Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 13 tahun ( 70 $0 tahun ( 10 !20 ( % !10 #& (Mansjoer, Arif 1999#& ! "0 #, pada usia 30 ! # dan diatas usia pada anak 12!13 tahun sebanyak

'emam tifoid dan demam paratifoid endemik di (ndonesia& )enyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam undang!undang *o& + tahun 1,+2 tentang -abah& .elompok penyakit menular ini merupakan penyakit!penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan -abah& /alaupun demam tifoid tercantum dalam undang!undang -abah dan -ajib dilaporkan, namun data yang lengkap belum ada, sehingga gambaran epidemiologisnya belum diketahui secara pasti& 'i (ndonesia demam tifoid jarang dijumpai secara epidemik, tetapi lebih sering bersifat sporadik, terpencar!pencar disuatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang!orang serumah& 0umber penularannya biasanya tidak dapat ditemukan& 1da dua sumber penularan 0& typhi 2 pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering carrier& 3rang!orang tersebut mengekskresi 10, sampai 1011 kuman pergram tinja& 'idaerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar& 4akanan yang tercemar oleh carrier merupakan sumber penularan yang paling sering di daerah nonendemik& 5arrier adalah orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekskresi 0& typhi dalam tinja dan air

kemih selama lebih dari satu tahun& 'isfungsi kandung empedu merupakan predisposisi untuk terjadinya carrier& .uman!kuman 0& typhi berada didalam batu empedu atau dalam dinding kandung empedu yang mengandung jaringan ikat, akibat radang menahun&

B. TUJUAN PENULISAN 1& Tujuan 6mum 4ahasis-a dapat melakukan 1suhan .epera-at pada klien anak dengan tipoid fe7er& 2& Tujuan .husus a& 4elakukan pengkajian secara baik dan benar pada klien anak dengan gangguan sistem pencernaan ( tifoid fe7er #& b& 4enentukan diagnosis kepera-atan yang baik dan benar pada klien anak dengan tifoid fe7er& c& 4enyusun 8 menentukan rencana asuhan kepera-atan dengan baik dan benar pada klien anak tifoid fe7er& d& 4elaksanakan tindakan sesuai dengan rencana asuhan kepera-atan pada klien anak tifoid fe7er& e& 4enge7aluasi asuhan kepera-atan dengan baik dan benar pada klien anak dengan tifoid fe7er& f& 4elakukan pendokumentasian asuhan klien anak dengan tifoid fe7er& kepera-atan pada

BAB II TINJAUAN TE RI A. DE!INISI a& Thypus abdominlis (demam tifoid,enterik# ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran prcernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, yang disertai dengan gangguan kesadaran& (Hanan r"se#no,A$a%as &"sein,19'()(9*#& b& Thyphoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi 1,9,5& sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( S+aif"$$a& Noer, 199' #& B. ANAT MI , !ISI L GI

0umber 2 ( 9runner,0uddard 22000 #

0usunan saluran pencernaan terdiri dari 2 3ris (mulut#, faring (tekak#, esofagus (kerongkongan#, 7entrikulus (lambung#, intestinum minor (usus halus#, intestinum mayor (usus besar #, rektum dan anus& )ada kasus demam tifoid, salmonella typi berkembang biak di usus halus (intestinum minor#& (ntestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya + cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus, lapisan mukosa dan lapisan serosa (sebelah luar#& 6sus halus terdiri dari duodenum (usus 12 jari#, yeyenum dan ileum& 'uodenum disebut juga usus dua belas jari, panjangnya 2% cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pankreas& 'ari bagian kanan duodenum ini terdapat selapu t lendir yang membukit yang disebut papila 7ateri& )ada papila 7ateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledikus# dan saluran pankreas (duktus -irsung8duktus pankreatikus#& 'inding duodenum ini mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar brunner yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum& :eyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar + meter& 'ua perlima bagian atas adalah yeyenum dengan panjang 23 meter dari ileum dengan panjang $ % m& ;ekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium& 1kar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang! cabang arteri dan 7ena mesenterika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritonium yang membentuk mesenterium& 0ambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas& 2 (sebelah dalam#, lapisan otot

melingkar (4 sirkuler#, lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal#

6jung diba-ah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoseikalis& 3rifisium ini diperlukan oleh spinter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup 7al7ula seikalis atau 7al7ula baukhim yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam asendens tidak masuk kembali ke dalam ileum& 4ukosa usus halus& )ermukaan epitel yang sangata luas melalui lipatan mukosa dan mikro7ili memudahkan pencernaan dan absorbsi& ;ipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat memperbesar permukaan usus& )ada penampang melintang 7ili dilapisi oleh epitel dan kripta yag menghasilkan bermacam!macam hormon jaringan dan en<im yang memegang peranan aktif dalam pencernaan& 'idalam dinding mukosa terdapat berbagai ragam sel, termasuk banyak leukosit& yang 'isana!sini terdapat beberapa nodula jaringan limfe, 'i dalam ilium terdapat kelompok! disebut kelenjar soliter&

kelompok nodula itu& 4ereka membentuk tumpukan kelenjar peyer dan dapat berisis 20 sampai 30 kelenjar soliter yang panjangnya satu sentimeter sampai beberapa sentimeter& .elenjar!kelenjar ini mempunyai fungsi melindungi dan merupakan tempat peradangan pada demam usus (tifoid#& 0el!sel )eyer=s adalah sel!sel dari jaringan limfe dalam membran mukosa& 0el tersebut lebih umum terdapat pada ileum daripada yeyenum& ( >7elyn 5& )earce, 2000# 1bsorbsi& 1bsorbsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan 7ili usus& 0ebuah 7ili berisis lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat bersama jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelium& .arena 7ili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang di absorbsi ke dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah

di 7ili dan oleh 7ena porta diba-a ke hati untuk mengalami beberapa perubahan& ?ungsi usus halus a& b& c& 4enerima <at!<at makanan yang sudah dicerna untuk diserap 4enyerap protein dalam bentuk asam amino& .arbohidrat diserap dalam betuk monosakarida& melalui kapiler!kapiler darah dan saluran saluran limfe&

'idalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan& a& b& amino& 1& 2& ;aktase mengubah laktase menjadi monosakarida& 4altosa mengubah maltosa menjadi monosakarida >nterokinase, mengaktifkan en<im proteolitik& >ripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam

0ukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida& -. ETI L GI >tiologi demam tifoid adalah salmonela typi &sedangkan demam paratiroid disebabkan oleh organisme termasuk dalam soesies salmonea enteritidis, yaitu salmonella interitidis bioserotipe paratyphi 1,0&enteritidis bioserotipe parathypi 9,0& enteritidis bioserotipe paratipi 5&.uman!kuman ini lebih dikenal dengan nama 0&)arathipi 1&0&schottmuelleri,dan 0& hirschfeeldii& (Arif Manjoes.1999) ./1#& 1& 0almonella thyposa, basil gram negati7e yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang!kurangnya tiga macam antigen yaitu2 a& 1ntigen 3 (somatic, terdiri dari<at komplekliopolisakarida& b& 1ntigen @(flagella#

c& antigen A1 dan protein membrane hialin& d& 0almonella parathypi 1 e& 0almonella parathypi 9 f& 0almonella parathypi g& ?aces dan 6rin dari penderita thypus& (Bahmad Cu-ono, 1,,+#

D. PAT !ISI L GI Hie0iene 1"ran0

Sa$2one$$a %&+#osa 3foo4,fin0er,for2i%"s,f$+ , feses5 G.I %ra6%"s G0 #e2en"&an Per1e27an0an 1"2an 4i jarin0an %&+#&oi4 1e7. N"%risi 1"ran0 4ari 1e7"%"&an Se$ re%i1"$oen4o%e$ian G0 Le"1osi% ) #e$e#asn 8a% #iro0en 4an sis%esis 1esei27an0an6 aira 31"ran0 4ari 1e75 Pera4an0an Ba1%eri2ia Penin01a%an s"&" %"7"& 794 infe1si sa$2one$$a %&+#ii.

In%o$eransi a1%i:i%as

Li2#a S#$eno2e0a$i

Kan4"n0 e2#e4" "s"s &a$"s %"1a1 #er4ara&an

E. MANI!ESTASI KLINIS 4asa tunas demam tifoid berlangsung 10 1$ hari& Dejala!gejala yang timbul sangat ber7ariasi& )erbedaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari -aktu ke -aktu& 0elain itu gambaran penyakit ber7ariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian& @al ini menyebabkan bah-a seorang ahli yang sudah sangat berpengalaman pun dapat mengalami kesulitan untuk membuat diagnosis klinis demam tifoid& 'alam minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit akut pada umumnya& :aitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis& )ada pemeriksaan fisik hanya dijumpai suhu badan meningkat& 'alam minggu kedua gejala!gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor#, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa samnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang (ndonesia& !. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1& )emeriksaan laboratorium a& )emeriksaan darah tepi 2 dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif, aneosinofilia, trombositopenia, anemia b& 9iakan empedu 2 basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam minggu pertama sakit c. )emeriksaan /('1; ! 9ila terjadi aglutinasi 'idapatkan titer anti bodi terhadap antigen 3 adalah 18200 yang bernilai $ kali antara masa akut dan kon7alesene mengarah atau peningkatan kepada demam typhoid&

*ormalnya pada anak, diperlukan % cc darah 7ena& 3Ra&2a4 J";ono, 199<5. 2& )emeriksaan 'iagnostik a& b& c& d& )emeriksaan leukosit (%000!10&0008m ; (mm3## )emeriksaan 0D3T dan 0D) 9iakan dara@& 6ji -idal @ati!hati adanya postif dan negatif palsu pada hasil pemeriksaan

G. K MPLIKASI .omplikasi dapat dibagi dalam 2 1& .omplikasi intestina a& )erdarahan usus b& )erforasi usus c& (leus paraliti 2& .omplikasi ekstra intestinal& a& .ardio7askuler 2 kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis# miokarditis, trombosis, dan tromboflebitie& b. 'arah 2 anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik c& )aru 2 pneumoni, empiema, pleuritis& d& @epar dan kandung empedu 2 hipertitis dan kolesistitis& e& Dinjal 2 glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis& f& Tulang 2 oeteomielitis, periostitis, epondilitis, dan arthritis& g& *europsikiatrik 2 delirium, meningiemus, meningitie, polineuritie, perifer, sindrom Duillan!9arre, psikosis dan sindrom katatonia& )ada anak!anak dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi& .omplikasi sering terjadi pada keadaan

10

tokremia berat dan kelemahan umum, terutama bila pera-atan pasien kurang sempurna& (Bahmad Cu-ono, 1,,+#&

H. PENATALAKSAAN )engobatan demam tifoid terdiri atas tiga bagian yaitu 2 )era-atan, 'iet dan 3bat!obatan& 1& )era-atan )asien dengan demam tifoid perlu dira-at di rumah sakit untuk isolasi, obser7asi dan pengobatan& )asien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 1$ hari& 4obilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien& )asien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah!ubah pada -aktu!-aktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus& 'efekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang! kadang terjadi obstipasi dan retensi air kemih& 2& ' i e t )ada anak dengan tifoid, diet yang diberikan rendah serat, T.T), diet yang tidak menimbun dan merangsang gas& 3& 3 b a t )ada anak, diberikan .loramfenikol 100 mg8.g 998hari $ kali dalam sehari& 3bat!obat simptomatik 2 1ntipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin#& .ortikosteroid (tapering off 0elama % hari#&

11

Aitamin 9 komp& 'an 5 sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler&

12

BAB III ASUHAN KEPERA=ATAN A. PENGKAJIAN 1& (dentitas 'idalam identitas meliputi nama, umur (biasanya pada umur " tahun#, jenis kelamin (laki!laki#, alamat, pendidikan, no& Begisterasi, status perka-inan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal 4B& 2& .eluhan 6tama pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam& 3& Bi-ayat )enyakit 'ahulu 1nak pernah mengalami sakit Thypoid dan sembuh, apakah tidak pernah, apakah menderita penyakit lainnya& $& Bi-ayat )enyakit 0ekarang )ada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anoreEia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi#, nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor#, gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma& %& Bi-ayat .esehatan .eluarga 1danya ri-ayat keluarga yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang lainnya& +& Bi-ayat )sikososial )siko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala!gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya& 7& )ola!)ola ?ungsi .esehatan

13

a& )ola pesepsi dan tatalaksana kesehatan )erubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam kesehatannya& b& )ola nutrisi dan metabolisme 1danya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan rasa pahit -aktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah& c& )ola aktifitas dan latihan )asien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya& d& )ola tidur dan aktifitas .ebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada -aktu tidur& e& )ola eliminasi .ebiasaan dalam buang 91. akan terjadi retensi bila dehidrasi karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan& f& )ola reproduksi dan seEual )ada pola reproduksi dan seEual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi perubahan& g& )ola persepsi dan pengetahuan )erubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam mera-at diri& h& )ola persepsi dan konsep diri 'idalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya&

14

i& (munisasi 6ntuk imunisasi typhoid, pada pasien dengan penyakit do-n atau sedang menderita penyakit infeksi tidak diperkenankan (1leE @abel, (lmu )enyakit anak# j& )ola penanggulangan stress 'apatkan data tekhnik yang digunakan orang tua atau pendamping untuk mengurangi stress pada anak, khususnya selama masa hospitalisasi& 0tres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya& )ada anak, diperlukan tekhnik distraksi tanpa memerlukan energi dan gerakan yang berarti& k& )ola hubungan interpersonil 1danya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit& l& )ola tata nilai dan kepercayaan Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu& '. Pe2eri1saan !isi1 a& .eadaan umum 9iasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, pucat, mual, perut tidak enak, anoreEia& b& .epala dan leher .epala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungti7a anemia, mata co-ong, muka tidak odema, pucat8bibir kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid& c& 'ada dan abdomen 'ada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah

15

abdomen ditemukan nyeri tekan& d& 0istem respirasi Tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung& d& 0istem kardio7askuler 9iasanya pada pasien dengan typoid ditemukan tekanan darah yang meningkat (1308,0# akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh& e& 0istem integumen .ulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat& f& 0istem eliminasi )ada pasien typoid kadang!kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal#& * F !1 cc8kg 998jam& g& 0istem muskuloskolesal 1pakah ada gangguan pada eEtrimitas atas dan ba-ah atau tidak ada gangguan& h& 0istem endokrin 1pakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar toroid dan tonsil& i& 0istem persyarafan 1pakah kesadarn itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit thypoid& B. DIAGN SA KEPERA=ATAN 1& )eningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi 0almonella Typhii 2& Dangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia 3& (ntoleransi akti7itas berhubungan dengan kelemahan8bedrest&

16

$& Dangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan# berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare8muntah#&

-. REN-ANA KEPERA=ATAN DAN RASI NALISASI 1& Penin01a%an s"&" %"7"& 7er&"7"n0an 4en0an infe1si sa$2one$$a %+#&si T"j"an 2 suhu tubuh normal8terkontrol& Kri%eria &asi$ 2 )asien melaporkan peningkatan suhu tubuh 4encari pertolongan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh& Turgor kulit membaik )

In%er:ensi

a& 9erikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh& R9 agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul& b& 1njurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat R9 untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh& c& 9atasi pengunjung R9 agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak terasa panas&

17

d& 3bser7asi TTA tiap $ jam sekali R9 tanda!tanda 7ital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien e. 1njurkan pasien untuk banyak minum, minum 2,% liter 8 2$ jam R9 peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak f& 4emberikan kompres hangat R9 untuk membantu menurunkan suhu tubuh g& .olaborasi dengan dokter dalam pemberian tE antibiotik dan antipiretik R9 antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk menurangi panas& 2& Gan00"an #e2en"&an 1e7"%"&an n"%risi 1"ran0 4ari 1e7"%"&an 7er&"7"n0an 4en0an anore1sia T"j"an adekuat Kri%eria &asi$ ) 9erat badan normal *afsu makan meningkat )asien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan In%er:ensi a& Celaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan8nutrisi& R9 untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga moti7asi untuk makan meningkat& ) )asien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi

18

b& Timbang berat badan klien setiap 2 hari& R9 untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan& c& 9eri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat& R9 untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan& d& 9eri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering& R9 untuk menghindari mual dan muntah& e& .olaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral& R9 antasida mengurangi rasa mual dan muntah& f& *utrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat kurang& 2& In%o$eransi a1%i:i%as 7er&"7"n0an 4en0an 1e$e2a&an97e4 res% T"j"an ) pasien bisa melakukan akti7itas kehidupan sehari!hari (1.0# optimal& Kri%eria &asi$ ) .ebutuhan personal terpenuhi 'apat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh& 4emenuhi 1.0 dengan teknik penghematan energi& )

In%er:ensi

a& 9eri moti7asi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (missal& 4iring kanan, miring kiri#& R9 agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest& b& .aji kemampuan pasien dalam berakti7itas (makan, minum#&

19

R9 untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi c& 'ekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya& R9 untuk mempermudah pasien dalam melakukan akti7itas& d& 9erikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang& R9 untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus& 3& Gan00"an 1esei27an0an 6airan 31"ran0 4ari 1e7"%"&an5 7er&"7"n0an 4en0an 6airan +an0 7er$e7i&an 34iare92"n%a&5 T"j"an ) tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan Kri%eria &asi$ ) Turgor kulit normal /ajah tidak nampak pucat )

In%er:ensi

a& 9erikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga& R9 untuk mempermudah pemberian cairan (minum# pada pasien& b& 3bser7asi pemasukan dan pengeluaran cairan& R9 untuk mengetahui keseimbangan cairan& c. 1njurkan pasien untuk banyak minum 2,% liter 8 2$ jam& R9 untuk pemenuhan kebutuhan cairan& d& 3bser7asi kelancaran tetesan infuse& R9 untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya odem& e& .olaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral 8 parenteral#&

20

R9 untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parenteral&

D. E>ALUASI 1suhan kepera-atan pada klien dengan masalah utama demam tifoid dikatakan berhasil8efektif jika 2 1& .lien mampu mengontrol diare8konstipasi melalui fungsi usus optimal8stabil& 2& .omplikasi minimal8dapat dicegah 3& 0tres mental8emosi minimal8dapat dicegah dengan menerima kondisi dengan positif& $& .lien mampu mengetahui8memahami8menyebutkan informasi tentang proses penyakit, kebutuhan pengobatan dan aspek jangka panjang8potensial komplikas berulangnya penyakit& (Harna;a%i Mare% 9, /??'#

21

BAB I> PENUTUP A. KESIMPULAN 'ari berbagai pembahasan diatas,dapat kita menarik kesimpulan bah-a,tipes abdominalis merupakan infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi 1,9,5& sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominali, yang dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan % ? yaitu ?ood (makanan#, ?ingers (jari tangan8kuku#, ?omitus (muntah#, ?ly (lalat#, dan melalui ?eses 4asa tunas demam tifoid berlangsung 10 1$ hari& )ada asuhan kepera-atan anak dengan typoid, diagnose yang dapat di angkat antara lain 2 )eningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi 0almonella Typhii Dangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia (ntoleransi akti7itas berhubungan dengan kelemahan8bedrest& Dangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan# berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare8muntah#& 6ntuk inter7ensi, di sesuaikan dengan diagnosa masing!masing, seperti yang telah di bahas pada 9ab pembahasan&

22

1suhan kepera-atan pada klien dengan masalah utama demam tifoid dikatakan berhasil8efektif jika 2 1& .lien mampu mengontrol diare8konstipasi melalui fungsi usus optimal8stabil& 2& .omplikasi minimal8dapat dicegah 3& 0tres mental8emosi minimal8dapat dicegah dengan menerima kondisi dengan positif& .lien mampu mengetahui8memahami8menyebutkan informasi tentang proses penyakit, kebutuhan pengobatan dan aspek jangka panjang8potensial komplikas berulangnya penyakit& B. SARAN 1& 6ntuk pendidikan Tingkatkan lagi penyediaan media belajar bagi mahasis-a8-i untuk terciptanya pera-at yang berkualitas, baik teori, terutama praktikum& 2& .epera-atan )elajari dan kuasai kompetensi dari materi, guna tercapainya pera-at yang berkualitas& 1plikasikan ilmu yang didapat dengan baik untuk memberikan kepuasan bagi kita sebagai pera-at kelak dan masyarakat yang dilayani& )enuhi hak!hak pasien guna terhindar dari mal praktek&

23

DA!TAR PUSTAKA 'angoes 4arilyn >& 1,,3& Bencana 1suhan .epera-atan& >disi3&>D52 Cakarta& ;ynda Cuall& 2000& 'iagnosa .epera-ata& Cakarta 2 >D5 4ansjoer, 1rif 1,,,, .apita 0elekta .edokteran, >disi 3, 4edia 1esculapis, Cakarta& Bahmad Cu-ono, 1,,+, (lmu )enyakit 'alam& >disi 3, ?.6(, Cakarta& 0jaifoellah *oer, 1,,", 0tandar )era-atan )asien, 4onica >ster, Cakarta&

@A@ASAN RUMAH SAKIT ISLAM NTB SEK LAH TINGGI ILMU KESEHATAN

24

PR DI SI ILMUKEPERA=ATAN MATARAM /??' KATA PENGANTAR )uji syukur kami panjatkan kehadiran 1llah 0/T yang atas berkat rahmat *yala sehinga kami dapat menyusun 1suhan .epera-atan ini sesuai yang di harapkan& .ami menyadari sepenuhnya, bah-a tanpa bantuan dari semua pihak terkait,asuhan kepera-atan ni tidak akan terselesaikan& )enyusun menyadari sepenuhnya bah-a dalam penyusunan baik dalam segi penyajian,bahasa maupun pengetikan banyak yang salah, oleh karna itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan asuhan kepera-atan ini&0emoga 1suhan kepera-atan ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu kepera-atan&

Ma%ara2...../??'

25

Pen"$is

DA!TAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DA!TAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1& ;1T1B 9>;1.1*D&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&1 9& T6C61* )>*6;(01*&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&2 BAB II TINJAUAN TE RI 1& 1*1T34( '1* ?(0(3;3D(&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&3 9& '>?(*(0(&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&+ 5& >T(3;3D( 8 .;10(?(.10(&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&+ '& )1T3?(0(3;3D(&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&7 >& 41*(?>0T10( .;(*(0&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&7 ?& )>4>B(.011* )>*6*C1*D&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&" D& .34);(.10( &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&, @& )>*1T1;1.011*GGGGGGGGGGGGG&&&&G&, BAB III ASUHAN KEPERA=ATAN 1& )>*D.1C(1*GGGGGGGGGGGGGGG&&&G11 9& '(1D*301.>)>B1/1T1*GGGGGGGGG&G1$ 5& B>*51*1 .>)>B1/1T1* '1* B10(3*1;(010(GGGGGGGGGGGGGGGG1% '& >A1;610(GGGGGGGGGGGGGGGG&GG1"& BAB I> PENUTUP 1& .>0(4)6;1*GGGGGGGGGGGGGGGGG1, 9& 01B1*GGGGGGGGGGGGGGGGGGGG1,

26

DA!TAR PUSTAKA LEMBAR PERSETUJUAN

T6D10 (*( T>;1@ '(0>T6C6( T1*DD1;&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&'>0>49>B 200"

Pe27i27in0

(*s& 1luh >ka *o7ianty& 0&.ep#

27

Anda mungkin juga menyukai