Anda di halaman 1dari 23

KONSEP TEORI

A. Pengertian Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh, terutama pada jaringan sinovial.

B. Etologi Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain: 1. Usia lebih dari 40 tahun. Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis. 2. Jenis kelamin wanita lebih sering. Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis. 3. Suku bangsa. Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang. 4. Genetik 5. Kegemukan dan penyakit metabolik. Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.

6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga. Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi. 7. Kelainan pertumbuhan Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda. 8. Kepadatan tulang Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

C. Tanda dan Gejala Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi. Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain; 1. Nyeri sendi Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain. 2. Sering keringat dingin, sekalipun waktu tidur. 3. Kaki terasa sakit 4. Tulang-tulang dan persendian terasa sakit. 5. Keluar keringat berbau anyir. 6. Jika diraba, tulang terasa sakit 7. Hambatan gerakan sendi Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. 8. Kaku pagi Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.

9. Krepitasi Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit. 10. Pembesaran sendi (deformitas) Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar. 11. Perubahan gaya berjalan Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

D. PATOFISIOLOGI Pada arthritis rheumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi dalam jaringan synovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane synovial dan akhirnya membentuk pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degerstif dengan menghilangnya elastisiitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

E. KOMPLIKASI Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid. Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

F. PENCEGAHAN 1. Kurangkan berat badan- ini mengurangkan tekanan pada sendi 2. Kerap bersenam- senaman membantu melancarkan pengaliran darah, memastikan tulang dan otot kita kuat. 3. Makan makanan yang seimbang 4. Pelihara sendi, kurangkan tekanan pada sendi, gunakan mekanisma badan

G. PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001). Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain : 1. Pemberian terapi Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun. 2. Pengaturan aktivitas dan istirahat Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi. 3. Kompres panas dan dingin Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin. 4. Diet Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan. 5. Pembedahan Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. 1. Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. 2. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). 3. Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain). 4. Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah Tanda : Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa. 5. Hygiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan 6. Neurosensori Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. 7. Nyeri/ kenyamanan Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ). 8. Keamanan Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.

9. Interaksi social Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi. 2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot. 3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas. 4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi. 5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan interpretasi informasi

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN 1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi. Kriteria Hasil: Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol, Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional: 1. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal R/ : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program 2. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan R / : Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri 3. Tempatkan/ pantau penggunaan bantal, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace. R/ : Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi. 4. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. R/ : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi 5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendisendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. R/ : Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan.

2. Kerusakan

Mobilitas

Fisik

berhubungan

dengan:

Deformitas

skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot. Kriteria Hasil : Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

Intervensi dan Rasional: 1. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi R/ : Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi. 2. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu. R/ : Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan) 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan R/ : Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi. 4. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze R/ : Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik

pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. 5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace R/ : Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor.

3. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas. Kriteria Hasil : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi keterbatasan. Menyusun rencana realistis untuk masa depan. penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan

Intervensi dan Rasional: 1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. R/ : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung. 2. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual. R/ : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut) 3. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. R/ : Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. 4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. R/ : Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi. 5. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan. R/ : Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut. 6. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. R/ : Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. 4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi. Kriteria Hasil : Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual. Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri

Intervensi dan Rasional: 1. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. R/: Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini). 2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. R/ : Mendukung kemandirian fisik/emosional) 3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan. R/ :Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri) 4. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. R/ : Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran) 5. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya. R/ : Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual) 6. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi. R/ : Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah)

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/

mengingat,kesalahan interpretasi informasi. Kriteria Hasil : Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

Intervensi dan Rasional: 1. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. R/ : Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi 2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat. R/ : Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas 3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres. R/ : Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks) 4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. R/ : Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis)

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta kedokteran. Media Aesculaapius FKUI:Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC: Jakarta.

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. .Jakarta: EGC.

Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

PENGKAJIAN GERONTIK DALAM INDIVIDU


Hari / tanggal Pukul Oleh : 8 Mei 2013 : 10.00 WIB : Thomas Untung Lou

1. IDENTITAS DIRI KLIEN a. Identitas diri klien Nama Umur / Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Suku Pendidikan : Ny. W : 63 Tahun : Kawin : Kristen Protestan : Jawa : SMP

b. Penanggung Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pendidikan Pekerjaan : : : : : : Ny. T 63 tahun Perempuan Jl. Cemara SMA Pengusaha

2. RIWAYAT USIA LANJUT Pekerjaan Masuk Panti : penjahit : 16 Maret 2003

Jumlah dan Keluarga yang masih ada : 2 orang

3. RIWAYAT KESEHATAN a) Keluhan utama yang dirasakan saat ini : Ny.W mengatakan kaki kiri kesemutan,kram, nyeri dan pegal-pegal 1 minggu. Rasa pegal pegal, kesemutan dan linu bertambah ketika Ny.W melakukan aktivitas. b) Riwayat penyakit yang pernah diderita : Ny. W mengatakan dulu ia pernah menderita penyakit asma tapi sekarang sudah sembuh. c) Riwayat penggunaan obat obatan untuk mengurangi keluhan : Ny. W mengatakan ia mengkonsumsi obat salbutamol dan aminophilin

d) Riwayat pemanfaatan pelayanan kesehatan : Ny. W mengatakan biasanya kalau sakit ia berobat ke puskesmas terdekat. e) Riwayat merokok / minum minuman keras : Ny. W mengatakan ia tidak pernah mengkonsumsi minuman keras maupun merokok.

4. FISIOLOGIS a. Fungsi respirasi dan kardiovaskuler 1) TTV : S : 36


0

C , N :86

x/menit, RR : 18

x/menit, TD : 140/80 mmHg

2) Pengkajian Thorak Bentuk dada : Perkusi : Auskultasi : Suara napas : Vesikuler Suara napas tambahan : tidak ada Suara jantung tambahan : tidak ada Normal Nyeri tekan pada dada : Tidak ada Datar

b. Nutrisi 1) Kebiasaan makan dan minum : Jumlah makanan Persi makan Jenis makanan Jumlah minum Jenis minuman 2) Luka bekas operasi : 3) Bising usus : 10 : 3 x/hari

: sedikit tapi sering : nasi, lauk pauk. : 800 cc/hari

: teh dan air putih Tidak Ada, x/menit,

4) Perkusi abdomen : Tympani 5) Nyeri tekan : 6) Massa : Tidak ada

Tidak ada Tidak ada

7) Pembesaran Hepar : c. Eliminasi BAK Warna Jumlah : 2

x/hari,

: bening : 750 cc/hari

Lain-lain : (Ex : dapatkah lansia tersebut mengontrol BAK?) BAB : 2 x/hari

Warna Konsistensi Lain-lain

: kuning : lembek : tidak ada

d. Aktivitas dan istirahat 1) Kekuatan otot : 5 5

2) Kebiasan isterahat : Tidur siang : 1 8 jam jam

Tidur malam : Insomnia

: Tidak

Barthel Indeks : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Makan Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali (termasuk duduk di tempat tidur) Personal higiine (cuci muka, menyisir, bercukur jenggot, gosok gigi) Naik turun kloset (melepas / memakai pakaian saatBAB/BAK, menyiram WC) Mandi Berjalan di permukaan datar atau Menggayuh kursi roda sendiri 7. 8. 9. 10. Naik dan turun tangga Berpakaian (termasuk menalikan sepatu, menutup resleting) Mengontrol anus Mengontrol kandung kemih Score Item yang dinilai Dibantu Mandiri 10 15 5 10 5 10 5 10 10 10 10 100

Penilaian Barthel Indeks menurut Granger : 0 20 21 40 41 60 61 90 91 100 : Dependent total : Dependent berat : Dependent sedang : Dependent ringan : Mandiri

Kesimpulan : Ny.W mandiri

e. Integumen 1) Elastisitas kulit : Menurun 2) Warna rambut : Hitam

3) Sebaran rambut : Rata 4) Kuku : Tebal : Keras : Bersih, tidak tidak

f. Fungsi Neurologis 1) Pendengaran : Normal 2) Penglihatan : Berkurang

3) Status koknitif : SPMSQ (Shotr Portable Mental Status Questionnair) Score + 1 2 Tanggal berapa hari ini? 15 Mei No Pertanyaan Jawaban

Hari apa sekarang? (hari, tanggal, dan Rabu, 15 Mei 2013 tahun) Apa nama tempat ini? Berapa nomor telepon anda? Panti Harmoni Tidak punya

3 4

4.a Dimana alamat anda? (ditanya pada Jl. Cemara selatan klien yang tidak mempunyai telepon) 5 6 7 8 9 10 Berapa usia anda? Kapan anda lahir? Siapa presiden Indonesia saat ini? Siapa nama presiden sebelumnya? Siapa nama kecil ibu anda? Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun Jumlah total 63 tahun Tahun 1950 SBY Megawati Maria

Penilaian : Kesalahan 0-2 Kesalahan 3-4 Kesalahan 5-7 Kesalahan 8-10 : Fungsi intelektual utuh : Fungsi intelektual ringan : Fungsi intelektual sedang : Funsi intelektual berat

g. Fungsi endokrin 1) Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada 2) GDA : tidak diperiksa

5. KONSEP DIRI a. Harapan sebagai lansia Ny. W berharap anak dan cucu setia, taat dan berbakti kepada Tuhan Yesus Kristus b. Penilaian depresi berdasarkan skala depresi Beck Tidak depresi atau minimal

6. FUNGSI PERAN a. Pekerjaan sebelumnya :

Ny.W sebelumnya bekerja sebagai penjahit

b. Pekerjaan saat ini

Ny. W saat ini tidak bekerja.setiap hari a Cuma menghabiskan waktu bersama teman temannya d panti harmoni.

c. Kebiasaan beribadah

Ny. W dan penghuni panti lainnya rutin melakukan ibadah pada pagi dan malam hari.

7. INTERDEPENDENT Apgar keluarga No 1 Fungsi Adaptasi Uraian Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada saat saya sedang mengalami kesusahan. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalahnya dengan saya. Score 1

Hubungan

Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau kegiatan baru. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (tema-teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai. Saya puas dengan teman-teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama.

Pemecahan

Penilaian : Selalu (2), Kadang-kadang (1), Tidak pernah (0).

8.

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak ada

ANALISA DATA ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama mahasiswa :Thomas Untung Lou Tanggal analisa : Data Data subyektif : Ny. W mengatakan sejak 1 minggu terakhir kaki kirinya terasa pegal, linu dan kesemutan Ny. W mengatakan rasa pegal, linu dan kesemutan bertambah ketika melakukan aktivitas Data obyektif : Keadaan umum : CM Usia ibu : 63 tahun Observasi TTV TD : 140/80 mmHg RR : 18 x/mnt N : 86 x/mnt S : 36 0c Proses menua Kurang pengetahuan tentang reumatik Penurunan daya ingat Nyeri akut Kesemutan dan rasa linu pada sendi Tulang mengalami gesekan Permukaan tulang dan sendi tidak lagi licin Perubahan hormon Etiologi Proses menua Masalah Nyeri akut

Data Subyektif :. Ny. W mengatakan tidak mengerti tentang penyakit reumatik, tiadak tahu pantangan dan cara pengobatan Data Obyektif : Ny.W tampak bingung saat ditanya tentang penyakit reumatik, pantangan dan cara pengobatan

Kurang terpaparnya informasi

Kurang pengetahuan

SKORING/ PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN GERONTIK

Diangnosa keperawatan : Nyeri akut b.d pegal,linu dan kesemutan pada persendian

No 1

Kriteria Sifat masalah 1. Tidak/Kurang sehat 2. Ancaman kesehatan 3. Keadaan sejahtera

Nilai

Bobot

Skor

Pembenaran

3 2 1 1

Ny. wmengatakan kakinya terasa 3/3x1= pegal, linu dan kesemutan apabila 1 beraktivitas

Kemungkinan masalah untuk dirubah 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat 2 1 0 2 1/2x2= 1 Ny. W hanya bisa istirahat apabila kaki dan pinggangnya terasa pegal, linu dan kesemutan

Potensial untuk dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah 3 2 1 1 Adanya kemauan dari Ny. W 2/3x1= untuk meengetahui tentang 2/3 penyakit reumatik.

