Anda di halaman 1dari 10

ULKUS KORNEA Kornea terdiri dari lima lapisan, mulai dari lapisan terluar yaitu epitelium, lapisan Bowman,

Stroma, membran Decemet, dan endothelium (Eye Teachers of America Foundation, 2012). Susunan lapisan-lapisan dari kornea dapat dilihat dalaam gambar berikut di bawah ini : Gambar 1 Lapisan Kornea

Sumber : Eye Teachers of America Foundation, 2012 Ulkus pada kornea ditandai dengan adanya inflamasi pada kornea dan kerusakan kornea yaitu lesi menggaung pada epitelium dan dapat mencapai lapisan stroma. Kerusakan ini dapat mengakibatkan hilangnya integritas dan kejernihan kornea. Patogen tersering yang menyebabkan ulkus kornea dapat berupa bakteri atau jamur. Risiko terjadinya ulkus kornea semakin meningkat pada pasien diabetes mellitus (Manikandan et al, 2008). Ulkus kornea dapat juga disebabkan oleh patogen virus. Penyebab lainnya adalah abrasi benda asing, penutupan kelopak mata yang tidak adekuat, kekeringan mata berat, penyakit alergi berat, penggunaan lensa kontak, dan

berbagai gangguan inflamasi lainnya (Medical Research Information India, 2012). Karakteristik ulkus kornea karena bakteri dan jamur berbeda, demikian pula dengan penatalaksanaannya. Karakteristik ulkus kornea bakterial adalah sebagai berikut : 1. Riwayat trauma pada kornea. 2. Nyeri, merah, berair, penurunan visus. 3. Oedema palpebral (terutama pada ulkus gonokokus), pada ulkus gonokokus disertai dengan sekret purulent dan pada ulkus pseudomonas sekret berwarna hijau kebiruan. 4. Bentuk ulkus bulat atau oval pada bagian sentral atau parasentral kornea. Sementara bagian lain dari kornea tetap bersih, dapat disertai dengan hipopion. 5. Pada ulkus pneumokokus, perluasan batas ulkus akan mengakibatkan munculnya infiltrate aktif yang dapat memperdalam tepi ulkus dan tepi ulkus yang bertingkat-tingkat ini akan menampakkan tanda-tanda membaik. Mayoritas ulkus pneumokokus akan menujukkan tanda adanya hipopion dan dacryocystitis. 6. Ulkus pseudomonas terjadi dalam durasi yang cepat, oedema papebra yang jelas seiring dengan terjadinya ulkus dalam perjalanan yang cepat. Jika tidak ditangani, akan mengakibaktan terjadinya perforasi dalam 2-3 hari. Ulkus yang semakin memburuk juga dapat mengenai sklera. 7. Ulkus yang disebabkan oleh Moraxella dan Nocardia bersifa progresif lambat pada individu imunokompromais.

(World Health Organization, 2004) Berbagai spesies bakteri dilaporkan palig sering menyebabkan ulkus kornea yaitu spesies stafilokokal, P aeruginosa, Streptococcus pneumoniae, dan Moraxella. Gejala klinis ulkus kornea dari masing-masing spesies bakteri ters ebut berbeda-beda dengan beberapa karakterstik khusus tetapi cenderung kurang untuk mengidentifikasi patogen penyebab ulkus dari gejala klinisnya saja. Mayoritas ulkus kornea terletak di sentral, pad abeberapa kasus terletak di perifer kornea (ulkus marjinal). Ulkus marjinal lebih khas pada ulkus yang diakibatkan blefarokonjungtivitis stafilokokus. Ulkus jenis ini tidak terjadi karena infeksi bakteri langsung tetapi karena reaksi inflamasi karena antigen dan toksin stafilokokus. Ulkus ini bersifta self limited, berlangsung selama 7-10 hari, dapat tetap terjadi walaupun blefarokonjungkitivis sudah ditangani (Mills, 2012). Karakteristik ulkus kornea jamur adalah sebagai berikut : 1. Riwayat trauma yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan 2. Dicurigai ulkus jamur jika pasien melaporkan pekerjaan utamanya adalan di bidang pertanian. 3. Nyeri dan merah, sama dengan ulkus bakteri, tetapi oedema palpebra minimal bahkan pada kasus yang berat kecuali jika pasien telah mendapatkan pengobatan secara tradisional atau terjadi injeksi periokular. 4. Ulkus jamur pada stadium awal akan tampak seperti sel dendritik pada virus herpes simpleks. Tepinya yang tampak seperti bulu merupakan manifestasi

klinis patognomonis. Juga disertai dengan lesi satelit, cincin imun, dan hipopion. 5. Permukaan ulkus meningkat dengan infiltrate putih keabu-abuan, yang dapat tampak seperti kering. 6. Ulkus karena jamur berpigmen tampak coklat atau hitam, dengan peningkatan, kering, kasar, plak seperti kulit pada permukaan kornea. (World Health Organization, 2004) Ulkus karena jamur paling sering disebabkan oleh spesies Candida, Fusarium, Aspergillus, Penicillium,Cephalosporium dan mycosis fungoides. Secara klinis, yang sering mengakibatkan ulkus kornea adalah keratitis acanthamoeba, keratitis ulseratif perifer yang disertai reumathoid arthritis, dan granulomatosis Wegener, fotokeratitis yang diakibatkan oleh paparan sinar UV berlebih, serta keratitis karena sulfur jamur kimia (Mills, 2012). Infeksi virus herpes simpleks (HSV) merupakan penyebab ulkus kornea tersering, dengan lesi ulkus dendritik sebagai gejala patognomonis yang muncul. Infeksi HSV memiliki ciri khas adanya hilangnya sensasi kornea yang mengakibatkan anestesia kornea. Virus Varicella Zooster (VZV) juga dapat menyebabkan ulkus kornea. Walaupun keterlibatan kornea dapat terjadi ketika varisela (chickenpox), tetapi hal ini tidak umum dan jika terjadi pun bersifat jinak (benign). Bentuk zoozter (shingles) yang melibatkan cabang oftalmik dari nervus trigeminal lebih umum dijumpai pada infeksi kornea karena VZV. Ketika terjadi erupsi herpetic pada sepanjang hidung, pada cabang nasosiliar pada nervus oftalmik, hal ini mengindikasikan adanya keterlibatan kornea. Hal ini disebut

sebagai Hutchinson sign. Pola dendritik yang terlihat pada infeksi HSV tidak terlihat pada infeksi zoster, walaupun dapat juga terjadi pseudodendrit yang hampir mirip dengan dendrit sesungguhnya. Hilangnya sensasi kornea merupakan ciri utama infeksi zoster. Sebaliknya, walaupun biasanya ulkus kornea pada varisela terjadi secara benign, komplikasi kornea pada zoster oftalmik dapat bersifat berat dan menyebabkan kebutaan (Mills, 2012). Gambar 2 Gambaran Klinis Early Bacterial Ulcer

Sumber : World Health Organization, 2004 Gambar 3 Gambaran Klinis Late Bacterial Ulcer

Sumber : World Health Organization, 2004

Gambar 4 Gambaran Klinis Early Fungal Ulcer

Sumber : World Health Organization, 2004 Gambar 5 Gambaran Klinis Late Fungal Ulcer

Sumber : World Health Organization, 2004

PEDOMAN PENATALAKSANAAN ULKUS KORNEA


TIDAK TERLIHAT HIFA PADA HAPUSAN TERLIHAT HIFA PADA HAPUSAN

RUJUKAN ke pusat oftalmik tersier, JIKA : Tidak membaik setelah 3 hari perawatan TIdak membaik setelah 7 hari perawatan

Sumber : World Health Organization, 2004

ALGORITMA PENATALAKSANAAN DI PELAYANAN TINGKAT SEKUNDER

Sumber : World Health Organization, 2004

PEDOMAN PENATALAKSANAAN DI PELAYANAN TINGKAT TERSIER

ALGORITMA PENATALAKSANAAN DI PELAYANAN TINGKAT TERSIER

Sumber : World Health Organization, 2004

DAFTAR PUSTAKA Eye Teachers of America Foundation (2007) The Layers of the Cornea and Their Functions. Diakses pada 6 November 2012. Manikandan, P (2008) Corneal Ulcer of Bacterial and Fungal Etiology from Diabetic Patients in Tertiary Care Eye Hospital in South India. Medicine and Biology vol 12 no 2. Medical Research Foundation India (2012) Patient Information of Corneal Ulcer. India : Sankhara Netralaya. Mills, T. (2012) Corneal Ulceration and Ulcerative Keratitis in Emergency Medicine. Emedicine Medscape. Diakses pada 6 November 2012 World Health Organization (2004) Guidelines for Management of Corneal Ulcer in Secondary and Tertiary Care Facilities in South East Asia Region. Geneva : WHO Publication Vaughan, D dan Ashbury, L. (2007) General Ophrhalmology 17ed. Philadelphia : The McGraw Hill Company

Anda mungkin juga menyukai