Anda di halaman 1dari 38

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Mata Pelajaran Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester Alokasi waktu Program

Keahlian Pertemuan Ke Indikator Hasil Belajar : - Mengukur dengan berbagai peralatan pengukur mekanis presisi Memilih jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja. I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa bisa menyebutkan macam-macam alat ukur. 2. Siswa mampu menyebutkan fungsi macam-macam alat ukur. 3. Siswa memahami berbagai jenis alat ukur. 4. Siswa biasa menentukan jenis alat ukur apa yang akan digunakan sesuai dengan benda kerja II. Materi Pembelajaran Pertemuan 1. 1. Pengukuran dengan berbagai peralatan pengukur mekanis presisi. a. Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm. b. Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01mm. d. Neraca : untuk mengukur massa suatu benda. e. Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik. f. Dinamometer : untuk mengukur besarnya gaya. g. Termometer : untuk mengukur suhu. h. Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara. 0,1 mm. c. Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian : SMK Negeri 1 Sidoarjo : Alat Ukur Mekanik Presisi : Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi : Menggunakan peralatan pengukur presisi Element : I (satu)/1 (ganjil) : 2 x 45 menit : Teknik Pemesinan : 1 s/d 2

i. Ampermeter : untuk mengukur kuat arus listrik. j. Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik k. Volt meter : untuk mengukur tegangan listrik. l. Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar. m. Hidrometer : untuk mengukur berat jenis larutan. n. Manometer : untuk mengukur tekanan udara tertutup. o. Kalorimeter : untuk mengukur besarnya kalor jenis zat. 2. Memilih jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja. Berdasarkan sifat dari alat ukur dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu : a) Alat ukur linier langsung Mistar baja, adalah alat ukur linier langsung paling sederhana yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada bagian penunjuk ukuran (skala) alat ukur tersebut.

Gambar 1.1. Mistar Baja Mistar geser (jangka sorong), alat ukur yang mempunyai ketelitian yang digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar dan kedalaman. i. Mistar geser nonius (vernier caliper). Ada 2 jenis mistar geser nonius yaitu jenis yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam dan jenis kedua digunakan untuk mengukur dimensi dalam, dimensi luar dan mengukur kedalaman. ii. Mistar sorong jam (dial caliper). Fungsiya sama dengan mistar geser nonius yaitu untuk mengukur dimensi dalam, dimensi luar dan kedalaman. Perbedaannya adalah skala nonius diganti dengan jam ukur. iii. Mistar sorong batas (dial snap caliper). Konstruksinya mistar sorong batas mempunyai kombinasi nonius dan jam ukur juga berfungsi sebagai kaliber batas. Kaliber batas adalah alat untuk memeriksa toleransi dari dimensi produk dalam jumlah banyak. Jam ukur pada mistar sorong batas terbebas dari peluncur skala nonius.

iv.

Mistar sorong ketinggian (height gauge). Berfungsi untuk mengukur ketinggian. Untuk menggunakan dibutuhkan meja rata yang berfungsi sebagai landasan permukaan bawah. b. Keterangan gambar: 1. Rahang ukur 2. Lidah ukur 3. Ukuran tinggi (kedalaman) 4. Rahang tetap 5. Rahang geser 6. Lidah 7. Baut penjepit 8. Batang 9. Ekor 10. Skala nonius 11. Knop (sensor 12. Skala utama

Gambar 1.2. Bagian-bagian jangka sorong (mistar geser) Mikrometer. Dipergunakan untuk pengerjaan yang memerlukan ketelitian dan ketepatan. i. Mikrometer luar (outside micrometer). Digunakan untuk mengukur diameter luar. ii. Mikrometer indikator (indicating micrometer). Merupakan gabungan antara mikrometer dengan jam ukur yang berfungsi untuk mengukur dimensi luar dari benda ukur seperti diameter luar dan panjang. iii. Mikrometer dalam (inside micrometer). Digunakan untuk mengukur besar lubang dengan teliti dan terdiri atas beberapa bagian yang dapat dipisah-pisahkan. iv. Mikrometer kedalaman (depth micrometer). Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda kerja misalnya kedalaman lubang atau permukaan bertingkat.

Gambar 1.3. Mikrometer b) Alat ukur linier tak langsung. Pada alat ukur ini hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skalanya. Alat ukur standar i. Blok ukur (gauge block). Adalah alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk mengukur tinggi obyek ukur dan kalibrasi. Dalam 1 set blok ukur terdiri dari 8 buah yang mempunyai ukuran 25 mm sampai 200 mm. ii. Batang ukur (length bar). Batang ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung, diantaranya berfungsi untuk kalibrasi susunan blok ukur dan penyetelan posisi nol dari alat ukur yang besar. iii. Kaliber induk tinggi (height master). Merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran tak langsung diantaranya berfungsi untuk mengukur penyetelan nol mikrometer. Prinsip kerjanya gabungan dari susunan blok ukur dan mikrometer. Alat ukur pembanding i. Jam ukur (dial indicator). Digunakan untuk memeriksa kesejajaran bidang, poros, lubang maupun kebulatan poros. Digunakan juga untuk memeriksa kesikuan dan kesejajaran penempatan benda kerja terhadap meja mesin dan ketirusan. ii. Pupitas atau jam ukur tes (dial test indicator). Merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur penyimpangan ukuran pada beberapa titik dalam benda kerja atau memeriksa kesejajaran bidang.

iii. Pembanding (comparator). Alat yang berfungsi untuk pengukuran yang cermat seperti alat ukur standar. Dalam pemakaian digunakan sebagai pembanding ukuran. iv. Kaliber batas (limit gauge). Alat yang berfungsi untuk mengukur atau memeriksa lubang, poros, konis, posisi, kombinasi atau profil dan ulir. c) Alat ukur sudut Alat ukur sudut dalam i. Busur baja (steel enginer protractor). Alat ukur sudut langsung dengan ketelitian satu derajat dan kapasitas ukur 0o 180o. ii. Busur bilah (bevel protractor). Alat untuk mengukur sudut kerja secara langsung yang mempunyai ketelitian 5 menit dan kapasitas ukur 360o. Busur bilah dibedakan menjadi busur kombinasi, busur derajat baja (kecermatan 1 menit), busur bilah jam, busur bilah nonius (kecermatan 5 menit), busur bilah optik (kecermatan 5 menit) dan autokolimeter.

Gambar 1.4. Bevel Protactor Alat ukur sudut tak langsung i. Rol dan bola. Alat yang berfungsi untuk mengukur sudut secara tak langsung dengan bantuan blok ukur. ii. Batang sinus. Adalah sebuah pelat paralel yang berfungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut benda kerja dengan bantuan bantuan dua buah rol berdiameter sama, dengan jarak senter L = 100 mm, 200 mm, 250 mm, atau 300 mm. iii. Senter sinus. Alat untuk mengukur sudut konis dengan bantuan blok ukur. iv.Dobel meja sinus dan busur sinus . Digunakan untuk mengukur atau memeriksa sudut benda kerja. v. Blok ukur (angle gauge). Terdiri dari balok-balok dengan ukuran panjang 75 mm dan lebar 16 m. Dua sisinya yaitu atas dan bawah

dapat saling didekatkan. Berfungsi untuk memeriksa atau mengukur sudut benda kerja. vi. Auto kalimator (angle dekor). Digunakan untuk mengukur sudut benda kerja yang presisi. d) Alat ukur kedataran. Alat ukur kedataran menggunakan penyipat datar yaitu alat untuk mengukur atau memeriksa permukaan benda kerja. Penyipat datar terdiri dari pipa kaca melengkung yang berisi spiritus dengan sedikit gelembung udara yang dipasang pada suatu rangka memanjang atau berbentuk bujur sangkar dan terdapat skala yang simetris. b) Alat ukur ulir Ulir luar Berikut adalah alat ukur ulir luar secara kasar: i. Mistar sorong. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar dan kisar ulir. ii. Mikrometer luar. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar. iii. Mikrometer ulir luar. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar yang lebih teliti. iv. Dua rol atau kawat baja. Berfungsi untuk mengukur sudut ulir. v. Mal ulir. Berfungsi untuk mengukur kisar dan sudut ulir. Berikut alat ukur yang berfungsi untuk mengukur ulir luar secara teliti: i. Mikrometer rol pembawa (floating cariage micrometer). Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar. ii. Mikrometer bangku (bench micrometer). Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir dan diameter minor (kaki atau inti) ulir luar. iii. Mikrometer landasan khusus. Berfungsi untuk mengukur diameter tusuk ulir luar (pitch diameter). iv. Mikrometer dengan dua kawat. Berfungsi untuk mengukur diameter tusuk ulir luar. v. Mikrometer dengan tiga kawat. Berfungsi untuk mengukur diameter tusuk ulir luar. vi. Profile projector. Berfungsi untuk mengukur diameter mayor ulir luar, kisar dan sudut ulir.

Bagian-bagian utama ulir yang perlu diukur adalah: i. Diameter mayor (diameter luar) yaitu diameter terbesar ulir. ii. Diameter minor (diameter inti) yaitu diameter terkecil ulir. iii. Diameter tusuk (diameter pit) yaitu diameter khayal atau semu yang letaknya diantara diameter luar dan diameter inti atau kaki. iv. Kisar yaitu jarak antara dua puncak ulir yang berdekatan dan diukur menurut garis lurus yang sejajar sumbu silinder. Pda ulir tunggal kisar ini sam adengan gang; sedangkan untuk ulir majemuk tidak demikian. v. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang satuannya dalam derajat. Misalnya untuk standar ISO atau Amerika sudut ulirnya 60o dan untuk whitworth sudut ulirnya 55o. Ulir dalam i. Mikrometer ulir dalam. Berfungsi untuk mengukur diameter tusuk. ii. Mistar sorong. Berfungsi untuk mengukur diameter inti atau kaki ulir, kisar atau tinggi ulir. iii. Mikrometer. Berfungsi untuk mengukur diameter inti atau kaki ulir. iv. Blok sudut dengan mikrometer. Berfungsi untuk mengukur diameter inti atau kaki ulir. v. Mal ulir. Berfungsi untuk mengukur sudut, kisar, dan tinggi ulir. vi. Profile projector. Berfungsi untuk mengukur sudut, kisar dan tinggi ulir. Pertemuan 2. Teknik pengukuran yang benar dan tepat dapat dilakukan

Gambar 2.1. Penggunaan jangka bengkok

gambar 2.2, Penggunaan mistar geser/ jangka sorong III. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran yang digunakan adalah meliputi : 1. 2. 3. 4. Metode Ceramah Metode Demontrasi Metode penugasan dan latihan sambil disertai dengan penjelasan Dan metode tanya jawab

IV. Langkah-langkah Pembelajaran a. Pertemuan ke 1 A. Kegiatan Awal ( 15 menit) 1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran. 2. Berdoa bersama 3. Absen 4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa 5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat 6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator B. Kegiatan Inti ( 55menit) 1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara melaksanakan proses Mengukur dengan berbagai peralatan pengukur mekanis presisi dan Memilih jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja. 2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. 4. Guru member tugas agar siswa mencoba dan latian.

5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan motivasi dalam pembelajaran. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta memberi tugas-tugas bila diperlukan 2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung. 3. Berdoa bersam. b. Pertemuan ke 2 A. Kegiatan Awal ( 15 menit) 1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran. 2. Berdoa bersama 3. Absen 4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa 5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat 6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator B. Kegiatan Inti ( 55menit) 1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang teknik pengukuran yang benar dan tepat yang dapat dilakukan 2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. 4. Guru memberi tugas agar siswa mencoba dan latian. 5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan motivasi dalam pembelajaran. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta memberi tugas-tugas bila diperlukan 2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung. 3. Berdoa bersam.

V. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran 1. Buku pedoman mata diklat alat ukur 2. Modul pembelajaran Alat Ukur 3. Catatan 4. 5. Papan tulis/Whiteboard & spidol Kertas HVS/buram

6. Micrometer 7. Jangka sorong Sumber Belajar : Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung Modul menggunakan dan memelihara alat ukur VI. Penilaian Soal teori beserta lembar penilaian sebagai berikut : 1. Jelaskan pengukuran dalam arti luas ? 2. Sebutkan syarat dari besaran standart ? 3. Sebutkan 5 macam alat ukur.? Jelaskan ! 4. Berdasarkan sifatnya alat ukur dibedakan menjadi berapa ? sebutkan! 5. Sebutkan 3 fungsi dari alat ukur Vernier Caliper ? Kunci jawaban : 1. Membandingkan suatu besaran denan besaran standart 2. - Dapat didefinisikan secara phisik, - Jelas dan tidak berubah dengan waktu, - Dapat digunakan sebagai pembanding dimana saja didunia 3. 1. Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm, 2. Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm., 3. Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01mm,

4. Neraca : untuk mengukur massa suatu benda, 5. Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik. 4. 5 a. Alat ukur langsung b. Alat ukur pembanding c. Alat ukur standart d. Alat ukur batas e. Alat ukur bantu 5. Untuk mengukur diameter luar pada benda kerja, Untuk mengukur diameter dalam benda kerja. Untuk mengukur kedalaman atau ketinggian benda bertingkat

Sidoarjo, 21 Juli 2009 Guru Mata Pelajaran Guru Pemula

Supiyanto, S. Pd. MM NIP. Mengetahui, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sidoarjo

Wahyu Robby Cahyadi NIM. 065524014

Ketua Jurusan Teknik Pemesinan

Drs. Heru Mursanyoto, MM. NIP. 19630913 198703 1 016

Drs. Mansur NIP.19610112 168703 1 009

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Nama Sekolah Mata Pelajaran Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester Alokasi waktu Program Keahlian Pertemuan Ke Indikator Hasil Belajar : - Mengukur dengan alat ukur sesuai dengan metode dan teknik yang benar I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa bisa mengukur dengan alat ukur sesuai dengan metode dan tekni yang benar 2. Siswa bisa mengukur sampai ukuran gradasi terkecil II. Materi Pembelajaran Pertemuan 3. Pengukuran secara akurat sampai graduasi terkecil dari suatu instrumentasi dapat dilaksanakan. Membaca Nilai Hasil Pengukuran Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan angka nol skala vernier, yaitu 46 mm (A) sedangkan angka dibelakang koma diambil dari titik dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama berteemu, yaitu (4) yang ditunjukkan oleh B, jadi hasil pembacaan dari gambar di bawah ini ialah 46,4 mm atau46,40 mm A 46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm A B Mengukur sampai ukuran gradasi terkecil : SMK Negeri 1 Sidoarjo : Alat Ukur Mekanik Presisi : Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi : Menggunakan peralatan pengukur presisi Element : I (satu)/1 (ganjil) : 2 x 45 menit : Teknik Pemesinan : 3 s/d 4

Menangani atau melihara Vernier Caliper

a)

Sebelum di ukur, besihkan benda yang akan diukur dan vernier kalipernya juga dibersihkan dari debu dan partikel-partikel serta di beri pelumas untuk mencegah agar tidak mudah karatan.

b)

Sebelum

digunakan , periksalah bahwa skala vernier bergeser bebas, dan

angka 0 pada kedua skala bertemu dengan tepat (Segaris) seperti pada gambar di bawah ini.

c)

Tempatkan kembali vernier kaliper yang sudah selesai digunakan pada tempatnya (sarungnya) usahakan penempatannya tidak ditumpuk satu sama lainnya

d)

Sewaktu mengukur, usahakan benda yang akan diukur dekatkan sedekat mungkin ke skala utama, Pengukuran di ujung gigi pengukur, maka akan menghasilkan pembacaan kurang akurat. Seperti gambar di bawah ini.

e)

Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan sampai miring, karena akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat, seperti gambar di bawah ini - Cara mengukur diameter luar.

Rahang skala utama Item yang akan diukur Rahan Vernier

i. Cara mengukur diameter dalam.

Pertemuan 4. Hasil pengukuran diinterpretasi secara benar dan akurat. Prinsip pengukuran VERNIER CALIPER DENGAN NILAI KETELITIAN 1/128 INCH (Inci) Vernier Caliper/Jangka sorong ini mempunyai nilai ketelitian sebagai berikut : a. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala vernier b. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala utama berikut : = 1/128 inch = 1/16 inch

Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai

Hasil pembacaan didapat : - Skala Utama Hasil pembacaan = 1 1/16 inch = 1 3/32 inch - Skala Vernier : 4 x 1/128 inch = 4/128 inch

Perhitungan di atas didapat dari uraian sebagai berikut : a. Skala Utama : Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala lebih Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala utama adalah = 1 inch + 1/16 inch lebih Nilai lebih akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier , sebagai berikut . b. Skala Vernier : Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4 (angka 4), karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai skala vernier adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch. c. Sehingga hasil pembacaan akan didapatkan sebagai berikut : Skala Utama = 1 inch + 1/16 inch = 1 1/16 inch = 34/32 inch Skala Vernier = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch = 1/32 inch

Hasil Pembacaan : .. = 34/32 + 1/32 = 35/32 inch

= 1 3/32 inch. Contoh Pembacaan ke 2 :

Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch - Skala Vernier : 7 x 1/128 inch Hasil Pembacaan = 7/128 inch = 7/128 inch = 184/128 Inch = 1 56/128 Inch

* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala utama. BATAS UKUR PADA MICROMETER Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda kerja bagian dalam maupun yaitu : 2. Micrometer 0 25 mm - 75 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm 3. Micrometer 25 50 mm 4. Micrometer 50 bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-beda ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran sampai 25 mm,

KONSTRUKSI ATAU BAGIAN-BAGIAN MICROMETER

Nama-nama bagian /komponen-komponennya. 1. Anvil 2. Spindel 3. Lock Lamp/pengunci 4. Iner sleeve PRINSIP PENGUKURAN Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran 5. Outer sleve 6. Timble (skala timbel ) 7. Racter Stoper/Ratchet

dengan micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle. Seperti pada gambar di bawah ini

Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X 1/50). III. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran yang digunakan adalah meliputi : 1. 2. 3. 4. Metode Ceramah Metode Demontrasi Metode penugasan dan latihan sambil disertai dengan penjelasan Dan metode tanya jawab c. Pertemuan ke 3 A. Kegiatan Awal ( 15 menit) 1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran. 2. Berdoa bersama 3. Absen 4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa 5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat 6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator B. Kegiatan Inti ( 55menit) 1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara pengukuran secara akurat sampai graduasi terkecil dari suatu instrumentasi dapat dilaksanakan. 2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. 4. Guru member tugas agar siswa mencoba dan latian. 5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan motivasi dalam pembelajaran. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta memberi tugas-tugas bila diperlukan 2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung. 3. Berdoa bersam. d. Pertemuan ke 4 A. Kegiatan Awal ( 15 menit) 1. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran. 2. Berdoa bersama 3. Absen 4. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa 5. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat 6. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator B. Kegiatan Inti ( 55menit) 1. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara mengetahui hasil pengukuran diinterpretasi secara benar dan akurat. 2. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. 4. Guru memberi tugas agar siswa mencoba dan latian. 5. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan motivasi dalam pembelajaran. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 1. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta memberi tugas-tugas bila diperlukan 2. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung. 3. Berdoa bersam.

V. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran 1. Buku pedoman mata diklat alat ukur 2. Modul pembelajaran Alat Ukur 3. Catatan 4. 5. Papan tulis/Whiteboard & spidol Kertas HVS/buram

6. Micrometer 7. Jangka sorong Sumber Belajar : Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung Modul menggunakan dan memelihara alat ukur Modul OTO.KR01.010.03 VI. Penilaian Soal teori beserta lembar penilaian sebagai berikut : 1. Sebutkan bagian-bagian dari mistar sorong yang ditunjukkan oleh angka-angka pada gambar berikut!

2. Sebutkan jenis-jenis mistar sorong! 3. Tentukan ukuran yang ditunjukkan oleh gambar berikut!

b).

....... inch

c). Kunci jawaban : 1. 1. 2. 3. 4. 5. Rahang tetap bawah Rahang bergerak bawah Rahang tetap atas Rahang bergerak atas Batang geser

........ inch

6. Skala Nonius (mm) 7. Skala Nonius (inchi) 8. Mur pengencang 9. Batang pengukur 10. Batang kedalaman

2. Mistar sorong nonius, mistar sorong jam, mistar sorong batas, Mistar sorong ketinggian 3. 1) 14.40 b). 1,148 2) 11.45 c). 1,225 Sidoarjo, .. Guru Mata Pelajaran Guru Pemula

Supiyanto, S. Pd. MM NIP. Mengetahui, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sidoarjo

Wahyu Robby Cahyadi NIM. 065524014 Ketua Jurusan Teknik Pemesinan

Drs. Heru Mursanyoto, MM. NIP. 19630913 198703 1 016

Drs. Mansur NIP.19610112 168703 1 009

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Mata Pelajaran Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester Alokasi waktu Program Keahlian Pertemuan Ke Indikator Hasil Belajar : - Membaca hasil pengukuran Dapat mengukur benda kerja dengan posisi dan metode yang benar I. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa bias membaca hasil pengukuran 2. Dapat mengukur benda kerja dengan posisi dan metode yang benar 3. Siswa mampu menggunakan alat ukur jangka sorong sesuai petunjuk operasi kerja dan hasil pengukuran dapat dibaca. : SMK Negeri 1 Sidoarjo : Alat Ukur Mekanik Presisi : Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi : Menggunakan peralatan pengukur presisi Element : I (satu)/1 (ganjil) : 2 x 45 menit : Teknik Pemesinan : 5 s/d 6

II. Materi Pembelajaran Pertemuan 5. Pemilihan jenis alat ukur presisi yang sesuai dengan benda kerja yang diukur Membaca Nilai Hasil Pengukuran Seperti pada gambar di bawah ini nilai didepan koma diambil dari penunjukkan angka nol skala vernier, yaitu 46 mm (A) sedangkan angka dibelakang koma diambil dari titik dimana kedua garis yaitu skala vernier dengan skala utama berteemu, yaitu (4) yang ditunjukkan oleh B, jadi hasil pembacaan dari gambar di bawah ini ialah 46,4 mm atau 46,40 mm A

46 + (0,05 X 8 ) = 46, 40 mm A B

Sewaktu mengukur, usahakan benda yang akan diukur dekatkan sedekat mungkin ke skala utama, Pengukuran di ujung gigi pengukur, maka akan menghasilkan pembacaan kurang akurat. Seperti gambar di bawah ini.

. Tempatkan kaliper tegak lurus dengan benda yang akan diukur, jangan sampai miring, karena akan menghasilkan pembacaan yang kurang akurat, seperti gambar di bawah ini - Cara mengukur diameter luar. Rahang skala utama Item yang akan diukur Rahan Vernier i. Cara mengukur diameter dalam.

Vernier Caliper/Jangka sorong ini mempunyai nilai ketelitian sebagai berikut : a. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala vernier b. Nilai ketelitian setiap strip/ruas pada skala utama = 1/128 inch = 1/16 inch

Contoh 1. : Pembacaan hasil ukuran dari gambar di bawah ini adalah sebagai berikut :

Hasil pembacaan didapat : Skala Utama = 1 1/16 inch Skala Vernier : 4 x 1/128 inch = 4/128 inch

Hasil pembacaan a. Skala Utama :

= 1 3/32 inch

Perhitungan di atas didapat dari uraian sebagai berikut : a. Garis angka nol skala vernier, terletak pada angka 1 inch lewat satu skala lebih Karena nilai setiap skala utama adalah 1/16 inch, maka nilai skala utama adalah = 1 inch + 1/16 inch lebih b. Nilai lebih akan ditentukan oleh perhitungan pada skala vernier , sebagai berikut . b. Skala Vernier : Skala vernier yang segaris dengan skala utama, adalah pada ruas ke 4 (angka 4), karena nilai setiap skala Vernier adalah 1/128 inch, maka nilai skala vernier adalah = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch. c. Sehingga hasil pembacaan akan didapatkan sebagai berikut : Skala Utama = 1 inch + 1/16 inch = 1 1/16 inch = 34/32 inch Skala Vernier = 4 x 1/128 inch = 4/128 inch = 1/32 inch = 1 3/32 inch. Contoh Pembacaan ke 2 :

Hasil Pembacaan : .. = 34/32 + 1/32 = 35/32 inch

Pembacaan :- Skala Utama : 1 inch + 6/16 inch = 1 6/16 inch = 176/128 inch - Skala Vernier : 7 x 1/128 inch Hasil Pembacaan = 7/128 inch = 7/128 inch = 184/128 Inch = 1 56/128 Inch

* Garis skala Vernier pada ruas yang ke 7 segaris dengan garis pada skala utama. 4.3.MICROMETER

Micrometer adalah alat yang presisi, masing-masing untuk mengukur diameter luar dan dalam, alat ini lebih teliti dari pada verrnier caliper, dapa t mengukur sampai ketelitian 0,01 mm 4.3.1 BATAS UKUR PADA MICROMETER Micrometer hanya saja untuk setiap pengukuran, baik untuk pengukuran benda kerja bagian dalam maupun yaitu : 5. Micrometer 0 25 mm - 75 mm 4. Micrometer 75 - 100 mm 5. Micrometer 100 - 125 mm 6. Micrometer 125 - 150 mm 6. Micrometer 25 50 mm 7. Micrometer 50 8. 4.3.2. KONSTRUKSI ATAU BAGIAN-BAGIAN MICROMETER bagian luar , digunakan micrometer yang berbeda-beda ukurannya. Masing-masing micrometer mempunyai batas pengukuran sampai 25 mm,

Nama-nama bagian /komponen-komponennya. 1. Anvil 2. Spindel 3. Lock Lamp/pengunci 4. Iner sleeve 4.3.3. PRINSIP PENGUKURAN Prinsip kerja micrometer berputar satu kali , baut bergerak sebanyak satu ulir, jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan micrometer. Pada benda sebenarnya , mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle. Seperti pada gambar di bawah ini 5. Outer sleve 6. Timble (skala timbel ) 7. Racter Stoper/Ratchet

Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. sedangkan dikelilingi timble skala dibagi dalam 50 strip. Jika timble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, dan bila spindle bergeser satu strip dari timble maka berarti bergerak 0,01 mm ( 0,5 mm X 1/50). 4.3.4. PEMERIKSAAN DAN KALIBRASI MICROMETER 1). Memeriksa tanda 0 Sebelum dipakai , micrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu, Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan. Putarkan stopper sampai berbunyi tanda clik-klik 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini dengan lock clamp. Perlu diingat. Putar lah rachet stopper perlahan-lahan, jika terlalu cepat , timble berputar lebih karena menjadi salah. Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik 0 thimble telah lurus dengan garis pada outher sleeve. Sewperti pada gambar di bawah ini. Posisi Yang Benar Posisi yang salah inertia dari timble, sehingga pembacaan

2 ). Menyetel Titik 0 Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock clamp. Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve sampai tabda 0 thimble lurus dengan garis. Setelah penyetelan selesai , periksalah kembali tanda 0

Pengunci Outer /Sleeve Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm, Kuncilah spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper sampai thimble bebas, luruskan tanda 0 timble dengan garis outer sleeve , dan kencangkan micrometer telah dikalibrasi dengan benar. kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan selesai periksalah kembali titik 0 untuk meyakinkan bahwa

4.3.5. MEMBACA HASIL PENGUKURAN MICROMETER Jarak strip di atas garis atau skala di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis atau skala di bawah garis adalah 0,05 mm.