Menonjolnya masalah 1. masalah dirasakan dan perlu penangganan segera 2. masalah dirasakan, tidak perlu ditangani segera 3. masalah tidak dirasakan 0 1 1 2/2x1= 1 2 Ny. W tidak tahu tentang masalah yang dirasakan

Jumlah

3 2/3

Diangnosa keperawatan : Kurang pengetahuan tentang reumatik b.d kurang terpaparnya informasi

No 1

Kriteria Sifat masalah 1. Tidak/Kurang sehat 2. Ancaman kesehatan 3. Keadaan sejahtera

Nilai

Bobot

Skor

Pembenaran

3 2 1 1

Ny. W mengerti tentang 2/3x1= pentingnya berobat ke dokter, 1 puskesmas, dll.

Kemungkinan masalah untuk dirubah 1. Mudah 2. Sebagian 3. Tidak dapat 2 1 0 2 1/2x2= 1 Ny. W memiliki sedikit tabungan untuk berobat apabila sewaktu waktu sakitnya menjadi parah.

Potensial untuk dicegah 1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah 3 2 1 1 Ny.W menyadari bahwa sangat 2/3x1= penting berobat ke dokter atau ke 2/3 puskesmas

Menonjolnya masalah 1. Masalah dirasakan dan perlu penangganan segera 2. Masalah dirasakan, tidak perlu ditangani segera 3. Masalah tidak dirasakan 0 1 1 1/2x1= 1/2 2 Apabila sakitnya menjadi parah Ny.W pergi ke dokter atau puskesmas untuk berobat.

Jumlah

2 7/6

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut b.d pegal,linu dan kesemutan pada persendian 2. Kurang pengetahuan tentang reumatik b.d kurang terpaparnya informasi

INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama mahasiswa :Thomas Untung Lou Tanggal : Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

Diagnosa No 1. Keperawatan

Nyeri akut b.d Tujuan : pegal,linu dan 1. Nyeri berkurang atau hilang 2. Rasa pegal, linu dan kesemutan berkurang atau teratasi KH : 1. Ny.W melaporkan rasa kesemutan , pegal dan linu berkurang 2. Ny. W dapat beraktivitas tanpa rasa pegal, linu dan kesemutan 4. Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk mengobati penyakit reumatik 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi 1. Anjurkan klien untuk mandi air hangat, kompres sendi sendi yang sakit dengan air panas 2. Berikan masase yang lembut 2. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan tegangan otot 3. Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan meningkatkan kemampuan koping 4. Agar pasien mampu membuat obat tradisional secara mandiri. 1. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas menurunkan rasa sakit

kesemutan pada persendian

2.

Kurang pengetahuan

Tujuan : Pengetahuan Ny.W

1. Kaji tingkat pengetahuan klien 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit reumatik 3. Evaluasi tingkat pengetahuan klien

1. Menentukan intervensi selanjutnya 2. Meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit reumatik 3. Mengetahui pemahaman klien tentang reumatik

tentang reumatik tentang reumatik b.d kurang adekuat terpaparnya informasi KH :

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama mahasiswa : Thomas Untung Lou Tanggal : Hari / Tanggal 1. 1. kompres kaki Ny. W menggunakan air hangat 2. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat, kompres sendi sendi yang sakit dengan air panas 3. memberikan masase yang lembut 4. Mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi 5. Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk mengobati penyakit reumatik P : Rencana perawatan dihentikan. O: Ny. W bisa mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional A : Masalah Teratasi S : - Ny. W mengatakan sudah melakukan kompres hangat pada sendi yang sakit No. Dx Implementasi Evaluasi

2.

1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit reumatik 3. Mengevaluasi tingkat pengetahuan klien

S :Ny. W. mengatakan sudah tahu tentang penyakit reumatik O: - Ny.W dapat menyebutkan pencegahan pada penyakit rematik A :Masalah teratasi. P :Rencana perawatan dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai