Anda di halaman 1dari 51

Skenario Film & Teater

SANG PERAWAN & SI TUNA WISMA ( Telah tayang Di Radar Cirebon Televisi ) Sang Perawan dan Si Tunawisma TEMATIK: 1. Tentang hidup yang penuh misteri 2. Tentang pencerahan/ perenungan 3. Tentang gambaran kehidupan generasi penerus di tengah krisis global SINOPSIS RITA, seorang gadis belia yang merasa tertekan dengan kondisi ekonomi keluarganya dan perceraian kedua orang tuanya. Kakak yang selama ini diharapkan untuk menjadi tumpuan dan panutannya, ternyata terjerumus ke dunia prostitusi. Ibu, yang merasa dipermalukan, telah mengusir kakaknya. RITA merasa berat menjalani kehidupannya. Apalagi ia sudah keluar dari pekerjaannya karena perusahaan mengalami kebangkrutan. Sementara ibunya terus menuntut dirinya untuk kembali bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah. Tuntutan yang begitu berat diemban membuat kehidupan RITA kacau. Di tambah lagi oleh omelan ibunya yang terkadang kasar dan menyakitkan. Akhirnya RITA merasa tidak betah di rumah dan mencoba lari dari itu semua dengan minuman keras bersama teman-temannya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang TUNA WISMA yang memberinya sebuah gambaran (pencerahan) tentang kehidupan. KHARAKERISTIK TOKOH 1. RITA, berusia sekitar 19 tahun, jiwa yang masih labil, modis ( pandai memadukan pakaian, warna kulit dan postur tubuh ) 2. WA URIP, berusia antara 40 50 tahun, bersikap bijak dalam memandang dan menjalani kehidupan, periang dan konyol, 3. BONY, Teman RITA berusia sekitar 19 tahun 4. APUY, Teman RITA 5. YOGI, Teman RITA 6. PREMAN 1 7. PREMAN 2 FADE IN

OPENING (credit tittle dan opening music masuk) FADE IN CAMERA CU Pada puntung-puntung rokok diatas sebuah tangan, tangan lainnya memilih puntung rokok yang masih panjang CUT TO ( Blank Screen ) Camera CU pada Korek api disulut CUT TO Camera CU pada api yang menyala, dan tangan yang menyulut rokok CUT TO Camera CU pada wajah WA URIP yang menghembuskan asap rokok. Camera Mengikuti arah hembusan rokok.. JUDUL FILM FADE OUT Scene 01. INT. RUANG TAMU, RUMAH KOSONG MALAM PEMAIN: RITA, BONY, APUY, YOGI Rita dan tiga teman prianya sedang pesta minuman keras. Suasana ruangan remang, cahaya hanya terfokus pada botol-botoll minuman. Camera CU pada botol-botol minuman, Camera CU pada tangan tangan yang mengambil botol-botol minuman Camera bergerak dari CU ke Medium shot hingga keempat aktor terlihat dalam satu Frame. ( Improve Dialogue ) FADE OUT

CUT ( Blankscreen ) FADE IN Camera bergerak CU satu persatu dari wajah ke wajah yang lainnya ( Improve Dialogue ) RITA : ( Offscreen ) Minuman. Temen-temen. Masalah. Ketiganya tidak bisa di lepaskan dalam hidupku. FADE OUT CUT ( Blank Screen ) FADE IN Camera CU Rita dan ketiga teman prianya mulai merasakan pusing akibat pengaruh minuman. ( Improve ) RITA: ( Offscreen ) Namaku Rita. Terlahir di dalam keluarga yang serba kekurangan, membuat hidupku terbatas. Pekerjaan yang kuinginkan sulit kudapat. Apa yang bisa diandalkan dengan hanya memiliki ijazah SMU, tanpa pengalaman dan keahlian? FADE OUT CUT ( blankscreen ) FADE IN Camera CU Rita dan ketiga teman prianya mulai mabuk. RITA: ( Offscreen ) Aku masih 19 tahun. Sebagai gadis yang masih belia, tentu saja banyak keinginan dan tuntutan terutama dalam penampilan dan pergaulan. Hidup di zaman sekarang ini, penampilan dan pergaulan tidak bisa dipisahkan.

FADE OUT

CUT ( blankscreen )

FADE IN
Camera CU Rita dan ketiga teman prianya sudah mabuk berat. RITA: ( Offscreen ) Ketika gadis-gadis seusiaku berpikir mau berbelanja dimana, aku justru mulai berpikir darimana aku mendapatkan uang untuk berbelanja.

FADE OUT CUT TO


Camera MCU Rita dan ketiga teman prianya tertidur serampangan.

FADE OUT
Scene 02 INT. KAMAR RITA, RUMAH RITA PAGI PEMAIN: RITA Camera Medium Shoot dari arah dalam kamar. Pintu kamar terbuka. Dengan tubuh sempoyongan RITA masuk kedalam kamar dan menutup pintunya dengan keras. Ia berusaha mengabaikan omelan ibunya. IBU: ( offscreen ) Pulang pagi. Mulut bau minuman. Kaya perek aja. CUT TO CLOSE UP Wajah RITA ( Off Screen )Ibu nggak tau mimpi apa waktu ngelahirin kamu. Kakakmu, bapakmu dan sekarang kamu. Kalian semua sama saja. Ibu nggak tau apa emang kalian sengaja ingin nyakitin ibu. CUT TO Akhirnya RITA menangis CUT TO

Camera Medium Shoot.Rita terpuruk di sudut kamar. Scene 03. EXT. PASAR BARU MALAM PEMAIN: RITA, WA URIP, 2 PREMAN WA URIP tidur kedinginan di lantai depan toko yang sudah tutup. Berkali-kali ia mencoba merubah posisi untuk mengusir rasa dingin dan sesekali terdengar suara batuk (kaya batuknya TBC).

INTERCUT TO
Di sudut yang lain, RITA di bawa oleh 2 PREMAN. Mereka membekap mulut, memegang ke dua tangan dan kaki RITA yang terus meronta. CUT TO Ke-2 PREMAN mencoba memperkosa RITA. RITA mencoba melawan dan (ketika bekapan mulutnya lepas) sesekali berteriak minta tolong.

INTERCUT TO
WA URIP, yang belum juga bisa tidur, mendengar teriakan RITA. Ia segera bangkit dan bergegas mencari sumber suara.

INTERCUT TO
RITA masih terus berontak. Namun tenaganya tidak mampu untuk melawan ke dua PREMAN. Sampai akhirnya Ke-2 PREMAN di kejutkan oleh sabetan rotan WA URIP di pantat mereka. PREMAN 1: Aduh!. Sakit monyet! Ke-2 PREMAN segera menyerang WA URIP yang mengandalkan rotan. WA URIP tidak mampu melawan. Tubuhnya langsung tersungkur ke tanah. Ia menjadi bulan-bulanan oleh pukulan dan tendangan ke-2 PREMAN. Ketika perhatian ke-2 PREMAN beralih pada WA URIP, RITA segera memanfaatkan peluang untuk meloloskan diri. CUT TO CUT

RITAberlari sekencang-kencangnya dengan ketegangan dan ketakutan yang masih tersirat jelas di wajahnya. Namun larinya terhenti ketika ia teringat akan nasib orang yang telah menolongnya. CUT TO WA URIP masih terus berusaha menahan dan sesekali melawan ke-2 PREMAN. Sampai akhirnya, RITA datang dan memukuli ke-2 PREMAN dengan bambu. Ia tidak memberi kesempatan pada mereka. RITA: (sambil terus menyerang, panik) Pak, gak apa-apa? cepat bangun.

WA URIP berusaha bangun sambil menahan sakit. Tidak berapa lama RITA membantu WA URIP melarikan diri. RITA: Ayo, cepetan Pak!

Ke-2 PREMAN berang melihat RITA dan WA URIP kabur. Mereka pun segera mengejarnya.

CUT TO
Scene 04. EXT. JALANAN, PEMUKIMAN MALAM PEMAIN: RITA, WA URIP, 2 PREMAN RITA dan WA URIP di kejar oleh 2 preman.

CUT TO
Scene 05. EXT. PASAR LAMA MALAM PEMAIN: RITA, WA URIP, 2 PREMAN RITA dan WA URIP masuk ke pasar yang masih kosong dari para pedagang.

