Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN 1

SEDIMENTASI
Tujuan Percobaan : Mempelajari proses pemisahan suspensi (fase cair + gase padat) menjadi fluida jernih (supernatant) dan Slurry dalam bentuk proses pemisahan yang sederhana (Batch skala laboratorium). Menetapkan kecepatan pengendapan (Sedimentation Rate)

Latar Belakang : Sedimentasi merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi fluida jernih Supernatant dan Slurry yang mengandung konsentrasi padatan lebih tinggi. Larutan suspensi terdiri dari campuran fase cair dan fase padat yang bersifat settleable, dapat diendapkan karena perbedaan densitas antar fasenya. Proses sedimentasi dapat dilakukan neraca Batch dan Continue. Proses Batch sering dipergunakan untuk skala laboratorium yang menggambarkan proses sedimentasi sederhana, sedangkan proses Continue dipergunakan dalam skala komersial dengan mempertimbangkan kecepatan pengendapan terminal dari partikel-partikelnya. Percobaan skala laboratorium dilakukan pada suhu Uniform untuk menghindari gerakan fluida atau konveksi karena perbedaan densitasnya yang dihasilkan dari perbedaan suhu. Uji pengendapan secara Batch dilakukan untuk menggambarkan mekanisme pengendapan dan metode penentuan kecepatan pengendapan. Pada awal sedimentasi Batch, konsentrasi padatan sepanjang silinder (zona B) uniform. Segera setelah proses mulai, seluruh partikel Suspensi Solid. Jatuh bebas melalui fluida pada kecepatan maksimumnya dibawah, kondisi Hidered Settling yang ada. Partikel-partikel padat jatuh bebas pada kecepatan yang sama dan membentuk garis pembatas tajam antara cairan jernih Supernatant (Zona A) dan zona suspensi (zona B) serta Slurry. Didalam Slurry yang mengandung partikel-partikel ukuran berbeda, partikel-partikel yang lebih besar akan mengendap lebih cepat dan mulai menumpuk, dimana zona D dan zona transisi C yang mengandung padatan yang bervariasi antara konsentrasi zona B dan zona D mulai nampak. Setelah pengendapan lebih jauh atau pada kondisi kecepatan pengendapan kompresinya, zona B dan zona C tidak nampak tetapi hanya terdapat Slurry pekat pada zona D. Kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan mengamati tinggi Interface (antar fase) sebagai fungsi waktu yang diberikan dan menggambarkan tangen pada kurva yang diperoleh dari : Slope V1
dz dt

Pada point ini, tinggi Z1 dan Z2 adalah intersept tangen pada kurva tersebut (lihat gambar). Kecepatan pengendapan = V1 =
Z1 Z 2 t1 0

Z0

Kecep. konstan

Tinggi Interface

A A

Gambar1: Sedimentasi Batch (a) Larutan suspensi yang seragam (konsentrasi tertentu) (b)Zona pengendapan setelah waktu t (c) Kecepatan kompresi zona D (d)Tinggi interface versus waktu pengendapan Prosedure Percobaan : 1. Siapkan seluruh peralatan percobaan sedimentasi yang terdiri dari gelas ukur 1000 cc, stopwatch, beker glass untuk membuat larutan suspensi, pengaduk dan pleno meter. 2. Buatlah larutan suspensi yang akan dipergunakan untuk percobaan (mintalah) kepada asisten jenis suspensi dan konsentrasinya) sebanyak 1liter. 3. Tuanglah larutan suspensi kedalam gelas ukur 1000 cc. 4. Pada kondisi awal larutan suspensi harus dalam keadaan Uniform, dapat dilakukan dengan cara pengadukan. 5. Catatlah perubahan tinggi interface untuk setiap penurunan waktu tertentu (mintalah kepada asisten) hingga tidak terjadi penurunan tinggi interface lagi. Catatan : Kecepatan penurunan partikel-partikel padat dihitung dari tinggi antar fase (interface) yang dapat diamati antara cairan jernih suspernatant dan slurry yang mengandung partikel-partikel padat konsentrasi tinggi. Pertanyaan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Apa arti dari proses sedimentasi ? Bagaimana sifat-sifat fisis larutan yang dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi ? Apa yang disebut supernatant dan slurry ? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses sedimentasi ? Didalam proses sedimentasi secara Batch, ada 3 zona pengendapan. Sebutkan dan bagaimana pengertian dari sifat-sifat pengendapan pada masing-masing zona tersebut ? Bagaimana menetapkan kecepatan optimum proses sedimentasi secara Batch ? Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan terhadap kecepatan proses sedimentasi ? bagaimana pengaruh ukuran partikel terhadap kecepatan proses sedimentasi ? 1

ZONA (a)

B B C D C

Kecep. kompresi

Z1

(a)

(b)

(c)

t1

(d) t

Waktu,

9.

Bagaimana pengaruh sifat fisis partikel yang mudah menyerap cairan dan yang tidak mudah menyerap cairan terhadap kecepatan proses sedimentasi ? 10. Sebutkan 3 gaya yang bekerja pada partikel yang bergerak melalui fluida dan bagaimana definisi masing-masing gaya tersebut ! Daftar Pustaka : Brown G.G, Unit Operations, P.P. 110 121, Modern Asia Edition, Charles E. Tutle Co., Tokyo, 1976. Geankoplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations, P.P, 759 771, 2nd ed, Allyn and Bacon, Inc., Masschusetts, 1983. Mc.Cabe, W.L., Smith, J.C. and Harriot, P., Unit Operations of Chmeical Engineering, P.P. 890 893, 4th ed., Mc.Graw-Hill International Book Co, Singapore, 1985.

PERCOBAAN 2

BILANGAN REYNOLD
Tujuan Percobaan : Mempelajari karakteristik aliran laminer, transisi dan turbulen dari fluida yang mengalir didalam pipa pipa turun. Menetapkan bilangan Reynold untuk aliran laminer dan turbulen dengan cara mengatur perubahan kecepatan alir fluida didalam pipa.

Prosedure Percobaan : 1. Periksa seluruh peralatan yang dipergunakan untuk percobaan Nre. 2. Tetapkan sifat fisis fluida seperti densitas dan viskositas serta dimensi pipa. 3. Tuangkan larutan zat warna pada tempatnya. 4. Percobaan dilakukan pada keadaan diameter pipa dan jenis fluida tetap sedangkan variabel yang dipilih yaitu kecepatan alir fluida (air). 5. Aturlah kecepatan alir fluida dengan cara mengatur pembukaan kran (mintalah kepada asisten). 6. Injeksikan larutan zat warna melalui tabung kapiler ke aliran fluida didalam pipa. 7. Amati setiap gerakan zat warna atau pola aliran zat yang mengalir pada setiap kecepatan fluida yang ditentukan. 8. Catatlah debit yang keluar dari pipa pada setiap pembuakaan kran yang ditetapkan. 9. Perhitungan debit dilakukan setiap satu kecepatan alir sebanyak 3x Pertanyaan : 1. Sebutkan sifat-sifat fisis fluida 2. Bagaimana menetapkan densitas dan viskositas fluida ? 3. Apa yang disebut fluida incompressible dan compressible (beri contoh masing-masing fluida tersebut) ? 4. Apa yang disebut fluida newtonian dan non-newtonian (beri contoh masing-masing fluida tersebut) ? 5. Apa yang disebut viskositas spesific dan viskositas kinematik ? 6. Bagaimana karakteristik fluida yang mengalir secara laminer transisi dan turbulen ? Daftar Pustaka : Brown, G.G., Unit Operation, P.P. 67 71, Modern Asia Edition, Charles E. Tutle Co., Tokyo, 1978. Geankoplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations P.P. 759 771, nd 2 ed., Allyn and Bacon, Inc., Masschusetts, 1983. Mc.Cabe, W.L., Smith, J.C. and Harriot, P., Unit Operations of Chemical Engineering, P.P. 21 54, 4th ed., Mc.Graw-Hill International Book Co., Singapore, 1985. Perry, R.H., Green, D.W. and Maloney, J.O., Perrys Chemical Engineers Handbook, P.P. 54 55, 6th ed., International Student ed., Mc.Graw-Hill Book Co., Singapore, 1984.

PRESSURE DROP
Tujuan Percobaan : Mempelajari penurunan tekanan pada fluida yang mengalir melalui pipa karena pengaruh friksi pada dinding pipa dan sambungan. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi P.

