0/
daerah / fasa
0.
)(
4( 4/
Suhu
)/
+( +/
+o
5) = /
52
5F = /
Keterangan: 0/ 0( 1) 1F 12 = fasa fenol dalam air = fasa air dalam fenol = mol fraksi air mol = mol fraksi fenol = mol fraksi komponen pada titik kritis $+2% Pada daerah di dalam kurva terdapat dua fasa. +itik-titik pasan"an komposisi temperatur di dalam kurva selalu men""ambarkan dua fasa. #omposisi tiap fasa terletak pada kurva. &iluar kurva hanya terdapat satu fasa. +itik maksimum kurva disebut titik kritis maksimum atau temperatur konsulat atas. &iatas temperatur titik kritis tidak mun"kin terdapat dua fasa. Sistem ini mempunyai suhu kritis $+2% pada tekanan tetap yaitu suhu minimum pada saat dua 3at ber,ampur se,ara homo"en den"an komposisi 22. Pada +/ den"an komposisi antara )( dan 4(, sistem berada pada dua fasa $keruh%. Sedan"kan pada saat sistem berada pada satu fasa, ,ampuran berubah dari keruh menjadi jernih. Jika per,obaan dilakukan pada suhu yan" lebih tin""i akan diperoleh batas kelarutan yan" berbeda. Semakin tin""i suhu, kelarutan masin"-masin" komponen komponen sati sama lain menin"kat sehin""a saerah dua fasa semakin menyempit.
III. ALAT DAN BAHAN NAMA ALAT +abun" reaksi diameter 4 ,m Sumbat tabun" 4atan" pen"aduk -elas kimia 6.. ml Statif dan #lem Spatula 2a8an petri -elas kimia /.. ml Pemanas listrik 4uret 6. m0 +ermometer IV. PROSEDUR KERJA /. +abun" $bersih dan kerin"% diisi den"an fenol kemudian ditimban" sampai diperoleh massa fenol sekitar 6 "ram. (. Selanjutnya alat disusun seperti "ambar berikut ini.
4atan" Pen"aduk
JUMLAH / buah / buah / buah ( buah / buah buah ( buah / buah / buah / buah / buah
Fenol ; air
Penan"as air
. 4uret diisi den"an a7uades. 4. #e dalam tabun", ditambahkan a7uades melalui buret den"an volume .,/. Jika larutan keruh, tambahkan kembali .,/ m0 a7uades. 6. Panaskan ,ampuran tersebut dalam penan"as air $kira-kira suhu 9.:2% sambil diaduk perlahan dan konstan. Suhu ,ampuran tersebut $+/% pada saat ,ampuran mulai berubah
dari keruh menjadi benin". 4iarkan suhu naik menjadi +/ ; 4:2. #emudian tabun" dikeluarkan dari penan"as dan biarkan ,ampuran mendin"in di udara sambil diaduk. Suhunya di,atat $+(% pada saat kekeruhan mun,ul kembali, kemudian dihitun" suhu rata-rata $+%. <. Selanjutnya ditambahkan a7uades untuk mendapatkan +/ dan +( sesuai den"an lan"kah 6. V. HASIL PENGAMATAN /. Suhu kamar #adar fenol ya" di"unakan Massa fenol yan" ditimban" Massa jenis a7uades N . /. (. . 4. 6. <. @. >. 9. /.. //. /(. / . A!"a#$% &mL' .,/ .,( ., .,4 .,6 .,< .,@ .,> .,9 /,. /,/ /,( /, * (<o2 * 99,6= * 6,..9> "ram * / "ram?m0 P$()ama*a( Fenol men,air +erdapat kristal fenol yan" belum men,air dan larutan ber8arna oran"e. +erdapat kristal fenol yan" belum men,air dan larutan ber8arna oran"e. +erdapat kristal fenol yan" belum men,air dan larutan ber8arna oran"e. Semua kristal fenol men,air dan terbentuk larutan oran"e benin". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan
4
namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan". Setelah penambahan a7uades, timbul kekeruhan namun setelah diaduk kekeruhan tersebut hilan".
6o2
. Penambahan a7uades setelah terjadi kekeruhan N . A!"a#$% &mL' /. .,. (. .,/ . .,/ 4. .,/ 6. .,/ <. .,/ @. .,/ >. .,/ 9. .,( /.. .,/ //. .,( /(. .,/ / . .,/ /4. .,( /6. .,4 /<. .,6 /@. .,6 />. /, /9. /,6 (.. .,( (/. (,. ((. /,. Ma%%a &)ram' F$( A.r 6,..9> ( 6,..9> (,/ 6,..9> (,( 6,..9> (, 6,..9> (,4 6,..9> (,6 6,..9> (,< 6,..9> (,@ 6,..9> (,9 6,..9> ,. 6,..9> ,( 6,..9> , 6,..9> ,4 6,..9> ,< 6,..9> 4,. 6,..9> 4,6 6,..9> 6,. 6,..9> <, 6,..9> @,> 6,..9> >,. 6,..9> /.,. 6,..9> //,. T1 @ 4. 4/ 46 49 49,6 6 6 64,6 6@,6 69 69 <( <4 <4,6 <6 <@ <6 <6 <6 << <@ S"+" T2 6 4. 4. 44 4@ 49,6 6/ 6( 64 6@ 6> 69 </ <4 <4,6 <6 << <6 <6 <6 << << T < 4.,6 4.,( 44.6 4> 49,6 6( 6(,6 64,(6 6@,(6 6>,6 69 </,6 64 <4,6 <6 <<,6 <6 <6 <6 <6 <<,6 ,m F$( (, ( /,/> .,(9 (9,(> (>,49 (@,<. (<,9. (<,/( (4,@@ (4,.9 ((,94 ((,4< (/,9. (.,96 /9,(@ /@,49 /<,./ / ,/6 /.,9. /.,<< >,@( @,9> A.r <@,<> <>,>( <9,@/ @.,@( @/,6/ @(,4. @ ,/. @ ,>> @6,( @6,9/ @@,.< @@,64 @>,/. @9,.6 >.,@ >(,6/ > ,99 ><,>6 >9,/. >9, 4 9/,(> 9(,.(
6
( . (4. (6. (<. (@. (>. (9. .. /. (. . 4. 6. <. @. >. 9. 4.. 4/. 4(. 4 . 44.
,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6 .,6
6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9> 6,..9>
/4,. /@,. (.,. ( ,. (<,. (@,. .,. .,6 /,. /,6 (,. (,6 ,. ,6 4,. 4,6 6 6,6 < <,6 @ @,6
<<,6 <6 <4 <( 69 6< 6 , 6., 49 4> 4@ 4< 46 46 44,6 44 4 4( 4.,6 9,@6 9 >
<, > 6, ( 4,66 ,9> ,64 ,4/ ,.> ,. (,99 (,94 (,>9 (,>6 (,>/ (,@@ (,@ (,<9 (,<6 (,<( (,6> (,66 (,6/ (,4>
9 ,<( 94,<> 96,46 9<,.( 9<,4< 9<,69 9<,9( 9<,9@ 9@,./ 9@,.< 9@,// 9@,/6 9@,/9 9@,( 9@,(@ 9@, / 9@, 6 9@, > 9@,4( 9@,46 9@,49 9@,6(
VI. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada per,obaan ini dilakukan pembuatan kurva komposisi pada sistem fenol-air pada tekanan tetap dan penentuan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol-air. !al pertama yan" dilakukan adalah menimban" fenol. Fenol yan" di"unakan pada per,obaan ini ber8ujud kristal yan" tak ber8arna den"an kadar 99,6=. &alam pembuatan kurva komposisi pada sistem fenol-air pada tekanan tetap dan menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol-air, terlebih dahulu harus dihitun" hal-hal seba"ai berikut. 1. Menghitung jumlah mol fenol yang digunakan D./$*a+". Massa fenol = 6,..9> "ram Mr fenol $2<!6A!% = 94 #adar fenol = 99,6= P$(0$-$%a.a( = berat = berat campuran x /.. =
<
berat zat
berat 3at = berat ,ampuran 1 = berat = 6,..9> "ram 1 .,996 = 4,9>6 "ram Mol fenol =
massa fenol Mr fenol
Mol fenol =
4,9>6 gram 94
Mol fenol = .,.6 mol Jadi jumlah mol fenol yan" di"unakan adalah .,.6 mol. 2. Menghitung massa dan mol air yang digunakan 'ntuk menentukan jumlah mol air yan" di"unakan, terlebih dahulu volume air dikonversi menjadi massa air den"an men"alikan massa jenis dari air. Penentuan massa air Persamaan yan" di"unakan adalah seba"ai berikut* B= Bair = / "ram?0 Sehin""a * m = B 1 C m = / "?0 1 C m=C Pada suhu <o2 D./$*a+". 1 Cair = ( m0 Sehin""a massa air dapat dihitun" seba"ai berikut* mair = Cair mair = ( "ram 0an"kah yan" sama dapat di"unakan untuk menentukan massa air pada suhu berikutnya. Penentuan mol air Pada suhu <.2 D./$*a+". 1 mair = ( "ram
@ massa volume
= .,/// mol 0an"kah yan" sama dapat di"unakan untuk menentukan mol air pada suhu berikutnya. Tab$- 2.1. !asil Perhitun"an Jumlah Mol )ir yan" &i"unakan N . 1 2 3 4 5 2 6 7 8 10 11 12 13 14 15 12 16 17 18 20 21 22 23 24 25 22 26 27 28 30 31 V -"m$ A.r .,/ .,( ., .,4 .,6 .,< .,@ .,> .,9 / /,/ /,( /, /,4 /,6 /,< /,@ /,> /,9 ( (,/ (,( (, (,4 (,6 (,< (,@ (,9 ,( ,( Ma%%a A.r .,/ .,( ., .,4 .,6 .,< .,@ .,> .,9 / /,/ /,( /, /,4 /,6 /,< /,@ /,> /,9 ( (,/ (,( (, (,4 (,6 (,< (,@ (,9 ,( , M - A.r .,..< .,.// .,./@ .,.(( .,.(> .,. .,. 9 .,.44 .,.6. .,.6< .,.</ .,.<@ .,.@( .,.@> .,.> .,.>9 .,.94 .,/.. .,/.< .,/// .,//@ .,/(( .,/(> .,/ .,/ 9 .,/44 .,/6. .,/</ .,/<@ .,/@> .,/> N . 33 34 35 32 36 37 38 40 41 42 43 44 45 42 46 47 48 50 51 52 53 54 55 52 56 57 58 20 21 22 23 V -"m$ A.r ,< 4 4,6 6 <, @,> > /. // /4 /@ (. ( (< (@ . .,6 / /,6 ( (,6 ,6 4 4,6 6 6,6 < <,6 @ @,6 Ma%%a A.r ,< 4 4,6 6 <, @,> > /. // /4 /@ (. ( (< (@ . .,6 / /,6 ( (,6 ,6 4 4,6 6 6,6 < <,6 @ @,6 M - A.r .,(.. .,((( .,(6. .,(@> ., 6. .,4 .,444 .,66< .,<// .,@@> .,944 /,/// /,(@> /,444 /,6.. /,<<@ /,<94 /,@(( /,@6. /,@@> /,>.< /,> /,></ /,>>9 /,9/@ /,944 /,9@( (,... (,.(> (,.6< (,.>
>
32
,4
,4
.,/>9
'ntuk membuat kurva komposisi pada sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan yan" tetap terlebih dahulu dihitun" = mol dari fenol dan air. &imana = mol air dan 6 mol fenol dapat dihitun" seba"ai berikut*
= mol fenol = = mol air = mol fenol /..= mol fenol + mol air
)dapun perhitun"an untuk men,ari = mol fenol dan = mol air yaitu seba"ai berikut* Pada suhu <.2 = mol fenol = $.,.6 +.,///% mol = (, ( = = mol air = /..= - (, (= = <@,<>= 0an"kah yan" sama dapat di"unakan untuk men"hitun" = mol fenol dan = mol air pada suhu berikutnya. Tab$- 2.2. !asil Perhitun"an = Mol Fenol dan = Mol )ir M - F$( .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 M - A.r .,/// .,//@ .,/(( .,/(> .,/ .,/ 9 .,/44 .,/6. .,/</ .,/<@ .,/@> .,/> .,/>9 .,(.. .,((( .,(6. .,(@> ., 6. .,4 .,444 , M - F$( (, .@ /,(6. .,(69 (9, (9 (>,466 (@,< / (<,>64 (<,//9 (4,@<4 (4,/ > ((,9@< ((,4 < (/,9(. (.,96> /9,(<< /@,6.. /<,. . / ,/6> /.,9. /.,<<. , M - A.r <@,<9 <>,@6. <9,@4/ @.,<@/ @/,646 @(, <9 @ ,/4< @ ,>>/ @6,( < @6,><( @@,.(4 @@,6<4 @>,.>. @9,.4( >.,@ 4 >(,6.. > ,9@. ><,>4( >9,.9@ >9, 4.
9
.,.6 mol x /..=
.,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6 .,.6
.,66< .,<// .,@@> .,944 /,/// /,(@> /,444 /,6.. /,<<@ /,<94 /,@(( /,@6. /,@@> /,>.< /,> /,></ /,>>9 /,9/@ /,944 /,9@( (,... (,.(> (,.6< (,.>
>,@/4 @,9>6 <, > 6, /< 4,666 ,9>6 ,64/ ,4/6 ,.>4 ,. 6 (,9>@ (,94/ (,>9< (,>6 (,>// (,@@. (,@ / (,<9( (,<66 (,</> (,6> (,64> (,6/6 (,4>(
9/,(>< 9(,./6 9 ,</@ 94,<>4 96,446 9<,./6 9<,469 9<,6>6 9<,9/< 9<,9<6 9@,./ 9@,.69 9@,/.4 9@,/4@ 9@,/>9 9@,( . 9@,(<9 9@, .> 9@, 46 9@, >( 9@,4/@ 9@,46( 9@,4>6 9@,6/>
4erdasarkan data hasil per,obaan dan setelah dilakukan perhitun"an, maka dapat dibuat kurva komposisi pada sistem biner fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap adalah seba"ai berikut*
Kurva Komposisi Sistem Biner Fenol-Air
80
SUHU
70 60 50 40 30 20 10 0
.,. /.,. (.,. .,. 4.,. 6.,. <.,. @.,. >.,. 9.,. /..,.
Suhu
%Mol
/.
,M -
#ristal fenol ditimban" sebanyak 6,..9> "ram dan dimasukkan ke dalam tabun" reaksi yan" berdiameter 4 ,m. #emudian ke dalam tabun" reaksi, ditambahkan .,/ m0 a7uades se,ara terus menerus sampai terbentuk kekeruhan. Pada penambahan .,/ m0.,6 m0 a7uades menyebabkan fenol melarut, dimana larutan fenol ber8arna merah kekunin"an yan" merupakan sistem satu fasa. Pada penambahan a7uades .,< m0-/,9 m0 terbentuk dua lapisan dan kekeruhan, namun setelah diko,ok kekeruhan yan" timbul hilan". !al ini menunjukkan bah8a sistem fenol-air mulai memasuki keadaan dua fase. Pada penambahan .,/ m0 yan" ke (., terbentuk kekeruhan yan" setelah diko,ok kekeruhan terebut tidak hilan". !al ini menunjukkan bah8a sistem fenol air sudah memasuki keadaan dua fase. #eadaan ini sesuai den"an dia"ram berikut ini. . +
daerah / fasa 0. 0/ Gambar 03. #urva komposisi sistem biner fenol-air 4( 4/
)(
Suhu
)/
+( +/
+o
5) = /
52
5F = /
Setelah ,ampuran menjadi keruh akibat penambahan a7uades berikutnya, kemudian dilakukan pemanasan dan diukur suhunya saat sistem menjadi benin" kembali. !al ini bertujuan untuk untuk men"amati suhu pada saat sistem memasuki / fase dan suhu pada saat sistem memasuki keadaan ( fase kembali. #e"iatan ini dilakukan se,ara berualan"-ulan" den"an komposisi a7uades yan" terus bertambah dan komposisi fenol yan" tetap a"ar dapat dibuat kurva komposisi sistem biner fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap. 4erdasarkan kurva komposisi sistem biner fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap di atas, diperoleh suhu kritis air adalah pada suhu <>:2. Selain itu dapat dilihat pula bah8a bila suhu dinaikkan mele8ati kurva kesetimban"an sistem fenol-air maka sistem akan berada pada keadaan satu fase. Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka
//
sistem akan berada pada keadaan dua fase. Pada sistem biner fenol-air, suhu meme"an" peranan yan" pentin" karena kedua komponen yaitu fenol dan air dapat ber,ampur se,ara sempurna apabila suhu ,ampuran dinaikkan dari temperatur mula-mula. Pada per,obaan ini, kurva komposisi sistem biner fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap lebih ,ondon" ke arah komposisi air, hal ini dapat terjadi akibat dari beberapa faktor yaitu* /. (. #esulitan dalam melakukan pen"adukan sehin""a ada kemun"kinan suhu yan" terukur adalah suhu saat sistem fenol-air belum ter,ampur sempurna. San"at sulit untuk man"amati suhu pada saat sistem berubah dari keruh ke benin" atau sebaliknya dari benin" ke keruh sehin""a kemun"kinan terjadinya kesalahan dapat melakukan pen"amatan ,ukup besar. #elompok kami kuran" men"etahui sejauh mana kekeruhan yan" dimaksud sehin""a pen"ukuran suhu saat pemanasan menjadi kuran" teliti. !al ini berdampak pada perolehan titik kritis dari sistem fenol-air yan" dilakukan. . 4. #omposisi air yan" ditambahkan tidak konstan dimana mula-mula .,/ m0 dan setelah terjadinya kekeruhan ditambahkan .,6 m0- m0 a7uades. #etelitian dalam menambahkan a7uades den"an men""unakan buret, dimana kelompok kami kemun"kinan kuran" terampil dalam membuka dan menutup keran buret sehin""a akan san"at mempen"aruhi ketelitian dalam penambahan jumlah a7uades ke dalam larutan fenol. KESALAHA !ELA"#$ 4erdasarkan data hasil per,obaan, suhu kritis kelarutan timbal balik sestem biner fenol-air adalah <>:2 sedan"kan se,ara teoritis suhu kritisnya adalah <6,>6o2. 'ntuk men"etahui kesalahan relatif yan" terjadi dalam praktikum ini dapat diketahui den"an persamaan berikut*
KR = nt n p nt x /.. =
1/.. =
= ,(<6 = Dilai #E yan" didapat di ba8ah /.= sehin""a masih dapat diterima.
/(
VII. SIMPULAN
4erdasarkan data hasil per,obaan dan setelah dilakukan analisis data maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu* /. #urva komposisi sistem biner fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap adalah seba"ai berikut*
Kurva Komposisi Sistem Biner Fenol-Air
80 70 60 Suhu 50 40 30 20 10 0
.,. /.,. (.,. .,. 4.,. 6.,. <.,. @.,. >.,. 9.,. /..,.
,M -
%Mol
(.
Suhu kritis dari sistem biner fenol-air dapat ditentukan dari pertemuan titik pada suhu konsulat atas yaitu <> :2.
DAFTAR PUSTAKA
4ird, +ony. /9>@. Penuntun Praktikum #imia Fisika untuk 'niversitas. Jakarta* -ramedia. 4arro8, -ardon M. /99<. Physical Chemistry. 'S)* M, -ra8-!ill. Eetu", F Dyoman dkk. (..(. Penuntun Praktikum #imia Fisika FF. Sin"araja* F#FP De"eri Sin"araja. Sienko, Mi,hel J. /9>6. Eksperimental Chemistry. 'nited States* M, -ra8-!ill. Suardana, F Dyoman. (..6. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Sin"araja* Jurusan Pendidikan #imia, Fakultas Pendidikan MFP), F#FP De"eri Sin"araja. +ony, 4ird. /99 . Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta* -ramedia.
/4