Anda di halaman 1dari 10

BAB I PRESENTASI KASUS 1.1 IDENTITAS Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama Pekerjaan Tanngal masuk No.

RM Ruangan 1.2 ANAMNESIS A. Keluhan Utama : Nyeri pada perut kuadran kanan bawah : Sunarya : 55 tahun : Perempuan : Jl. KH Hasan No. 52 : Islam : Tukang cuci : 14-8-2013 : 477283 : BOUGENVILE KELAS III

B. Riwayat penyakit sekarang (RPS) : Pasien datang ke UGD RS.M.Saleh Probolinggo, pada tanggal 14-8-2013, dengan keluhan nyeri pada perut kuadran kanan bawah serta terdapat benjolan pada lipatan paha sebelah kanan. Benjolan ini, menurut pasien sejak 1 minggu yang lalu, di mana awalnya benjolan kecil yang kemudian membesar. Benjolan ini nyeri dan tidak dapat keluar masuk. Pasien merasakn nyeri bila benjolan tersebut ditekan. Pasien merasakan sakit di daerah sekitar benjolan dan daerah perut. Pasien ini mual, muntah, tidak bisa buang air besar dan flatus selama 1 minggu dan buang air kecil lancar. C. Riwayat penyakit dahulu (RPD) : - Riwayat Hipertensi (-) - Riwayat Batuk Lama (-) - Riwayat Diabetes Melitus (-) - Tidak pernah konstipasi berat - Pekerjaanya berhubungan dengan pekerjaan fisik berat - Tidak pernah mengalami gangguan buang air besar dan kecil D. Riwayat penyakit keluarga : - Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
1

E. Riwayat alergi : - Alergi terhadap obat maupun makanan tidak ada 1.3 PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum B. Kesadaran C. Vital sign Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu : Baik : Composmentis : : 130/80 mmHg : 84x/menit : 18x/menit : 37,3C

D. Status Generalis : Kepala : Bentuk simetris, deformitas (-) Mata: o Palpebra : Oedema -/o Konjungtiva: Anemis -/o Sklera : ikterus -/ Telinga: Dalam batas normal Hidung: Dalam batas normal Mulut: Dalam batas normal Gigi: Dalam batas normal Leher: Pembesaran KGB (-), Peningkatan JVP (-) Thoraks o Paru Inspeksi: Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi: Fokal fremitus paru kanan sama dengaan paru kiri Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru Auskultasi: Suara nafas vesikuler, rhonki -/-,wheezing -/o Jantung Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak Palpasi: iktus kordis teraba di ICS IV MCL Perkusi: tidak ada pembesaran jantung Auskultasi: Suara jantung S1-S2 tunggal,regular.Murmur (-), Gallop (-) Abdomen
2

o Inspeksi: Distensi (+), tidak ada tanda trauma, simetris o Palpasi: Nyeri tekan (+), defans muscular (-), hepar dan lien tidak teraba o Perkusi: Timpani o Auslultasi: Bising usus normal Ekstremitas o Atas Akral: hangat Sianosis: tidak sianosis Perfusi: baik o Bawah Akral: hangat Sianosis: tidak sianosis Perfusi: baik Genetalia (keterangan pada status lokalis)

E. Status lokalis Regio inguinalis dextra Inspeksi: Terlihat adanya benjolan dengan diameter 10cm berwarna kemerahan,saat pasien berbaring benjolan tidak dapat dimasukkan oleh tangan pasien sendiri Palpasi: Teraba benjolan, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+), hangat Auskultasi : Bising usus (+) Uji Transluminasi: (-) 1.4 DIAGNOSA - Hernia Inguinalis Incarserata Dextra - Myoma uteri 1.5 DIAGNOSA BANDING - Hernia inguinalis Strangulata Dextra 1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Haemoglobin Leukosit DIFF. COUNT PCV Hematokrit

15,4 19.400 -/-/7/76/16/1 42


3

L:13-18, P:12-16 g/dl 4000-11.000 /cmm 0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/2% L: 40-54, P:35-47%

Trombosit Gula darah acak sewaktu BUN Kreatinin Alkali fosfatase Billirubin direct Billirubin total SGOT SGPT USG Abdomen :

296.000 149 12,6 1,1 295 0,29 0,70 63 94

150000-400000 /cmm < 140 mg/dl 10-20 mg/dl 0,5-1,7 mg/dl 60-170 U/I <0,5 mg/dl <1 mg/dl L <18, P <17 U/I L <22, P <17 U/I

- Gambaran dari hernia inguinalis dengan illeus obstruktif - Myoma uteri

1.7 TERAPI - Operatif Pro Hernia Repair 1.8 PROGNOSIS - Dubia ad bonam

FOLLOW UP 1. Tanggal 14-8-2013 S : Pasien mengatakan nyeri perut sebelah kanan bawah, terdapat benjolan di selangkangan kanan, terasa nyeri dan tidak bisa masuk sejak 1 minggu yang lalu. O : KU : Baik A/I/C/D : -/-/-/Pusing (+), Mual/Muntah +/+, BAB/BAK -/+, Asma (-), Flatus (-) Finger test terasa impuls di ujung jari. Tensi : 130/80 mmHg Suhu : 36,9 C Nadi : 100x/ menit RR : 24x/ menit A : Hernia inguinalis incarserata dextra dan myoma uteri P : - Pasang NGT (warna hijau keruh 300cc buang) - Puasa - Cefriaxone 2x1 - Metronidazole 3x1 - Ranitidine 2x1 - Ketorolac 3x1 2. Tanggal 15-8-2013 S : Pasien mengatakan nyeri perut sebelah kanan bawah, terdapat benjolan di selangkangan kanan, terasa nyeri dan tidak bisa masuk sejak 1 minggu yang lalu. O : KU : Baik A/I/C/D : -/-/-/Pusing (+), Mual/Muntah +/-, BAB/BAK -/+, Asma (-). Tensi : 120/70 mmHg
5

Suhu : 37,5 C Nadi : 104x/ menit RR : 24x/ menit A : Hernia inguinalis incarserata dextra dan myoma uteri P : - Pasien dirujuk ke RS Dr.Soetomo Surabaya - Cefriaxone 2x1 - Metronidazole 3x1 - Ranitidine 2x1 - Ketorolac 3x1 3. Tanggal 15-8-2013 Pasien KRS dan dirujuk ke RS Dr. Soetomo Surabaya

BAB II PEMBAHASAN Dari anamnesis pasien mengatakan: Pasien mengeluh nyeri pada perut kuadran kanan bawah serta terdapat benjolan pada lipatan paha sebelah kanan. Benjolan ini, menurut pasien sejak 1 minggu yang lalu, di mana awalnya benjolan kecil yang kemudian membesar. Benjolan ini nyeri dan tidak dapat masuk. Pasien merasakn nyeri bila benjolan tersebut ditekan. Pasien merasakan sakit di daerah sekitar benjolan dan daerah perut. Pasien ini mual, muntah, tidak bisa buang air besar dan flatus selama 1 minggu dan buang air kecil lancar. Dari hasil anamnesa ini, Pasien mengeluh terdapat benjolan pada lipatan paha sebelah kanan dan tidak bisa dimasukkan. Menurut teori dari hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Dari anamnesa pasien mengarah pada hernia inguinalis. Pasien juga mengeluh sakit jika ditekan maupun tidak ditekan, benjolan tersebut tidak dapat keluar masuk . Pasien juga mengeluh tidak bisa bisa flatus dan BAB 1 minggu serta pasien pun merasa mual dan muntah Pasien ini mengarah ke hernia incarserata. Berdasarkan klinis:4 a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Dapat direposisi tanpa operasi. b. Hernia irreponibilis: organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali ke cavum abdominal kecuali dengan bantuan operasi. Tidak ada keluhan rasa nyeri atau tanda sumbatan usus. Jika telah mengalami perlekatan organ disebut hernia akreta. c. Hernia strangulata: hernia dimana sudah terjadi gangguan vaskularisasi viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi hernia). Pada keadaan sebenarnya gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis. d. Hernia inkarserata: isi kantong terperangkap, terjepit oleh cincin hernia, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut, dan sudah disertai tanda-tanda ileus mekanis (usus terjepit sehingga aliran makanan tidak bisa lewat).

Dari riwayat sebelunya: Pasien tidak tidak ada riwayat hipertensi, batuk lama, diabetes militus, konstipasi berat, tidak pernah mengalami gangguan buang air besar dan kecil, pekerjaanya pernah berhubungan dengan pekerjaan fisik berat, anggota keluarganya tidak pernah menderita penyakit seperti ini, tidak ada alergi obat. Dari riwayat ini pasien pernah berhubungan dengan pekerjaan fisik berat, pekerjaan fisik berat ini merupakan pencetus timbulnya hernia. Hasil dari pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan status lokalis Regio inguinalis dextra Inspeksi: Terlihat adanya benjolan dengan diameter 10cm,saat pasien berbaring benjolan tidak dapat dimasukkan, berwarna kemerahan. Palpasi: Teraba benjolan, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+), hangat. Auskultasi : Bising Usus (+) Tidak dilakukan uji khusus hernia untuk mengetahui hernia inguinalis lateral atau media karena benjolan tepat berada pada inguinal tidak bisa keluar masuk, diameter nya cukup besar (10 cm) sehingga benjolan memenuhi seluruh jari pemeriksa. Dari hasil pemeriksaan fisik ini menunjukan bahwa pada pemeriksaan regio inguinalis dextra didapatkan benjolan dengan diameter 10cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+) dan hangat berwarna kemerahan. Serta tidak dapat dimasukkan oleh tangan pasien sendiri dan terdapat bising usus pada daerah benjolan. Dari hasil pemeriksaan ini dapat disimpulkan pasien menderita hernia inguinalis incarserata dextra. Akan tetapi pasien ini juga bisa digolongkan hernia inguinalis strangulata karena sudah mulai timbul gejala pasase usus dan gangguan vaskularisasi, yaitu terdapat kemerahan disekitar benjolan, mual, muntah, cairan lambung berwarna hijau, tidak bisa BAB, tidak bisa flatus, lekosit 19.400 (mulai terjadi tanda-tanda infeksi) dan perut kembung.

Pada pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan Laboratorium Haemoglobin Leukosit DIFF. COUNT PCV Hematokrit Trombosit Gula darah acak sewaktu BUN

15,4 19.400 -/-/7/76/16/1 42 296.000 149 12,6


8

L:13-18, P:12-16 g/dl 4000-11.000 /cmm 0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/2% L: 40-54, P:35-47% 150000-400000 /cmm < 140 mg/dl 10-20 mg/dl

Kreatinin Alkali fosfatase Billirubin direct Billirubin total SGOT SGPT USG Abdomen :

1,1 295 0,29 0,70 63 94

0,5-1,7 mg/dl 60-170 U/I <0,5 mg/dl <1 mg/dl L <18, P <17 U/I L <22, P <17 U/I

- Gambaran dari hernia inguinalis dengan illeus obstruktif - Myoma uteri

Pada pentalaksanaan: Pasang NGT (warna hijau keruh 300cc buang) Puasa Inj Cefriaxone 2x1 Inj Metronidazole 3x1 Inj Ranitidine 2x1 Inj Ketorolac 3x1 RL infus 20 tetes/ menit Pasien dipuasakan dan dipasangakan NGT dengan tujuan dekompresi lambung dan mengurangi cairan lambung. Pada pasien ini sebaiknya segera dilakukan (cito) tindakan operatif yaitu hernia repair yang dilakukan setelah keadaan umum pasien membaik dengan cara herniotom yaitu membuka dan memotong kantong hernia,mengembalikan isi hernia ke cavum abdominalis, hernioraphy yaitu mengikat leher hernia dan menggantungkanya pada conjoint tendon supaya tidak keluar masuk lagi, hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan LMR sehingga tidak residif dengan cara mengikatkan conjoint ke lig.inguinale. Pada pasien ini yang mengalami hernia inkarserata, kemungkinan pulihnya isi henia harus dinilai saat operasi. Bila isi hernia sudah nekrotik, dilakukan reseksi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Arief mansjoer,et al, 2008. Kapita selekta kedokteran, Jakarta: Media aesculapsius
2. Grace, P.A. 2002. Surgery at a Glance Second Edition. United Kingdom: Blackwell Publishing Company.

3. R.Sjamsuhidajat, Wim de Jong, Buku ajar ilmu bedah,eds 2, 2005, Jakarta: EGC 4. Sari, D.K, et al. 2005. Chirurgica. Yogyakarta: Tosca Enterprise 5. Soelarto Reksoprodjo.Kumpulan kuliah ilmu bedah universitas Indonesia,Binarupa aksara: 134-135

10

Anda mungkin juga menyukai