PERCOBAAN 3

Prosedure Percobaan : 1. Periksa seluruh peralatan yang akan dipergunakan untuk percobaan pressure drop. 2. Periksa sambungan dan kran pada sistim perpipaan yang ada. 3. Periksa pompa yang akan dipergunakan untuk mengalirkan fluida melalui pipa yang akan ditetapkan. 4. Tetapkan dimensi pipa D1, D2, D3 dan D4. 5. Atus kran sehingga fluida mengalir pada pipa yang mempunyai diameter D1. 6. Jalankan pompa dan hitung debit aliran yang keluar dari pipa tersebut (ulangi 3x) 7. Amati penurunan tekanan pada monometer untuk setiap panjang L 1, L2, L3, L4. 8. Ulangi no. 5 s/d 7 untuk diameter D2, D3, D4. Pertanyaan : 1. Apa penyebab penurunan tekanan (pressure drop) didalam saluran tertutup (pipa) ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi friksi didalam pipa ? 3. Bagaimana faktor friksi untuk fluida yang mempunyai Nre < 210, 2100 < Nre < 3500 dan 3000 < Nre < 3.000.000 ? 4. Bagaimana pengaruh kekasaran pipa pada penurunan tekanan ? 5. Sebutkan rumus Fanning ( pf 1 ) (persamaan Fanning) yang menyebutkan bahwa penurunan tekanan hanya disebabkan oleh friksi ! Daftar Pustaka : Brown, G.G., Unit Operation, P.P. 131 148, Modern Asia Edition, Charles E. Tutle Co., Tokyo, 1978. Fount, A.S., Wenzel, L.A., Clump, C.W., Mann, Andersen, L.B., Principles of Unit Operations, P.P. 250 251, 2nd ed., John Wiley and Sons, Inc., New York, 1980. Geankoplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations, P.P. 95 101, 2nd ed., Alyn and Bacon, Inc., Masschusetts, 1983.

PERCOBAAN 4

EFFLUX TIME
Tujuan Percobaan : Mempelajari aliran fluida dinamis didalam pipa vertikel Menetapkan waktu yang diperlukan untuk pengosongan tangki secara teoritis Menghitung faktor koreksi waktu pengosongan tangki sebenarnya terhadap waktu pengosongan teoritis.

Latar Belakang : Efflux Time merupakan waktu yang diperlukan untuk pengosongan cairan didalam tangki melalui pipa vertikal, karena pengaruh gaya beratnya. Sebagian besar industri kimia mengalirkan cairan dari tempat penampungannya dengan pengaruh gaya gravitasi karena tinggi permukaan cairannya. Sehingga perlu pengukur tinggi permukaan teoritis melalui rumus pendekatan dari penurunan rumus prinsip dasar teori aliran fluida dinamis didalam pipa vertikal.
h1 m1 = A1 h1

h2

m2 = A2 h2

h3

m3 = A3 h3

Gambar 2 : Skema Tangki Percobaan Efflux Time Dari point (2) ke (3) Gaya-gaya berpengaruh yaitu gaya berat, gaya tekan dan gaya friksi. Dari point (1) ke 92) Gaya-gaya yang berpengaruh yaitu gaya berat dan gaya tekan, sedangkan gaya friksi dianggap sangat kecil dibandingkan gaya-gaya lainnya karena efek dinding terhadap fluida dapat diabaikan. Neraca momentum dari point (2) ke (3) Fg2 + Fp2 + Ff2 = Fg3 + Ff3 + Ff3 m2.g + P2 A2 + Ff2 = m3.g + P3 A3 + Ff3 (m2 m3) g + (P2 A2 P3 A3) = Ff3 Ff2 = Ff (A2 h2 A3 h3) .g + P2 A2 P3 A3 = Ff A2 = A3 : .g
(h 2 - h3) + P2 P3 = Ff g g P2 P3 + L = Ff g g

. Neraca momentum dari point (1) ke (2) Fg1 + Fp1 = Fg2 + Fp2

(1)

ml.g + P1.A1 = m2.g + P2.A2 ( A1 h1 A2 h2) g + P1 A1 P2 A2 = 0 : .g


( A1 h1- A2h2) + P2 . g = H + P1 A2 P2 A2 = 0 . g . g P1 . g

... (2) Asumsi : efek kontraksi tiba-tiba dari penampung melintang tangki ke pipa diabaikan Substitusi pers. (2) ke (3)
P1

P3

+ (L +H) = Ff

. (3) P1 = P3 = atmosfiris Ff = (L + ... Dari Genakoplis hal.97


Ff = pf

H) (4)

= 4f

L v2 Do 2 .2

(S.1)

...

. (5) Dari Foust ha.250 251 Untuk fluida laminer Nre < 2100 ; . (6) f =
64 N Re

. .

Untuk fluida turbulen 5.000 < Nre < 200.000 : f = (7) Untuk fluida turbulen 3.000 < Nre < 3.000.000 3f ; = 0,0056 +
0,5 N Re0,32

0.184 N Re0.2

.. (8) - Menetapkan waktu pengosongan tangki untuk aliran fluida laminer substitusi pers. (6) ke (5)
4 (64 ) L V2 L v = 128 ( v Do) Do 2 Do2 Lv L + H = 128 Do2 Ff =

. Neraca massa ml = m2 A1 V1 = A2 V2

4 D2 V1 =

(9)

Do2 V 2
Do 2 128 L

D2
H = H2

H = Do2 t

(H + L)
t =t

H = H1

dH Do4 = H2 + L 128 L D2

t =0

In

(H1 + L) Do2 = t (H2 + L) 128 L D2

t =

128 L D2 (H1 + L) In 2 (H2 + L) Do

(10)

Menetapkan waktu pengosongan tangki untuk aliran fluida turbulen 5.000 < Nre < 200.000. Substitusi pers. (7) ke (5)
Ff = 4 (0,184 0,2 ) ( 0,2 V 0,2 Do0,2 ) L Do V2 2

H + L = 0,368

0,2 L V1,8 0,2 Do0,2

(11)
H + L = C.V1,8 ..........> V = (H + L)1/1,8 (H + L)0,55 = C C

(12) Dimana C = konstanta = 0,368


0,2 L 0,2 Do1,2

Neraca massa m1 = m2 A1 V1 = A2 V2
= D2 V1 = Do2 V2 4 4
H = H2

D2

(H + L)0,55 H Do2 t C
t =L t =0

H = H1

H
(H + L)0,55

Do2 D 2 C0,55

1 Do2 (H1 + L) - (H2 + L) = 1,55 D 2 C0,55 t =

t 0,55(H1- H2) 1,55 Do2

D2 C0,55 (H1- H2) 0,2 L 2 0,368 = D 0,2 1,55 Do2 Do1,2

t =

0,11 L0,55 D 2
0 ,11

Do 3,2

(H1 - H2)

.. t sesungguhnya = x t teoritis ... (14)

(13)

..

= (15) Keterangan : m A1 A2 A3 H L g D Do V1 V2 Fg Fp Ff

t sesungguhn ya t teoritis

......

= Massa cairan didalam tangki = Densitas cairan = Luas penampung melintang tangki = Luas penampung melintang pipa pada point 2 = Luas penampung melintang = Tinggi permukaan cairan pada tangki = Panjang pipa = Kecepatan gravitasi = Diameter tangki = Diameter pipa = Viskositas fluida =

H kecepatan penurunan fluida pada tangki L

= Kecepatan penurunan fluida pada pipa = Faktor koreksi = Gaya berat = Gaya tekan = Gaya friksi

Prosedure Percobaan : 1. Siapkan seluruh peralatan percobaan efflux time yang terdiri dari pipa kaca dengan ukuran panjang sama tetapi diameter berbeda dan diameter sama tetapi panjang berbeda (jumlahnya ditetapkan oleh asisten), gelas ukur, stopwatch beker glass dan picnometer. 2. 3. 4. Buatlah larutan pengisi tangki (minta kepada asisten jenis dan konsentrasinya). Pasanglah pipa kaca pada dasar tangki. Isilah tangki dengan larutan yang telah dipersiapkan hingga setinggi Ho tertentu (mintalah kepada asisten) dengan dibaca pada kaca penera tinggi cairan pada tangki dengan menyumbat lobang bagian bawah pipa kaca yang terpasang. 5. 6. Lepaskan penyumbat lobang pipa kaca dan amati waktu yang diperlukan serta debit air yang keluar pada setiap penurunan tinggi 2 cm. Ulangi percobaan No.5 untuk setiap variabel yang ditetapkan. 4

Pertanyaan : 1. Gaya-gaya apa saja yang berpengaruh pada sistem aliran fluida yang mengalir dari tangki melalui pipa ? 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pengosongan tangki ! 3. Sebutkan persamaan Bernoulli untuk fluida yang mengalir secara vertikal dan dipengaruhi oleh medan gravitasi ! 4. Bagaimana menetapkan waktu pengosongan teoritis untuk fluida yang mengalir didalam pipa secara laminer dan turbulen ?

Daftar Pustaka : Brown, G.G., Unit Operation, p.p. 133 141, Modern Asia Edition, Charles E. Tutle Co., Tokyo, 1978. Foust, A.S., Wenzel, L.A., Clump, C.W., Maus, L. and Andersen, l.B., Principles of Unit Operations, p.p. 150 251, 2 nd ed., John Wiley and Sons, Inc., New York, 1980. Geankoplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations p.p. 78 82, 2nd ed., Allyn and Bacon, Inc., Masschusetts, 1983.

PERCOBAAN 5 KARAKTERISTIK POMPA Tujuan Percobaan Tujuan percobaan karakteristik pompa adalah untuk mempelajari dan membuat kurva karakteristik pompa sentrifugal yang merupakan hubungan antara parameter-parameter kurva sistem yang meliputi TDH, , BHP, WHP, dan P terhadap Q pada konfigurasi aliran sistem. Latar Belakang Pompa dapat di artikan sebagai penambah energi untuk menggerakkkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Oleh karena itu energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, maka penambahan energi akan menggerakkan/mengalirkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya baik melalui sarana pembantu seperti pipa, maupun secara langsung. (ksbforblog, 2009) Sistem pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US DOE, 2004). Komponen utama sistem pemompaan adalah: Pompa Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistem udara Perpiaan, digunakan untuk membawa fluida Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistem Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai persyaratan (Anonim, 2006) Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana 6

tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran. (anonim, 2011) Pompa memiliki dua kegunaan utama: Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air) Mensirkulasikan cairan sekitar sistem (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan) (Anonim, 2006) Suatu kerja yang dilakukan oleh pompa saat memindahkan sejumlah fluida pada tekanan yang diberikan disebut horse power (hp). Dalam sistem perpompaan horse power dibagi menjadi 2 yaitu : Work Horse Power (WHP) / power teoritis

Brake Horse Power (BHP)/power sebenarnya

(Wahren, 1997) Efisiensi Efisiensi dinyatakan sebagai persentase yang mana WHP ( output) dibagi dengan BHP (input).

Dimana : WHP = Work Horse Power (Hp)/power teoritis BHP = Brake Horse Power (Hp)/power sebenarnya (Wahren, 1997)

Prosedur Percobaan : Tahap persiapan a.Properti fluida 1. Mengukur temperatur pada air percobaan dengan menggunakan termometer. 2. Setelah mengetahui suhu fluida, mencari data viskositas dan densitas pada buku Transport Processes and Unit Operations - Geankoplis appendix A.2. b.Mencari Q maksimum 1. Memeriksa seluruh rangkaian alat percobaan yang digunakan dalam percobaan karakteristik pompa. 2. Melakukan percobaan dengan memulai menghidupkan pompa lalu menunggunya sampai keadaan steady state. 3. Melakukan percobaan pada setiap sirkuit untuk mendapatkan Q maksimum. 4. Mengukur volume air yang keluar dari sirkuit 1 selama 2 detik. (Mengulangi percobaan ini sebanyak 2 kali dan menghitung rata-ratanya ). 5. Mengulangi percobaan 3 dan 4 pada sirkuit 2. Tahap percobaan 1. Melakukan pengaturan valve 2 hingga memperoleh Q sesuai variabel yang ditentukan dengan membuka penuh valve 3 dan menutup penuh valve 4 untuk sirkuit 1. Melakukan hal yang sebaliknya untuk sirkuit 2. 2. Mengamati dan mencatat tekanan pada barometer untuk variabel. 3. Mencatat waktu putaran kWh meter untuk setiap 1 putaran pada kondisi variabel yang diberikan. 4. Mengukur static head pada kondisi variabel yang diberikan yaitu. 5. Mengulangi percobaan nomer 2 sampai 4 pada sirkuit 2. 8

TATA TERTIB
I. ABSENSI Praktikum harus datang tepat pada waktu yang telah ditentukan dan mengisi daftar hadir. Bila praktikum terlambat lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan ikut praktikum. Bila berhalangan hadir pada waktu praktikum, harap mengirim surat ijin kepada kasie laboratorium Transportasi Fluida dan diserahkan sebelum atau pada hari pelaksanaan praktikum. Bila tidak hadir 1 kali tanpa ijin, maka praktikum yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri serta melakukan percobaan pada hari berikutnya (seijin dosen pembimbing yang bersangkutan). 9

II.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Sebelum Praktikum. Menghadap pembimbing paling lambat 2 hari sebelum praktikum, untuk membicarakan tentang percobaan yang akan dilakukan. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing. 2. Selama Praktikum. Mengisi daftar hadir. Meminjam jas lab. dan dilarang merokok didalam laboratorium. Dilarang mengganggu peralatan lain yang tidak berhubungan dengan percobaan Bila menemui ketidak beresan pada sarana penunjang seperti air dan listrik, segera lapor kepada dosen pembimbing/ asisten jaga. Dilarang memegang peralatan instrumen yang ada pada beberapa alat percobaan. Dilarang meninggalkan tempat kerja selama jam praktikum tanpa seijin dosen pembimbing/ asisten jaga. Bila melakukan pelanggaran, praktikum pada hari tersebut dianggap tidak sah. 3. Selesai Praktikum. Mematikan sarana pendukung yang dipergunakan. Membersihkan peralatan yang dipergunakan untuk percobaan. Mengembalikan semua bon pinjam. Setiap kelompok menyerahkan 1 lembar data percobaan sebagai laporan sementara kepada dosen pembimbing yang bersangkutan. Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, praktikum mengisi daftar sebelum meninggalkan ruangan laboratorium. Apabila ada gangguan, sehingga suatu percobaan tidak dapat diselesikan dalam waktu yang telah ditetapkan, disediakan hari lain yang tidak mengganggu jadual praktikum yang telah ditentukan.

III.

PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN 1. Peminjam alat dan bahan dari gudang lab. dilakukan dengan menggunakan Buku bon pinjam yang telah dibubuhi tanda tangan persetujuan dosen/ asisten. 2. Dalam buku bon harus dicantumkan jumlah serta spesifikasi yang diminta. 10

3. Semua alat yang dipinjam, menjadi tanggung jawab kelompok yang bersangkutan dan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. 4. Pemakaian alat yang tersedia di lab. (tanpa bon pinjam) seperti oven, timbangan, perkakas reparasi atau yang lainnya, harus sesuai dengan petunjuk yang ada serta seijin petugas lab. IV. LAPORAN 1. Laporan sementara harus mendapat persetujuan dari dosen pembimbing/ asisten setelah selesai percobaan dibuat rangkap 2 (dua). Setiap kelompok menyerahkan 1 lembar laporan sementara kepada dosen jaga/ asisten untuk dijadikan arsip, 1 lembar lainnya untuk dilampirkan pada laporan resmi. 2. Laporan resmi sudah harus diserahkan paling lambat 1 minggu setelah percobaan dalam keadaan tulisan tangan. Setelah laporan resmi diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing, barulah laporan diketik dan diberi cover warna biru muda serta tanggal penyerahan ditetapkan oleh dosen pembimbing. Penyerahan laporan resmi ditunjukkan oleh tanda terima sebagai bukti penyerahan. 3. Bila terjadi keterlambatan mengumpulkan laporan (seperti butir 1 dan 2), maka percobaan dianggap batal. 4. Setelah menyerahkan laporan resmi, mahasiswa menghadap dosen pembimbing untuk test akhir. V. SISTEM PENILAIAN Kreteria Penilaian : 1. Nilai test awal (personal) 2. Nilai praktikum (keaktifan, ketrampilan, Kebersihan, kerjasama,kejujuran) (personal) 3. Nilai laporan resmi (kelompok) 4. Nilai test akhir (personal) 25 % 25 % 25 % 25 %

11

Anda mungkin juga menyukai