Kelompok III : Luluk Mardiana Nur Cahya Ramadani Ferina Indrawati Alva Nur Rahmah Faradila Rizky Lakuy Hendrayani Putri Heranto Hatfina Kurniasari Irsita (2011104103111) (2011104103111) (2011104103111) (2011104103111) (201110410311147) (201110410311149) (2011104103111) (2011104103111)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
NSAIDs berkhasiat analgetis, antipiretis, serta antiradang (antiflogistis), dan sering sekali digunakan untuk menghalau gejala penyakit rema, seperti A.R., artrosis, dan spondylosis. Obat ini efektif untuk peradangan lain akibat trauma (pukulan, benturan, kecelakaan), juga misalnya setelah pembedahan, atau pada memar akibat olahraga. Obat ini dipakai pula untuk mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam dosis yang cukup tinggi. Selanjutnya NSAIDs juga digunakan untuk kolik saluran empedu dan kemih, serta keluhan tulang pinggang dan nyeri haid (dysmenorroe). Akhirnya NSAIDs juga berguna untuk nyeri kanker akibat metastase tulang. Yang banyak digunakan untuk kasus ini adalah zat-zat dengan efek samping relatif
sedikit, yakni ibuprofen, naproksen, dan diklofenak (Tjay, T.H., dan Raharja, K., 2002).
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui efek pemberian karagenan sebagai induksi inflamasi pada hewan coba Untuk mengetahui efek Na-diklofenak sebagai anti inflamasi pada hewan coba Untuk mengetahui efek rimpang temu putih sebagai anti inflamasi pada hewan coba Untuk mengetahui mekanisme karagenan dalam menimbulkan inflamasi Untuk mengetahui mekanisme Na-diklofenak dalam menimbulkan anti inflamasi Untuk mengetahui mekanisme rimpang temu putih dalam
a. Rangsang fisis; contohnya, trauma, benda asing, rangsang panas atau dingin yang berlebihan, tekanan, listrik, sinar matahari, sinar rontgen, dan radiasi. b. Rangsang kimia; contohnya, asam dan basa yang kuat dan juga keracunan obat. 2. Benda hidup. Contohnya; kuman patogen, bakteri, parasit, dan virus. Selain itu juga ada reaksi imunologi dan gangguan vaskular serta hormonal yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan (Sudiono, J., 2003).
b) Edema (pembengkakan) Pembengkakan merupakan tahap kedua dari inflamasi. Plasma merembes ke dalam jaringan intestinal pada tempat cedera. Kinin mendilatasi arteriol meningkatkan permeabilitas kapiler c) Kolor (panas) Panas pada tempat inflamasi disebabkan oleh bertambahnya
pengumpulan darah dan mungkin juga karena pirogen (substansi yang menimbulkan demam) yang mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus d) Dolor (nyeri) Nyeri disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan mediator-mediator kimia e) Functio laesa (hilangnya fungsi ) Karena penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena (Kee dan Hayes, 1996). Tanda-tanda diatas merupakan akibat dari gangguan aliran darah yang terjadi akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh pengalir terminal, eksudasi dan perangsangan reseptor nyeri. Radang dapat dihentikan dengan meniadakan noksi atau dengan menghentikan kerja yang merusak. Walaupun demikian, seringkali pada gangguan darah regional dan eksudasi terjadi emigrasi sel-sel darah ke dalam ruang ekstrasel serta proliferasi histiosit fibroblas. Proses-proses ini juga berfungsi primer pada perlawanan terhadap kerusakan serta pemulihan kondisis asalnya, walaupun demikian juga dapat bekerja negatif. Reaksi ini disebabkan oleh pembebasan bahan-bahan mediator (histamin, serotonin, prostaglandin dan kinin). (Mutschler, 1986). Prostaglandin dilepaskan menyebabkan bertambahnya vasodilatasi,
permeabilitas kapiler, nyeri dan demam. Apabila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimia, fisik atau mekanis, Maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi asam arakidonat. Kemudian asam lemak tak jenuh ini sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase
menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin (Tjay dan Rahardja, 2002).
tiaprofenamat, diklofenak, indometasin, karprofen, ibuprofen, dan ketoprofen. 2. AINS dengan waktu paruh sedang (5-9 jam), yaitu fenbufen dan piroprofen. 3. AINS dengan waktu paruh tengah (kira-kira 12 jam), yaitu diflunisal dan naproksen. 4. AINS dengan waktu paruh panjang (24-45 jam), yaitu piroksikam dan tenoksikam. 5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon dan oksifenbutazon. KLASIFIKASI KIMIAWI OBAT ANTI-INFLAMASI NONSTEROID Nonselective Cyclooxygenase Inhibitors Derivat asam salisilat: aspirin, natrium salisilat, salsalat, diflunisal, cholin magnesium trisalisilat, sulfasalazine, olsalazine
Derivat para-aminofenol: asetaminofen Asam asetat indol dan inden: indometasin, sulindak Asam heteroaryl asetat: tolmetin, diklofenak, ketorolak
Asam antranilat (fenamat): asam mefenamat, asam meklofenamat Asam enolat: oksikam (piroksikam, meloksikam) Alkanon: nabumeton
BAB VI PENUTUP
dismenore.2008,obatantiinflamasiantinonsteorit.http://fkunsri.wordpress.com/2008/02/09/obat-anti-inflamasinonsteroid-part-1/