MODUL 3 PEMERIKSAAN BERAT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT HALUS
KELOMPOK 7 Ferry Wijaya Ledi Khalidannisa Maulana Ichsan Gituri Nirmala Pra Gogo Hutagol Rahman Raeyani Kalele (1006674156) (1006659722) (1006659735) (1006771232) (1006674345) (1006659760)
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2011
I.
Tujuan Praktikum Pemeriksaan ini dimaksud untuk menentukan berat isi dan rongga udara dalam agregat halus. Berat isi adalah perbandingan berat dengan isi.
II.
Peralatan 1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh. 2. Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat. 3. Tongkat pemadat dengan ujung bulat sebaiknya terbuat dari baja tahan karat. 4. Wadah Baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang, berkapasitas 2 liter.
III.
IV.
Prosedur Percobaan Berat Isi Lepas 1. Menimbang dan mencatat berat wadah (w1). 2. Memasukan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh. 3. Meratakan permukaan benda uji. 4. Menimbang dan mencatat berat wadah serta berat benda uji (w2). 5. Menghitung berat benda uji (w3 = w2 - w1).
Berat Isi Agregat Dengan Cara Penusukan 1. Menimbang dan mencatat berat wadah (w1). 2. Mengisi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. 3. Meratakan permukaan benda uji. 4. Menimbang dan mencatat berat wadah serta berat benda uji (w2).
Berat Isi Agregat Dengan Cara Penggoyangan 1. Menimbang dan mencatat berat wadah (w1). 2. Mengisi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal 3. Memadatkan setiap lapisan dengan menggoyang-goyangkan wadah seperti berikut : a. Meletakkan wadah ditempat yang kokoh dan datar, mengangkat salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian dilepas. b. Mengulangi hal ini pada sisi yang berlawanan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi. 4. Meratakan permukaan benda uji. 5. Menimbang dan mencatat berat wadah serta berat benda uji (w2). 6. Menghitung berat benda uji (w3 = w2 - w1).
V.
Pengolahan Data
Berat Isi Lepas Berat wadah (w1) Berat wadah dan air Berat wadah dan agregat halus (w2) Berat Isi Padat Dengan Cara Penusukan Berat wadah dan agregat halus (w2) Berat Isi Padat Dengan Cara Penggoyangan Berat wadah dan agregat halus (w2) 1055 gram 3055 gram 2676 gram 3063 gram 3191 gram
( ( ( (
) ) ) )
= 59,8%
( ( ( (
) ) ) )
= 50,20%
( ( ( (
) ) ) )
=47,02%
VI.
Dalam percobaan ini, praktikan diharapkan mengetahui berat isi dan rongga udara dalam agregat halus. Percobaan diawali dengan menyaring agregat dengan saringan no 4 dan mengambil agregat yang lolos saringan. Hal ini dilakukan karena saringan no 4 merupakan batasan antara agregat kasar dan agregat halus. Setelah disaring dan didapatkan 7 kg agregat halus, agregat dimasukkan ke dalam oven agar kandungan air yang masih ada di agregat menguap.
Setelah agregat kering, langkah awal yang dilakukan yaitu mencatat massa wadah yang digunakan (w1) dan mencatat juga massa wadah yang terisi air. Kemudian untuk percobaan berat isi lepas, agregat halus yang ada dimasukkan ke dalam wadah hingga penuh kemudian permukaan benda uji diratakan. Setelah permukaan benda uji diratakan, wadah yang berisi agregat halus ditimbang dan dicatat hasilnya.
Untuk percobaan berat isi padat dengan cara penusukan, langkah awal yang dilakukan yaitu dengan mengisi wadah hingga 1/3 volume wadahnya. Kemudian dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Setelah 25 kali penusukkan wadah diisi kembali dengan agregat halus hingga 2/3 volume wadahnya dan ditusuk kembali sebanyak 25 kali. Kemudian wadah diisi sampai penuh dan ditusuk kembali sebanyak 25 kali. Setelah itu, tambahkan agregat halus ke dalam wadah hingga wadah kembali penuh dan ratakan permukaan benda uji. Setelah permukaan benda uji diratakan, wadah yang berisi agregat halus ditimbang dan dicatat hasilnya.
Untuk percobaan berat isi padat dengan cara penggoyangan, dilakukan juga langkah yang sama seperti dengan cara penusukan. Akan tetapi untuk percobaan ini wadah yang berisi agregat halus digoyangkan dengan cara mengangkat wadah kira-kira setinggi 5 cm kemudian dilepaskan. Selanjutnya
ulangi juga untuk sisi lain wadah dan masing-masing sisi digoyangkan sebanyak 25 kali.
b. Analisi Hasil
Dalam percobaan ini diperoleh massa wadah kosong (w1), massa wadah dengan agregat (w2), dan massa wadah berisi air yang akan digunakan untuk mengetahui volume wadah. Kemudian dari data yang ada dapat dicari massa agregat halus yang digunakan (w3) dengan rumus :
Setelah nilai w3 dan volume wadah didapatkan akan dicari nilai dari berat isi agregat dan rongga udara dengan menggunakan rumus :
) )
= Bulk Specific Gravity Agregat ( Kg/liter ) = Berat isi agregat halus ( Kg/liter )
c. Analisa Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktikum kali ini antara lain : Kesalahan Sistematik Kesalahan ini disebabkan karena alat yang digunakan untuk praktikum seperti timbangan tidak terkalibrasi dengan baik sehingga
mempengaruhi hasil praktikum yang didapatkan. Kesalahan Praktikan Kesalahan ini terjadi murni dari kesalahan praktikan antara lain seperti dalam pembacaan skala timbangan terjadi paralaks yang dimana posisi mata praktikan tidak tegak lurus dengan skala timbangan. Akan tetapi
kesalahan ini dapat diminimalisir dengan menggunakan timbangan digital. Kemudian kesalahan yang terjadi yaitu dalam percobaan berat isi padat dengan cara penusukan. Permukaan agregat yannng ditusuk tidak merata sehingga ada beberapa sisi yang tidak tertusuk.
VII.
Kesimpulan Dalam berat isi lepas didapatkan o Berat isi agregat o Rongga udara o Berat isi agregat o Rongga Udara = = 59,8%
Dalam percobaan berat isi padat dengan cara penggoyangan didapatkan o Berat isi agregat o Rongga Udara = = 47,02%
Dalam praktikum berat isi padat baik dengan cara penusukan dan penggoyangan memiliki berat isi yang lebih besar dari percobaan berat isi lepas dan persentase rongga udara yang lebih kecil.
VIII. Referensi Buku Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton FT UI
IX.
Lampiran