CUT TO
RITA menarik WA URIP untuk bersembunyi di bawah lapak dagangan. Tapi topi WA URIP jatuh.

CUT TO

Di tengah ketegangan keduanya, WA URIP kentut yang di tahan-tahan. WA URIP langsung menutup mulutnya. RITA, yang melihat sikap WA URIP, segera menunjuk kearah pantat WA URIP. WA URIP segera menutupi pantatnya. CUT TO Di sudut yang lain, kedua preman kehilangan mereka. Keduanya sangat gusar. CUT TO Tanpa sepengetahuan mereka, WA URIP mencoba menarik topinya dengan sebuah ranting dan akhirnya berhasil. RITA : Kayanya, mereka udah pergi Sira yakin tah, mereka sudah pergi?

WA URIP :

RITA menyembulkan kepalanya untuk mengintip dan memastikan mereka udah pergi. RITA : Mereka udah pergi Slamet.uripslamet.( sambil mengusap-ngusap dada ) Ana- ana bae ya

Wa URIP : !

Setelah ke-2 PREMAN pergi, WA URIP dan RITA keluar dari persembunyian. RITA : Terimakasih ya, pak Arane isun Urip. Biasane dipanggil wa Urip . Sira Ngarane sapa nok ?

WA URIP : RITA :

Nama saya Rita Oh.Rita ya? Tengah malem jalan dewekan bae. Kamu mau kemana ?

WA URIP : RITA :

Mau pulang tengah malam, resikonya yaseperti

WA URIP : Ngga baik perempuan jalan sendiri tadiharusnya kamu tuh.( Terbatuk- Batuk ) RITA :

( cemas ketika WA URIP batuk-batuk.)

Apa Wa Urip gak apa-apa? WA URIP: ( sambil terbatuk-batuk ) Nggak apa- apa kamu lapar?

RITA

Iya. Punya uang?

WA URIP : RITA :

( geleng-geleng kepala. ) Pada bae yaSoale kita laper. Tadinya mau minta sama kamu.

WA URIP :

CUT TO
Scene 06 EXT. PASAR MALAM
PEMAIN: RITA, WA URIP RITA merasa jijik melihat WA URIP mengais sisa makanan di tempat sampah. Setelah mendapatkan sisa makanan yang cukup, WA URIP kembali ke tempat RITA. WA URIP: Malam ini, makanannya cukup banyak dan kelihatannya sangat lezat. Rezeki emang gak lari kemana ( menyiapkan makanan menjadi dua bagian ) kayanya makanan kali ini punya banyak gizi. Lumayan untuk kesehatan. (menyerahkan bagian untuk RITA) Ini makanlah! RITA :Nggak ah, Wa.

WA URIP: Kenapa? RITA: Kayanya saya udah gak lapar lagi.

WA URIP: Lapare ilang ya ? ganti jadi mual dan jijik. Manusia zaman sekarang ku ya! Jarene lapar, ditawari bli gelem.Wis lah ! biar kuhabiskan sendiri. CUT TO WA URIP terlihat menikmati sisa makanan. Ia menawari makanan pada RITA. RITA tersenyum dan menggeleng miris dengan tawaran WA URIP.. Tapi di dalam hati RITA yang paling dalam, ada sesuatu yang membuatnya merasa teriris dan terluka. Ia terus memperhatikan WA URIP. RITA: ( suara hati ) Aku nggak tau bagaimana dia bisa membuat hatiku terenyuh. Aku merasa dia memiliki sesuatu kekuatan yang bisa merubah kerasnya karang dan lembutnya sutra.

CUT TO

Scene 07. EXT JALANAN MALAM


WA URIP dan RITA berjalan beriringan. Berkali-kali WA URIP memunguti sesuatu yang tercecer di jalan maupun di tong sampah. Berkali-kali pula RITA menariknya. Sepanjang perjalanan, keduanya saling beradu pendapat dan sesekali saling cela tentang perjalanan hidup masing-masing. WA URIP : RITA : Apa yang kamu cari sebenarnya, nok?

( Menggeleng-geleng kepala ) bisa diri. Pulang

1. WA URIP : Wa Urip Ku, Walaupun penampilan seperti ini, tapi ngedeleng, bahwa sira ku nok. Sedang mencari jati malam sendirian. Jelek itu.! RITA : Wa Urip menilai saya perempuan nakal ?

1. WA URIP : Yabeli nok.Cumanbagi orang yang tidak tahu. Aneh saja kelihatannya ada seorang perempuan jalan sendiri tengah malam, dikejarkejar laki-laki. Mau diperkosa pula. 2. RITA : Setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri. WA Urip kok pengen tahu segalanya tentang saya ? 3. WA URIP : Wa Urip juga seperti orang kebanyakan,nok. Ingin punya keluarga. Duduk santai dirumah, disuguhi kopi tiap pagi. Anak, istri mengisi kehangatan sebuah rumah. Kalau saja mereka masih hidup. Anakku seumuran kamu, nok ! Maaf kalo wa urip ketemu sira ku ,seperti merasa bertemu anak sendiri RITA : Anak istri Wa Urip meninggal?

1. WA URIP : Mereka terpanggang di dalam rumah, pemberian tabung gas gratis dari pemerintah ternyata membawa petaka. Tabung itulah yang meledakan rumah dan seisinya hingga uwa tidak memiliki apaapa dan siapa-siapa lagi RITA : Wa Urip Kuat menghadapi itu semua ?

1. WA URIP : Kalo Kita bli kuat. Aja ngaku jadi manusia. Kita Ku ibarate wayang yang mengikuti cerita dalang. Kalau jarene dalang begini ya harus begini. Itu takdir namanya. Ya kita mesti nrima bae.

RITA

Aku ngerasa Tuhan tidak adil.. AstagfirullahEling sira ku nok ? Aja ngomong sembarangan

WA URIP :

1. RITA : Keluargaku hancur, Wa. Kedua orang tuaku bercerai. Kakak yang selama ini diharapkan untuk menjadi tumpuan dan panutan, ternyata terjerumus ke dunia prostitusi. Ibu, yang merasa dipermalukan, mengusir kakaku. WA URIP : Terus kamu merasa ngga sanggup ngejalanin hidup kamu ?

RITA : Berat, Wa. Terlalu berat !. Apalagi aku sudah keluar dari pekerjaan karena bangkrut. Sementara ibu, terus menuntut aku untuk kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah. 1. Tuntutan yang begitu berat membuat kehidupanku kacau,Wa. Apa lagi oleh omelan ibu yang kasar dan menyakitkan. Rumahku seperti neraka wa. Panas ! Aku tidak betah dan mencoba lari dari itu semua. WA URIP : RITA : Apa dengan lari dari kenyatan semua permasalhan bisa selesai ? hidup, Wa.

Minimal aku bisa sejenak melupakan kepenatan

1. WA URIP : Sejenak ? terus balik maning pada kehidupan semula ? Ha..hamasalah tidak akan selesai kalo terus begitu-begitu saja. RITA : Ngga ada jalan lain wa.

1. WA URIP : Langkah sira ku masih panjang, nok ! apa kamu pikir kehidupan wa urip tidak berat ? apa kamu pikir kamu yang paling nelangsa ? Kamu tidak pernah merasakan bagimana susahnya cari makan. Kamu masih bisa makan enak. Uwa yang makan sisasisanya. Kamu masih bisa tidur dikasur empuk. Sementara Uwa tidur diatas tanah! Kamu tidur diselimuti kehangatan., sementara uwa diselimuti angin dan diintai kematian ! Kamu masih punya segalanya, nok ! Rumah, orang tua dan kehidupan kamu. Kamu lihat uwa !! Lihat Uwa!! Apa lantas uwa harus berteriak.Tuhannnnndimana kamuu.! Kamu tidak adil memberi hidup..!!! Apa kamu lihat uwa seberuntung kamu ? Apa kamu mau tukeran hidup sama Uwa. Kamu yang jadi gelandangan, uwa yang tinggal dirumah kamu ? ( terbatuk-batuk ) RITA : ( Menenangkan Wa Urip )

1. WA URIP : Hidup tuh jangan selalu melihat ke atas. Sesekali kita harus melihat kebawah, supaya kita masih bisa bersyukur. Hidup itu jangan sesekali terus melihat kedepan tapi coba tengoklah kebelakang, supaya kita

bisa mawas diri. Kamu harus bangga dengan hidup kamu sendiri. Jangan ingin seperti orang lain. Nikmati dan syukuri hidup yang tengah kita jalani RITA : Wa Urip bangga dengan hidup uwa ?

1. WA URIP : Sunan Kalijaga aja bilang Ingsun Nitip Tajug lan fakir miskin. Itu yang jadi salah satu kebanggaan uwa. Uwa adalah salah satu yang dititipkan kanjeng sunan. RITA : Tapiwa. Aja tapitapi. Sira ku mau tukeran urip karo kita ?

WA URIP : RITA :

( Tersenyum sambil menggeleng ) CUT TO

Scene 08.

EXT. RUMAH MALAM

RITA dan WA URIP duduk berdampingan di atas genting sambil melihat pesta kembang api.
RITA dan WA URIP tiduran di atas genting sambil memandangi langit. RITA: ( Suara hati ) pergantian tahun kali ini, aku merasakan sesuatu yang lain. Entah kenapa orang ini membuatku merasa yakin kemana aku harus melangkah. CUT TO Scene 09. EXT. RUMAH KOSONG MALAM PEMAIN: WA URIP, RITA RITA mengajak WA URIP ke rumah yang selama ini dijadikan buat kumpul-kumpul bersama teman-temannya. Dari dalam rumah terdengar canda dan tawa dari teman-teman RITA. CUT TO Scene 10. INT. RUANG TAMU, RUMAH KOSONG MALAM PEMAIN: RITA, WA URIP, BONY, APUY, YOGI

APUY, BONY dan YOGI sedang bercanda dan tertawa sambil menikmati minuman keras ketika RITA membuka pintu. Mereka bertiga menyambut gembira dengan kehadiran RITA. BONY: YOGI: Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga. Kita baru saja memulainya. Ya bagian kamu

YOGI tidak meneruskan ucapannya ketika melihat kepala WA URIP menyembul di sisi pintu. YOGI: ( Pada Apuy dan Bony ) Apa aku udah mabuk berat? Kayanya aku ngeliat

YOGI kembali mengalihkan pandangan ke pintu dan melihat WA URIP sudah berdiri dan tersenyum di sisi RITA. YOGI, BONY dan APUY terpaku tidak percaya. RITA : Kenalkan ini teman baru aku. Namanya WA URIP. ( Menyapa, Sok gaul ) haipiye kabere cung!

WA URIP :

YOGI, BONY dan APUY hanya melambaikan tangannya. 1. WA URIP : Oh ya, aku kebelet kencing. Apa disini ( Serempak ) Di luar aja. aja, WA. ada

YOGI, BONY dan APUY: RITA :

( pada WA URIP ) Di samping rumah

WA URIP bergegas keluar. Sepeninggal WA URIP, mereka segera menghampiri RITA. YOGI: BONY: ( Suara tertahan ) Bagaimana kamu bisa bawa dia kesini? Apa kamu udah mabuk?

Obrolan mereka terhenti ketika ketika mendengar suara air kencing dan siulan WA URIP. APUY, BONY dan YOGI pun tertawa.

CUT TO
Suasana hening dan kaku yang sesekali diselingi oleh batuk WA URIP.

Hanya mata mereka yang bergerak kesana kemari. Sampai akhirnya, tawa WA URIP memecahkan keheningan dan kekakuan di ruang tamu. WA URIP BONY YOGI RITA APUY WA URIP BONY : : : : : : : Aja Pada meneng bae sih ! Ayo minum wa.winum.! Iya wa biar nggak masuk angin ! Jangan kelewatan..! Beli apa-apa, Rit. Setitik bae Minuman apa ki ? Jamu wa, biar ngga masuk angin ! mendekatkannya ke

WA URIP : ( Wa urip mengangkat botol dan hidung ) kok bau ya? YOGI : Minum Aja Wa ngga apa-apa kok

RITA : Yogi.! ( Rita hendak merebut botol minuman tapi keburu orang tua itu meminumnya ) WA URIP APUY YOGI : : : Huueekkpait.! Yang namanya jamu pasti pait wa! Ayo Minum lagi wa.!

dari tangan wa Urip

Hahaha

WA URIP dengan sesekali dipaksa meneguk minuman keras itu, RITA yang melihat peristiwa itu merasa tak tega. Ia berhasil merebut botol minuman dari tangan WA URIP. WA URIP : Aku kebelet maning, apa ada.. ( Serempak ) Di luar aja.

YOGI, BONY dan APUY:

WA URIP pergi ke luar rumah. RITA, YOGI, BONY dan YOGI kembali menruskan pesta minuman keras CUT TO Scene 11 EXT.LORONG GELAP PINGGIR RUMAH

PEMAIN : WA URIP Wa URIP selesai melapaskan hajat kecilnya. Tapi kemudian ia terbatuk-batuk dan memegangi dadanya. CUT TO Scene 12 INT. RUANG TAMU, RUMAH KOSONG MALAM PEMAIN: RITA, WA URIP, BONY, APUY, YOGI

CUT TO
YOGI : Rit, Wa Urip kok beli manjing-manjing? ( ( Offscreen ) terdengar suara benda jatuh ) APUY : Iya Rit, coba lihat diluar barangkali kenapaCUT TO Scene 13 EXT.LORONG GELAP PINGGIR RUMAH PEMAIN : WA URIP, BONY, APUY, RITA, YOGI BONY, APUY, YOGI dan RITA tertawa ketika WA URIP tertidur dipinggir rumah. APUY YOGI RITA : : : Malah tidur Watangi wa.Aja turu di luar ! Bangunin aja Bon! napa ?

BONY mengguncang-guncang tubuh WA URIP. Tapi orang tua itu tetap tak terbangun. Ketika BONY membalikan tubuh, nampak dari mulut WA URIP keluar darah segar.Mereka terlihat panik. BONY YOGI : : Gimana ini. Kaya-kayane WA URIPE wis bli urip maning ki ! Bawa manjingbawa manjing ! CUT TO BONY, YOGI, APUY dibantu RITA mengangkat Tubuh Wa URIP

yang sudah tidak berdaya. CUT TO Scene 14 INT. RUANG TAMU, RUMAH KOSONG MALAM PEMAIN: RITA, WA URIP, BONY, APUY, YOGI RITA : Kita lapor aja ama polisi.

APUY : Lapor polisi? Gila? (menunjuk botol minuman) botol, botol, botol, ( menunjuk WA URIP ) mati.. Kita bisa urusan ama polisi. RITA YOGI : : Terus gimana dong Puy, coba kamu buat nafas buatan.

1. APUY : Mulut ke mulut. Audzubillahimindalik. Mendingan nginep di penjara sehari daripadaoooouuueee. Nggak, nggak. Kamu aja deh, Bon. BONY YOGI : : ( Ketawa miris ) ha ha Ngganggagini aja..

YOGI membisiki sesuatu pada BONY dan APUY, dua lelaki itu mengangguk. Tapi nampaknya RITA tidak setuju dengan keputusan yang di ambil YOGI. RITA sempat bertengkar dengan ketiga temannya. Tapi ia kalah suara. BONY dan APUY lebih setuju dengan pendapat YOGI. CUT TO Mereka membereskan meja, menyeka darah yang ada dimulut WA URIP. Sementar RITA terdiam disudut ruangan. CUT TO Scene 15 INT. RUANG TAMU, RUMAH KOSONG MALAM PEMAIN: WA URIP ( Blankscreen) FADE IN WA URIP duduk, wajahnya tertelungkup dan tangannya seolah-olah sedang memegang botol minuman. Tetapi sebentar kemudian tangan itu jatuh lunglai hingga botolnya jatuh dan pecah di lantai ruangan.

FADE OUT ( Blank Screen )

Scene 16 EXT. PASAR MALAM MENJELANG PAGI


PEMAIN: RITA, MR.X Camera CU ke wajah RITA, kemudian bergerak MCU hingga terlihat sepasang kaki. 1. MR. X : ( Off Screen ) Nok mau tukeran urip karo kita tah ?

Camera CU ke Wajah Rita yang terkejut setengah Mati FADE OUT Closing Credit Title Cerita / Skenario : WAWAN. R. ANTONO 2008 MAWAR TERAKHIR Naskah : AR AFFANDI & DARTUM IPUNK KUSMAI 1. EXT. TUNGKU PERAPIAN PAGI ARMAN, AYAH ARMAN, IBU ARMAN DAN ADIK-ADIKNYA Api di perapian menyala merah, Sesekali sebuah selongsong bambu meniup api itu agar tidak padam. Api yang ditimbulkannya semakin memanaskan panci diatasnya. Sebagian uap airnya mengepul mengisi udara bercampur dengan asap dari perapian. CUT TO Sepasang kaki bersepatu butut dengan tali sepatu yang belum ditalikan melangkah mendekati pinggir tungku perapian. Sebentar kemudian sepasang tangan menalikan tali sepatu itu. ARMAN bangkit dari pinggir tungku perapian, ia mengambil tas bututnya, kemudian melangkah menuju ayahnya yang sedang sibuk menyiapkan dagangan buburnya, dan si Ibu yang sedang mengasuh adik-adiknya. Ia menyalami kedua orang tuanya. CUT TO

ARMAN menuntun sepeda keluar dari rumahnya melewati sebuah pagar bambu. Ia menaiki sepeda itu dan mulai mengayuhnya menuju jalan raya. 2. EXT.JALAN PAGI ARMAN ARMAN menyebrangi jalan Raya. Sebentar kemudian ia membelokkan sepedanya kearah jalan yang lebih sepi CUT TO Putaran putaran roda sepeda yang melintasi jalanan CUT TO Dari kejauhan ARMAN mengayuh sepeda di sela-sela keramaian pasar CUT TO CUT 3. EXT. SEKOLAH PAGI FIGURAN Tampak sebuah tulisan besar nama sekolah. Pintu gerbang sekolah di buka. Beberapa siswa yang telah datang dari pagi segera memasuki sekolah. Wajah mereka berseri-seri. Sebagian dari mereka masih berseragam putih merah. Mereka adalah siswa-siswi baru. CUT TO 4. EXT. TAMAN SEKOLAH PAGI WIDA, HENI DIAN, TUTI Disebuah taman sekolah, WIDA berdiri salah tingkah. Dia gelisah, mondar-mandir tak karuan hingga akhirnya duduk di sebuah bangku panjang. Dari kejauhan tiga orangnya mengendap-endap mendekati WIDA. Mereka saling berbisik dan tertawa ditahan. Sampai akhirnya mereka mengangetkan WIDA yang tengah gelisah. HENI, DIAN, TUTI ( Tertawa lepas setelah tadi berusaha menahannya ) Selamat Pagi Tuan Putri WIDA ( Diam merenggut, kesal pada tiga temannya ) HENI

( Menirukan gaya emban yang menyembah pada Ratunya ) Ampun Tuan Putri. Ada Apakah Gerangan, Kenapa Sepagi Buta Ini Tuan Putri Sudah Bersedih ? DIAN ( Menyembah ) Apa Tuan Putri Sedang Menunggu Ratu Peri ? TUTI ( Menyembah ) Atau Pangeran Si Jantung Hati ? HENI Hati-Hati Tuan Putri, Nanti Kesambet Hantu Buruk Hati.. TUTI Dan Mengutuk Tuan Putri Menjadi Kunti HiHiHiHi HENI, DIAN TUTI ( Tertawa ) WIDA Apa-Apaan Sih Kalian ? Kalian Mungkin Yang Pada Kesambet Ngomong Pada Ngaco Begitu ! DIAN Maafkan Kami Tuan Putri, Kalau Kata-Kata Kami Tidak Berkenan Dihati Tuan Putri WIDA Ahhh!!! SudahSudahCukup !! TUTI Tuan Putri.. WIDA

Cukup, Tuti ! Cukup ! Kalian jangan menaikkan tensi darahku dong ! bisa marah nih !! TUTI Iya dehiya deh.. Tapi ada apa sih ? WIDA Aku bete banget tahu ! nungguin kalian sampai akaran CUT TO CUT Dari lorong sekolah SUCI berjalan menghampiri keempat perempuan itu. WIDA Sssstsi pincang datang. si pincang datang! SUCI Wid, anak-anak baru sudah kumpul tuh! Kamu kan bagian pengabsenan. WIDA Iya aku sudah tahu! SUCI Aku tunggu dilapangan ya WIDA Iyaaaaa ! 5. EXT. JALAN MENUJU SEKOLAH PAGI ARMAN ARMAN mengayuh sepedanya cepat-cepat 6. EXT. SEKOLAH PAGI ARMAN ARMAN memasuki gerbang sekolah, dan buru-buru menyimpan sepedanya diantara jejeran sepeda motor yang diparkirkan. Tanpa peduli sepedanya yang roboh, ia kemudian berlari menuju lapangan. 7. EXT. LAPANGAN BASKET PAGI ARMAN, WIDA, SUCI, BENO, FIGURAN

Siswa siswi baru tengah berbaris dan bersiap untuk mengikuti upacara pembukaan Masa Orientasi Siswa Baru. WIDA sibuk mengabsen, sementara SUCI dan BENO berusaha merapihkan barisan. Dari kejauhan tampak ARMAN berlari menuju barisan, namun ia terlihat oleh Wida. WIDA Heh.kamusini !!! ARMAN Iya kak. WIDA Nama Kamu siapa ? ARMAN Arman, kak WIDA Kamu terlambat kan ? ARMAN Iya kakmaaf.. WIDA Kamu, push up 20 kali ! Cepat.!!! CUT TO CUT Teriakan WIDA mengagetkan SUCI dan BENO yang tengah merapihakan barisan. Mereka segera menghampiri WIDA SUCI Ada apa, Wid ? WIDA Anak ini terlambat, jadi harus dihukum!

SUCI Iyatapi jangan begitu caranya WIDA Jadi gimana dong ? apa mau dibiarkan saja ? Apa jadinya sekolah ini kalau siswa-siswanya hobi terlambat ? BENO Tenang, Wid. Tenang. Betul kata SUCI. Kita boleh menghukum anak yang terlambat. Tapi jangan seperti tadi caranya. Kamu bisa tanyakan dulu kenapa alasannya. WIDA Kamu kokjadi ngebela dia sih ? BENO Bukan Begitu Widkita harus. WIDA Ahhhsudahlah.! ( Out Frame ) BENO Wid.! WIDA meninggalkan BENO dengan wajah kesal. SUCI dengan rasa bersalah menghampiri BENO. SUCI Maafin aku ya,BEN. Gara-gara aku. Kamu jadi bertengkar BENO Ga apa-apa CI, udah biasa kok! ARMAN Terus saya gimana, kak ? BENO

Aku sampai lupa.ada anak ini.. SUCI Kamu kembali saja ke barisan. Tapi jangan sekali-kali lagi terlambat ya. ARMAN Siap kak.!!! ARMAN Kembali kedalam barisan. SUCI dan BENO kembali merapihkan barisan. Beberapa Guru datang. Mereka siap melakukan upacara pembukaan CUT TO 8. INT. RUANGAN KELAS KOSONG PAGI WIDA WIDA tampak geram, sambil sesekali ia melihat upacara pembukan MOS dari jendela kelas. Tangannya gemetar menahan marah, ia mencoret-coret buku untuk melampiaskan kemarahannya itu. WIDA Lagi-lagi si pincang, lagi-lagi si pincang.! Jangan harap dia bisa merebut BENO, huh..!!!! CUT TO 9. EXT. LAPANGAN BASKET SIANG SUCI, BENO, ARMAN, WIDA, HENI DIAN TUTI, FIGURAN ARMAN dan teman-temannya sedang melaksanakan Fun Game di pandu oleh SUCI dan BENO. Tampak sekali keakraban diantara mereka. Sementara dari kejauhan. WIDA sambil dikipasi oleh HENI, TUTI dan DIAN menatap SUCI dan BENO dengan rasa kesal. CUT TO 10. EXT.LAPANGAN BASKET SIANG ARMAN, ANDRI, RIZKI, AGUS, SUCI, HENI WIDA, DIAN, TUTI Dari kejauhan ARMAN menatap teman-temannya yang sedang jajan di kantin. Terlihat rombongan Geng WIDA, HENI, DIAN dan TUTI memborong beberapa makanan ringan dan minumannya. RIZKI ANDRI Dan AGUS terus mengiktui GENG perempuan itu sambil sesekali menggoda HENI. ARMAN hanya bisa menelan ludah saat beberapa saat kemudian RIZKI, AGUS dan ANDRI datang menghampirinya sambil dengan asyiknya meneguk air es yang dingin dan segar.

AGUS ( Menyeruput minuman dengan nikmatnya ) Hey boy! Kenapa diem aja. Cacingan ya ? RIZKI Cacingan deh lu.! ANDRI Kasian deh lubukan cacingan ! RIZKI Upsudah ganti ya ? AGUS Bukan udah ganti bego! Emang kamu yang salah ARMAN ( Menahan tawa ) ANDRI Kenapa kamu ? mau ngetawain ya? ARMAN Nggak kak AGUS Terus kenapa kamu tutup mulut ? ARMAN Nggak kakcuman pengen.kentut aja( semakin tidak kuat menahan tawa ) RIZKI Pengen kentut itu tutup pantat bukan tutup mulut !

ANDRI Tumben kamu pinter..! RIZKI Ya.secara.gua gitu lho! AGUS Sudah diam.!..hei boy.jatahjatah.jatah( menengadahkan tangan ) ARMAN Jatah ? ANDRI Iya jatah. ARMAN Jatah apaan kak ? AGUS Hey boydengerindi sekolah ini, setiap murid baru punya kewajiban menyerahkan 10 % uang jajannya buat kita-kita..ngeerti ? RIZKI Iya..ayo serahkansemua harta bendamu ! ARMAN Boro-boro ngasih buat kalian. Uang jajan saja saya ngga punya.. ANDRI Alahbohong kamu RIZKI Iya pasti kamu bohong !! AGUS

Jangan berani-berani bohongya..!!! ayo geledah dia !! RIZKI, ANDRI Beres, Rebes, Bos ! CUT TO RIZKI dan ANDRI menyergap tubuh ARMAN yang ringan. Tetapi sebelum niatnya kesampaian sebuah tongkat menghalangi mereka SUCI Eeehhhapa-apaan kalian ini ! RIZKI dan ANDRI menghentikan niatnya, Sementara AGUS sudah kabur duluan. SUCI Kalian tuh yanggak bosen-bosennya bikin ulah disekolah. Mau saya laporkan lagi ke Pembina OSIS ? ANDRI Eh..SUCInggak koknggak lagi iseng doang. RIZKI ( Setengah berbisik ) DRI, Si Bos dah kabur duluan tuh ANDRI Iya..Ci.maaf yakami permisi dulu ANDRI dan RIZKI berjalan mundur sambil cengengesan meninggalkan SUCI dan ARMAN SUCI Kamu ngga apa-apa ? ARMAN Makasih ya Kak SUCI Mengangguk dan tersenyum

CUT TO 11. INT. RUANG TAMU RUMAH SUCI SIANG SUCI Rumah Suci terlihat berdiri kokoh. CUT TO Didalam ruang tamu SUCI mengambil sebuah pigura bergambar mawar. CUT TO 12. EXT. SAMPING RUMAH SUCI -SIANG SUCI, ARMAN SUCI membawaPiguranya ke samping rumah. Dengan telaten ia membersihkan pigura itu. Pada saat bersamaan, tiba-tiba lewatlah sebuah sepeda didepannya. SUCI seperti mengenal anak yang mengendarai sepeda itu. Buru-buru ia menyimpan pigura yang tengah dibersihkannya. SUCI Hey.. CUT TO ARMAN menghentikan sepedanya dan menegok ke arah suara yang memanggilnya SUCI Kamu ARMAN, kan ? ARMAN Eh..kak SUCI SUCI Kamu tinggal disini juga? ARMAN Iya kaksaya ngontrakbaru tadi malam. SUCI Yaampunaku ngga tahu kalo kamu tinggal dibelakang rumah. Eh..kalo di sini jangan panggil kakak yapangil suci saja

ARMAN Iya Kak.eh SUCI SUCI ( Tertawa ) Sudah sana ganti baju dulu. CUT TO 13. EXT. SEBUAH DIPAN DIBAWAH POHON SAMPING RUMAH ARMAN SORE ARMAN, SUCI ARMAN DAN SUCI Duduk diatas sebuah Dipan bambu. Mereka tengah membersihkan pigura yang tadi tidak sempat terselesaikan. ARMAN Kamu suka bunga mawar ya. SUCI Mawar itu indah, MAN. ARMAN Tungu sebentar ya. ARMAN bangkit dari duduknya, kemudian ia berlari mengambil sesuatu dari dalam rumahnya. CUT TO 14. EXT. SEBUAH DIPAN DIBAWAH POHON SAMPING RUMAH ARMAN SORE ARMAN, SUCI ARMAN Lihat nih..aku juga punya banyak gambar mawar SUCI Ih..lucu sekalikamu laki-laki kok suka juga bunga mawar ? ARMAN

Bumi makin gersang, CI. Terlalu banyak polusi Kalau kita tidak memelihara Bumi ini dengan sesuatu yang sejuk dan indah, maka kita sama saja memperpendek usia bumi. SUCI Pinter kamu ARMAN Aku ingiiin sekali..punya taman bunga. Yang sejuk, indah, penuh warna. SUCI Iyaseharusnya kita bisa memanfaatkan setiap jengkal tanah yang tersisa untuk ditanami sesuatu yang berguna juga indah. ARMAN Ehkenapa sih..kamu beda sama yang lain? SUCI Maksud kamu, karena aku pincang ? ARMAN Bukan.bukanMaaf kalau udah bikin kamu tersinggung. Maksudku. Kamu kan termasuk orang berada. Aku lihat disekolah setiap orang pasti membawa kendaraan bermotor. Kenapa kamu kok ga pernah kelihatan bawa motor. SUCI Aku begini justru karena motor, MAN. ARMAN Maksudnya ? SUCI Kakiku pincang seperti ini gara-gara sebuah kecelakaan. Sejak saat itu, aku trauma. Ga pernah mau sekali-kali lagi naik motor. Lagi pula bukankah Kalau kita tidak memelihara Bumi ini dengan sesuatu yang sejuk dan indah, maka kita sama saja memperpendek usia bumi. ARMAN

( Tersenyum ) CUT TO 15. EXT. TAMAN SEKOLAH SIANG BENO, ARMAN, SUCI, WIDA SUCI dan BENO tengah asyik berdiskusi di bangku panjang taman sekolah. Sesekali mereka tertawa, sesekali juga mereka terlibat dalam perdebatan yang serius. Selagi mereka asyik berdiskusi, tiba-tiba ARMAN lewat didepan mereka. SUCI segera memanggil anak itu. SUCI Man.! ARMAN Eh..kak SUCI ARMAN Nanti siang pulangnya bareng ya Aku punya sesuatu buat kamu.. ARMAN Iya Kak. SUCI Kamu mau kemana ? ARMAN Kebelakang, kak ! SUCI Ya sudahjangan lupa nanti siang ya! ARMAN ( Mengangguk ) ARMAN kembali melanjutkan perjalanannya.( Out Frame ) CUT TO

BENO Kamu suka sama anak kecil itu ya? SUCI ( Tersenyum ) Kenapa..? kamu cemburu ? BENO Ahngggaak..( Sedikit gelagapan ) SUCI Aku anak satu-satunya di keluargaku, Ben. Aku ingin sekali punya adik laki-laki. Dan sosok itu aku temukan di diri anak kecil itu. CUT TO CUT Didalam kelas, WIDA memperhatikan keakraban SUCI dan BENO. Ia menatap mereka penuh kebencian. CUT TO 16. EXT.KEBUN SORE RIZKI, ANDRI, AGUS Layang-layang terbang diangkasa, kadang ia melenggok ke kanan, kadang ke kiri. Tiba-tiba ada layang-layang lain yang muncul. Mereka bertempur hingga salah satunya putus dan melayang tanpa arah. AGUS Hey..boy !..layang-layang kita putus boy.! Kejar boy kejar !! RIZKI, ANDRI dan AGUS berusaha mengejar layang-layang itu. CUT TO CUT 17. EXT. KEBUN SORE ARMAN, SUCI, AGUS, ANDRI, RIZKI Sepasang kaki berjalan di sela-sela rerumputan. ARMAN dan SUCI berjalan memasuki sebuah kebun kosong yang ditumbuhi rumput liar. Mereka membawa setangkai pohon mawar, ember dan sekop kecil.

ARMAN Makasih yadah beliin bunga mawar buat aku.. SUCI Buat kamu ? nggak lagi.itu bunga mawar punya kita ARMAN Ohgitu ya ? Jadi malu nih ARMAN dan SUCI mulai menggali tanah, memasukkan pohon mawar kedalamnya kemudian menyiraminya dengan air. CUT TO SUCI Man, kira-kira nama apa yah yang cocok buat bunga mawar kita kalau nanti sudah mekar ? ARMAN Apa..ya? Udin kali.he..he SUCI Aku serius Man..! ARMAN Menurut aku..nama yang cocok..( berfikir ) bagaimana kalau si Brewok ? SUCI Brewok ? ( Heran menatap ARMAN, kemudian tertawa terbahak-bahak ) ARMAN Iya si Brewok ! ( Meyakinkan ) SUCI Masa sih si Brewok..! Aku punya nama buat bunga mawar kita.. ARMAN

Apa tuh ? SUCI Dara ARMAN Itu kan nama Burung SUCI Iya Dara..aku ingin bunga mawar kita terbang seperti burung dara menebarkan wangi dan indahnya ke seluruh dunia.. ARMAN Ya..udah deh aku setuju ! nama yang bagus ! daripada si Brewokha..ha..ha ! CUT TO Tiba-tiba RIZKI, ANDRI dan AGUS berlarian di kebun itu mencoba mengejar layang-layang yang jatuh. Mereka hampir saja menginjak ARMAN dan SUCI. ARMAN dan SUCI berusaha melindungi pohon mawar yang baru mereka tanam dari terjangan anak-anak itu. ARMAN ( Berteriak memaki ) Heybelekok..!! bisa ngga sih pake mata !Main tabrak aja !!! RIZKI, ANDRI dan AGUS tidak peduli, mereka terus berebut layang-layang hingga sobek. Dan mereka pergi begitu saja meninggalkan ARMAN dan SUCI SUCI Sudahlah, MAN, biarkan saja anak-anak rese itu ! ARMAN Biarin aja ! Siapa takut ? Kalau dipukul, paling..sakit. Kalau udah ngga kuat nahan sakittinggal nangis. Gampang kan ? Aku kan masih anak-anak, jadi kalau nangis ngga perlu malu !

SUCI Iya dehTerserah kamu! Pulang yuk ! ARMAN (masih dengan wajah sewot ) Ayosiapa takut ! SUCI ( Tersenyu )Biasa aja kalikamu makin jelek tahu ! CUT TO 18. EXT.JALAN SORE ARMAN, SUCI ARMAN dan SUCI berhenti disebuah lapangan. Mereka melihat beberapa siswa sedang latihan baris berbaris. ARMAN WowKeren ! Kalau nati aku sudah besar, aku ingin jadi tentara !! SUCI Tentara kok kecil, item, idup lagiha..ha..ha.. ARMAN ( Cemberut ) CUT TO 19. EXT. SEKOLAH SIANG WIDA, TUTI, HENI, DIAN, BENO Ruangan kelas sudah mulai kosong. Sebagian besar siswa sudah pulang kerumahnya masingmasing. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih terlihat mondar-mandir di koridor sekolah. WIDA duduk menyendiri dengan wajah cemberut. Beberapa saat kemudian HENI, DIAN dan TUTI muncul. TUTI

Pasti kamu marah ya. DIAN Sorry deh WID, Jam terakhir kan Fisika, Uuuuuhhh penyiksaan banget. Jangankan keluar buat pulang, mau pipis aja ngga ada yang berani keluar. Lihat tuh si HENI, sampe nembus gitu DIAN menunjuk kearah rok belakang HENI yang basah akibat cipratan air. HENI kaget bercampur malu, dia berusaha menyembunyikan pantatnya. HENI Bohong, WID, Aku nggak ngompol kok ! Dian aja yang ngibulnya kebangetan. Lagi pula ini kan bukan ngompol. Tapi..anutadiaku tadi duduk di bangku yang basah.. TUTI Ngomong-ngomong ada apa sih sampe kamu nungguin kita disini ? HENI Iya nih.jadi penasaranMau bagi-bagi rejeki ya? WIDA Rejeki soal gampang, itu soal belakangan. Sekarang kalian mau tahu tidak gosip yang terhangat saat ini ? DIAN Tapi bukan gosip murahan kan ? WIDA Jelas bukan, Ini gosip aku dapatkan dari sumber yang seratus persen dapat dipercaya kebenarannya. HENI Gosip apaan sih ? Paling juga tentang cowok ganteng ! TUTI Ngaco ! bukan cowok ganteng, tapi buaya ganteng hi..hi WIDA

( Kesal ) Kalian mau denger gosipnya tidak ? TUTI Iya dehiya. Begitu saja kok marah. Apa coba gosipnya ? WIDA Kalian tahu si SUCI, kan ? DIAN Si Ketua OSIS itu ? HENI SUCI yang jalannya begini.( menirukan jalan pincang ) TUTI Ada apa dengan dia ? WIDA Sabarsabar Nona. Menurut sumber gosip. Si Suci tiap hari suka terlihat nongkrong di pasar dan terminal. DIAN Ngapain ? Ngeceng ? Mejeng? ngerumpi ? WIDA Bukan!! Tapi dia itu begini. ( Menirukan gaya orang peminta-minta ) TUTI Ahyang bener WID ? WIDA Serius, Masa bohong. Malah tadi malam aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Dia berdua sama anak kelas VII itu meminta-minta sambil bawa mangkok. Mereka beraksi meminta belas kasih

DIAN Wah gawat itu !Hal ini bisa mencemarkan nama baik sekolah kita. WIDA Itu dia masalahnya. Apa lagi dia menjabat sebagai Ketua OSIS. Apa kata anak- anak sekolah lain. Kalau mereka tahu Ketua OSIS kita orang yang suka begini ( menirukan gaya pemintaminta ) HENI Tapi, WID. Apa kamu yakin kalau SUCI itu jadi pengemis ? DIAN Iya WID, jangan-jangan ini hanya akal-akalan kamu saja, karena sekarang SUCI sering terlihat bareng sama BENO, pacar kamu WIDA Sumpah ! Aku serius ! Jujur ! 20. EXT. RUMAH ARMAN SIANG ARMAN, IBU ARMAN Seorang IBU setengah baya masuk sambil membawa sebakul nasi, piring dan lauknya. Setelah selesai meletakkannya diatas meja, ia kemudian berjalan menuju samping rumah sambil membawa penggebuk kasur. Wanita setengah baya itu membolak-balikkan kasur dan sesekali memukulinya. Beberapa kali pula ia menyeka keringat di dahinya. CUT TO ARMAN menuntun sepeda bututnya kedalam halaman rumah. Ia menyimpannya sembarangan dan melemparkan tas nya begitu saja. Ditangannya kini ada sebuah buku bergambar bunga mawar yang ia pandangi dengan penuh harapan. ARMAN Kapan yabunga mawarku mekar seperti di gambar ini ? CUT TO CUT IBU ARMAN ( Sambil memukul mukul kasur )

ArmanMakan dulu ! CUT TO CUT ARMAN terperanjat. Buru-buru ia ia memasukkan buku bergambar mawar itu kedalam tas nya. ARMAN Iya bu sebentar VO IBU ARMAN Sudah ibu siapkan spaghetti dan chicken nugget di meja ARMAN beranjak menuju meja, dimana disana terdapat sebakul nasi, semangkuk besar mie rebus , sepiring goreng tempe dan ikan asin. ARMAN Bingung sambil matanya menatap satu persatu makanan yang tersaji diatas meja. ARMAN Mana spaghetinya ? mana Chicken nugget nya ? CUT TO IBU ARMAN menghampiri ARMAN yang berdiri termenung di depan meja. IBU ARMAN Kenapa, Man ? ARMAN Bu, kenapa tiap hari kita makan hanya dengan mie, tempe dan ikan asin. IBU ARMAN Diam saja. Ia malah mengambilkan nasi dan lauknya untuk ARMAN, kemudian untuk dirinya sendiri lalu ia makan dengan lahapnya. IBU ARMAN Sudah jangan banyak protes ! Nikmati saja ! Syukuri saja, bahwa kita masih bisa makan. Masih banyak orang-orang yang tidak bisa makan seperti kita. Ayo makan ! ARMAN Tapi, bu.

IBU ARMAN Jangan pakai tapi ! makan itu pakai mulut. Ayo makanlah saja ! Cuma itu yang bisa ibu berikan. Tapisemoga hanya dengan spagheti eh..mie, tempe dan ikan asin ini. Kelak kamu bisa mencapai cita-cita kamu. ARMAN Apa bisa bu, hanya dengan makanan ini, Arman bisa jadi Tentara ? IBU ARMAN ( Terkejut dan hampir tersedak ) Tentara.? Ibu Arman menghela nafas, ia menatap Arman. Ada kekhawatiran dari sorot matanya. Perhatiannya kemudian beralih pada koran-koran bekas yang didalamnya terdapat berita tentang kekerasan- kekerasan tentara di medan perang. CUT TO 21. EXT. DEPAN RUANG KELAS SIANG HENI, WIDA, TUTI, DIAN, BENO, SUCI WIDA, HENI, TUTI dan DIAN masih bercengkrama di depan ruang kelas. HENI Bisa Jadi kamu cemburu sama Suci. Kamu takut kalau SUCI menggaet Beno. Pincang-pincang begitu juga, Suci kan manis. CUT TO Tiba-tiba sebuah lengan menepuk pundak HENI BENO Siapa yang cemburu, HEN ? HENI ( Latah ) Cemburu.ehiya cemburu.kamu tuh cemburu.Wid.. Iya BEN cemburu BENO ( Mendekati WIDA )

Betul begitu, WID ? WIDA Siapa lagi yang cemburu Ngga lah ya. BENO Denngerin nih WID, Berjuta kembang di taman hanya satu kembang idaman. Berjuta gadis impian hanya satu kau yang kusayang. Percayalah, aku bersumpah cinta kasihku hanya buat kamu, Wida. WIDA Gomballl! BENO Kamu tidak percayaayo belah dadaku !!! ( sambil hendak membuka seragamnya ) TUTI JanganBen.! Kamu kan banyak panunya ! BENO Hussss sembarangan ! Steril dong ! Sehat, Asli !! WIDA Kita pulang Yu! BENO Lho ? Ada apa ini. Baru saja aku datang kok kalian malah pada pulang WIDA Memang sekarang sudah waktunya untuk pulang, Kenapa ? BENO Yangga bisa begitu saja dong, harus ada alasan yang jelas kenapa kalian jadi sensitif begini. WIDA

Pikir saja sendiri CUT TO Tiba-tiba SUCI menghampiri kelima anak itu SUCI Assalamualaikum BENO, HENI, TUTI, DIAN, WIDA Wa alaikum salam BENO Dari mana CI, Kok Belum pulang ? SUCI Foto copy di toko depan. Kalian sendiri belum pada pulang ? WIDA ( Ketus ) Kami juga mau pulang kok, lama-lama disini juga nanti ketularan ngemis BENO Kamu ngomong apa sih, WID ? WIDA Yang kamu denger. Aku Tadi ngomong apa BENO Yatapi itu bukan kata-kata yang bagus WIDA Ohjadi itu tidak bagus. Lalu yang bagusnya yang bagaimana ? Yang begini ; kasihan pak.kasihan bu. BENO

WIDA.!!!! DIAN Sudahsudah kok kalian malah ribut sih !. Malu dong dilihat orang WIDA ( Menunjuk SUCI ) Ini semua gara-gara dia, tahu !!!! WIDA diikuti teman-temannya pergi meninggalkan BENO dan SUCI SUCI Lho kok aku ? Apa salahku ? Wid, Aku tidak mengerti. Widtunggu ! CUT TO 22. EXT. JALAN SIANG SUCI, HENI, WIDA, TUTI, DIAN HENI, WIDA, TUTI dan DIAN bersembunyi disebuah tembok. Dari Kejauhan SUCI berjalan sendiri. Ketika SUCI mendekat HENI, DIAN, WIDA dan TUTI mencegat langkah SUCI. Mereka berdiri ditengah jalan sambil berkacak pinggang. WIDA Wah.rupanya Ketua OSIS kita, masih asyik berjalan kaki. Kasihan banget. TUTI Lagi nyari tumpangan ya? DIAN Atau mau pindah lokasi praktek ? HENI Praktek apaan sih ? TUTI Praktek belas kasihan. Kasihan pak.kasihan bu.tolong kasih saya..buat tambahan buat beli mobil biar ngga jalan kaki terus haha ( Ketiganya tertawa )

CUT TO CUT DIAN Wah tongkatnya bagus juga, CI ( memegangi tongkat SUCI ) HENI Dapat dari mana CI ? WIDA Boleh dong kita pinjam ( Merebut Tongkat dari tangan SUCI ) SUCI Janganjangan.. ( SUCI terjatuh) WIDA Alaaaahh., baru tongkat butut saja sudah begitu pelitnya. ( Memakai Tongkat ) Wah asyik juga lho.. Pantesan SUCI betah pake tongkat ini HENI Cocok WiD, cocok ! Pantes banget. Si Beno pasti tambah sayang sama kamu. TUTI Bukan sayang monyongtaapi kasihan hi..hi..hi.. SUCI Tolong berikan tongkat itu WIDA WIDA Apa ? Berikan ??? Sabar manis.yang lain juga kan belum kebagian nyoba SUCI berusaha mengambil tongkat dari tangan WIDA, Namun WIDA mengopernya ke HENI. SUCI berusaha merebutnya. HENI mengoper ke TUTI. Begitu seterusnya sampai SUCI tak kuasa menahan tangisnya. Melihat begitu, WIDA dan ketiga temannya menghentikan ulahnya, melemparkan tongkat ke SUCI. Lantas dengan pongahnya mereka meninggalkan SUCI. SUCI mengambil tongkatnya dengan suyah payah.

23. EXT. SEBUAH DIPAN DIBAWAH POHON SAMPING RUMAH ARMAN SORE ARMAN, SUCI ARMAN sedang membetulkan kancing bajunya yang lepas. Perlahan ia memasukan benang kedalam jarum. Kemudian menjahit mata kancing nya perlahan. Dari arah belakang SUCI muncul dengan wajah yang murung dan sedih. SUCI Duduk di samping ARMAN. SUCI Ini es krim buat kamu ( Menyerahkan es krim pada ARMAN ) ARMAN ( Gembira ) Buat Aku ? makasih banget ya.seumur hidup aku belum pernah merasakan Es krim. ARMAN menjilati eskrim itu dengan lahap. Bibirnya sedikit belepotan. SUCI tersenyum melihat kelakuan ARMAN. Ia mengusap-usap kepala ARMAN.Ia memandangi ARMAN penuh dengan kasih sayang. ARMAN Kenapa.? Apa ada yang aneh ? SUCI Aku.ingin bicara.. ARMAN Tentang Bunga Mawar.? SUCI ( Menggelengkan kepala ) Beberapa saat mereka terdiam. SUCI memandang jauh kedepan. Sementara ARMAN asyik menjilati Es Krim nya. ARMAN ( Menatap Es krim dan menjilatinya dengan lahap ) Enak banget. !

( Menatap SUCI ) Katanya mau bicara ? ( Menjilati Es Krim lagi ) SUCI Tadi malam.aku bermimpi. ARMAN Tentang bunga mawar ? SUCI ( Menggelengkan kepala pandangan matanya jauh menatap kedepan ) Aku bermimpi, pada suatu saat..matahari akan begitu teriknya menyengat bumi. Terjadi sebuah badai besar disana. Panasnya berkali-kali lipat hingga tiba di Bumi. Seluruh kehidupan bumi hancur. Hangus diterjang panas matahari. Tetapi masih ada satu kehidupan yang mampu bertahan.bunga mawar kita masih tetap bertahan hidup MAN ARMAN Aku tidak mengerti( tetap asyik menjilati eskrim ) SUCI Man..besok aku.mau pindah ke Jakarta Es krim ditangan ARMAN terjatuh mengenai pakaiannya. Ia menatap SUCI dan tertunduk sedih. SUCI tak mampu menguasai perasaannya ia berlari meninggalkan ARMAN.ARMAN berusaha mengejarnya. CUT TO CUT 24. EXT. TROTOAR JALAN RAYA SORE HENI, AGUS, ANDRI, RIZKI AGUS, RIZKY, ANDRI nongkrong diatas trotoar dipinggir Jalan Raya. Dari kejauhan tampak HENI sedang Berjalan. RIZKI Bos.cintamu bositu cintamu, bos..

AGUS Mana ? ANDRI Itu Bosmau lewat sini ! RIZKI Ayo bos.katakan cinta bos pada cintamu. ANDRI Iya BOStembak dia sekarang juga RIZKI Ditembak ? mati dongbego kamu..! ANDRI Kamu yang bego.ditembak itu istilah buat ngungkapin rasa cinta AGUS Sudah diam.diam.. AGUS merapikan rambutnyaANDRI merapikan baju AGUS, dan RIZKI merapikan Celana AGUS. HENI semakin mendekat. Mereka bertiga mencegatnya. AGUS ( Tersenyum genit ) Haicantik.! ANDRI Suiitsuiiit..!! RIZKI Wikwir.

AGUS, RIZKI dan ANDRI terus menggoda HENI. Mereka mencolek dan terus menjahilinya. HENI merasa risi. Akhirnya tanpa sadar Heni mendorong tubuh mereka bertiga hingga mereka terjatuh. CUT TO 25. EXT. KEBUN SORE AGUS, RIZKI, ANDRI ( Foreground Bunga Mawar ) Ketiga anak anak itu duduk di sebuah Batu. ANDRI dan RIZKI berusaha menenangkan AGUS yang kecewa. ANDRI Udah bos..sabar.sabar. AGUS HeniHenimengapa kau tolak cintaku.Duh.. RIZKI Bos salahsih..coba rayu dulumaen colek-colek langsung. Ya Takutdong ceweknya. ANDRI Iya bos.coba pake puisi dulu AGUS Puisi ? waduhnyerah deh Boy! Ngga bisa ! ANDRI Kasih Contoh. Coba, KI ! RIZKI Begini nih Bos.! ( Melihat ke Bunga Mawar ) Nahitu ada bunga. Katakan cinta lewat puisi dan bunga ( perlahan Menghampiri bunga mawar dan memetiknya ) Ohcintaku..Heni. janganlah engkau tolak cintaku. Semua akan aku lakukan untukmu. Laut akan kusebrangi. Gunung akan kudaki. Itu juga kalau ngga cape. ANDRI Dasar bego! ( menatap ke AGUS ) Ayo bos kita ke Rumah HENI. Berikan bunganya ke dia.

AGUS Tapi Dri. ANDRI Ayosudah..jangan takut. KI ! Ayo Kita Kemon ! Mereka bertiga meninggalkan kebun Itu. CUT TO 26. EXT. KEBUN SORE ARMAN, SUCI Beberapa saat setelah ANDRI, AGUS dan RIZKI pergi. SUCI setengah berlari tiba ditempat itu. Disusul oleh ARMAN. Mereka terkejut ketika mendapatkan Bunga Mawar yang mereka Tanam sudah tidak ada lagi ditempatnya.Mereka duduk bersimpuh didepan pohon mawar yang sudah tak berbunga lagi. ARMAN CIbunga mawar kita hilang dipetik orang SUCI Tapi rasa sayang aku tidak akan pernah hilang, Man. Mereka menangis sambil berpelukan. ARMAN ( Melepaskan pelukan ) Kamu harus pulang CI. Kamu harus menyiapkan keberangkatanmu besok. SUCI ( Menyerahkan secarik kertas ) Simpan ini.agar sesekali kamu bisa mengingat aku. CUT TO CUT Tangan mereka berjabat. Perlahan tangan itu terlepas. CUT TO

27. EXT. KEBUN SORE AGUS, RIZKI, ANDRI ARMAN Membuka secarik kertas itu. Perlahan kenangannya bersama SUCI tergambar kembali VO SUCI Angin menelanjangiku perlahan / Saat mentari Gagu / dengan semburatnya yang masih ragu. Disini Meranggas segala belukar / Dengan sekuntum mawar / yang tergolek diatasnya / Bersamamu adalah kebahagiaan yang melenakan / Tetapkan hatimu disini ? Tetaplah bersama harum yang memabukkan / Tetaplah bersam bahagia yang masih tertunda / dengan selaksa tawa, cerita dan canda. Tetaplah./ tatap ketetapan hatiku / Dengan ketepatan hatimu / Agar tetap menetap kebersamaan. Tentang cerita persahabatan kita / Tapiaku masih ingin melanjutkan Mimpi yang masih panjang / Dengan tawa / cerita dan canda / tentang mawar / selalu bersamamu. CUT TO 28. EXT. RUMAH ARMAN PAGI ARMAN ARMAN Buru-buru mengambil sepeda. Mengendarainya menuju Rumah SUCI 29. EXT.HALAMAN RUMAH SUCI PAGI ARMAN ARMAN Menhentikan sepedanya ketika Mobil SUCI mulai bergerak meninggalkan rumahnya. ARMAN hanya bisa menatap kepergian SUCI.

7 Komentar

7 pemikiran pada Skenario Film & Teater

1. April 8, 2012 zera Kalau download film ini di mana ya? Aku mau liat film nya. Mksh. Balas

Februari 16, 2013 raff29 https://www.youtube.com/watch?v=eL2ZT4Ivwjg https://www.youtube.com/watch?v=AWZ_rhPn7Mk Balas

2. Agustus 16, 2011 Sastra Adytia Asalamualaikum. Oh yah pa,,, kan disekolah saya mau membuka Eskul tentang Dunia Perfilman (Kru Multimedia) Tapi saya belum amat sangat menguasai tentang Perfilman Tolong minta artikelnya donk tentang Perfilman / Broadcasting Kirim ke almat Email saya aja, di tunggu Terimakasih. Balas

Agustus 16, 2011 raff29 OkeInsya Allah nanti saya kirimkan.coba lihat artikel lainnya di blog ini ada Sekilas Tentang Pembuatan Film 1 3 di search aja. saya rasa sudah cukup untuk bekal, Balas

3. Maret 10, 2010 tiara aku kpengen. bnaget jadi artis terkenal . Balas

4. September 11, 2009 yosi salam kenal, saya senang dengan dunia akting dan film, tulisan anda mengenai akting cukup menarik, terlebih liat naskahnya lumayan. kalo tentang langkah 2 berlatihya gmn ya pak.. saya pengen tau juga, hal kaya gini haruskah pake kamera yang memadahi ya thanks Balas

September 12, 2009 raff29 Thanks atas comment nya. Untk kamera tergantung jenis filmnya untuk konsumsi apa. kalo misalkan hanya untuk koleksi pribadi bisa aj pake Handy cam analog/digital dengan pencahayaan sederhana dengan bantuan matahari ( untuk siang ). Kalo malem pencahyaan harus lebih kuat lagi. Kalo untk konsumsi publik misalkan untuk tv lokal ya.dengan camera MD juga masih bs diterima, cuman bagusnya yacamera dan pencahayaan yang memenuhi standar broadcast. Sebagi contoh untuk film sang perawan saya memakai camera MD, sedangkan untuk film mawar terakhir hanya menggunakan camera handycam Analog dengan pencahayaan mengandalkan sinar matahari. Langkah-langkah berlatih.. 1. Bedah naskah dulu bareng pemain dan kru. Biar di lapangan kita bisa sinkron 2. untuk pemain setelah casting, pelajari karakter masing-masing pemain kalo perlu adain observasi peran

3. Baru deh latihan-latihan.. 4. udah gitu siap take.camera rollingaction sederhana kan ?

Anda mungkin juga menyukai