Anda di halaman 1dari 10

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian Tanggal : 7 Januari 2010 I. DATA UMUM Identitas Kepala Keluarga Nama : Bpk. Usep Usia : 41 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani/Kuli Alamat : Dusun Jaringao RT 02 RW 07, Desa Gudang, Tanjung Sari- Sumedang Komposisi Keluarga No Nama L/P 1. 2. 3. Usep L

Usia (th) 41 33 13

Pendkn SD SD SMP

Pekerjn Petani/ Kuli Ibu RT Pelajar

Agama Islam Islam Islam

Ai Ratih P Ari Satya L

4.

Jujun Junara

SD (kls 2)

Pelajar

Islam

Status Kes. Sakit (hernia) Sehat Sakit (TBC Paru) Sehat

Imunisasi Bhs Lengkap Sunda Sunda Sunda

Lengkap

Sunda

GENOGRAM BPK. U

Bp.U

Ibu Ai

Ari

Jujun Junara

Keterangan : Perempuan : Laki-laki : Menikah : Klien yang sakit --------- : Tingggal dalam satu rumah TIPE KELUARGA Yaitu keluarga inti (nuclear family), dengan suami, isteri, 2 anak laki-laki SUKU BANGSA Keluarga Bpk. Usep adalah suku sunda asli. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Sunda, tetapi mereka dapat juga berbicara menggunakan bahasa Indonesia. AGAMA Islam. Kegiatan peribadahan orang tua (tidak teridentifikasi), sedangkan anak ibadahnya rajin. Kelurga jarang untuk sholat berjamaah dan ikut pengajian di masjid. Keluarga tidak ada masalah dalam menjalankan ibadah (tidak teridentifikasi). STATUS SOSIAL EKONOMI Pencari nafkah hanya Bpk. Usep, tetapi jika bapak sedang sakit, Ibu Ratih (istrinya) sering menggantikan/ membantu mencari nafkah untuk keluarga. Penghasilan Bpk. Usep setiap bulannya tidak menentu, sekitar 20.000/hari, jadi sebulan kira-kira Rp.600.000. Menurut Ibu Ratih dengan pendapatan sekarang, sangat kurang dengan kondisi keluarga yang sekarang, yaitu ada 2 orang anggota keluarga yang sedang sakit (Bpk. Usep menderita hernia dan Ari menderita TBC Paru). Hubungan keluarga denga para tetangga menurut Ibu Ratih, harmonis. Tetapi menurut salah satu tetangga mereka, yaitu sebelumnya hubungan Keluarga Bpk.Usep baik dengan tetangga, tetapi sekarang keluarga agak tertutup dan menurut pengakuan tetangga, Ibu Ratih sering mengadu domba antar tetangga. Kegiatan organisasi/ perkumpulan sosial ada, yaitu PKK, Pengajian dan Perkumpulan Masjid 2 x/minggu. Tetapi keluarga jarang/ tidak rutin mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. : Meninggal

Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga jarang melakukan rekreasi ke tempat hiburan, kecuali bila ada tetangga yang mengajak. Ari pernah berenang bulan lalu diajak oleh tetangga nya. Rekreasi yang biasa dilakukan keluarga hanya menonton TV.

II. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja. 1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab. Hal ini sudah dilakukan keluarga Bpk. Usep, Kebebasan tetap diberikan, tetapi kekhawatiran Ibu Ratih terhadap penyakit anaknya membatasi aktivitas Ari. 2. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua Hal ini belum sepenuhnya dilakukan oleh Keluarga Bpk. Usep. Komunikasi anak dan ibunya sudah terjalin dengan baik, sedangkan komunikasi Bapak Usep dengan keluarga kurang terjalin dengan baik. 3. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Hubungan perkawinan Bpk. Usep, terjalin dengan baik. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Semua tahap perkembangan sudah terpenuhi namun belum lengkap, yaitu pada tahap mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Riwayat Keluarga Inti Riwayat kesehatan, yaitu Ari pernah mengalami Lever sebelum menderita TBC Paru dan Bpk. Usep sudah 9 tahun mengalami Hernia sampai sekarang. Riwayat asal kedua orangtua Keluarga orang tua dari keluarga tersebut berasal dari Dusun Jaringao.

III. LINGKUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH Tipe tempat tinggal : rumah sendiri, termasuk tipe rumah permanen, dengan seluruh material bagunan menggunakan batu bata, dan hanya bagian tertentu rumah menggunkan kayu dan bambu (dapur).

Kondisi rumah : jumlah kamar (2) dan tipe kamar (kamar tidur anak dan orangtua), penggunaan kamar cukup baik dan rapi. Terdapat juga tempat sholat. Kondisi dan kecukupan perabotan cukup baik, tetapi penataletakan kurang tepat, contoh magic jar dan meja belajar anak diletakkan di ruang tengah. Penerangan cukup baik , ventilasi ada tetapi kurang pemanfaatannya, yaitu tidak pernah dibuka jendelanya sehingga ruangan atau rumah kurang udara segar yang masuk. Kondisi bagunan yang lain kurang adekuat, yaitu kondisi jamban (terbuka) dan dinding dapur (terbuat dari kayu dan bambu).

Dapur : tidak bersih, suplai air minum dari mata air pegunungan, sanitasi (kurang baik).

Kamar mandi : tipe (jamban terbuka), air (bersih, tidak berwarna, berasa dan berbau), fasilitas (sangat kurang), kebersihan (kotor, banyak lumut dan pakaian kotor)

Keadaan umum kebersihan : kurang bersih, disekitar rumah ada anjing liar. Perasan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah (tidak teridentifikasi) Privasi bagian rumah tertentu (kurang), yaitu kamar tidak ada pintu, hanya tertutup oleh tirai.

Keamanan rumah : cukup aman Sumber air dan kualitas : mata air dan cukup baik kualitasnya. Pemanfaatan halaman : ada, untuk tanaman hias dan usaha tembakau Pembuangan air kotor : terbuka, dialirkan melalui selokan Pembuangan sampah : ditimbun terlebih dahulu pada setiap rumah lalu dibawa ke TPA atau dibakar.

Sumber pencemaran : tidak ada, mungkin bau tembakau yang sedikit tidak baik bagi kesehatan, terutama untuk penderita Penyakit Paru.

KARAKTERISTIK TETANGGA / LINGKUNGAN Karakteristik lingkungan yang lebih dekat/ komunitas yang lebih jauh : tipe lingkungan (desa), tipe tempat tinggal (hunian dan agraris), keadaan tempat tinggal dan jalan raya(rusak dan tidak terpelihara). Karakteristik demografi dari lingkungan : kelas sosial (menengah ke bawah) dengan etnis sunda asli.

Pelayanan kesehatan : yang sering dikunjungi keluarga adalah Polindes, biasanya kader-kader rutin mengunjungi keluarga. Ada juga Puskesmas Tanjung Sari tetapi jauh dari jangkauan masyarakat dan juga ada Matri (Bpk. Nanang) .

Fasilitas pendidikan : ada, sekolah tetapi jauh dari rumah, yaitu 1 jam perjalanan dengan jalan kaki biasanya Ari dan Jujun ke sekolah.

Transportasi umum : ojeg, biasanya Ibu Ratih mengantarkan Ari kontrol/ berobat mengunakan jasa ojeg.

Tetangga sekitar keluarga sering duduk-duduk didepan rumahnya pada waktu siang, sambil ngobrol2 dan mengerjakan/menyaum tembakau.

MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA Keluarga Bpk. Usep tidak pernah transmigrasi ke tempat/daerah yang lain. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT Organisasi/ perkumpulan antar warga : ada, seperti pengajian dan PKK, tetapi keluarga Bpk. Usep jarang turut serta. Interkasi dengan tetangga : cukup baik, walaupun ada sedikit masalah dengan salah satu tetangga. Frekuensi pertemuan : perkumpulan di Masjid biasanya 2 x/minggu.

SISTEM PENDUKUNG DAN JARINGAN SOSIAL KELUARGA Informal : tetangga dan sanak keluarga yang menjadi tetangganya, yaitu Ibu Rita, adik kandung Ibu Ratih. Formal : kader-kader dari Polindes yang rutin mengunjungi keluarga.

DENAH RUMAH (terlampir) IV. STRUKTUR KELUARGA POLA KOMUNIKASI KELUARGA Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Bila ada masalah, mereka selalu membicarakannya bersama, dan mengambil keputusan dengan cara musyawarah. STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA Pengambil keputusan di keluarga adalah Ibu. Namun, sebelum mengambil

keputusan, ibu terlebih dahulu mendiskusikan kepada bapak. Bpk Usep lebih mementingkan bagaimana cara mencari nafkah agar kebutuhan keluarga tercukupi.

STRUKTUR PERAN Peran formal Bpk. Usep adalah pencari nafkah. Ibu berperan sebagai pengatur rumah tangga, seperti memasak, mengasuh anak dan mengatur keuangan. Selain peran formal, ada juga peran informal ibu adalah motivator, pendorong, problem solving dan pencari nafkah sampingan.

NILAI DAN NORMA Nilai dan norma yang diterapkan keluarga sudah sesuai dengan yang berlaku di masyarakat. Ada budaya atau tradisi yang mempengaruhi kesehatan. Yaitu ketika Ibu Ratih melahirkan kedua anaknya dibantu oleh Paraji. Nilai yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai agama yang dianutnya (Islam), tidak terlihat adanya konflik dalam nilai, dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga.

V. FUNGSI KELUARGA FUNGSI AFEKTIF Orangtua (terutama Ibu) menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan pada setiap anggota keluarga, seperti pola makan (fre:2-3x/hari),pola istirahat (rata-rata 8 jam/hari), perhatian dan kasih sayang. Pada keluarga Bpk. Usep, Ibu sangat memperhatikan anak-anaknya, terutama Ari yang sedang sakit, sedangkan Bapak kurang memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya, dia hanya terfokus pada pekerjaannya. FUNGSI SOSIALISASI Keluarga mengontrol secara rutin perilaku anak, terutama aktivitas yang dilakukan oleh Ari. Anak tidak dibiarkan begitu saja dalam bertindak. Orang tua tetap memperhatikan sikapnya. Tanggung jawab membesarkan anak menjadi beban bersama sesuai dengan peran yang berlaku. Anak sering bermain dengan temannya, kecuali Ari, karena merasa rendah diri akibat penyakitnya. FUNGSI PERAWATAN KELUARGA Keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan fasilitas kesehatan apabila mereka perlu, misalnya sejak Ari sakit mereka biasanya rutin berobat ke

Polindes/Puskesmas/Rumah Praktik Mantri (Bpk. Nanang).

FUNGSI REPRODUKSI Ada masalah dalam menjalankan fungsi reproduksi keluarga, karena Bpk. Usep menderita penyakit Hernia semenjak 9 tahun yang lalu.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA STRESSOR JANGKA PENDEK DAN PANJANG Ada, stressor jangka panjang adalah Bpk. Usep menderita penyakit Hernia. Sressor jangka pendek adalah anaknya (Ari) terkena TB Paru. Kemampuan keluarga dalam berespon tehadap masalah Keluarga menghadapi masalah dengan tenang dan mencari cara penyelesaianya. Menurut keluarga, masalah yang sangat penting diatasi adalah bila anak sakit. Strategi koping yang digunakan Strategi koping masalah yang digunakan bersifat adaptif (musyawarah dengan seluruh anggota keluarga).

VII. PEMERIKSAAN FISIK No. Ibu Ratih 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. RR (x/mnt) Nadi (x/mnt) TD (mmHg) Suhu (C) Konjungtiva BB (kg) TB (cm) Paru Jantung Palpasi Kelenjar Kesadaran 18 10 100/70 36 Normal 47 144 Normal Normal Normal Compos mentis 12. Pem. Penunjang 31 70 110/70 35,5 Pucat 31 (sebelumnya 32) 143 Krekels Normal Normal tdk terjadi pembesaran Compos mentis Anggota Keluarga Ari 24 80 100/70 36,1 Normal 17 115 Normal Normal Normal Compos Mentis 7 agustus 2009 - Rontgen : Hili kasar, corakan bertambah, tampak perbecakan di hili dan peri hiliar (kesan : spesifik proses aktif) 15 Agustus 2009 -hematologi : HB : 9,2 gr/dL -leukosit : 35200/ml -LED : 44 mm/jam -trombosit : 200.000/ml -uji widal : O = 1/20 OA = 1/20 H = 1/40 AH = 1/40 Jujun

VIII. HARAPAN KELUARGA Keluarga berharap, ketika Ari sudah sembuh tidak akan terjangkit lagi penyakit yang sama dan penyakt yang lainnya.

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI

Tanggal

Masalah Kesehatan TBC

Masalah Keperawatan

07-012010

12-012010

Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, dan gejala dari TBC Keluarga dapat menyebutkan penyebab TBC Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi TBC Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap TBC yang dialami anak A. Masalah kesehatan dapat dirasakan oleh keluarga Keluarga dapat mengungkapkan atau menyebutkan akibat dari TBC. Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan TBC Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang dipergunakan untuk perawatan. Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga (preventif, promotif, dan kuratif) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

Kriteria Keluarga Mandiri 1 2 X X

Kategori Simpulan KM II

KETERANGAN : Keluarga Mandiri I (KM I) Keluarga Mandiri II (KM II) : skor 1-4 : skor 5-7

Keluarga Mandiri III (KM III) : skor 8-10

Anda mungkin juga menyukai