Sedangkan nilai satu stri pada skala timble adalah 0,01 mm. nilai hasil ukur ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut. Contoh .1 . dari hasil pembacaan gambar di bawah ini :

Pembacaan skala di atas garis = 5.00 mm Pembacaan skala di bawah garis = 0,00 mm Pembacaan skala timble (+) = 0,20 mm Hasil Pembacaan akhir = 5,20 mm

Contoh .2

Pembacaan skala di atas garis = 7.00 mm Pembacaan skala di bawah garis = 0,50 mm Pembacaan skala timble (+) = 0,15 mm Hasil Pembacaan akhir = 7,65 mm 4.3.5. Peringatan Penting Sebelum dipakai, periksalah titik 0 jika perlu lakukan kalibrasi. Sebleum mengukur, besihkan benda yang akan diukur dengan kain bersih. Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah timble kea rah benda yang akan diukur, dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle spindle. Putarlah kembali stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca. Ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungin.

4.4. DIAL GAUGE (DIAL INDIKATOR) 4.4.1. URAIAN DIAL GAUGE Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur : Kerataan permukaan bidang datar. Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros. Kerataan permukaan dinding silinder. Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk (ponter).

Klasifikasi tingkat menunjukkan Pada dial juga

pengukuran ditunjukkan

pada permukaan dial. Klasifikasi menunjukkan pembacaan

skala terkcil, dan tingkat pengukuran

maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar ke O agar lurus dengan penunjuk. terdapat penghitung putaran (revolution counter). Counter ini menunjukan beberapa kali penunjuk telah berputar.

DIAL GAUGE Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat

penopang (supporting tool). Umumnya magnetic stand digunakan untuk mengukur automotive parts. Dial gauge juga dibuat dalam bentuk kaliper gauge dan inside deal gauge. Gauge beam lock

Batang Penyangga Dasar Magnet

(1). Peringatan Penting Posisi spindle dia gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa.

Garis imajinasi dati mata anda ke ponter

dial gauge

harus tegak lurus pada

permukaan dial ketika anda membaca pengukuran. Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting toolsnya. Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke bawah. Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak memegeng spindle. Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.

Jangan berikan oli

atau gemuk diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan

spindle menjadi tadak lancar karena oli atau kotoran. Celupkan ke dalam bensin sambil menggerakan naik turun sampai oli atau kotorannya keluar. (2). Bagian-bagian dial Gauge. 1. Jarum Panjang/Jarum penunjuk 2. Jarum pendek / Penghitung putaran 3. Tanda batas toleransi 4. Bidang sentuh dengan benda kerja

Fungsi masing-masing bagian 1. Jarum Panjang/Jarum Penunjuk Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh tertekan oleh benda kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai skala dari dial gauge tersebut, misalnya nilai skala gauge 0,01 mm, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm. Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat porses mengukur benda kerja. 2. Jarum Pendek Jarum pendek akan bergerak satu ruas , apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran) ,hal ini berarti pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,1 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala dial gauge adalah 0,01 mm). 3. Batas Toleransi Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat proses pengukuran benda kerja (lihat pada cara penggunaan dial gauge). 4. Bidang sentuh dengan benda kerja. Alat ini akan bergerak tersebut. Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh bergerak ke atas. Jarum panajang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh bergerak kea rah bawah. naik dan turun, apabila bersentuhan dengan Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai pergerakan jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.

permukaan benda kerja, saat benda kerja gergerak terhadap bidang sentuh

4.4.2. METODE PENGUKURAN SERTA MEMBACA HASIL UKUR. i. Mengukukur kerataan sebuah bidang. Untuk mengukur kerataan sebuah bidang, maka terlebih dahulu , jarum-jarum pada dial gauge harus diset pada posisi angka yang diperkirakan sesuai dengan kondisi tinggi rendah permukaan bidang yang akan diukur, Misal sbb: 1. Jarum pendek menunjuk angka dua 2. Jarum panjang menunjuk angka nol Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh kea rah atas , sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang pada angka nol, Selanjurnya posisi letak dari batas toleransi yang dibutuhkan adalah : 3. Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90 4. Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10 Hal ini berarti toleransi kea rah kiri dan kanan dari angka 0 adalah berjarak 0,1 mm. Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum panjang bergerak kea rah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut.

ii.

Mengukukur kebulatan sebuah poros. Demikian pula pada pengukuran kebulatan sebuah poros, poros pengukuran maupun cara membaca hasil ukuran yang sama, dengan catata apabila jarum panjang lebih banyak bergerak kea rah kanan ini berarti permukaan poros terlalu besar dari ukuran yang telah ditentukan. Demikian juga apabila jarum bergerak lebih banyak ke arah kiri , ini berarti permukaan poros terlalu kecil dan ukuran yang telah ditentukan. Ukuran yang tepat adalah apabila jarum bergerak ke kiri dan ke kanan diantara batas toleransi yang telah ditentukan sebelumnya.

Contoh: 1. Pengukuran kebulatan sebuah poros.

Jarum panjang kea rah

akan bergerak apabila

Jarum panjang benda kerja

akan bergerak terlalu kecil dari

kanan

kea rah kiri apabila permukaan ukuran yang telah ditentukan

permukaan benda kerja terlalu besar dari ukuran yang telah ditentukan

Contoh:2. Pengukuran run out poros 1). Letakan V-Blok di atas plat datar, dan telatakan poros di atas block, seperti pada gambar.

2). Sentuhkan spindle dial gaugew pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros sebelah kanan, seperti pada gambar

3). Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukan pada 0 4). Putarlah poros perlahan-lahan.Bacalah jumlah gerakan ponter. Pertemuan 6. Mengukuran benda kerja dengan posisi dan metode yang benar

III. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran yang digunakan adalah meliputi : 5. 6. 7. 8. Metode Ceramah Metode Demontrasi Metode penugasan dan latihan sambil disertai dengan penjelasan Dan metode tanya jawab

IV. Langkah-langkah Pembelajaran e. Pertemuan ke 5 A. Kegiatan Awal ( 15 menit) 7. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran. 8. Berdoa bersama 9. Absen 10. 11. 12. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil

belajar dan indikator B. Kegiatan Inti ( 55menit) 6. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara pengukuran secara akurat sampai graduasi terkecil dari suatu instrumentasi dapat dilaksanakan. 7. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan. 8. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. 9. Guru member tugas agar siswa mencoba dan latian. 10. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan motivasi dalam pembelajaran. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 4. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta memberi tugas-tugas bila diperlukan 5. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung. 6. Berdoa bersam. f. Pertemuan ke 6 A. Kegiatan Awal ( 15 menit) 7. Mengecek kesiapan belajar siswa, ruang dan media pembelajaran. 8. Berdoa bersama 9. Absen 10. Memotivasi siswa dan memunculkan rasa ingin tahu siswa 11. Mengulangi pembelajaran yang lalu secara singkat 12. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator

B. Kegiatan Inti ( 55menit) 6. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang cara mengetahui hasil pengukuran diinterpretasi secara benar dan akurat. 7. Siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama dan disertai Tanya jawab siswa dengan guru yang memberikan penjelasan-penjelasan. 8. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. 9. Guru memberi tugas agar siswa mencoba dan latian. 10. Pembelajaran diupayakan aktif baik guru maupun siswa agar terjadi interaksi dan motivasi dalam pembelajaran. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 4. Melibatkan siswa untuk merangkum dari materi yang telah dijelaskan serta memberi tugas-tugas bila diperlukan 5. Pesan dan kesan siswa selama pembelajaran berangsung. 6. Berdoa bersam. V. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran 8. Buku pedoman mata diklat alat ukur 9. Modul pembelajaran Alat Ukur 10. Catatan 11. Papan tulis/Whiteboard & spidol 12. Kertas HVS/buram 13. Micrometer 14. Jangka sorong Sumber Belajar : Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung Modul menggunakan dan memelihara alat ukur Modul OTO.KR01.010.03

VI. Penilaian Soal teori beserta lembar penilaian sebagai berikut : 1) 2) Mengukur dengan mistar geser ketelitian 0,05 mm

Kunci jawaban :

Sidoarjo, 21 Juli 2009 Guru Mata Pelajaran Guru Pemula

Supiyanto, S. Pd. MM NIP. Mengetahui,

Wahyu Robby Cahyadi NIM. 065524014

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sidoarjo

Ketua Jurusan Teknik Pemesinan

Drs. Heru Mursanyoto, MM. NIP. 19630913 198703 1 016

Drs. Mansur NIP.19610112 168703 1 009

Anda mungkin juga menyukai