Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Salah satu tugas perawat ialah memenuhi kebutuhan dasar klien, khususnya nutrisi. Kita sebagai perawat memiliki peran sebagai edukator atau pemberi pelajaran, sekaligus manager tentang nutrisi, dalam hal ini pelajaran yang diberikan sangat erat kaitannya kecukupan gizi yang normal untuk klien. Klien disini dapat berupa individu, keluarga, atau komunitas. Untuk menjadi edukator yang baik, perawat harus mengetahui bagaimana konsep nutrisi normal dan aspek apa saja yang perlu ditinjau dalam pemberian nutrisi. Perawat juga harus memperhatikan klien secara holistik. Dengan begitu, perawat sebagai edukator sekaligus manager nutrisi klien dapat mencapai tujuan yang diinginkan yakni membantu klien guna menjalani pola hidup sehat dan mempertahankan status kesehatannya. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori nutrisi normal dari berbagai sumber dan nilai-nilai gizi normal yang dibutuhkan setiap harinya.

1.2. Rumusan Masalah a. Jelaskan fungsi dan sumber makanan vitamin yang dibutuhkan! b. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan vitamin! c. Jelaskan fungsi dan sumber makanan masing-masing mineral yang dibutuhkan, serta akibat kekurangan dan kelebihannya! d. Jelaskan hubungan antara berbagai jalur metabolisme dengan upaya tubuh mempertahankan kadar glukosa darah! e. Jelaskan bagaimana peran insulin, glucagon, dan katekolamin dalam mempertahankan kadar glukosa darah! f. Apa itu kilomikron, VLDL, LDL, HDL? Apa peranannya dalam metabolism lemak? g. Sebutkan isi 13 PESAN DASAR GIZI SEIMBANG! h. Diskusikan pentingnya Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG makanan) dan Label Makanan dalam diet yang sehat!

i. Jelaskan jenis-jenis diet di RS dan jenis pasien yang membutuhkannnya! j. Diskusikan: 1. Macam-macam pengukuran antropometrik dan hubungannya dengan penilaian status gizi ! 2. Macam-macam data laboratorium yang menggambarkan status nutrisi dan hubungannya dengan penilaian status nutrisi! 3. Tanda dan gejala masalah gizi, serta hubungannya dengan status nutrisi!

1.3. Tujuan Penulisan I.3.1. Tujuan Umum Mengerti dan memahami konsep berbagai konsep nutrisi normal dan nilai gizi normal dalam setiap harinya agar klien memahami nilai nutrisi normal yang cukup dan mampu memperkirakan apakah selama ini nutrisinya sudah terpenuhi. I.3.2. Tujuan Khusus Mampu mendefinisikan belajar dan mengajar dari berbagai sumber dan mampu menguraikan berbagai domain nutrisi normal dan sumber-sumber nutrisi.

1.4. Metoda Penulisan Metode analisis yang digunakan dalam pembuatan makalah ini berupa studi kasus dengan penelitian literatur. 1.5. Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode analisis, dan sistematika penulisan. Bab dua merupakan tinjauan pustaka yang berisi teori tentang dampak kelebihan dan kekurangan nutrisi, sistem metabolisme, panduan nutrisi normal dan peran-peran hormon yang membantu proses metabolisme. Pada bab tiga, penutup, berisi kesimpulan materi dan saran.

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi dan Sumber Makanan Vitamin yang Dibutuhkan Tubuh 1. Vitamin A Sumber: Mentega, hati, minyak ikan, telur, susu, tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning. Fungsi Vitamin A adalah sebagai berikut: a. Memelihara jaringan epitel b. Regenerasi rodopsin di retina c. Pertumbuhan tulang dan gigi d. Proses oksidasi dalam tubuh 2. Vitamin B1 Sumber: Ragi, kecambah, kulit ari padi/beras, wortel, hati, telur, susu, ginjal, dan margarine Fungsi Vitamin B1 adalah sebagai berikut: a. Pembuatan neurotransmitter b. Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat c. Keseimbangan air di dalam tubuh

d. Penyerapan lemak oleh jonjot usus 3. Vitamin B2 Sumber: Ragi, telur, hati, daging, ginjal, otak, dan jantung Fungsi Vitamin B2 adalah sebagai berikut: a. Metabolisme gula dan protein b. Rangsang saraf mata c. Pertumbuhan d. Pemeliharaan jaringan kulit sekitar mulut e. Merupakan enzim pada oksidasi dalam sel f. Menghasilkan energi dalam sel 4. Vitamin B3 Sumber: Hati, daging, ikan, ragi, dan beras Fungsi Vitamin B3 adalah sebagai berikut: 3

a. Membentuk koenzim A b. Sintesis hormone c. Menjaga kestabilan gula darah 5. Vitamin B6 Sumber : Hati, ikan, daging, dan sayur Fungsi Vitamin B6 adalah sebagai berikut: a. Metabolisme lemak b. Pembuatan sel darah merah dan kulit c. Penyusun enzim dekarboksilase dan transaminase d. Pertumbuhan e. Aktivitas urat saraf 6. Vitamin B7 Sumber: Hati, susu, kedelai, ragi, bayam, ikan, daging, dan tomat Fungsi Vitamin B7 adalah sebagai berikut: a. Pertumbuhan b. Metabolisme sel c. Pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein d. Koenzim 7. Vitamin B11 Sumber: Hati, ginjal, sayuran, daging sapi, pisang, polongan, biji gandum, dan ragi Fungsi Vitamin B11 adalah sebagai berikut: a. Pembentukan sel darah merah b. Metabolisme kelompok metal c. Sintesis DNA dan RNA yang berperan dalam pembelahan sel 8. Vitamin B12 Sumber: Hati, ikan, susu, telur, udang, kerang, dan keju Fungsi Vitamin B12 adalah sebagai berikut: a. Sintesis asam amino b. Pembentukan sel darah

c. Metabolisme sel dalam pertumbuhan

9. Vitamin C Sumber: Sayur, buah segar, hati, dan ginjal Fungsi Vitamin C adalah sebagai berikut: a. Metabolisme lemak b. Pembentukan jaringan ikat (kolagen) c. Kesehatan gusi d. Aktivator enzim (koenzim) e. Oksidasi dan dehidrasi dalam sel f. Pembentukan trombosit 10. Vitamin D Sumber : Susu, minyak ikan dan kuning telur Fungsi vitamin D adalah mencegah penyakit rakitis. 11. Vitamin E Sumber: Biji-bijian, sayuran, telur, mentega dan susu. Vitamin E berperan penting dalam sistem reproduksi dan mencegah penyakit kanker paru-paru 12. Vitamin K Sumber: Bayam, tomat, dan wortel. Vitamin K Berperan dalam pembekuan darah.

B. Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Vitamin Vitamin Kelebihan Kekurangan Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus pada waktu senja Bintik bitot (kerusakan pada retina) Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air mata) Keratomalasi (kornea mata rusak karena berkurangnya produksi minyak meibom) Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel kulit terganggu) Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya epitel organ Proses pertumbuhan terhenti Beri-beri Selera makan hilang

Pusing-pusing dan pingsan Sakit pada tulang Ruam kulit Haid tak teratur

B1

Gemetar Abnormalitas

detak jantung.

B2

B3

B6

Derefleksitas otot

B7

B11 B12 C D E K Kerusakan saraf Insomnia Diare Kerusakan Ginjal

Batu ginjal

Pertumbuhan terhenti Transpor cairan tubuh terganggu Metabolisme karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan asam piruvat dalam sel, yang akan menjadi racun dalam sel Kontraksi otot jantung dan sistem saraf pusat melemah Keilosis (luka pada sudut mulut) Katarak (lensa mata menjadi keruh) Pertumbuhan terhenti Peradangan pada kornea mata sehingga pandangan kabur Dermatitis Insomnia Internitis Gangguan fungsi saraf Kelelahan Pelagra Anemia Obstipasi Kejang-kejang Pertumbuhan terhambat Pelagra Dermatitis: kulit pecah-pecah, eksim, dan mengelupas Diare Dimensia: kekacauan mental, pelupa, letih, dan suka melamun Pendarahan usus dan gusi Anemia pernisiosa Peradangan lidah Diare Anemia pernisiosa Skorbut, pendarahan gusi Pendarahan kulit Kerusakan sendi Menurunnya permeabilitas sel kapiler darah Rakhitis Hemolisis sel darah merah Darah sulit membeku bila terluka Pendarahan di dalam tubuh

C. Fungsi dan Sumber Makanan Masing-Masing Mineral yang Dibutuhkan Tubuh serta Akibat Kekurangan dan atau Kelebihannya Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen. 6

1. Makroelemen adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P), magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl). a. Kalsium ( Ca ) Sumber : Susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging Fungsi Kalsium : a. Pembentukan tulang dan gigi yang dipengaruhi oleh vitamin D b. Aktivitas saraf dan otak c. Aktivator enzim d. Aktivitas otot jantung e. Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat radioaktif Kekurangan: Riketsia, Osteoporosis, Darah sukar membeku, Rakitis, Hipokalsemia, Pertumbuhan terhambat. Kelebihan : Hiperkalsemia, Kalsifikasi jaringan dan tulang rawan b. Fosfor ( P ) Sumber : Susu, kacang-kacangan, daging, dan sayuran Fungsi Fosfor : a. Pembentukan tulang dan gigi b. Kontraksi otot c. Komponen enzim, DNA, RNA, dan ATP d. Membentuk fosfatid, bagian dari plasma e. Menjaga keseimbangan asam basa f. Pengaturan aktivitas hormon g. Efektivitas beberapa vitamin Akibat Kekurangan Fosfor : a. Kerapuhan tulang dan gigi b. Pada anak anak : Rakhitis c. Pada orang Dewasa : Osteomalasia c. Natrium ( Na ) Sumber : Daging, garam, mentega, dan produk peternakan Fungsi Natrium : a. Transmisi saraf

b. Kontraksi otot c. Menjaga tekanan osmotik darah d. Sebagai buffer (dalam bentuk Nakarbonat) e. Mempertahankan iritabilitas sel otot f. Komponen anorganik cairan ekstra sel Akibat Kekurangan Natrium : Dehidrasi, Shock, Gangguan pada jantung, Kejang otot, Kelelahan, Suhu tubuh meningkat Akibat kelebihan Natrium : gejala hipertensi d. Klor ( Cl ) Sumber : Garam, susu, daging, dan telur Fungsi Klor : a. Pembentukan HCl dalam lambung yang berperan dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak b. Aktivator enzim c. Bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah ke paru-paru d. Memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan tekanan osmosis Akibat Kekurangan Klor : Kontraksi otot abnormal, Hilangnya rambut dan gigi, Pencernaan terganggu e. Magnesium ( Mg ) Sumber : Kacang-kacangan, sayuran hijau, makanan hasil laut, dan sereal Fungsi Magnesium : a. Pembentukan tulang, darah, dan otot b. Aktivator enzim c. Kontraksi otot d. Aktivitas saraf e. Respirasi intrasel f. Sintesis protein Akibat Kekurangan Magnesium : Gangguan mental dan emosi, Kontraksi otot terganggu, Fungsi ginjal terganggu, Peredaran darah

terganggu Akibat Kelebihan Magnesium : dapat berakibat gangguan fungsi saraf f. Kalium ( K ) Sumber : Sayuran, buah-buahan, dan kecap Fungsi Kalium : a. Mengatur detak jantung b. Memelihara keseimbangan air c. Transmisi saraf d. Memelihara keseimbangan asam basa e. Katalisator f. Kontraksi otot g. Mengatur sekresi insulin dari pankreas h. Memelihara permeabilitas membran sel Kekurangan Kalium: Gangguan jantung, Kontraksi otot terganggu. Kelebihan Kalium: kelemahan otot dan terganggunya denyut jantung. g. Sulfur ( S ) Sumber : Sayuran, telur, daging, susu, dan buah-buahan Fungsi Sulfur : a. Aktivator enzim b. Berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energy c. Komponen vitamin (thiamin, biotin, dan asam pantotenat) d. Komponen dalam proses detoksikasi Akibat Kekurangan Sulfur : Anemia, Pendengaran berkurang h. Zat besi ( Fe ) Sumber : Daging, sayuran hijau, dan biji bijian Fungsi Zat besi : a. Pembentukan hemoglobin b. Komponen enzim sitokrom (enzim dalam respirasi) Akibat Kekurangan Zat besi : Anemia i. Yodium ( I ) Sumber : Makanan hasil laut, telur, susu, garam beryodium, tiram, dan rumput laut

Fungsi Yodium : a. Aktivitas kelenjar tiroid b. Komponen hormon tiroksin c. Komponen hormon triyodotironin Akibat kekurangan Yodium : Gondok, Pendengaran berkurang j. Fluorin ( F ) Sumber : Kuning telur, susu, otak, dan air minum Fungsi Fluorin : a. Memelihara gigi b. Mencegah kekurangan Mg, osteoporosis, dan penyakit periodontal Akibat Kekurangan Fluorin : Kerusakan karang gigi (caries dentis) k. Seng ( Zn ) Sumber : Ikan laut, hati, daging, telur, dan susu Fungsi Seng ( Zn ) : a. Membantu penyembuhan luka dan kesehatan kulit b. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak c. Pertumbuhan dan reproduksi d. Kepekaan terhadap rasa dan bau e. Pembentukan enzim Akibat Kekurangan Seng (Zn): Penyembuhan luka terhambat. l. Tembaga ( Cu ) Sumber : Padi-padian, polong-polongan, kerang, ginjal, dan hati Fungsi Tembaga ( Cu ) : a. Pembentukan eritrosit dan hemoglobin b. Komponen enzim dan protein c. Aktivitas saraf d. Sintesis substansi seperti hormone Kekurangan Tembaga ( Cu ) : Anemia, Gangguan saraf dan tulang 2. Mikroelemen yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se).

10

D. Hubungan antara Berbagai Jalur Metabolisme (Glikolisis, Glikogenesis, Lipolisis, Glikogenolisis, Glukoneogenesis, Metabolisme Asam Amino) dengan Upaya Tubuh Mempertahankan Kadar Glukosa darah

Berdasarkan skema pada gambar diatas, bisa disimpulkan bahwa semua proses baik glikolisis-glikogenesis, lipolisis-glikogenolisis, glukoneogenesismetabolisme asam amino merupakan sebuah proses pembentukan dan proses pemecahan molekul baik dari besar ke molekul sederhana atau sebaliknya. Prosesproses tersebut bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa dalam tubuh dengan bantuan semua makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Dalam proses yang terjadi pada karbohidrat yaitu adanya pembentukan glukosa, apabila kadar glukosa berlebih di dalam tubuh maka glukosa yang terbentuk akan diubah menjadi glikogen dengan proses glikogenesis, glikogen yang terbentuk akan disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi. Hal sama pun terjadi pada makronutrien lain seperti lemak, lemak dibentuk menjadi molekul yang lebih sederhana menjadi gliserol atau asam lemak, lalu dibentuk menjadi glukosa melalui proses lipogenesis. Pada protein, proses yang terjadi yaitu protein dirubah menjadi asam amino, apabila jumlah asam amino dalam tubuh telah memenuhi jumlah yang dibutuhkan, maka sebagian asam amino yang terbentuk akan diubah menjadi protein tubuh melalui proses sintesis protein, dan sebagian asam amino yang lain dibentuk menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Keseluruhan proses metabolisme markonutrien tersebut pada dasarnya akan digunakan dalam proses metabolisme di seluruh jaringan tubuh dan metabolisme otak. Glukosa yang tersisa atau tidak terpakai akan dibuang melalui proses eliminasi urin.

11

Kadar Glukosa Darah Glikogenesis (Sintesis glikogen dari glukosa) Lipogenesis (Sintesis lemak dari kelebihan glukosa)

Kadar Glukosa Darah Glikogenolisis (Hidrolisis glikogen yang ada di hati dan otot rangka menjadi glukosa) Lipolisis (Katabolisme triagliserol menjadi gliserol dan asam lemak di jaringan adiposa. Gliserol yang sampai ke hati diubah menjadi glukosa)

Glikolisis Glukoneogenesis (Hidrolisis glukosa menjadi 2 asam (Sintesis glukosa dari asam amino) piruvat) Metabolisme asam amino Asam amino lemak (disimpan di jaringan adiposa) Hidrolisis asam amino energi E. Peran Insulin, Glucagon, dan Katekolamin dalam Mempertahankan Kadar Glukosa Darah Peran insulin dan glucagon adalah sebagai system pengatur umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah agar normal. Bila konsentrasi glukosa darah meningkat tinggi, maka timbul sekresi insulin, insulin kemudian akan mengurangi konsentrasi glukosa darah agar kembali normal. Akan tetapi bila terjadi penurunan konsentrasi glukosa dalam darah, maka glucagon akan mengubah glikogen yang tersimpan dalam hepar menjadi glukosa. Katekolamin berfungsi sebagai hormone yang mengatur kerja insulin dan glucagon. Terjadinya peningkatan dalam katekolamin yang bersirkulasi akan menekan insulin dan meningkatkan pelepasan glucagon. Penghambatan sekresi insulin diperantarai oleh reseptor alfa dan perangsangan glucagon diperantarai oleh reseptor beta. Kombinasi efek-efek yang mendukung mobilisasi substrat, mendorong efek langsung katekolamin pada keluaran glukosa hati dan lipolisis. Itulah peran insulin, glukacon, dan katekolamin dalam mempertahankan kadar glukosa darah.

F. Kilomikron, VLDL, LDL, HDL Triasilgliserol dari diet. Fungsinya adalah mengangkut lipid dari makanan di lumen usus (terutama triasilgliserol) ke dalam peredaran darah.

Kilomikron

12

Sisa kilomikron

Ester kolesterol dari diet

Fungsinya adalah mengangkut lipid dari makanan di lumen usus (terutama triasilgliserol) ke dalam peredaran darah. Fungsi VLDL adalah mengangkut triasilgliserol (terutama) dan kolesterol yang melebihi kebutuhan hepar untuk dibawa ke jaringan di luar hepar (jaringan ekstra hepatik) Fungsi LDL adalah untuk transport kolesterol ke jaringan perifer dan mengatur sintesis kolesterol de novo ( Jadi bisa dikatakan bahwa LDL merupakan pengangkut kolesterol utama di dalam tubuh) Fungsi HDL adalah bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk apo C dan apo E yang dibutuhkan dalam Metabolisme kilomikron dan VLDL. Fungsi lainnya adalah mengambil kolesterol yang dilepaskan ke dalam plasma dari sel sel yang mati dan dari membran sel yang mengalami pergantian.

VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

Triasilgliserol endogen

LDL (Low Density Lipoprotein)

Ester kolesterol endogen

HDL ( High Density Lipoprotein )

Ester kolesterol endogen

G. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang Tiga belas pesan dasar gizi seimbang (disusun atas rekomendasi dari Kongres Gizi Internasional tahun 1992 di Roma yang menganjurkan setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang/PUGS, kemudian penyusunannya dibahas dalam Widyakarya Pangan dan Gizi V pada Bulan April 1993): 1. Makan makanan yang beraneka ragam (mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok). 2. Makan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi (makanan sumber karbohidrat, lemah, protein) 3. Makan makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi (5060%). 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi(< 20%). 5. Gunakan garam beryodium (< 1 sendok teh perhari).

13

6. Makan makanan sumber zat besi (sayuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur, dan daging). 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan. 8. Biasakan makan pagi. 9. Minum air bersih, aman, dan cukup jumlahnya (2 L per hari). 10. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga yang teratur. 11. Menghindari minum minuman beralkohol. 12. Makan makanan yang aman bagi kesehatan. 13. Baca label makanan yang dikemas (berisi tanggal kadaluarsa, kandungan gizi, dan bahan aditif yang digunakan) terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi, dan berbahaya. H. Pentingnya Kecukupan Gizi yang Dianjurkan dan Label Makanan dalam Diet Yang Sehat Kecukupan gizi yang dianjurkan setiap hari adalah jumlah rata-rata suatu nutrien yang dibutuhkan per hari untuk memenuhi kebutuhan seseorang yang sehat. Jumlah ini cukup untuk menjaga keseimbangan metabolisme yang normal dan mencegah terjadinya penyakit. Gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan. Makanan yang kurang memadai gizinya akan menyebabkan penyakit defisiensi gizi. Diet memainkan bagian yang penting dalam mempertahankan kesehatan. Diketahui, kebutuhan nutrien setiap orang berbeda. Adanya tabel kecukupan gizi yang dianjurkan pada hakikatnya berfungsi sebagai bahan acuan dalam berbagai hal, seperti pelaksanaan survey gizi masyarakat, penyusunan perencanaan makanan bagi populasi, dan pelaksanaan katering dalam jumlah besar. Harapannya, setiap orang dapat menakarkan jumlah nutrien yang ia butuhkan setiap harinya. Label makanan umumnya berisi tanggal kadaluarsa, kandungan gizi, dan bahan aditif yang digunakan. Label makanan penting dalam diet sehat agar individu terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi, dan berbahaya.

14

I. Jenis-Jenis Diet di Rs dan Jenis Pasien yang Membutuhkannya Diet Diabetes Mellitus (DM) Pembagian merata sumber hidratarang. Mengatur jadwal makan yang tepat dengan jumlah hidratarang yang sesuai dengan aktivitas hormon insulin yang dibutuhkan. Pembatasan kandungan energi dalam makanan. Pengurangan jumlah total lemak yang dimakan. Pemberian glukosa per infus untuk memulai terapi diet. Minum sebanyak mungkin larutan hidratarang dalam bentuk air buah. Pembatasan garam Makan makanan kecil yang tepat pada saat sebelum tidur dan di antara jamjam makan. Mengindari makan makanan yang dapat mengganggu pencernaan. Makan secara teratur dengan porsi sedikit namun sering. Infeksi = BMR = kenaikan pemakaian energi. Kalori = 2000-2500 kal/ hari. Konsumsi protein tinggi dari susu dan telur. Masukan hidratarang dalam bentuk glukosa Minyak dari sup atau soto Cairan min 2,5 L per hari Meminimalkan penggunaan garam (< 0,5 sendok teh/ hari) Pembatasan konsumsi susu sapi (< 500 ml/hari) Mengindari makanan asin, sayuran dan buah yang diasinkan, makanan camilan, makanan nabati yang diasinkan. Penggunaan gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, sebagai pengganti garam. Masukan protein tidak lebih dari 20 gr per hari.

Pasien DM

Pasien penyakit Diet Jantung kardiovaskuler yang (DJ) gemuk. Pasien penyakit hepar dan sistem biliaris. Pasien sirosis hepatis.

Diet Hati (DH)

Diet Lambung (DL)

Pasien ulkus peptikum dan dispepsia

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)

Penderita infeksi. Demam yang lama. Pasien yang tidak dapat makan makanan dengan jumlah memadai.

Diet Rendah Garam (RG)

Pasien hipertensi. Pasien penyakit hepar.

Diet Rendah Protein (RP)

Pasien penyakit hepar. Pasien gagal ginjal

15

akut Pasien kolesistitis/ penyakit inflamasi pada kantong empedu. Pasien DM Pasien penyakit coeliac (gluten sensitive enteropathy) Diperlukan untuk mengurangi kontraksi kantong empedu karena adanya lemak dalam duodenum. Penurunan berat badan dengan pengaturan nilai gizi.

Diet Rendah Lemak (RL) Diet Rendah Karbohidrat (RK) Diet Rendah Kolestrol Lemak Terbatas (RKLT)

Pasien aterosklerosis

Kaya akan asam lemak tak jenuh dan rendah kolesterol.

J. Macam-Macam Pengukuran Antropometrik dan Hubungannya dengan Penilaian Status Gizi Antropometri berhubungan dengan pengukuran dimensi dan komposisi tubuh pada berbagai tingkat umur. Digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat pada pola penampilan fisik seperti lemak dan otot. Parameter: 1. Umur 2. Berat badan (BB) Memberikan gambaran massa tubuh karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, seperti terserang penyakit infeksi. Dalam keadaan normal, BB berkembang mengikuti pertambahan umur, Digunakan untuk mendiagnosis bayi normal / BBLR. Melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Berat Badan Relatif untuk mengetahui persentase BB base on TB BBR= BB x 100% (TB-100)

16

underweight < 90 % Berat Normal 90-110 % Overweight > 110% obesitas/ gemuk > 120% 3. Tinggi badan Menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Menggambarkan status gizi masa lampau. 4. LLA (Lingkar Lengan Atas) Menggambarkan keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Pada wanita usia subur, salah satu cara deteksi dini yang mudah untuk menegtahui kelompok berisiko kekurangan energi kronis, seperti KEP (Kekurangan Energi Protein). Normal > 23, 5 cm 26,3 cm untuk laki-laki 25,7 cm untuk wanita 5. LOLA (Lingkar Otot Lengan Atas) Untuk mengetahui simpanan protein di otot. Indikasi indeks protein tubuh. LOLA (cm) = LLA (cm) [0,314 x tebal kulit triseps (mm)] Nilai Normal : 22,8 cm untuk laki-laki 20,9 cm untuk wanita 6. IMT IMT = Berat badan (kg) Tinggi badan (m) x Tinggi badan Ket: o Kurus o Kurus o Normal o Gemuk o Gemuk (kelebihan BB Tingkat ringan) (kelebihan BB Tingkat berat) (kekurangan BB tingkat berat) (kekurangan BB tingkat ringan) < 17 7,0-18,5 18,5-25,0 25,0-27,0 >27,0

17

K. Macam-Macam Data Laboratorium yang Menggambarkan Status Nutrisi dan Hubungannya dengan Penilaian Status Nutrisi a. Kadar albumin, yaitu pengukuran kadar albumin dalam darah. Albumin merupakan jenis protein yang paling banyak di dalam tubuh dan memiliki fungsi penting bagi tubuh. Albumin diproduksi oleh hati, dan memiliki waktu paruh 20 hari. Hubungannya dengan penilaian status nutrisi adalah deteksi dan evaluasi beberapa kondisi seperti ganggunagn fungsi ginjal dan hati, serta malnutrisi. b. BUN (blood urea nitrogen), yaitu produk limbah yang dihasilkan oleh hati dan dikeluarkan lewat ginjal. Jika nilai BUN tinggi mengindikasikan bahwa ginjal tidak bekerja seperti yang diharapkan. c. Kreatinin, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan ginjal seseorang, apakah ada kerusakan ginjal atau tidak. Hubungannya dengan penilaian status nutrisi adalah untuk mengukur konsentrasi kreatinin dalam darah. d. Glukosa, yaitu pemeriksaan untuk mengetahuin kadar glukosa dalam darah. Pemeriksaan glukosa dibagi 3, yaitu glukosa sewaktu(random), glukosa puasa(dilakukan setelah puasa 8-10 jam), glukosa 2 jam setelah makan(untuk menegakkan diagnosis DM). e. Hb, yaitu molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Kandungan zat besi dalam Hb yang membuat darah berwarna merah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah. f. Fe, yaitu mineral yang dibutuhkan untuk hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Pemeriksaan zat besi untuk mengetahui jumlah zat besi dalam darah dan untuk melihat seberapa baik zat besi melakukan metabolism didalam tubuh. g. Keseimbangan nitrogen, yaitu perbedaan antara jumlah nitrogen yang masuk kedalam tubuh setiap hari (terutama dari protein makanan) dan jumlah senyawa nitrogen yang keluar melalui air kemihm keringat, feses, dan sel-sel yang terlepas. Keseimbangan nitrogen orang dewasa yang sehat

18

adalah nol, yaitu jumlah nitrogen yang masuk sama dengan jumlah nitrogen yang keluar. Keseimbangan nitrogen negative apabila nitrogen yang keluar lebih banyak daripada yang masuk, sedangkan keseimbangan nitrogen positif apabila nitrogen yang masuk lebih banyak daripada yang keluar.

L. Tanda dan gejala masalah gizi, serta hubungannya dengan status nutrisi! Tanda dan gejala masalah gizi dapat dilihat dari tanda klinis pasien. Apabila pasien memiliki tanda klinis yang mengindikasikan memiliki masalh gizi maka pasien tersebut memiliki status nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bagian Tubuh Penampilan umum berat badan postur otot Tanda-tanda untuk nutrisi yang buruk Lesu, apatis, kakeksia Penampilan obesitas atau kurus Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk Penampilan lemah, tonus buruk, tonus tidak berkembang, nyeri, edema, tidak mampu berjalan dengan baik Kurang perhatian, iritabilitas; bingung; tangan dan kaki terasa terbakar Anoreksia, tidak dapat mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa Laju denyut cepat, pembesaran jantung, irama tidak normal, tekanan darah meninngkat Mudah ellah, kurang energi, mudah tertidur, penampilan letih dan apatis Berserabut, kusam, kusut, kering, tipis, dan kasar Kasar, kering, bersisik, pucat, berpigmen, lebam Berminyak, bersisik, bengkak, kulit gelap dipipi Penampilan kering, bersisik, bengkak, lesi angular pada sudut mulut Membran mukosa lembut, bengkak Gusi bengkak dan mudah berdarah inflamasi Penampilan bengkak, warna magenta, skarlet dan kasar Karies tidak terisi, gigi tidak ada, fluorosis Membran mata pucat, membran kemerahan 19

Kontrol sistem saraf Fungsi gastrointestinal Fungsi kardiovaskular Vitalitas umum Rambut Kulit Wajah dan leher Bibir Mulut, membran mukosa Gusi Lidah Gigi Mata

Leher (kelenjar) kuku Kaki tungkai kerangka

Pembesaran tiroid Bentuk kuku seperti sendok, mudah patah Edema, nyeri betis, eksemutan, lemah Kaki bengkok, lutut menyatu, skapula dan rusuk menonjol

20

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Nutrisi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Nutrisi normal merupakan gizi yang dibutuhkan

secara normal dan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan dan status gizi yang dimiliki oleh masing-masing orang. Nutrisi yang normal mencakup kepada kebutuhan makronutrient (karbohidrat, protein, lemak) dan kebutuhan

mikronutrient (vitamin dan mineral). Banyaknya masing-masing nutrisi atau zat gizi yang harus terpenuhi dari makanan untuk mencakup hampir semua orang sehat. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil dan menyusukan. Kecukupan gizi yang dianjurkan agak berbeda dengan kebutuhan gizi. AKG di Indonesia didasarkan pada patokan berat badan untuk kelompok menurut masing-masing umur, gender, dan aktifitas fisik yang ditetapkan secara berkala melalui survey penduduk. AKG digunakan sebagai standard untuk mencapai status gizi optimal bagi penduduk dalam hal penyediaan pangan secara nasional 3.2. Saran Nutrisi atau kebutuhan gizi sangat diperlukan baik bagi individu sehat maupun individu sakit dalam jumlah yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kondisi tubuh individu tersebut. Dengan mengetahui pengertian nutrisi, apa saja yang mencakup didalamnya, proses-proses yang terjadi dalam pembentukan energi, usia, gender, aktivitas, berat dan tinggi badan, genetika, angka kecukupan gizi yang benar dan menperhatikan jenis diet pada masingmasing individu diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dan tepat sasaran sehingga kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.

21

DAFTAR PUSTAKA

Beck, M.E. (1995). Nutrition and Dietetics For Nurses. (Terj. Andry Hartono). Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika. Hartono, A. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC. Hinchliff, S. (1999). Churchill Livingstones Dictionary of Nursing. 17th Ed. (Terj. Andry Hartono). Jakarta: EGC. http://www.nal.usda.gov/ http://www.perpustakaan.depkes.go.id Kuntarti. (2012). Nutrisi Normal. Depok: FIK UI. Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 4th Ed. (Terj. Renata Komalasari). Jakarta: EGC. Sherwood L. (2001). Human Physiology: From Cells to Systems. 2nd Ed. (Terj. Pendit BU). Jakarta: EGC. Staff pengajar. (2004). Kumpulan Kuliah Farmakologi. Ed.2 Jakarta:EGC. Supariasa, I.D. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai