Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tinjaun Umum

Pemakaian mesin perkakas CNC dalam proses permesinan adalah sebagai suatu metode atau prosedur yang baru dalam mengorganisasikan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan proses permesinan. Informasi ini dikumpulkan, disusun dan kemudian diolah ke dalam bentuk data yang dapat disimpan di dalam memori mesin dan dapat dimengerti mesin. Data nilai yang akan mengatur proses atau langkah-langkah yang akan dikerjakan oleh mesin tersebut. Konsep permesinan untuk memproduksi suatu benda kerja dengan menggunakan mesin perkakas CNC TU-3A mencakup beberapa aspek pendukung diantaranya: 1. Gambar teknik yang mencantumkan geometri detail 2. Spesifikasi material, perkakas, dan benda kerja 3. Pemilihan parameter pemotongan 4. Perencanaan urutan proses permesinan 5. Pembuatan program computer dan data 6. Pelaksanaan proses permesinan 7. Pengukuran kualitas produk yang dihaslkan System kontrl pada mesin CNC dapat menggantikan tugas yang biasa dilakukan dalam proses permesinan pada mesin perkakas konvensional. Akan tetapi ada beberapa hal yang dimana fungsi operator tidak digantkan oleh otomasi tersebut, antara lain: 1. Memilih dan mempersiapkan perkakas potong 2. Setting benda kerja dan pahat 3. Memasang dan melepas benda kerja
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

4. Pengawasan pelaksanaan proses permesinan(jika terjadi hal khusus seperti pahat patah, kondisi permesinan jelek) serta pemeriksaan program. Untuk itu diperlukan seorang operator mesin perkakas CNC sebaiknya adalah operator yang mempunyai pengalaman dengan permesinan dan juga mampu melaksanakan proses permesinan konvensional dan dapat menerapkan pengalaman/pengetahuan untuk pemakaian mesin perkakas secara baik. Perlu diingat bahwa jenis mesin dan system control CNC TU-3A yang terdapat di industry banyak ragamnya dan tidak mungkin diperkenalkan satu persatu. Dengan demikian praktikum ini bertujuan untuk pengenalan dan pemahaman prosedur persiapan pada mesin CNC TU-3A.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

Praktikun CNC TU-3A diadakan untuk menunjang teori yang telah/sedang diberikan pada mata kuliah proses manufaktur II. Tujuan utama praktikum ini adalah : a. Untuk mengenalkan mesin CNC dan cara mengoperasikannya b. Untuk memperoleh pengalaman dalam hal: 1. Persiapan proses permesinan 2. Pelaksanaan proses permesinan 3. Control kualitas dan produk yang dihasilkan c. Mampu membuat program mesin CNC untuk pembuatan geometri suatu komponen d. Mengetahui simulasi gerakan pahat dengan atau tanpa bantuan plotter e. Melatih praktikan untuk menganalisa proses pelaksanaan produk duatu komponen.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

BAB II DASAR TEORI 2.1. Bagian bagian Utama dan Spesifikasi Mesin

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Gambar2.1:Mesin CNC TU 3A Sumber: Lab CNC Bagian bagian utama mesin terbagi dua, yaitu : a. Bagian Mekanik b. Bagian Kontrol/Pengendali 2.1.1. Bagian Mekanik a) Motor utama yaitu motor penggerak rumah alat potong (milling taper spindle) untuk memutar alat potong. Motor ini motor jeis arus searah (DC) dengan kecepatan bervariasi. Klasifikasi dari motor ini adalah : Jenjang putaran 600 400 putaran/mrnit Tenaga masukkan/input 500 watt Tenaga keluaran/output 300 watt

Gambar 2.2 : motor utama Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf b) Eretan (support) Gerak persumbuannya mesin untuk 3 sumbu (axis) mempunyai dua jenis gerakan kerja, yakni gerakan horizontal dan vertical. Untuk posisi vertical adalah sebagai berikut : Eretan memanjang sumbu x ( 0 199,99 mm ) Eretan memanjang sumbu y ( 0 99,99 mm ) Eretan tegak lurus sumbu z ( 0 199,99 mm)

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Gambar 2.3 : eretan (support) Sumber : Lab CNC

c) Step Motor Motor penggerak eretan. Masing masing eretan mempunyai step motor sendiri sendiri yakni penggerak sumbu x,y,z. Jenis dan ukuran masing masing step motor adalah sama. Identifikasi dari step motor : Jumlah satu putaran adalah 72 langkah Momen putar adalah 0.5 Nm Kecepatan gerak : V max 700 rpm, Vgerak pengoperasian manual 5 400 mm/menit, Vgerak pengoperasian CNC terprogram 2 499 mm/menit.

Gambar 2.4 : Step motor Sumber:Lab CNC

d) Rumah Alat Potong


LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Digunakan untuk menjepit penjepit alat potong (tool holder) pada waktu proses pengerjaan benda kerja. Adapun sumber putaran dihasilkan dan putaran utama yang mempunyai kecepatan putaran antara 300 2000 putaran/menit. Pada mesin milling CNC TU-3A ini hanya memungkinkan menjepit alat potong untuk proses pengerjaan dengan layanan mesin produksi CNC dapat menggunakan lebih dari satu alat potong yang mana dapat tersimpan dalam memori mesin, sedangkan proses penggantian alat potong dilakukan manual.

Gambar 2.5 : rumah alat potong Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf e) Ragum Digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses pemakanan benda kerja berlangsung.

Gambar 2.6 : Ragum Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

2.1.2.

Bagian Kontrol/Pengendali

Gambar 2.7 : Bagian Kontrol/Pengendali


LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Sumber : Modul Praktikum Proses Produksi II

Keterangan Gambar : 1. Saklar Utama 2. Lampu kontrol saklar utama 3. Tombol Darurat 4. Saklar untuk sumbu utama 5. Pengatur kecepatan putar sumbu utama 6. Ampere meter 7. Tombol asutan/pelayanan manual 8. Tombol gerakan cepat 9. Tombol pengatur kecepatan asutan/pelayanan manual 10. Tombol metrik/inchi 11. Sajian menunjukkan jalannya 12. Lampu kontrol pelayanan manual 13. Tombol pelayanan manual/CNC 14. Tombol Hapus 15. Tombol pemindah sajian 16. Tombol memori 17. Tombol lain lain

Di bawah ini merupakan beberapa penjelasan mengenai bagian bagian kontrol dari mesin CNC TU-3A.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

a. Saklar Utama (main switch)

Gambar 2.8 : saklar utama Sumber: http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/bab12C.pdf

Saklar utama ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin. Saklar pada posisi 1, mesin ON Saklar pada posisi 0, mesin OFF

b. Lampu Kontrol Saklar Utama Lampu ini berfungsi sebagai indikator mesin hidup atau mati.

c. Tombol Darurat (Emergency Stop)

Gambar 2.9 : Tombol darurat Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf

Tombol ini diaktifkan apabila terjadi bahaya seperti konsleting, tabrakan atau bahaya lainnya. Caranya cukup ditekan maka mesin mati. Untuk menghidupkan kembali cukup diputar ke kanan. Saklar utama dimatikan dan dihidupkan lagi. d. Saklar Utama untuk Sumbu Utama
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Saklar layanan ini digunakan untuk memutar sumbu utama yang dihubuungkan dengan rumah alat potong. Saklar ini dapat berfungsi secara manaual/CNC. Saklar pada posisi 0, putaran mesin mati. Saklar pada posisi CNC putaran dikendalikan oleh program. e. Saklar Pengatur Kecepatan Putar Sumbu Utama Berfungsi untuk mengatur kecepatan alat potongpada sumbu utama. Saklar ini dapat berfungsi pada layanan manual atau CNC. Pada mesin milling CNC TU-3A mempunyai kecepatan putar antara 300 2000 putaran/menit.

Gambar 2.10 : Saklar pengatur kecepatan putar sumbu utama Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf f. Amperemeter Menunjukkan pemakaian arus aktual dari motor penggerak alat potong mesin milling CNC TU-3A. Kegunaan amperemeter untuk mencegah beban berlebih pada motor penggerak arus maksimum yang digunakan adalah 4 ampere. Jika masih digunakan bekerja terus menerus arus tidak boleh melebihi 4 ampere. Beban dapat dikurangi dengan pengurangan kecepatan penyayatan.

Gambar 2.11: amperemeter Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

g. Tombol Asutan Pelayanan Manual Berfungsi untuk menggerakkan pahat ke arah sumbu x,y,z secara manual. h. Tombol Gerakan Cepat Berfungsi untuk: Menggerakkan pahat ke arah x,y,z secra manual dengan cepat, caranya dengan menahan + {x,y,z} + +

Menghapus satu baris program dengan menekkan Menambah satu baris program dengan menekkan:

Gambar 2.13 : Tombol Gerakan Cepat Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf

i. Tombol Pengatur Kecepatan Asutan Pelayanan Manual Digunakan untuk mengatur kecepatan asutan pada operasi mesin secara manual.

Gambar 2.14: Tombol pengatur kecepatan asutan pelayanan manual Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf

j. Saklarl Metrik/Inchi

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Mesin ini dapat dioperasikan dengan menggunakan satuan mm atau inchi dengan cara memindahkan saklar ini.

Gambar 2.15: Saklar metric/inchi Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf k. Sajian Menunjukkan Jalannya Mengetahui arah pergerakan path yang akan dilakukan. l. Lampu Kontrol Pelayanan Manual Indikator bahwa mesin digerakkan secara manual.

m. Tombol Pelayanan Manual Pemindahan fungsi CNC atau fungsi manual.

Gambar 2.16: Tombol Pelayanan manual/CNC Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf n. Tombol Hapus Digunakan untuk menghapus data satu kata.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Gambar 2.17: Tombol Hapus Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf o. Tombol Pemindah Sajian Digunakan untuk memindah kursor.

Gambar 2.18: Tombol Pemindah Sajian Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf p. Tombol Memori Untuk memasukkan program dan menyimpan data pada memori mesin.

Gambar 2.19: Tombol Memori Sumber:http://125.163.203.113/buku/TEKNIKPEMESINAN2/BAB12C.pdf q. Tombol M Untuk memasukkan data M.

Gambar 2.20: Tombol M 2.2 Perintah perintah Pemrograman A. Fungsi G, Format Blok G00 V H : Gerakan cepat : N3/G00/X5/Y4/Z5 : N3/G00/X4/Y5/Z5

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

G01 V H G02 G03

: Interpolasi Lurus : N3/G01/X5/Y4/Z5/F3 : N3/G01/X4/Y5/Z5/F3 : Interpolasi Melingkar Searah Jarum jam : Interpolasi Melingkar Berlawanan Arah Jarum Jam

Kuadran; V H : N3/ G02/G03 /X5/Y4/Z5/F3 : N3/ G02/G03 /X4/Y5/Z5/F3 N3/M99/J2/K2(lingkaran sebagian) G04 : Lamanya tinggal diam N3/G04/X5 G21 : Blok Kosong N3/G21 G25 : Memanggil sub. Program N3/G25/L(F)3 G27 : Instruksi Melompat N3/G27/L(F)3 G40 : Kompensasi Radius Piisau Hapus N3/G40 G45 : Penambahan Radius Pisau N3/G45 G46 : Pengurangan Raius Pisau N3/G46
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

G47

: Penambahan Radius Pisau 2 kali N3/G47

G48

: Pengurangan Radius Pisau 2 kali N3/G48

G64

: Motor asutan tanpa arus (Fungsi penyetelan) N3/G64

G65

: Pelayanan pita magnet (Fungsi penyetelan) N3/G65

G66

: Pelaksanaan antar aparat dengan RS 232 N3/G66

G72 V H G73

: Siklus Pengefraisan Kantong : N3/G72/X5/Y4/Z5/F3 : N3/G72/X4/Y5 : Siklus Pemutusan Tatal N3/G73/Z5/F3

G74

: Siklus Penguliran (Jalan Kiri) N3/G74/K3/Z5/F3

G81

: Siklus Pemboran Tetap N3/G81/Z5/F3

G82

: Siklus pemboran tetap dengan tinggal diam N3/G82Z5/F3

G83

: Siklus Pembpran Tetap dengan Pembuangan Total N3/G83Z5/F3

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

G84

: Siklus Pembubutan N3/G84/K3/Z5/F3

G85

: Siklus Mereamer Tetap N3/G85/Z5/F3

G89

: Siklus Mereamer Tetap dengan Tinggal Diam N3/G89/Z5/F3

G90

: Pemrograman nilai absolut N3/G90

G91

: Pemrograman niali inkremental N3/G91

G92 V H Keterangan :

: Penggeseran titik referensi : N3/G92/X5/Y4/Z5 : N3/G92/X4/Y5/Z5

V : Vertikal ; H : Horisontal B. Fungsi M, Format blok M00 : diam N3/M00 M03 : spindle frais hidup, searah jarum jam N3/M03 M05 : spindle frais mati N3/M05 MO6 : penggeseran alat, raadius pisau frais masuk
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

N3/M06/D5/S4/Z5/T3 M08 M09 M20 M21 M22 M23 M26 : Hubungan Keluar ; impuls N3/M26/H3 M30 : Program berakhir N3/M30 M98 : Kompensasi kocak/kelonggaran otomatis N3/M98/X3/Y32/Z3 M99 : Parameter dari interpolasi melingkar ( dalam hubungan dengan G02/G03 ) N3/M99/J3/K3 C. Tanda tanda Alarm A00 A01 A02 A03 A05 A06 : Salah kode G/M : Salah Radius/M99 : Salah nilai z : Salah nilai F : Tidak ada kode M30 : Tidak ada kode M03 Hubungan keluar N3/M2

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

A07 A08 A09 A10 A11 A12 A13 A14

: Tidak ada arti : Pita habis pada penyimpanan kaset : Program tidak ditemukan : Pita kaset dalam pengamanan : Salah Pemuatan : Salah pengecekan : Penyetelan inchi/mm dengan memori program penuh : Salah posisi kepala frais/penambahan jalan dengan LOAD /M atau /M

A15 A16 A17 A18

: Salah nilai Y : Tidak ada nilai radius pisau frais : Salah sub. program : Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari nol

D. Kombinasi tombol + + + + + + X+ X: untuk gerak cepat arah sumbu X+ : untuk gerak cepat arah sumbu X: menyisipkan 1 baris blok program : menghapus 1 baris blok program : menghapus alarm : eksekusi program berhenti sementara

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

: menghapus program keseluruhan

2.3. Penentuan Parameter Permesinan 2.3.1. Kecepatan Potong/Kecepatan Pemakanan Prosedur : Tentukan harga diameter pisau frais ( sesuai yang aktif ) Pilih kecepatan potong yang benar untuk bahan yang dikerjakan Potongkan antara kedua harga tersebut pada grafik kecepatan ( putar ), kecepatan potong asutan.

Gambar 2.22: grafik penentuan kecepatan pemotongan Sumber: Modul Praktikum Proses Produksi II 2.3.2. Menentukan asutan dan dalamnya pemotongan
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Prosedur : Bahan Perhatikan grafik : Alumunium :Dalam Pemotongan Diameter alat potong

asuutan. Contoh :

a. Dalamnya pemotongan t = 10 mm Diameter pisau frais d = 10 mm Pilih diameter frais (d=10 mm) pada chart. Tentukan harga t=10mm pada sumbu vertikal Potongkan ke kanan hingga memotong grafik d = 10 mm kemudian tarik ke bawah hingga mendapatkan harga asutan (feed) f = 200 mm/menit b. Bila diketahui f = 200 mm/menit Diameter pisau frais d = 10 mm Dari grafik tersebut tentukan harga f = 200 mm/menit ( pada sumbu horisontal ) kemudian tarik ke atas hingga memotong grafik d=10mm, serta tarik ke arah kiri hingga dalamnya pemotongan t=4,2mm

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Gambar 2.23: grafik penentuan kecepatan putar spindle Sumber: Modul Praktikum Proses Produksi II

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Persiapan Praktikum

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Sebelum melaksanakan praktikum ada beberapa hal yang harus disiapkan,yaitu: 1. Program manuscript awal harus sudah jadi 2. Menyiapkan pahat dan alat lain yang harus digunakan: Tempat plotter Dial indicator Plotter tool Kunci untuk melepas dan memasang pahat

3. Menyiapkan kaset untuk menyimpan 4. Menyimpan manuscript dan menyiapkan benda kerja 5. Menyalakan mesin CNC TU-3A Pengetikan program: 1. Pilih operasi ke CNC dengan menekan tombol H/C 2. Pengetikan program yang dibuat 3. Mencatat waktu mulai mengetik 4. Setiap selesai menulis angka/ nilai tekan tombol INP 5. Check program dengan menekan M hingga baris berakhir 6. Apabila terjadi kesalahan, tekan INP + REV 7. Setelah benar , program disimpan dalam kaset

3.2 Operasi Kaset

A. Memformat kaset 1. Masukan kaset


LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

2. CNC mode 3. Tekan 4. Tekan DEL 5. Tekan 6 5 INP 6. + DEL besama-sama

7. Tunggu 10 kemudian tekan INP + REV B. Menyimpan program 1. Masukan kaset 2. CNC mode 3. Tekan 4. Tekan DEL 5. Tekan 6 5 INP 6. Tekan FWD 7. Ketik nomor program 8. Tekan INP C. Memanggil program 1. Masukan kaset 2. CNC mode 3. Tekan 4. Tekan DEL 5. 6 5 INP 6. INP 7. Ketik nomor program
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

8. INP

3.3 Pengeplotan

Agar dalam pengeplotan kertas tidak robek, kita buat harga Z menjadi nol semua dan untuk mempercepat waktu dalam pengeplotan ubah semua harga F(feeding) menjadi 250mm/min. pengeplotan adalah menggambar untuk mengetahui pola pemakanan/ jalannya pahat sebelum dry run. Langkah-langkah pengeplotan: 1. Ambil plot, alat simulasi dan jepitan pada ragum 2. Letakan kertas pada alat simulasi 3. Ambil plotter tool atur sesuai radius 4. Pilih CNC mode, atur F =250mm/min dan Z=0 5. Manual mode, turunkan spindle sampai sedikit diatas kertas 6. Spindle berputar 7. Posisikan start tool point 8. CNC mode kursor di N 9. Menu spindle switch diposisikan CNC 10. START ditekan simulasi berjalan dan mulai mencatat waktu

3.4 Setting pahat

Fungsi setting pahat adalah untuk mencatat nilai kompensasi dengan mencatat perbedaan nilai z terhadap tool pertama sebagai tool referensi dari tool-tool yang lain yang dipakai dalam proses.
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Prosedur : 1. Monitor dalam manual mode 2. Pasang tool pertama yaitu pahat facing 20 sebagai acuan. 3. Dengan menggunakan dial indicator tentukan mata pahat yang menonjol ke bawah. Caranya putarkan pahat hingga masing-masing menyentuh dial indicator dan cari mata pahat yang mempunyai simpangan terbesar pada dial indicator. 4. Amati pahat yang paling menonjol ke bawah, catat waktu mulai pada dial indicator dengan catat z sebagai referensi yaitu x,y,z dibuat nol kemudian tool pertama dilepas. 5. Pasang tool kedua, yaitu pahat kantong 8 mm dengan cara yang sama tentukan mata pahat yang paling menonjol ke bawah. 6. Lalu turunkan tool kedua sampai menyentuh indicator sehinggan mempunyai nilai yang sama dengan tool kedua lalu catat harga z nya sebagai nilai z pada program M06 atau sebagai nilai korelasi pada pahat kedua. 7. Lepas tool kedua, lanjutkan dengan pahat kantong 6mm proses sama dengan tool pertama dan kedua.

3.5 Dry run

Untuk mengetahui pergerakan sudah benar /belum maka harga z yang sebelumnya digunakan untuk plotter yaitu nol diubah lagi ke harga z yang sebenarnya pada tiap-tiap program. Untuk nilai F kita biarkan 250mm/min. langkah- langkah dry run: 1. CNC mode 2. Kursor di N00 3. Main spindle di switch pada CNC 4. Benda kerja dilepas

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

5. Tekan START untuk memulai

3.6 Eksekusi Program

Kita ubah nilai F sesuai dengan program semula untuk eksekusi benda kerja dipasang. Langkah-langkah eksekusi program: 1. CNC mode 2. Atur speed spindle 3. Kursor di N00 4. Main spindle switch pada CNC 5. Tekan START dan mulai catat waktu Selama proses pengoprasian , jari praktikan diletaktan pada tombol INP + FWD bila pergerakan pahat menyimpang, tekan kedua tombol secara bersamaan.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

BAB IV Perhitungan dan Pemograman 4.1 Gambar Benda Kerja Gambar benda kerja yang digunakan pada pratikum CNC TU-3A digambar dengan menngunakan software autocad. ( gambar benda kerja terlampir di belakang ) 4.2 Pahat yang digunakan Pada praktikum CNC TU-3A ini, kami menggunakan tiga macam pahat yaitu : a. Pahat facing dengan diameter 40mm b. Pahat facing dengan diameter 8 mm c. Pahat kantong dengan diameter 4mm Pemilihan diamter pahat didasarkan benda kerja (bentuk dan dimensi) serta lintasan koordinat yang dilalui pahat sehingga proses pengerjaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 4. 3 Perhitungan koordinat lintasan pahat

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

r r j

B AB=1700 r=2300 j= AB = 1700 I=r-j

=(2300)-(1700) =(5290000-289000 =2400000 =1549 4.4 Penentuan Parameter Pemotongan a. Teoritis 1.Putaran spindle Untuk bahan benda kerja aluminium kecepatan pemotongannya dianjurkan konstan pada nilai ini 44mm/menit. Sehingga nilai teoritis dari putaran spindle (n) ketiga pahat adalah sebagai berikut : *. Pahat facing = 40-30 = x - 1500 50-30 20 20 -300 = x - 1500 X = 1200 *.Untuk pahat kantong diameter 4mm belum bisa dicari karena keterbatasan 2. Kecepatan asutan Dapat dicari dengan rumus : f = F.n F= f / n
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

900-1500 -600

10 = x - 1500 -6000 = x - 1500

tabel.

KELOMPOK 14

*.pahat facing F = f / n = 44mm / min = 0,037 mm / rev 1200 rpm *. Pahat kantong tidak bisa ditentukan karena keterbatasan table. 3. Kecepatan Pemotongan Dapat dicari dengan rumus : Vs = Dn dimana D = diameter pahat n = putaran spindle

1000 *. Pahat facing diameter 40mm Vs =

D n = 3,14 . 40 . 1200 = 150,72 mm/menit 1000

*. Pahat facing diameter 8 mm Vs = D n = 3,14 . 8 . 1200 = 30,144 mm/menit 1000 *. Pahat kantong diameter 4mm Vs = D n = 3,14 . 4 . 1200 = 15,072 mm/menit 1000 b. Aktual 1. Putaran spindle Pada praktikum CNC TU-3A kami menggunakan putaran spindle aktual sebesar 800 rpm. Hal ini di karenakan kecepoatan maksimum pada mesin CNC TU-3A di laboratorium mempunyai putaran spindle maksimum 2000 rpm. Hal ini tidak berpengaruh pada pahat dan benda kerja, karena putaran spindle masih dibawah kecepatan yang disarankan. 2.Kecepatan asutan Dapat dicari dengan rumus : f = F.n F= f / n *. Pahat facing diameter 40mm

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

F = f / n = 50mm / min = 0,0625 mm / rev 800 rpm *. Pahat facing diameter 8mm F = f / n = 50mm / min = 0,0625 mm / rev 800 rpm *. Pahat kantong diameter 4mm F = f / n = 20mm / min = 0,025 mm / rev 800 rpm 3.Kecepatan pemotongan Dapat dicari dengan rumus : Vs = Dn dimana D = diameter pahat n = putaran spindle

1000 *. Pahat facing diameter 40mm Vs =

D n = 3,14 . 40 . 800 = 100,48 mm/menit 1000

*. Pahat facing diameter 8mm Vs = D n = 3,14 . 8 . 800 = 20,090 mm/menit 1000 *. Pahat kantong diameter 4mm Vs = D n = 3,14 . 4 . 1200 = 10,048 mm/menit 1000

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa waktu permesinan a. Analisa waktu memasukkan manuscript Pada saat praktikum, pengetikan program manuscript memakan waktu selama 29 menit 32 detik. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan saat memasukkan manuscript dan jumlah manuscript yang banyak yang menyebabkan kurangnya ketelitian saat membaca manuscript. b. Analisa waktu setting pahat Pada saat melakukan penyetingan pahat, waktu yang dibutuhkan adalah 3 menit 30 detik. Pada proses ini dilakukan dengan cermat dan teliti, supaya hasil benda kerja bisa sesuai.
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

c. Analisa waktu setting benda kerja Waktu yang di butuhkan untuk penyetingan benda kerja adalah 5 menit 19 detik. Untuk proses ini diperlukan konsentrasi yang tinggi. Benda kerja yang terpasang harus disentuhkan pada pahat di ketiga sisinya yaitu x , y ,z . d. Analisa waktu pengeplotan Saat melakukan pengeplotan waktu yang diperlukan adalah 15 menit 50 detik.

e. Analisa waktu dry run Proses dry run memakan waktu selama 16 menit 43 detik. Proses dry run lebih cepat daripada waktu eksekusi program hal ini dikarenakan feedernya lebih besar yaitu 250 mm/putaran. f. Analisa waktu eksekusi program Proses eksekusi program memakan waktu selama 1 jam 28 menit 49 detik. Waktu eksekusi adalah waktu yang paling lama disebabkan karena feed saat facing sebesar 50 mm/putaran dan pengeboran dengan feed 20 mm/putaran yang jauh lebih kecil daripada saat proses plotter dan dry run. 5.2 Analisa benda kerja dan dimensi benda kerja Secara garis besar, bentuk dan dimensi benda kerja pada praktikum CNC TU3A sma dengan rancangan benda kerja. Namun ada beberapa dimensi yang tidak begtu presisi, hal ini dikarenakan oleh : 1. Kekurang tepatan pada saat setting pahat. 2. Ketelitian yang kurang pada saat setting benda kerja Selain dimensi benda kerja yang tidak presisi seperti rencana awal profil, permukaan hasil pengerjaan benda kerja kurang halus. Hal ini dikarenakan pahat yang digunakan kurang tajam. 5.3 Analisa pemilihan parameter permesinan feed, speed, depth of cut, putaran terhadap benda kerja
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

spindle

KELOMPOK 14

Pada saat eksekusi program digunakan 3 macam pahat yaitu : Pahat facing dengan diameter 40 mm Pahat facing dengan diameter 8 mm Pahat ksntong dengan diameter 4 mm Perbandingan kecepatan teoritis dan aktual pada saat pemotongan tidak terlalu jauh, pada saat pahat facing diameter 8 mm Vs aktualnya adalah 20,090 mm/menit, sedangkan VS teoritisnya adalah 30,144 mm/menit, pada pahat kantung diameter 4 mm Vs aktualnya adalah 10,048 mm/menit sedangkan teoritisnya adalah 15,072 mm/menit. Perbandingan kecepatan asutan antara teoritis dan aktual juga tidak terlalu jauh. Pada pahat facing diameter 40 mm kecepatan asutan teoritisnya adalah 0,037 mm/rev, sedangkan aktualnya adalah 0,0625 mm/rev. Pada pahat facing diameter 8 mm kecepatan asutan teoritisnya adalah 0,037 mm/rev, sedangkan aktualnya 0,0625 mm/rev, dan pada pahat kantong diameter 4 mm kecepatan asutan teoritisnya tidak bisa ditemukan karena keterbatasan tabel, sedangkan aktualnya adalah 0,43 mm/putaran. Putaran spindle aktualnya adalah 800 rpm, hal ini dikarenakan pada mesin CNC TU-3A di laboratorium otomasi manufaktur tidak mencukupi untuk melakukan putaran sesuai hitungan teoritis contohnya pada pahat facing diameter 40 mm, kecepatan putaran spindle teoritisnya adlah 1250 rpm tetapi dengan putaran tersebut tidak terlalu berpengaruh pada hasil benda kerja. Karena putaran spindle aktual masih dibawah nilai teoritisnya yang dianjurkan untuk bahan benda kerja alumunium dengan kecepatan potong standart. Besar arus yang tercatat pada saat eksekusi adalah 0,15 A, sedangakan pada saat dry run tercatat 0,3 A, hal ini mungkin terjadi karena pada saat eksekusi beban mesin lebih berat dari pada saat plotter dan dry run yang tidak terlalu besar beban mesinnya. Karena pada saat plotter dan dry run tidak ada pemakanan benda kerja.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Pengerjaan benda kerja dengan mesin CNC TU-3A menggunakan tiga jenisa pahat, yaitu : Pahat facing dengan diameter 40 mm dan dept of cut 0,5 mm Pahat facing dengan diameter 8 mm dan dept of cut 0,5 mm Pahat kantong dengan diameter 4 mm 2. Proses permesinan dilakukan dengan parameter Depth of cut : 0,5 mm Feed untuk facing : 50 mm/rev Feed untuk kantong : 20 mm/rev

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

KELOMPOK 14

Putaran spindle : 800 rpm Arus yang digunakan : 0,4 sampai 0,5 A (eksekusi) 3. Proses plotter berfungsi untuk mengetahui apakah jalan gerakan pemakanan pahat sudah sesuai dengan desain yang digunakan 4. Proses dry run berfungsi untuk mengetahui apakah jalannya pahat tidak melampaui batas mesin pada sumbu x , y , dan z ( pahat tidak mengenai ragum ) 6.2 Saran 1. Dibutuhkan pengusaan program dan mesin yang memadai agar dapat mempersingkat untuk pengerjaan. 2. Diperlukan pengamatan yang lebih tinggi terhadap jalannya pahat pada proses dry run agar tidak terjadi kesalahan terutama pada kedalaman pemakanan.

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2009/2010

Anda mungkin juga menyukai