Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dosen ` : Prof. Dr. dr. H. Muh.

Syafar, MS Kelas : Regular

STUDI KASUS : DETERMINAN PROXIMAL DAN DISTAL

Disusun Oleh :

ESTER/P1805211005

KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Case Study

Ama, a small, three-year-old child, was playing with her siblings outside her home in a small, semi-urban, slum area. While chasing her older brothers she trod on a nail. Her mother washed the wound and bandaged it. The wound remained red and angry. Over a week the wound did not heal, the area remained red and angry, with flaring up the leg. Ama began to complain that she had pain in her groin, she became weak and febrile. Ama was taken to hospital when her mother could not control her fever and she died within a few days of a few days of admission. Pertanyaan : Tentukan Determinan Proximal dan Determinan Distal dari studi kasus diatas. Analisa kasus: Memperhatikan studi kasus tersebut dapat dikatakan bawa dia terserang penyakit penyakit tetanus hal ini dapat dipastikan karena setelah tertusuk paku dan lukanya tidak sembuh dan berakhir dengan kematian. Penyakit Tetanus merupakan penyakit yang disebakan oleh

tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid), Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan antiseptik. Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf (1210C, 10-15 menit) dan juga resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya. Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian. Umumnya, spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan serta feses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam.

Ketika bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin. C. tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. Dilihat dari lingkungan tempat tinggal anak tersebut dengan keluarganya merupakan pemukiman yang kumuh,daerah semi perkotaan dimana dipastikan bahwa sanitasi lingkungan sangat buruk. Disamping itu pula diduga ibunya kurang memiliki pengetahuan yang cukup pengenai penanganan luka akibat tertusuk paku atau logam yang berkarat. Biasanya mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga jika anaknya sakit dalam hal ini tertusuk paku atau sejenisnya yang berkarat dianggap biasa saja yang nantinya akan sembuh dengan sendiri. Membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang baik juga bukan merupakan suatu hal yang penting karena

mereka menganggap sakit seperti itu adalah hal yang biasa, sehingga pertolongan yang diperoleh anak tersebut terhadap keadaannya menjadi terlambat.

BERDASARKAN ANALISA KASUS DIATAS DAPAT DIKATAKAN BAHWA : 1. Determinan Proximal (proximate causa)atau kausa dekat dari studi kasus diatas menurut (Bhisma Murti) sebagai kausa langsung yang meliputi agent infeksi, toksik dan gen yaitu luka yang diakibatkan tertusuk paku, luka tersebut menjadi jalan masuk bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku. 2. Determinan Distal (distal causa)atau kausa jauh dari studi kasus diatas sebagai kausa yang mempelajari faktor lingkungan, sosial, ekonomi, kultural dan politik, yaitu : Lingkungan tempat tinggal Ama yang kumuh dengan sanitasi lingkungan yang buruk

Pendidikan dan pengetahuan ibu atau keluarga terhadap penanganan luka akibat tertusuk paku Kesibukan orangtua sehingga perhatian terhadap anak kurang.

Anda mungkin juga menyukai