Anda di halaman 1dari 13

ACARA II ISOLASI, PURIFIKASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI, FUNGI DAN BLUE GREEN ALGAE

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Bumi kita ini dihuni oleh jutaan jenis mahluk hidup, di antara jutaan jenis makhluk hidup ini ada yang terlihat oleh mata dan ada yang tak terlihat oleh mata. Mahluk hidup yang tidak dapat dilihat oleh mata tersebut berukuran amat kecil, disebut mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuranbermacam-macam mikroba. Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan inokulasi adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan mikroba. Mempelajari mikroba tidak bisa dilakukan secara kasat mata, sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam macam jenisnya. Di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri.

2. Tujuan Praktikum

Praktikum Isolasi, Purifikasi dan Identifikasi Bakteri, Fungi dan Blue Green Algae bertujuan untuk :
1. Mahasiswa mampu mengisolasi dan menghitung jumlah koloni jamur,

bakteri dan blue green algae


2. Mahasiswa mampu melakukan purifikasi jamur, bakteri dan blue green

algae
3. Mahasiswa mampu membedakan jamur, bakteri dan blue green algae

berdasarkan kenampakan morfologi koloninya


3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Isolasi, Purifikasi dan Identifikasi Bakteri, Fungi dan Blue Green Algae dilaksanakan pada tanggal 23 November - 3 Desember 2012 di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka

Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Di dalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan (Pelezar 1988). Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim (Alex 2012).

Jamur pada umumnya adalah jasad yang berbentuk benang, multiseluler, tidak berkhlorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang hanya terdiri dari satu sel. Diperkirakan >100.000 jenis fungi yang berbeda mengambil bagian dalam daur alam, untunglah hanya sedikit yang menyebabkan penyakit. (Anonim 2012). Ganggang hijau biru merupakan organisme mikroskopis. Berdasarkan cara pembelahan selnya yang biner dan struktur selnya yang sama dengan bakteri, blue green algae/sianobakteri digolongkan dalam kelompok bakteri dan dinamakan schizophyt dan bersifat prokariotik. Adanya sifat-sifat fisiologi yang sama dengan tumbuhan kemudian menyebabkan organisme ini dinamakan bleu green algae atau ganggang hijau biru (Schlegel 1994). Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macammacam metode isolasi tersebut antara lain:1) isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yangmengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakanmikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop. 2) isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskanujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di ataspermukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atastabung. 3) isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yangmengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung. 4) isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampelcampuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkandidalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer (Dwidjoseputro 2003). Metode streak plate salah satu cara isolasi, di mana mikroba diletakan di dalam pada ujung palte mengguanakan ose, lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode Pour Plate atau penuangan. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung, karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi (Prescott et all. 2008).

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat a. Lampu Bunsen b. Alumunium foil c. Jarum ose d. Dryglaski e. Tabung reaksi f.

Pipet

g. Erlemeyer h. Incubator i. j.

Cawan petri Kertas label Spidol

k. Hand colony counte l.

m. Jarum inokulasi 2. Bahan a. Sampel tanah b. Sampel air berwarna hijau c. Alcohol d. Media NA e. Media PDA f.

Aquadest

g. Garam Fisologis 3. Cara Kerja a) Bakteri 1) Memasukkan 10 gr bahan ke dalm 90 ml garam fisologis, lalu

digojog hingga homogen


2) Menggambil 1 ml larutan 10-1, memasukkan ke dalam 9 ml garam

fisologis, lalu digojog hingga homogen (pengenceran 10-2)


3) Melakukan hal yang sama hingga pengenceran 10-5

4) Isolasi mikrobia ke dalam media NA dengan cara sebagai berikut : a. Mengambil 0,1 larutan 10-5 dan menuangkan ke dalam media

NA,

lalu

meratakan

larutan

tersebut

keseluruh

media

menggunakan drygassky steril


b. Melakukan hal yang sama terhadap semua pengenceran 5) mengisolasi isolat-isolat tersebut pada suhu kamar, dengan posisi

Petridis terbalik, selama 3 hari, kemudian mengamati koloni-koloni dari mikrobia yang tumbuh
6) Menghitung jumlah koloni yang tumbuh menggunakan hand colony

counter dan mengidentifikasi morfologi koloni yang terbentuk


7) Mengambil 1 koloni untuk ditumbuhkan lagi ke media agar miring

dengan metode zig-zag


8) menumbuhkan satu koloni bakteri dalam petridist dengan metode

goresan kuadrran (streak quadrant)


9) melakukan identifikasi (penyesuaian) antara mikrobia yang tumbuh

pada isolasi yang pertama dengan yang terakhir


b) Fungi 1) Melakukan teknik pengenceran bertingkat seperti poin a, namun

menggunakan media PDA


2) Menginkubasi isolat-isolat tersebut pada suhu kamar, dengan posisi

Petridis terbalik, selama 3 hari, kemudian mengamati koloni-koloni dari mikrobia yang tumbuh
3) Menghitung jumlah koloni yang tumbuh menggunakan hand colony

counter dan mengidentifikasi morfologi koloni yang ada


4) Mengambil 1 koloni untuk ditumbuhkan lagi ke media agar miring

dengan metode zig-zag


5) menumbuhkan satu koloni bakteri dalam petridist dengan metode

goresan kuadrran (streak quadrant)


6) melakukan identifikasi koloni mikrobia yang tumbuh 7) melakukan identifikasi (penyesuaian) antara mikrobia yang tumbuh

pada isolasi yang pertama dengan yang terakhir

c) Algae 1) Melakukan teknik pengenceran bertingkat seperti poin a, namun

menggunakan bahan berupa sample air yang diduga terdapat koloni Cyanobakteria (10 gr sample tanah digantikan dengan 10 ml sample air)
2) Mengisolasi pada media NA dan menginkubasi selama 2 hari 3) Mengamati morfologi koloni 4) Menghitung jumlah koloni untuk ditumbuhkan lagi ke media agar

miring dengan metode zig-zag


5) Menumbuhkan satu koloni bakteri dalam petridish dengan metode

strike
6) Melakukan konfirmasi (penyesuaian) antara mikrobia yang tumbuh

pada isolasi yang pertama dengan yang terakhir

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Identifikasi Mikrobia I No Media Ulanga Foto Hasil pengamatan n 1 PDA 1
a)Ukuran : sedang b) Bentuk: circular c) Elevasi : convex d) Tepian : serrate e) Permukaan:

Jumlah koloni 3

Keterangan Tidak terjadi kontaminasi

kerutan
f) Opacity : buram g) Chormogenesis:

abu-abu 2 2 NA 1 a)Ukuran : sedang b) Bentuk: circular c) Elevasi : convex d) Tepian : entire e) Permukaan

Tidak tumbuh Tidak terjadi kontaminasi

halus
f) Opacity : buram g) Chormogenesis:

putih

a)Ukuran : sedang b) Bentuk: circular c) Elevasi : convex d) Tepian : entire e) Permukaan

Terjadi kontaminasi

halus
f) Opacity : buram g) Chormogenesis:

putih Sumber : Laporan sementara

Tabel 2.2 Hasil Inokulasi pada Media Miring No Media Foto 1 PDA

Keterangan Tidak kontaminasi terjadi

NA

Gagal tumbuh

Sumber : Laporan sementara Tabel 2.3 hasil pengamatan identifikasi mikrobia II No Media Identifikasi I Identifikasi II 1 PDA Keterangan Gagal tidak

tumbuh pada miring 2 NA

jamur media

Sesuai dengan identifikasi I

a) Ukuran : sedang b) Bentuk: circular c) Elevasi : convex d) Tepian : entire e) Permukaan : halus f) Opacity : buram g) Chormogenesis: a) Ukuran : kecil b) Bentuk: circular c) Elevasi : convex d) Tepian : entire e) Permukaan

putih

halus
f) Opacity : buram g) Chormogenesis:

putih Sumber : Laporan sementara

2. Pembahasan

Isolasi adalah usaha untuk memindahkan atau mengasingkan suatu macam organisme dari suatu bahan atau dari alam, sehingga organisme tersebut dapat dipelihara secara murni. Tujuan isolasi adalah untuk

mendapatkan koloni bakteri dari alam untuk di biakan secara murni. Purifikasi adalah pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain untuk dibiakan, purifikasi bertujuan untuk memisahkan mikrobia dari koloninya untuk dibiakkan lagi sehingga memudahkan untuk menidentifikasi. Identifikasi mirobia merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui morfologi dari beberapa mirobia misalnya jamur, bakteri dan blue green algae dan dapat membedakan satu dengan yang lain. Faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan isolasi antara lain sifat dan jenis mikroorganisme, habitat mikroorganisme, medium pertumbuhan, cara menginokulasi pemeliharaannya. Media yang digunakan pada saat isolasi mikrobia yaitu menggunakan media NA dan PDA. Medium NA digunakan untuk mengisolasi bakteri sedangkan medium PDA untuk mengisolasi jamur. Adapun ciri morfologi dari bakteri umumnya berlendir dengan bentuk bermacam misalnya batang, bulat dan circular serta memiliki alat gerak berdasarkan tipe alat gerak bakteri dapat dikelompokkan dalam atrik, monotrik, amfitrik, lofotrik dan peritrik. Ciri morfolgi jamur memiliki hifa, berspora, berbentuk benang, multiseluler, tidak berkhlorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringan (Coyne 1999). Pada hasil pengamatan PDA untuk ulangan 2 gagal tumbuh dan untuk ulangan 1 diperoleh jumlah koloni 3 memiliki ciri morfologi berukuran koloni sedang, berbentuk circular dengan elevasi convex untuk tepian koloni berupa serrate dengan permukaan kerutan, sedangkan opacity buram dan chormogenesis abu-abu serta tidak terjadi kontaminasi. Hasil pengamatan NA pada ulangan 1 dan 2 tidak ada perbedaan ciri morfologinya hanya jumlah koloni yang berbeda untuk ulangan 1 memiliki jumlah koloni 4 sedangkan ulangan 2 memiliki jumlah koloni 5. Cirri morfologi dari mikrobia pada medium NA berukuran sedang dengan bentuk circular, elevasi convex, tepian entire, permukaan koloni halus dan inkubasi, cara mengidentifikas dan cara

dengan opacity buram serta chormogenesis putih. Ulangan 1 tidak terjadi kontaminasi sedangkan ulangan 2 terjadi kontaminasi karena kurang steril. Menurut Waluyi (2007) ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan pengenceran dalam mengisolasi mikrobia adalah untuk mengurangi jumlah mikrobia yang tersupensi dalam cairan. Penanaman media miring bertujuan untuk memperoleh biakan murni dari 1 koloni mikrobia yang akan diidentifikasi. Pada hasil pengamatan purifikasi pada media miring unyuk medium NA berhasil dan tidak terjadi kontaminasi, sedangkan untuk medium PDA tidak berhasil dimungkinkan kegagalan pada saat inokulasi mikrobia tidak menempel pada media. Pengisolasian yang terakhir yaitu dengan metode goresan kuadran. Tujuan dari isolasi goresan kuadaran adalah untuk memperoleh biakan murni. Pada hsil pengamatan untuk media PDA tidak berhasil karena gagal pada pengisolasian media miring. Medium NA dari hasil pengamatan identifikasi koloni berukuran kecil dengan bentuk circular, elevasi convex, tepian entire, permukaan koloni halus dengan opacity buram serta chormogenesis putih, jadi identifikasi II sesuai dengan identifikasi I.
E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Praktikum Isolasi, Purifikasi dan Identifikasi Bakteri, Fungi dan Blue Green Algae dapat disimpulkan bahwa:
a. Isolasi merupakan pemindahan mikrobia dari alam agar diperoleh biakan

murni
b. Purifikasi merupakan pemisahan mikrobia dari koloninya agar diperoleh

biakan murni
c.

Medium NA digunakan untu isolasi bakteri sedangkan PDA untuk jamur untuk memperoleh biakan murni

d. Ada beberapa metode yang digunakan dalam isolasi dan semua bertujuan

e. Keberhasilan isolasi tergantung dari beberapa faktor misalnya saat

menginokulasi
2. Saran

Media yang digunakan terbatas sehingga tidak semua praktikan mencoba melakukan isolasi dan inokulasi.

DAFTAR PUSTAKA Anonim 2012. Bakteri, Jamur (Fungi) dan Nutrisi Mikroorganisme. http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 1 Desember 2012.

Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar Publisher, USA. Dwidjoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta. Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill Book Company Inc. USA. Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai