEMIOLOGI Tinea Versikolor termasuk penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai didaerah tropis oleh karena tingginya temperatur dan kelembaban. Tinea versikolor menyerang hamper semua usia terutama remaja, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Kebersihan merupakan faktor yang sangat mendukung dalam memudahkan penyebaran penyakit ini.2 1.3 ETIOLOGI Tinea Versikolor disebabkan oleh jamur lipofilik yang merupakan flora normal kulit dikenal dengan genus Malassezia. Kondisi pathogen terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan jamur sebagai flora normal kulit. Dari hasil studi morfologi dan bio molekuler, hingga tahun 2007 telah berhasil diidentifikasi sebanyak 13 spesies dari genus Malassezia. Seluruh spesies dapat menyebabkan terjadinya Tinea Versikolor dengan spesies Malassezia furfur , Malassezia globosa menjadi penyebab terbanyak dari terjadinya kasus Tinea Versikolor.2 1.4 GAMBARAN KLINIS Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut, dan ekstremitas proksimal serta wajah.

Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna. Warna setiap lesi bervariasi dari hampir putih sampai coklat kemerahan atau berwarna coklat kekuningan dengan kata lain terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni. Lesi berbentuk tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus, ditutupi skuama halus dengan rasa gatal yang ringan atau asimptomatik. Berbagai bentuk Tinea Versikolor 1. Bentuk Inverse : Dimana kondisi ini memiliki distribusi yang berbeda sepenuhnya, melibatkan daerah lipatan kulit, wajah, atau area ekstremitas yang terpisah. Bentuk ini lebih sering terlihat pada pasien yang mengalami gangguan imunitas. 2. Bentuk Folikulitis : Bentuk ini melibatkan folikel rambut. Kondisi ini secara khas berlokasi dipunggung, dada, dan anggota gerak tubuh, meliputi tangan dan kaki. 3. Bentuk Papulo-skuama : Gambaran klinis pada bentuk ini berupa papul peradangan yang tegas, 2-3 mm, monomorfik, merah-coklat. Pada bentuk ini tidak selalu ditemukan skuama halus putih.2 1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Sinar Wood : Fluoresensi kuning keemasan 2. Mikroskopik preparat KOH 10-20% dari kerokan kulit lesi ; tampak kelompokkelompok hifa pendek tebal 3- 8 mikron, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2 mikron. 1 1.6 DIAGNOSIS BANDING 1. Eritrasma Perubahan warna gelap terbatas pada lipatan tubuh yang lembab secara alami dan daerah yang tertutup. Infeksi umumnya bersifat asimtomatik, tetapi bisa menyebabkan gatal-gatal. Durasi berkisar dari bulan ke tahun. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak fluoresensi coral red. 3
2

2. Dermatitis Seboroik Umumnya mengenai pada bagian yang berambut. Umumnya gambaran bervariasi dari ringan, bercak bersisik luas, bisa menjadi tebal dan mengeras. Distribusi lesi umumnya terjadi pada daerah berminyak dan berambut.2 3. Pitiriasis Alba Lesi umumnya berbentuk oval , bulat, atau plak irregular yang berwarna merah, merah muda atau warna yang sama dengan kulit. Biasanya mempunyai sisik dengan batas yang tidak jelas. Lesi biasanya mengenai pipi dan dagu.2 1.7 TERAPI 1. Menjaga higine perserorangan 2. Topikal Bentuk makular ; salep Whitfield atau larutan Natrium Tiosulfit 20% dioleskan setiap hari. Bentuk folikular ; dapat dipakai tiosulfas natrikus 20-30% Obat-obat anti jamur golongan imidazol (ekonazol, mikonazol, klotrimazol, dan tolsiklat) dalam krim atau salep 1-2% juga berkhasiat. 3. Ketokonazole 200 mg/hari selama 10 hari. 4. Itrakonazole 100 mg/hari selama 2 minggu.1 1.8 PROGNOSIS Baik.
3

BAB II LAPORAN KASUS


2.1 IDENTITAS PASIEN Nama Pasien Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Alamat Tanggal periksa : Ny. S : Perempuan : 30 tahun : Ibu rumah tangga : Aviari griya pratama : 27 Februari 2013

2.2 ANAMNESIS Keluhan utama : Gatal pada wajah

Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin dengan keluhan gatal pada wajahnya. Gatal yang dirasakan pasien sudah berlangsung selama 1 bulan. Awalnya pasien mengaku diwajahnya hanya berupa bercak putih hanya pada satu tempat. Dan sekarang sudah menyebar. Pasien mengaku gatal makin hebat ketika berkeringat. Pasien mengaku sebelumnya menggunakan bedak fanbo kemasan baru. Tetapi selama memakai fanbo baru sekarang pasien mengaku wajahnya timbul bercak putih. Riwayat Alergi Riwayat pengobatan : Pasien alergi dengan udara dingin. : Pasien diberi bidan salep dan pil. Sebelumnya pasien juga memakai bedak herosin.
4

Riwayat penyakit dahulu

: Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Kesadaran : Baik : Kompos mentis

Status Dermatologi Lokasi : - Regio Frontalis - Regio Infraorbital dextra, sinistra - Regio Bucalis dextra, sinistra - Regio Zygomatical dextra, sinistra - Regio Nasalis

Ruam : - Makula hipopigmentasi -Eritem - Skuama halus

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG Dilakukan pemeriksaan kerokan KOH : ditemukan hifa dan spora
5

2.5 DIAGNOSA BANDING 1. Tinea Versikolor 2. Dermatitis Kontak Alergi 2.6 DIAGNOSA KERJA 1. Tinea Versikolor 2.7 PENATALAKSANAAN 1. Ketokonazole cream 2% 2. Cetirizine 10 mg 1x1 2.8 PROGNOSIS Dubia ad bonam

Tinea Versikolor Regio Nasalis dan Regio Frontalis

Tinea Versikolor Regio Bucalis, Regio Infraorbital, Regio Zygomatical Dextra/Sinistra

BAB III PEMBAHASAN


Diagnosis Tinea Versikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan bahwa awalnya pasien mengeluh diwajahnya hanya terdapat bercak putih sedikit yang kemudian makin meluas selama kurang lebih 1 bulan terakhir ini. Pasien juga mengatakan bahwa sudah diberi salep dan pil, namun makin meluas. Di duga salep yang diberikan berupa salep kortikosteroid, dimana pada kasus Tinea akan terjadi pertambahan lesi jika diberikan salep kortikosteroid. Kemudian dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan makula hipopigmentasi, eritem, dan terdapat skuama halus. Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang berupa kerokan kulit KOH untuk menyingkirkan apakah bercak diwajah tersebut akibat jamur atau karena penggunaan bedak fanbo kemasan baru yang pasien gunakan. Dan didapatkan hasil terdapat hifa dan spora. Berdasarkan diagnosa kerja, pada pasien ini diberikan terapi berupa ketokonazole cream 2% dan cetirizine 10 mg 1x1. Berdasarkan kepustakaan, terapi pada Tinea Versikolor dapat diberikan obat anti jamur golongan imidazol yaitu ekonazol, mikonazol, klotrimazol, dan tolsiklat diberikan dalam bentuk krim atau salep. Selain itu dapat diberikan berupa salep Whitfield atau larutan natrium tiosulfit 20% pada kasus dengan bentuk macular. Kemudian bisa diberikan juga tiosulfas natrikus pada bentuk folikular. Cetirizine diberikan sebagai obat simtomatik, dimana diberikan ketika pasien mengeluhkan gatal. Dosis yang diberikan yaitu 10 mg/ hari diberikan 1x1.

DAFTAR PUSTAKA 1. Siregar RS,Herpes Zoster : Atlas Berwarna Saripati Penyakit kulit,Edisi Kedua,Penerbit Buku Kedokteran EGC,2002 : 10-12 2. Handoko, RP. Penyakit virus. in : Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar,Aisah Siti ,eds. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke lima. Jakarta : FKUI ; 2007. 100-101 3. Partogi D. Pityriasis Versicolor dan Diagnosis Bandingnya. USU e-Repository. 2008;2-4

Anda mungkin juga menyukai