Anda di halaman 1dari 2

Tania amrina

Gangguan neurosensorik oral pada Diabetes mellitus

1.Gangguan Pengecapan Lidah merupakan organ utama dalam kesehatan mulut, dan mengalami pengaruh yang kurang baik pada pasien dengan diabetes. Dalam sebuah penelitian dilaporkan bahwa lebih dari 1 3 orang dewasa dengan diabetes mengalami hypogeusia yaitu gangguan yang menyebabkan
penderitanya kurang atau tidak mampu mengecap jenis rasa tertentu seperti rasa manis, asam, pedas, pahit, atau gurih. Hypogeusia bisa menghasilkan hiperfagia dan obesitas. Dikarenakan penurunan

persepsi rasa manis penderita hypogeusia cenderung memilih makanan sangat manis. Selain itu juga gangguan fungsi sensory ini dapat menghambat kemampuan untuk memelihara suatu pola makan yang sesuai dan bisa mendorong regulasi glukosa kearah yang lebih rendah.1 kelainan sensori ini merupakan gejala yang kompleks dan dapat dihubungkan dengan aliran saliva dan gangguan reseptor glukosa.1 Lidah penderita diabetes juga sering membesar dan terasa tebal sehingga terjadi gangguan pengecapan pada lidahnya.2 2. Burning Mouth Syndrome (Glosodynia dan Stomatopyrosis) Pasien diabetes dilaporkan mengalami peningkatan keluhan terhadap glossodynia dan stomatopyrosis. Glossodynia merupakan sensasi nyeri atau terbakar pada lidah, sedangkan stomatopyrosis merupakan rasa nyeri atau terbakar pada bagian oral. Secara umum, gangguan sensori saraf wajah dan mulut serta sindrom mulut terbakar dihubungkan dengan diabetes melitus. Pasien kemungkinan mengalami oral dysesthesias yang lama, yang mana memberikan efek yang kurang baik bagi pemeliharaan kesehatan mulut.1 Sindrom mulut atau lidah terbakar biasanya secara klinis tidak memperlihatkan lesi yang dapat ditemukan, walaupun gejala nyeri dan rasa terbakar dapat terasa berat. Penyebab rasa mulut terbakar bervariasi dan sering sulit diterjemahkan secara klinis. Gejala nyeri dan terbakar merupakan hasil dari suatu faktor atau kombinasi dari beberapa faktor. Pada diabetes tidak terkontrol atau terkontrol, faktor penyebabnya bisa meliputi gangguan fungsi pembentukan saliva, kandidiasis dan abnormalitas neurologi seperti depresi. 1 Neuropati mungkin mendorong perasaan kebas atau perasaan geli pada mulut, mati rasa, rasa terbakar atau nyeri disebabkan perubahan patologis yang melibatkan persarafan di daerah mulut. Kerusakan jaringan syaraf yang disebabkan oleh AGE (Advanced Glycosylated End products merupakan salah satu produk akhir dari glikasasi protein ) dan Sorbitol (dihasilkan melalui poliol pathway) akan mengaktivasi C-fibers akan berakibat pelepasan EAA (Excitory Amino Acid). EAA ini akan mengaktifkan NMDA-Receptors (N-Methyl-D-Aspartate).Aktivasi NMDA ini akan merangsang aktivitas PKC dan menekan "inhibitory interneurons" sehingga timbul hipereksitabiliti dari Dorsal Horn Neurons dan terjadilah Neuropathic Pain Syndromes (Allodynia/Hyperalgesia, dll).3

Untuk mengurangi gejala mulut terbakar pada penderita diabetes, faktor yang sangat menentukan adalah peningkatan terhadap kontrol gula darah, sehingga kekeringan pada mulut (xerostomia) dan kandidiasis yang merupakan faktor penyebab mulut terbakar dapat di minimalisir.3 Manajemen sindrom mulut terbakar (Burning Mouth Syndrome) Pada pasien dewasa dengan sindrom mulut terbakar, bermacam faktor mungkin berinteraksi secara sinergis. Pada diabetes yang tidak terkontrol, xerostomia dan kandidiasis dapat memberikan kontribusi terhadap gejala yang berhubungan dengan mulut terbakar. Sebagai tambahan untuk pengobatan terhadap kondisi ini, peningkatan dalam pengontrolan kadar gula darah penting dilakukan untuk mengurangi gejala. Pemberian dosis rendah benzodiazepins, tricyclic antidepresant dan antikonvulsan dapat membantu dalam mengurangi atau menghilangkan gejala setelah beberapa minggu atau bulan. Dosis dari obat ini disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien. Efek samping yang berpotensi meliputi xerostomia. Konsultasi dengan dokter pasien sangat perlu karena obat ini mempunyai potensial untuk kecanduan dan ketergantungan. Pengobatan yang biasa digunakan meliputi amitriptilin, nortriptilin, clonazepam dan gabapentin. Yang menarik amitriptilin telah digunakan untuk pengobatan neuropati otonom pada diabetes.3 1. Jonathan A. Ship, D.M.D. Diabetes and Oral Health, Journal American Dental Asociation, Volume 134, October 2003. 2. Priyanto, Diabetes Melitus Pada Lanjut Usia, Kepaniteraan Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Trumanagara Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan 3. Anthony T. Vernillo, D.D.S, Ph.D, Dental Consideration for the Treatment of Patient with Diabetes Mellitus, Journal American Dental Asociation, Volume 134, October 2003.

Anda mungkin juga menyukai