Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi risiko, yaitu suatu peristiwa yang tidak dapat dipastikan kejadiannya yang dapat terjadi kepada siapa saja. Peristiwa yang terjadi dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi dirinya sendiri, keluarga ataupun orang lain yang berkepentingan atas dirinya. Contohnya adalah mengenai bencana alam dan kematian seseorang tidak ada yang dapat mengetahui secara pasti dan memprediksi nya begitu juga dengan kematian sesorang apakah orang tersebut meninggal karena sakit atau karena orang lain yang menyebabkan orang tersebut meninggal dan bisa juga karena kecelakaan. Risiko tersebut tidak dapat dihilangkan namun dapat dicegah, dihindari atau dipindahkan, antara lain dengan memiliki polis asuransi. Karena itu, usaha perasuransian semakin dibutuhkan oleh masyarakat guna memperkecil resiko tersebut. Usaha perasuransian sebagai suatu lembaga keuangan non bank menjadi penting peranannya karena dari kegiatan perlindungan risiko, perusahaan asuransi menghimpun dana masyarakat dari penerimaan premi. Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan dana investasi dalam jumlah yang memadai. Pelaksanaannya harus berdasarkan kemampuan sendiri. Dengan peranan asuransi tersebut dalam perkembangan pembangunan ekonomi semakin meningkat, maka semakin terasa kebutuhan akan hadirnya industri perasuransian yang kuat dan dapat diandalkan. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 pasal 1: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung meningkatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharpkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang ipertanggungkan. Jadi, asuransi merupakan kegiatan usaha pertanggungan atau perlindungan atas suatu obyek dari ancaman bahaya yang dapat menimbulkan kerugian, dimana perusahaan asuransi (disebut sebagai penanggung) mengelola resiko yang diterimanya dari pemegang polis selaku nasabah (disebut sebagai tertanggung) yang membayar sejumlah premi. Dengan kata lain,

asuransi memberikan jaminan pada individu maupun perusahaan untuk menekan atau mengurangi beban kerugian dari kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang tidak menguntungkan. Prinsip suatu perusahaan asuransi yaitu memberikan kenyamanan dan perlindungan yang efektif serta prima kepada nasabahnya, dan agar dapat menjadi suatu perusahaan yang memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Pada umumnya penerimaan premi dapat diterima tepat pada waktunya guna untuk membiayai kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dan juga untuk menutupi jumlah dari target yang telah ditetapkan dahulu. Premi terlebih mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan asuransi dalam menjual dan menawarkan produknya untuk meningkatkan pendapatan asuransi. Meskipun penerimaan premi banyak mengalami resiko (kerugian) akan tetapi berbagai alternatif pasti akan digunakan untuk menanggulangi penurunan penerimaan premi yang berhubungan erat dengan pendapatan asuransi dalam mengoperasikan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Maka Sistem pencatatan premi pun harus dirancang sebagai langkah atau tata cara yang paling tepat dalam pencatatan penerimaan premi asuransi yang efisien dan efektif. Salah satu dari perusahaan asuransi yang ada di Indonesia yaitu Asuransi Jasindo, atau yang lebih dikenal dengan nama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) yang didirikan pada tanggal 2 Juni 1973 yang sampai dengan saat ini telah memiliki 50 kantor cabang, dan salah satunya yaitu PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung, yang beralamatkan di Jl. WR. Supratman No. 35 40114. Asuransi Jasindo ini merupakan salah satu tempat sekaligus suatu cara dimana seseorang bisa untuk memperoleh perlindungan dari kerugian di masa depan, yang tidak tentu waktunya atau dengan kata lain terjadi secara tiba-tiba. Sudah banyak orang yang ikut dengan menginvestasikan dananya pada perusahaan Asuransi Jasindo ini, dimana PT.Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini menjamin akan tersedianya sejumlah dana yang bisa menggantikan dana pendapatan, yang dapat diperoleh dari sumber keuangan utama kepada keluarga. Misalnya seorang tertanggung atau pemegang polis mengalami kecelakaan yang mengkibatkan sampai meninggal dunia, namun pemegang polis itu masih mempunyai tanggungan kepada anaknya, maka jaminan ketersediaan dana tersebut diberikan kepada ahli warisnya. Produk yang ada pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu Kelompok Asuransi Pengangkutan, Kelompok Asuransi Kebakaran, Kelompok

Asuransi Rangka Kapal, Kelompok Asuransi Kendaraan Bermotor, dan Kelompok Asuransi Aneka. Penerimaan premi pada PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) merupakan pendapatan utama pada PT Asuransi Jasindo (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel yang sangat penting peranannya dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan, selain itu premi asuransi pun digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan asuransi dalam membayar tuntutan atas kerugian dan kewajiban yang lainnya yang dalam hal ini perlu persetujuan pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus dapat mengambil suatu kebijakan yang menyangkut masalah keuangan dengan baik. Untuk dapat mencapainya, mau tidak mau pimpinan perusahaan harus melakukan penelitian dan pengembangan agar lebih banyak mengetahui aktivitas-aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan permasalah keuangan. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai Sistem Pencatatan Penerimaan Premi Asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel.

1.2

Identifikasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Adapun identifikasi praktek kerja lapangan (PKL) sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem pencatatan penerimaan premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel? 2. Fungsi-fungsi apa saja yang terkait dalam sistem pencatatan penerimaan premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel? 3. Dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam unit keuangan di PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel dalam melaksanakan sistem pencatatan penerimaan premi asuransi? 4. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam sistem pencatatan penerimaan premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel?

1.3

Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan dengan maksud sebagai berikut : 1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Akuntansi Politeknik Pos Indonesia. b. Untuk perbandingan antara ilmu yang diterima dalam perkuliahan dengan praktek kerja lapangan sebenarnya. c. Untuk memberikan gambaran dunia keja secara langsung dilapangan. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai informasi yang berguna dan masukan yang sifatnya membangun bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. b. Sebagai bahan penilaian kinerja perusahaan yang bersangkutan guna memberikan efektifitas tambahan kinerja yang lebih baik dikemudian hari. 3. Bagi Lembaga Politeknik Pos Indonesia a. Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini diharapkan meningkatkan mutu dan memberikan masukan tentang keterampilan yang diperlukan dunia kerja saat ini. b. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan laporan akhir dimasa yang akan datang khususnya bagi mahasiswa tahun berikutnya.

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem pencatatan penerimaan premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel. 2. Untuk mengetahui Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pencatatan penerimaan premi premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel. 3. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam unit keuangan di PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel untuk melaksanakan sistem pencatatan penerimaan premi. 4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam sistem pencatatan penerimaan premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel?

1.4

Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang dilakukan oleh penulis adalah berisi penjelasan kerangka

perbab yang terdiri dari 4 (empat) bab, dan isi masing-masing sesuai dengan judul yang bersangkutan, antara lain :

1. Bab I Pendahuluan Bab I berisi penjelasan mengenai Latar Belakang PKL, Identifikasi PKL, Maksud dan Tujuan PKL, serta Sistematika Pembahasan. 2. Bab II Landasan Teori Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang relevan untuk mendukung masalah yang dibahas dalam laporan PKL, tentang Sistem Pencatatan Premi dan Pencatatan Piutang Premi Asuransi pada pelaksanaannya dilapangan. 3. Bab III Pembahasan Bab ini berisi penjelasan tentang gambaran umum Perusahaan Asuransi, dan deskripsi kegiatan PKL. 4. Bab IV Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang Kesimpulan dan Saran atas pembahasan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Anda mungkin juga menyukai