Anda di halaman 1dari 9

Skeptical Empiricistfront page Buku Chart Logam Chart Valas Panduan Tentang Saya ? TMPI: Saham Gorengan?

Cross Currency Swaps - Perkenalan ? Interest Rate Swaps - Perkenalan Juni 9th, 2007 16 Comments Beberapa artikel tentang kontrak derivatif telah dibahas di sini. Sejauh ini, ki ta telah melihat Options, Futures, dan Forward. Lahirnya kontrak-kontrak derivat if itu didorong oleh keinginan untuk mentransfer resiko dari satu pihak ke pihak lain. Itulah sebabnya, kontrak derivatif seharusnya dipandang lebih sebagai ala t untuk hedging daripada alat untuk spekulasi. Dalam artikel ini kita akan memba has satu lagi kontrak derivatif yang disebut interest rate swaps. Swaps pada dasarnya adalah kontrak antara dua pihak di mana mereka akan menukar beberapa cash flows di masa depan. Ada banyak tipe Swaps. Jenis swaps yang paling populer dan paling simpel adalah plain vanilla - interes t rate swaps (sebut saja interest rate swap). Di kontrak ini, yang dipertukarkan adalah bunga dari suatu nominal dana: satu pihak menerima bunga yang tetap (fix ed) dan membayar bunga tidak tetap (floating) sedangkan pihak lain menerima bung a yang tidak tetap (floating) dan membayar bunga yang tetap (fixed) untuk bebera pa periode mendatang. Simpel kan? Contoh: Misalnya Indosat memasuki kontrak interest rate swaps dengan Bank A di m ana, setiap tanggal 10 Juni (setahun sekali), Indosat akan membayar 10% dari nom inal kontrak kepada Bank A dan Bank A akan membayar sebesar SBI rate yang berlak u kepada Indosat setiap tanggal 10 Juni. Nominal kontrak sebesar Rp 2 triliun. K ontrak berlaku selama 10 tahun kedepan dan berakhir pada tahun 2017. Bagaimana efek dari transaksi ini bagi Indosat bila skenario berikut berlaku. Nominal = Rp2000 Milyar Skenario 1 Tanggal SBI yg berlaku Bunga Tetap Indosat Bayar Indosat Terima Untung/Rugi 10 Juni 2008 9.00% 10.00% Rp200 Rp180 -Rp20 10 Juni 2009 8.00% 10.00% Rp200 Rp160 -Rp40 10 Juni 2010 7.00% 10.00% Rp200 Rp140 -Rp60 10 Juni 2011 8.50% 10.00% Rp200 Rp170 -Rp30 10 Juni 2012 9.50% 10.00% Rp200 Rp190 -Rp10 10 Juni 2013 8.50% 10.00% Rp200 Rp170 -Rp30 10 Juni 2014 7.50% 10.00% Rp200 Rp150 -Rp50 10 Juni 2015 6.50% 10.00% Rp200 Rp130 -Rp70 10 Juni 2016 5.50% 10.00% Rp200 Rp110 -Rp90 10 Juni 2017 4.50% 10.00% Rp200 Rp90 -Rp110 Skenario 1 Tanggal SBI yg berlaku Bunga Tetap Indosat Bayar Indosat Terima Untung/Rugi 10 Juni 2008 10.00% 10.00% Rp200 Rp200 Rp0 10 Juni 2009 11.00% 10.00% Rp200 Rp220 Rp20 10 Juni 2010 10.50% 10.00% Rp200 Rp210 Rp10 10 Juni 2011 12.00% 10.00% Rp200 Rp240 Rp40 10 Juni 2012 13.00% 10.00% Rp200 Rp260 Rp60 10 Juni 2013 14.50% 10.00% Rp200 Rp290 Rp90 10 Juni 2014 17.00% 10.00% Rp200 Rp340 Rp140 10 Juni 2015 16.00% 10.00% Rp200 Rp320 Rp120 10 Juni 2016 15.00% 10.00% Rp200 Rp300 Rp100 10 Juni 2017 14.00% 10.00% Rp200 Rp280 Rp8 Di skenario pertama, ternyata SBI rate terus turun beberapa tahun kemudian. Dala

m kasus ini, Indosat rugi dalam transaksi Swaps ini. Di skenario kedua, Indosat untung karena ternyata SBI rate naik beberapa tahun kemudian. Bagaimana sebuah kontrak Swaps bisa digunakan untuk hedging? Misalkan PT Telkom telah mengeluarkan surat obligasi dengan kupon yang tidak tet ap sebesar SBI rate + 2% (floating rate bond) dan dibayar setahun sekali setiap 5 Maret selama 10 tahun dengan nilai nominal 2 triliun. Jadi setiap 5 Maret, PT Telkom akan membayar kupon kepada pemilik obligasi sebesar (SBI rate+2%) x 2 tri liun. Buat PT Telkom, besarnya kupon yang harus dibayar pertahun tidak pasti. Kalau ti ba-tiba SBI rate naik drastis karena pemerintah menaikan harga minyak atau karen a hal lain, maka PT Telkom harus membayar kupon yang naik drastis juga. Ini meru pakan sumber resiko bagi neraca keuangan PT Telkom. Apa yang bisa PT Telkom laku kan untuk menghilangkan resiko itu? PT Telkom bisa memasuki Interest Rate Swaps dengan pihak lain di mana ia menjadi pihak yang membayar fixed x% dan pihak lain membayar floating sebesar SBI rate yang berlaku. Berapa besar x% itu? PT Telkom harus bernegosiasi dengan dengan pi hak lain tersebut. Dengan memasuki kontrak tersebut, maka cash flows PT Telkom akan berubah menjadi (x% - SBI + SBI + 2% ) x 2 triliun = (x% + 2%) x 2 triliun per tahun. Karena x itu tetap, maka PT Telkom telah mengubah cashflow yang tadinya tidak menentu, me njadi cashflow yang tetap. Resiko naik turun SBI rate telah dihilangkan.

Tags: DERIVATIF Kontrak Opsi (Options) - Perkenalan Mei 16th, 2007 14 Comments Options adalah kontrak yang memberi hak kepada pemiliknya untuk membeli (Call Op tions) atau menjual (Put Options) suatu aset pada harga yang ditetapkan sekarang (K = Strike Price). Hak ini berlaku sampai jangka waktu yang telah ditetapkan ( T = Time to Maturity). Berapa harga (Call Premium) dari Call Options yang harus bayar untuk memperoleh hak ini? Salah satu model yang biasa digunakan praktisioner untuk mengetahui nil ai wajar dari kontrak opsi ialah Black-Scholes model. Bagi yang tertarik silakan diliat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai dari Call Options. Harga saham sekarang (S0). Semakin tinggi harga saham sekarang, semakin tinggi n ilai options => common sense. Harga saham yang bisa beli di masa akhir tempo atau strike price (K) . Semakin t inggi strike price semakin rendah nilai dari options => common sense. Jangka waktu sampai masa jatuh tempo. Semakin lama hak-nya semakin tinggi nilai dari options tsb. Volatilitas saham (seberapa besar pergerakan dari saham) . Saham yang bergejolak akan memiliki nilai options yang tinggi. Kenapa? Karena kalau tiba-tiba bergejo lak dan harganya melambung tinggi, maka pemegang options akan untung besar. Kala u tiba-tiba saham bergejolak dan harganya menukik jatuh, pemegang options hanya rugi sebesar call premium yang telah dibayar di awal. Risk free rate (bunga bank sentral). Umumnya semakin tinggi bunga bank, semakin kecil nilai dari options karena uang premium yang dibayar sekarang bisa ditabung dan dapat bunga yang besar. Besarnya dividen yang kira-kira akan dibagikan sebelum masa jatuh tempo. Pemegan

g options tidak menerima dividen sedangkan harga saham sekarang memperhitungkan dividen yang munkin akan diberikan. Ketika dividen dibayar, harga saham turun ki ra-kira sebesar dividen dan pemegang saham menerima dividen. Karena harga saham akan turun jika dividen dibayar, maka nilai dari options juga turun. Jadi semaki n besar dividen yang akan dibayar semasa options berlaku, semakin kecil nilai da ri options. Contoh: Abe membeli Call Options untuk membeli saham TMPI di strike price Rp2500 per lembar yang akan jatuh tempo 1 bulan lagi. Misal sekarang TMPI di pasar dih argai Rp2200. Dalam 1 minggu ke depan, misalnya TMPI naik ke Rp2800, Abe bisa meng-excercise C all Options-nya dengan membeli saham TMPI di harga Rp2500. Kalau tidak ingin men g-exercise, Abe juga bisa menjual Call Options-nya kepada orang lain dengan harg a paling tidak Rp 300 (Rp2800-Rp2500 + premium). Secara teori, hal optimal yang harus Abe lakukan adalah menjual Call Options-nya kepada orang lain dengan untun g lebih besar dari Rp 300 dari pada meng-exercise dengan membeli saham di harga Rp2500 dan langsung menjualnya di Rp2800. Tentu saja dia bisa tetap memegang Cal l Options dan tidak berbuat apa-apa karena masa berlaku Call Optionsnya baru lew at 1 minggu. Dalam 1 minggu ke depan, misalnya TMPI turun ke Rp1800, Abe bisa tetap memegang Call Options-nya dan tidak perlu meng-exercise Optiosnya untuk membeli TMPI di h arga Rp2500 karena kalau dia bisa membeli dengan lebih murah di pasar. Dia juga bisa menjual Call Options kepada orang lain (tentu nilai Call Options yang dia b isa jual sudah turun dan lebih murah dari yang dia beli dulu). Misalnya di akhir bulan, yaitu masa jatuh tempo, TMPI berada di level Rp 2900. M aka Abe sewajarnya akan meng-exercise Call options-nya dan membeli TMPI di harga Rp2500. Kalau mau dia bisa langsung jual ke pasar dan untung Rp400 per saham. Misalnya di akhir bulan, yaitu masa jatuh tempo, TMPI berada di level Rp 2100. M aka Abe sewajarnya tidak akan meng-exercise Call options-nya. Call Options-nya h angus. Pertanyaan umum: Apa bedanya Options dan Warrant? [Updated] Warrant adalah sejenis options di mana pihak yang mengeluarkan bukanlah pihak ya ng mengeluarkan aset. Contoh: Deutsche Bank mengeluarkan warrant untuk saham TMP I dengan harga XXXX. Warrant diperjual belikan di pasar modal. Options biasanya digunakan untuk kontrak opsi yang dikeluarkan oleh pihak yang m engeluarkan aset itu sendiri. Contoh: Manajemen TMPI mengeluarkan options kepada CEO-nya untuk membeli saham TMPI dengan harga XXXX. Options di kasus ini tidak diperjual belikan di pasar modal. Istilah Options juga biasa dipakai untuk menyebut warrant yang dikeluarkan oleh ex changes (e.g. CBOE). Options di kasus ini diperjual belikan di pasar modal. 16 responses so far ? edratna // Jun 10th 2007 at 4:05 am Untuk kaitan dengan sektor riil.. Misalkan perusahaan X bergerak di industri kertas. Bahan baku pulp, majalah/kora n bekas diimpor dari luar negeri. Sedangkan hasil produksi dijual secara ekspor 80% dan lokal 20%. PT X bisa memilih mengunakan natural hedging, karena hanya 20% di jual di dalam negeri, sehingga risiko cukup rendah. Tetapi, untuk amannya maka PT X bisa memil ih menggunakan swap .dia akan kontrak untuk membeli dolar dalam jangka waktu 3 bul an ke depan (yang diperkirakan, waktu dia harus beli dolar , untuk membayar biay

a untuk impor). Pada saat PT X membuka L/C impor, PT X selain membayar fee impor, hanya membayar sebesar marge storting 10%, dan 90% nya akan dibayar saat barang atau dokumen t iba inilah waktunya dia harus bayar dengan dolar. Dengan demikian PT X mendapat ke pastian akan membeli dolar pada kurs yang telah disepakati pada saat kurs dolar te rhadap rupiah tinggi, maka PT X akan untung, tetapi jika kurs dolar terhadap rup iah riil nya lebih rendah dibanding harga yang disepakati maka PT X akan rugi. N amun ini merupakan upaya untuk mengelola risiko apabila terjadi lonjakan selisih kurs yang sangat besar. Mengenal Hedge Funds Cross Currency Swaps - Perkenalan // Jun 10th 2007 at 6:46 am [ ] Interest Rate Swaps - Perkenalan [ ] Mengenal Hedge Funds Menilik Transaksi Derivatif Indosat // Jun 10th 2007 at 4:5 9 pm [ ] Interest Rate Swaps - Perkenalan [ ] Bahar // Jun 10th 2007 at 5:07 pm Makasih atas contoh dari sektor riil-nya Bu! Mungkin contohnya lebih tepat masu k ke bagian kontrak Forward? kunderemp an-Narkaulipsiy // Jun 11th 2007 at 2:16 am Betul juga saya kecepetan ya . Transaksi derivatif menarik ya, untuk hedging dan bisa untuk edratna // Jun 11th 2007 at 2:18 am Wahh maaf masih an anakku ..baru bangun tidur sih .sorry wesid557054 // Jun 11th 2007 at 3:47 pm Penjelasannya sangat bagus dan mudah dicerna (terutama dengan tabelnya) :). Lebi h mudah dipahami daripada textbook Corporate Finance saya :D. Saya masih ada pertanyaan. Kalau dilihat contoh PT Telkom tersebut, tujuan PT Te lkom memasuki Interest Rate Swap adalah untuk hedging resiko fluktuasi SBI yang tak menentu (diswap dengan fixed interest). Kalau begitu, apakah sajakah tujuan counterparty PT Telkom dalam contoh di atas? Apakah tujuan mereka hanya untuk sp ekulasi berdasarkan harapan akan turunnya SBI, atau adakah kemungkinan tujuan2 l ain? Terima kasih atas infonya Aussie // Jun 11th 2007 at 3:48 pm Eh maaf, lupa logout postingan di atas tadi masih login pake personal blog saya Aussie // Jun 11th 2007 at 3:48 pm Eh maaf, lupa logout postingan di atas tadi masih login pake personal blog saya . (Bisa diedit tidak ya?) Bahar // Jun 12th 2007 at 4:39 am Counter party dari hedger (dalam contoh ini PT Telkom) biasanya adalah sebuah in vestment bank. Kok investment bank mau memasuki kontrak itu? Karena transaksi tersebut. Mengikuti contoh di atas: dalam an menerima floating SBI rate dan membayar fixed x%. yar floating SBI rate dan menerima fixed x%. Sebelum dia mendapatkan margin dari interest swap, PT Telkom ak Di lain pihak, Bank A memba memasuki kontrak ini, PT Te :) make money

lkom dan Bank A akan bernegosiasi berapa besarnya x%. Financial Engineering memu ngkinkan kita untuk mengira-ngira nilai wajar x% tersebut. Misal nilai wajarnya 5%. Bank A harus dikompensasi agar mau mengambil resiko fluktuasi SBI, misal den gan mematok x% = 5% + 0.5% = 5.5%. doeytea // Agt 20th 2007 at 9:51 am Mas Bahar, salam kenal. Saya ingin tahu apakah praktek ini sudah dilakukan di In donesia. Bagaimana dengan aspek legalnya, apakah ada payung hukumnya. Terus peru sahaan apa yang bisa menyediakan jasa ini? Apakah semua bank bisa melakukannya, atau hanya yang berijin saja? Bagimana dengan praktek di Singapura? RVer // Agt 20th 2007 at 10:18 am kalau interest rate swap (IRS) udah banyak banget dilakukan oleh oleh perusahaan di indonesia. karena sifatnya OTC, aspek legalnya adalah perjanjian bilateral yang dirangkum d i dalam ISDA (International Swaps and Derivatives Association). dalam prakteknya team legal kedua belah pihak yang akan me-review apa yang diseb ut termsheet. di beberapa lembar termsheet ini perjanjian antara payer (biasanya fixed) dan reciever (biasanyaa float) termuat semua seperti: notional amount, r ate, day count, fixing, dll. transaksi apapun juga yang dilakukan oleh bank haru s mendapat persetujuan dari BI (untuk produknya) adalah BI berhak meminta detail transaksi apabila dibutuhkan. perusahaan yang menyediakan jasa IRS, Cross Currency Swap (CCS) biasanya adalaah bank-bank di Indonesia. yang lebih aktif lagi adalah bank asing di jakarta. yang pasti untuk setiap perusahaan di indonesia akan dilihat credit risk-nya ole h counterparty (bank). apabila lebih baik, pastinya akan memiliki apa yang John Hull bilang comparative advantage. artinya, akan mendapatkan rate lebih baik. untuk spore market, bro bahar pastinya lebih tau ihedge // Agt 20th 2007 at 1:45 pm Penjelasan yang bagus For anything about OTC derivatives contract, ask our sell -side expert. sama saja kok di Spore. Pakai ISDA juga. agung // Agt 21st 2007 at 5:01 am mas bahar.. bole tanya.. apakah bisa digabungkan dengan currency swap sehingga menjadi cross currency interest rate swap ? bagaimana skenarionya ? apakah terjadi perpindaha n nominal kontrak atau tidak ? thanks in advance ihedge // Agt 21st 2007 at 5:19 am dalam kontrak derivatif (OTC contract) antar 2 pihak, apapun bisa dinegosiasikan . Untuk skenario interest rate swap + cross currency swap, tinggal digabung saja c ash-flowsnya masing2. Masalah nama gak terlalu penting. RVer // Agt 21st 2007 at 6:19 am

kalau udah CCS kan pastinya menukar cash flow dua currency yang berbeda dengan m elihat suku bunga dua currency tersebut. Company A terbitin obligasi di USD (harus bayar kupon di USD) tapi pendapatannya di IDR. Company A akan masuk ke transaksi CCS dengan maturity yang disamakan de ngan umur obligasi USD-nya. Company A jadi payer (bayar) IDR untuk recieve (terima) USD. (remember, obligasi USD-nya kan bayar kupon dollar dan mereka terima income di IDR. Bank B akan terima IDR (recieve) dan bayar (payer) USD. cash flow yang sebenarny a adalah kebalikan dari Company A. beda dengan IRS, CCS biasanya akan involve perpindahan principal di awal swap da n pas mature, pastinya dengan currency rate yang udah ditentukan. sama seperti IRS, rate untuk CCS bisa fixed to fixed ataupun fixed to float (mis alnya libor against SBI). Leave a Comment Name Mail Website Kalau ternyata Cay adalah juragan rawon di kota Madiun. Misalnya saja pecel adal ah makanan yang baru masuk madiun DAN orang yang makan pecel akan kehilangan sel era untuk makan rawon. Di sini, pecel dan rawon memiliki relasi yang saling bert olak belakang. Cay, sebagai juragan rawon, tiba-tiba saja terekspos pada resiko bahwa bisnis rawonnya akan terimbas secara negatif dengan semakin populernya pec el di Madiun. Karena Cay pintar, dia ingin mengurangi resiko itu dengan menanam modal di embok-embok penjual pecel. Kalau pecel semakin populer, kerugian dari r awon akan dikurangi oleh keuntungan di modalnya yang ditanam ke embok-embok pece l. kalau pecel ternyata cuma trend sementara dan orang-orang Madiun kembali ke s elera rawon asli Madiun, maka Cay akan lebih untung dari rawon dan kurang berhas il di pecel. Tapi buat Cay ini gak papa, toh dia adalah juragan rawon dan masih tetep untung besar dari jualan rawon. Kalau dia pikir pecel is dead di Madiun, d ia bisa mengambil lagi modal dari embok-embok penjual pecel, kalau masih ada :D. Di kasus ini, apa yang dilakukan Cay tidak lain adalah hedging dalam arti yang lebih luas.

OptionsDisableSearch Download Snap Shots Add-On Skeptical Empiricistfront page Buku Chart Logam Chart Valas Panduan Tentang Sa ya ? Yang Perlu Direnungi [1] Jadi kita sudah jago bermain saham? ? Options, Futures, Forwards - Instrumen buat hedging, dll. [2] Mei 12th, 2007 2 Comments Futures contract dan forward contract pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, y aitu memungkinkan pelaku kontrak untuk mengunci satu harga di masa mendatang. Pe rbedaan utama ada di cara implementasinya. Forward contract Futures Contract Diperdagangkan di OTC (Over the Counter) (angkat telpon dan negosiasi langsung) Di perdagangkan di pasar modal Kontrak tidak standar. Pemilihan tanggal jatuh tempo, cara pengiriman, dll terga ntung negosiasi. Isi kontrak standar (misal: selalu jatuh tempo minggu ke 3 tiap bulan X, setelmen memakai cash di akhir tempo) Untung rugi dibukukan di akhir kontrak Untung rugi dibukukan tiap hari Tidak perlu margin Perlu margin (uang yang ditaruh di broker buat jaga - jaga ka

lau posisi futures kita rugi) Contoh: Tetangga saya & pemborong kedondong membeli kontrak futures di pasar mod al sebagai berikut: Tetangga saya memasuki Short kontrak futures kedondong dengan futures price Rp20 00 (harga ini berubah-ubah setiap saat) dengan masa jatuh tempo 1 bulan lagi dan dengan setelmen uang tunai (cash settlement). Artinya, 1 bulan lagi tetangga sa ya akan menjual kedondong dengan harga Rp2000. Karena cash settlement, 1 bulan lag i dia tidak perlu membawa kedondongnya ke exchange tapi cukup mentransfer/ditran sfer uang sebesar selisih antara futures price yang sudah ditentukan sebelumnya dan harga kedondong di pasaran 1 bulan lagi. (futures price - harga pasar 1 bula n lagi) akan masuk ke rekening tetangga saya. Si pemborong kedondong memasuki Long kontrak futures kedondong dengan futures pr ice Rp2000 (harga ini berubah-ubah setiap saat) dengan masa jatuh tempo 1 bulan lagi dan dengan setelmen uang tunai (cash settlement). Artinya, 1 bulan lagi si pemborong kedondong akan membeli kedondong dengan harga Rp2000. Karena cash settl ement, 1 bulan lagi dia tidak perlu menyiapkan keranjang buat membawa kedondongn ya dari exchange tapi cukup mentransfer/ditransfer uang sebesar selisih antara f utures price yang sudah ditentukan sebelumnya dan harga kedondong di pasaran 1 b ulan lagi. (harga pasar 1 bulan lagi - futures price) akan masuk ke rekening pem borong kedondong. Efek dari transaksi ini pada dasarnya sama saja dengan forward kontrak antara te tangga saya dan penjual kedondong secara langsung. Perbedaan-perbedaan yang disebut di tabel memiliki akibat yang cukup penting dan dibahas di bawah ini: Counter-party risks: Kontrak forward dilakukan atas persetujuan dua pelaku kontrak. Di sini timbul re siko bahwa salah satu pihak tidak bisa memenuhi kewajibannya. Mengikuti contoh d i tulisan [1], hal ini terjadi kalau misalnya pemborong kedondong bangkrut dan t idak bisa membeli kedondong 1 bulan lagi sesuai perjanjian. Kontrak futures dilakukan melalui perantara pasar modal. Dalam hal ini, exchange s melalui clearing house-nya adalah counter party dari setiap transaksi. Jadi ka lau Anda mau membeli kontrak futures, Anda tidak bertransaksi langsung dengan pi hak yang mengambil posisi bersebrangan. Tetangga saya yang punya kedondong tidak bertransaksi langsung dengan si pemboro ng, tetapi melalui pihak ketiga (the exchange). Karena hal ini, resiko salah sat u pihak gagal memenuhi kewajibannya menjadi sangat kecil. Kenapa kecil? Karena a danya sistem margin yang dimonitor setiap hari. Sebagai pihak ketiga, exchange m eminta kedua pihak untuk menaruh %persen dari nilai transaksi sebagai jaminan. Liquidity risks: Pemegang kontrak forward tidak mudah mencari orang lain yang mau menggantikan po sisinya (menjual kontrak itu ke orang lain dengan harga yang wajar). Pemegang kontrak futures bisa dengan mudah membatalkan kontraknya dengan cara me mbeli tipe kontrak yang bersebrangan di exchange. Contoh: Kalau tadinya tetangga saya memasuki kontrak Long futures, dia bisa memasuki kontrak Short futures beb erapa hari lagi untuk menetralisir posisinya. Harga/Nilai Kontrak: Kalau kita akan memasuki kontrak forward dengan pihak lain, pertanyaan yang kita ingin tahu adalah berapakah harga forward price yang wajar berapa harga yang ha rus dibayar pemborong kedondong 1 bulan lagi? Misal hari ini harga kedondong di pasaran Rp2000, apakah si pemborong harus membayar Rp2000 juga 1 bulan lagi?

Berapa harga forward price yang wajar tergantung oleh beberapa hal berikut ini ( dan beberapa hal lain) : harga kedondong sekarang (S0) biaya untuk menyimpan kedondong sampai satu bulan lagi (U). pemasukan lain yang mungkin didapat tetangga saya karena menyimpan kedondong sam pai 1 bulan lagi (Y). bunga bank untuk jangka waktu 1 bulan ke depan(r). waktu sampai jatuh tempo (T) F0 = (S0+U-Y)*(1+r*T) => Ini hanya harga secara teori, harga di pasar bisa saja sedikit berbeda tergantung penjual dan pembeli. Tetapi tidak akan melenceng jauh . Kenapa seperti itu? S, U, dan Y bisa dibilang sebagai total nilai dari kedondong yang akan diterima oleh pembeli hari ini. Bunga bank masuk dalam hitungan karen a waktu adalah uang :). Uang 100 perak hari ini sama dengan uang 100*(1+r) 1 bul an lagi dengan pasti! Tinggal taruh saja di bank. Kalau aset yang di forward kontrakan adalah aset finansial, maka nilainya sediki t berbeda tapi konsepnya sama. Misal: F0 = So*(1+(r-d)*T. Buat aset finansial, b iaya penyimpanan bisa dibilang nol. Sumber pendapatan biasanya dalam bentuk divi den (d = dividen yield). Karena dividen yield biasanya dihitung dalam bentuk % d ari nilai saham per tahun, maka F0 bisa dirumuskan seperti di atas. Seiring waktu, nilai dari forward kontrak bisa naik dan turun karena harga kedon dong di pasaran berubah, bunga bank berubah, dan sisa waktu ke jatuh tempo berku rang. Ft = (St+U-Y)*(1+r*t) Bagi pihak yang mengambil posisi Long (dalam hal ini si pemborong kedondong), di a akan membukukan untung rugi sebesar Ft - F0. Sebaliknya buat yang mengambil po sisi Short (tetangga saya), dia akan membukukan untung rugi F0 - Ft. Ada faktor lain yang mempengaruhi forward price (F), tapi diabaikan dalam penjel asan di atas dan membedakan kontrak Forward dan kontrak Futures. Apa saja? Premium resiko salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya. Forward: Kalau tetangga saya akan bertransaksi sama pemborong yang sering gagal bayar, tentu dia akan meminta harga (Ft) yang lebih mahal lagi dari yang dirumus kan di atas. Futures: Premium ini bisa dibilang tidak ada. Kecuali kalau sistem margin gagal. Sampai saat ini, sistem margin terbukti jarang sekali gagal. Aliran dana dari pembukuan untung rugi. Forward: karena untung rugi ditentukan dan uang ditransfer di akhir jatuh tempo, maka hal ini tidak ada efeknya. Futures: karena untung rugi dibukukan dan uang ditransfer setiap hari, maka nila i dari kontrak futures juga harus memperhitungkan fakta ini. Contoh: Misalnya karena suatu hal, harga kedondong selalu naik kalau bunga bank naik dan selalu turun kalau bunga bank turun. Orang yang memasuki Long kontrak f utures akan untung kalau harga kedondong naik dan rugi kalau harga kedondong tur un. Dalam kasus ini, dia juga akan untung kalau bunga bank naik dan rugi kalau b unga bank turun. Dia akan mendapatkan transfer uang di saat bunga bank naik dan harus mentransfer uang di saat bunga bank turun. Apa efeknya? Saat dia mendapat

uang, dia selalu bisa menaruh uang di bank dengan bunga tinggi, dan saat dia har us memtransfer uang karena rugi, dia bisa pinjam di bank dengan bunga rendah. Da lam hal ini dia diuntungkan. Karena tidak ada free lunch, nilai dari kontrak fut ures akan lebih tinggi dari Ft yang dirumuskan di atas. Maka nilai dari kontrak futures akan lebih mahal dari kontrak Forward. Margin Call: Pemegang kontrak futures beresiko terkena margin call. Seperti yang sudah dijela skan di atas, margin adalah sebuah jaminan sebesar x% dari nilai transaksi yang harus ditaruh di exchange (tentu melalui broker masing2). Contoh: kalau tiba-tib a harga kedondong 2 hari lagi (belum jatuh tempo) naik jadi Rp2500, tetangga say a yang mengambil posisi short akan rugi dan harus mentransfer uang. Pertama-tama , uangnya yang ditaruh sebagai margin akan ditransfer dulu. Bila masih kurang, t etangga saya akan ditelpon orang dari exchange untuk memintanya menambah marin/u ang jaminan. Bagaimana bila tetangga saya ternyata tidak punya cash untuk menambah uang jamin an? Maka kontraknya akan ditutup secara paksa. Bayangkan skenario di mana harga kedondong yang awalnya Rp2000 naik menjadi 2500 2 hari lagi, dan turun menjadi 1500 1 bulan lagi. Bila tetangga saya tidak bisa memenuhi margin call di level 2500, dia akan rugi walaupun sebenarnya satu bula n lagi harga kedondong jatuh ke 1500. Bila dia memasuki kontrak forward, dia tid ak perlu tahu berapa harga kedondong antara hari ini dan 1 bulan lagi, yang pent ing adalah harga 1 bulan lagi. Tags: DERIVATIF 2 responses so far ? Aussie // Mei 13th 2007 at 5:39 pm Jadi, apakah trading kontrak futures kedondong hanyalah betting berdasarkan perg erakan harga kedondong? Si pemborongnya gak terikat kontrak buat menggunakan pro fitnya buat membeli buah kedondong sungguhan kan? Bahar // Mei 14th 2007 at 1:26 am Yup. Nggak perlu beli sungguhan kalau kontraknya cash settled. Leave a Comment Name Mail Website

W W

Anda mungkin juga menyukai