Anda di halaman 1dari 35

1

REFERAT SINDROME KOMPARTMEN

Pembimbing : dr. Willy Yuliant S!."

Di#u#un Ole$: E%a Mari# Sa$ara &'('.').'*'+ Ratiya Primanita &'('.')...+

KEPANITERAAN K,INIK I,M- "EDA. RS-D DR. SOESE,O S,AWI Peri de ) /anuari 0 12 Maret 3'14

KATA PEN5ANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul Sindrome Kompartmen. eferat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraaan di !epartemen "edah umah Sakit #mum !aerah !r Soeselo Sla$i periode % januari & '( Maret )*'+ serta untuk menambah $a$asan kami sebagai ,oass di bagian "edah dan sebagai ,alon dokter umum mengenai kompartmen sindrome. Kami u,apkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan referat ini. Terimakasih kepada para dokter konsulen yang banyak membantu kami selama kepaniteraan di bagian bedah- !r sebagai pembimbing dalam penyusunan referat ini. Terimakasih juga kepada teman seja$at kami dan kepada siapapun yang telah membantu kami. .arapan kami- semoga referat ini dapt berguna bagi kami khususnya sebagai penyusun dan bagi siapapun yang memba,anya.

/akarta- )* 0ebruari )*'+

Penyusun

DAFTAR ISI

"ab I Penda$uluan666666666666666666.6666666666 "ab II Tin7auan Pu#ta8a66666666666666666666666666 1. !efinisi2222222222222222222222222222222 ". 1natomi 222222222222222222222222222222. 4. 5pidemiologi.2222222222222222222222222222..

4 2 ( 3 '

!. 5tiologi2222222222222222222222222222222.

'

5. Patofisiologi222222..22222222222222222222222

'

0. Manifestasi Klinis 222222222222222222222222222

'

6. Penegakan !iagnosa222222..222222.2222222222222..

'

.. !iagnosis "anding2222222.222222.2222222222222. 7. Pemeriksaan Penunjang 2222222222222222222222222. /. Terapi 2222222222222222222222222222222.. K. Komplikasi 222..222222.22222222222222222222 8. Prognosis 222..222222.222222222222222222222

'

) 9

"ab III Ke#im!ulan 66666666666666666666666666666.

Da9tar !u#ta8a 22222222222222222222222222222

"A" I PENDA.-,-AN

Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas- yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang tertutup. uangan tersebut berisi otot- saraf- dan pembuluh darah. Ketika tekanan intrakompartemen meningkat- perfusi darah ke jaringan akan berkurang dan otot di dalam kompartemen akan menjadi iskemik. Tanda klinis yang umum adalah nyeri- parestesia- paresis- disertai denyut nadi yang hilang. Sindroma kompartemen dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kroniktergantung dari penyebab peningkatan tekanan kompartemen dan lamanya gejala. Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur- trauma jaringan lunak- kerusakan arteri- dan luka bakar. Sedangkan sindroma kompartemen kronik dapat disebabkan oleh akti:itas yang berulang- misalnya lari. !i 1merika- ekstremitas ba$ah distal anterior adalah yang paling banyak dipelajari untuk sindroma kompartemen. !ianggap sebagai yang kedua paling sering untuk trauma sekitar )-');. !ari penelitian M,<ueen =)***>- sindroma kompartemen lebih sering didiagnosa pada pria daripada $anita- tapi hal ini memiliki bias- dimana pria lebih sering mengalami luka trauma. M,<ueen memeriksa '3+ pasien yang didiagnosis sindroma kompartemen- 3%; berhubungan dengan fraktur dan sebagian adalah fraktur tibia. Menurut <:arfordt- sekelompok pasien dengan nyeri kaki- '+; pasien dengan sindroma kompartemen anterior. Sindroma kompartemen ditemukan '-

%; fraktur pada kaki.

"A" II TIN/A-AN P-STAKA SINDROM KOMPARTEMEN

A. De9ini#i

Sindrom kompartemen

adalah sebuah kondisi di mana tekanan dalam

kompartemen otot menjadi begitu tinggi- sehingga suplai darah ke daerah tersebut terganggu. Kondisi ini bisa kronis- karena otot terlalu berkembang atau akut akibat trauma dan perdarahan ke dalam kompartemen. Sindrom kompartemen akut adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan pera$atan segera dalam $aktu ') jam.

B. Anat mi

Kompartemen osteofas,ial merupakan ruangan yang berisi otot- saraf- dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fas,ia serta otot-otot yang masingmasing dibungkus oleh epimisium. 0as,ia merupakan serabut otot dalam satu kelompok- berfungsi untuk men,egah jaringan yang rusak membengkak dan

meningkatkan tekanan- lalu membuat isinya menjadi tidak berfungsi dengan baik. Se,ara anatomi- sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. "erdasarkan letaknya- kompartemen terdiri dari beberapa ma,am- antara lain? '. 1nggota gerak atas 8engan atas ? terdapat kompartemen anterior dan posterior 8engan ba$ah ? terdapat tiga kompartemen - yaitu fle@or superfisialfleksor profundus dan ekstensor ). 1nggota gerak ba$ah Tungkai atasA terdapat tiga kompartemen- yaitu ? anterior- medial dan posterior Tungkai ba$ah ? tedapat empat kompartemen- yaitu ? kompartemen anterior- lateral- posterior superfisial- dan posterior profundus

'. 1nggota 6erak 1tas

a. 8engan

atas?

terdapat

kompartemen

anteriorB:entralBfleksor

dan

posteriorBdorsalBekstensor ? Kompartemen anteriorB:entralB fleksor terdiri dari ner:us medianus dan ulnaris- arteri radialis dan ulnaris Kompartemen posteriorBdorsalBekstensor terdiri dari ner:us interosseous posterior b. Pergelangan tangan? dibagi menjadi 3 bagian- yaitu? Kompartemen 7? otot abdu,tor polli,is longus dan otot ekstensor polli,is bre:is Kompartmen 77? otot ekstensor ,arpi radialis bre:is- otot ekstensor ,arpi radialis longus Kompartemen 777? otot ekstensor polli,is longus Kompartemen 7C? otot ekstensor digitorum ,ommunis- otot ektensor indi,is Kompartemen C? otot ekstensor digiti minimi

Kompartemen C7? otot ekstensor ,arpi ulnaris ). 1nggota 6erak "a$ah

10

11

12

Sindrom kompartemen paling sering terjadi pada daerah tungkai ba$ah =yaitu kompartemen anterior- lateral- posterior superfisial- dan posterior profundus> serta lengan atas =kompartemen :olar dan dorsal>.

:. E!idemi l gi 7nsidensi dari sindrom kompartemen akut tergantung dari trauma yang terjadi. !e8ee dan Stiehl mengata8an ;< dari 9ra8tur terbu8a tibial a8an beru7ung dengan #indr m 8 m!artemen dibanding8an dengan 9ra8tur tertutu! tibia #e8itar 1.3< a8an beru7ung men7adi #indr ma 8 m!artemen. orabe,k dan Ma,nab melaporkan keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 3 jam. .asil penelitian studi kasus oleh M,<ueen- sindrom kompartemen didiagnosa lebih sering pada laki-laki disbanding perempuan. .al ini dikarenakan kebanyakan pasien

13

trauma adalah laki-laki. Selain itu- ditemukan insidens terjadinya sindroma kompartemen akut setiap tahun sekitar D-9 per '**.*** untuk pria dan *-D per '**.*** untuk $anita. M,<ueen memeriksa '3+ pasien yang didiagnosis sindroma kompartemen- dari penelitian M,<ueen ditemukan penyebab yang paling sering menyebabkan sindroma kompartemen akut adalah fraktur. !alam hal ini- fraktur yang paling sering terjadi- yaitu fraktur diafisis os tibia dan fraktur os radius distal.

!i 1merika- pre:alensi sesungguhnya dari sindroma kompartemen belum diketahui. Namun- sebuah penelitian menunjukkan angka kejadian Chronic Exertional Compartment Syndrome =CECS> sebesar '+; pada indi:idu yang mengeluh nyeri tungkai ba$ah. 8aki-laki dan perempuan presentasinya adalah sama dan biasanya bilateral meskipun dapat juga unilateral. Chronic Exertional Compartment Syndrome =CECS> biasanya terjadi pada atlet yang sehat dan lebih muda dari +* tahun. D. Eti l gi Terdapat berbagai penyebab yang dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memi,u timbulnya sindrom kompartemen- yaitu antara lain? '. Penurunan :olume kompartemen kondisi ini disebabkan oleh?

14

Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas Penutupan defek fas,ia ). Peningkatan tekanan eksternal? Prolonged compression pada ekstremitas "alutan yang terlalu ketat "erbaring di atas lengan Pemasangan gips 9. Peningkatan tekanan pada struktur komparteman- beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain? Perdarahan atau trauma :askuler Peningkatan permeabilitas kapiler
Penggunaan otot yang berlebihanBextremely vigorous exercise, terutama gerakan

yang eksentrikBaneh- seperti extension under pressure 8uka bakar Eperasi 6igitan ular Ebstruksi :ena- misalnya karena terdapat blood clot pada :askular ekstremitas. Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah ,ederadimana +(; kasus terjadi akibat fraktur- dan F*; darinya terjadi di anggota gerak ba$ah.

15

E. Pat 9i#i l gi

Sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan- penurunan aliran darah kapiler- dan nekrosis jaringan lokal yang disebabkan hipoksia. Sindroma kompartemen merupakan hasil dari peningkatan tekenan

intrakompartemen. Peningkatan tekanan intrakompratemen ini bergantung dari kejadian yang menyebabkannya. Terdapat ) ma,am sindroma kompartemen. Tipe yang pertama adalah tipe akut yang berhubungan erat dengan trauma dan yang kedua adalah tipe kronik akibat akti:itias yang repetitif biasanya berhubungan dengan mikrotrauma yang biasanya berhubungan dengan akti:itas sehari-hari. Perfusi jaringan sebanding dengan perbedaan antara tekanan perfusi kapiler =Capillary Perfussion Pressure/CPP> interstisial- yang dinyatakan dengan rumus 8"0 G =P1 - PC>B - dimana 8"0 G local blood resistanceBresistensi :askular lokal. flowBaliran darah lokal- P1 G arterial G local vascular pressureBtekanan arteri- PC G venous pressureBtekanan :ena-

16

Miosit normal membutuhkan oksigen bertekanan (-D mm.g untuk metabolisme. Tekanan ini dapat di,apai dengan 4PP =capillary perfusion pressure> )( mm.g dan tekanan jaringan interstisial +-3 mm.g.. Ketika ada ,airan yang masuk ke dalam kompartemen yang memiliki :olume yang tetap- ini akan membuat peningkatan tekanan jaringan dan tekanan :ena juga meningkat. Ketika tekanan interstisial melebihi 4PPmaka akan membuat arteri dan otot menjadi kolaps dan berujung dengan iskemik jaringan. espon tubuh terhadap iskemik adalah pelepasan substansi yang menyerupai histamin yang meningkatkan permeabilitias :askuler. .al ini membuat terjadi kebo,oran plasma dan terjadi sumbatan darah di kapiler ke,il yang semakin memperburuk iskemia yang terjadi. Selanjutnya yang terjadi adalah miosit akan melisiskan diri dan protein miofibrilar berubah menjadi partikel osmotik yang aktif menarik air dari arteri. Satu miliosmol =mEsm> diperkirakan memilikiBmenggunakan tekanan '%-( mm.g- sehingga peningkatan yang relatif ke,il pada partikel osmotik aktif dalam kompartemen tertutup menarik ,airan yang ,ukup untuk menyebabkan kenaikan lebih lanjut dalam tekanan intramuskular. Ketika aliran darah jaringan berkurang jauhiskemia otot dan berikutnya edema sel memburuk. Tanpa memperhatikan penyebabnyapeningkatan tekanan jaringan

menyebabkan obstruksi :ena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan se,ara terus-menerus menyebabkan tekanan arteriolar intramuskuler ba$ah meninggi. Pada titik ini- tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler- sehingga menyebabkan kebo,oran ke dalam kompartemen- yang diikuti oleh meningkatnya intrakompartemen. Penekanan terhadap saraf perifer di sekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. "ila terjadi peningkatan intrakompartemen maka tekanan :ena meningkat. Setelah itualiran darah melalui kapiler akan berhenti. !alam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti- sehingga terjadi hipoksia jaringan =pale>. /ika hal ini terus berlanjutmaka terjadi iskemia otot dan ner:us- yang akan menyebabkan kerusakan ire:ersibel =nekrosis> pada komponen tersebut. Sindroma kompartemen kronik terjadi ketika tekanan antara kontraksi yang terus tekanan

17

menerus tetap tinggi dan mengganggu aliran darah. Sebagaimana terjadinya kenaikan tekanan- aliran arteri selama relaksasi otot semakin menurun- dan pasien akan mengalami kram otot. "iasanya yang terkena adalah kompartemen anterior dan lateral dari tungkai bagian ba$ah. Etot dapat membesar sekitar )*; selama latihan dan akan menambah peningkatan sementara dari tekanan intrakompartemen. Kontraksi otot berulang dapat meningkatkan tekanan intamuskular pada batas dimana dapat terjadi iskemia berulang. Terdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom yaitu- antara lain? a. Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemen b.Theory of critical closing pressure .al ini disebabkan oleh diameter pembuluh darah yang ke,il dan tekanan mural arteriol yang tinggi. Tekanan transmural se,ara signifikan berbeda =tekanan arteriol-tekanan jaringan>- ini dibutuhkan untuk memelihara patensi aliran darah. "ila tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun- maka tidak ada lagi perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini dinamakan dengan ter,apainya critical closing pressure. 1kibat selanjutnya adalah arteriol akan menutup ,. Tipisnya dinding :ena Karena dinding :ena itu tipis- maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan :ena maka ia akan kolaps. 1kan tetapi bila kemudian darah mengalir se,ara kontinyu dari kapiler maka- tekanan :ena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan sehingga drainase :ena terbentuk kembali. M,<ueen dan 4ourt-"ro$n berpendapat bah$a perbedaan tekanan diastolik dan tekanan kompartemen yang kurang dari 9* mm.g mempunyai korelasi klinis dengan sindrom kompartemen.

18

F. Mani9e#ta#i Klini# 6ejala klinis yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal dengan (P yaitu? '. Pain =nyeri> Nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena- ketika ada trauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting. Terutama jika mun,ulnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik =pada anak-anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya>. Etot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering. "iasanya nyeri yang dirasakan dideskrpsikan seperti terbakar. Nyeri tidak bisa dijadikan dasar pasti untuk diagnosa- ,ontohnya pada kasus fraktur terbuka- kita tidak tahu rasa sakitnya berasal dari frakturnya atau dari peningkatan komparemen. ). Pallor =pu,at> !iakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut. 9. Pulselessness =berkurang atau hilangnya denyut nadi> Pulsasi perifer biasanya normal terutama pada ekstremitas atas pada sindrom kompartemen akut. +. Paresthesia =rasa baal> Parastesia atau baal a$al untuk mendiagnosis. adalah gejala yang tidak biasa diandalkan untuk

keluhan a$al- penurunan hasil pemeriksaan ) titik lebih bisa diandalkan pada saat

(. Paralysis Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut

19

dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom. Pada sindrom kompartemen akan timbul beberapa gejala khas- antara lain? a. Nyeri yang timbul saat akti:itas- terutama saat olahraga. "iasanya setelah berlari atau berakti:itas selama )* menit. b. Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat '(-9* menit. ,. Terjadi kelemahan atau atrofi otot.

5. Penega8an Diagn #a Selain melalui gejala dan tanda yang ditimbulkannya- penegakan diagnosa sindrom kompartemen dilakukan dengan pengukuran tekanan intrakompartemen. Pengukuran intrakompartemen ini diperlukan pada pasien-pasien yang tidak sadarpasien yang tidak kooperatif- seperti anak-anak- pasien yang sulit berkomunikasi dan pasien-pasien dengan multipel trauma seperti trauma kepala- medula spinalis- atau trauma saraf perifer.

20

Tekanan kompartemen normalnya adalah *. Perfusi yang tidak adekuat dan iskemia relatif ketika tekanan meningkat antara '*-9* mm.g dari tekanan diastolik. Tidak ada perfusi yang efektif ketika tekanannya sama dengan tekanan diastolik. !alam mendiagnosis suatu kasus sindrom kompartemen- sama seperti kasus lainnya- dengan anamnesis yang teliti- pemeriksaan fisik menyeluruh- dan dengan bantuan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan ,arilah tanda-tanda khas dari sindrom kompartemen yang ada pada pasien- karena dapat membantu penegakan diagnosis. Pada anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri hebat setelah ke,elakaan atau patah tulang- ada dua yang dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis kompartemen sindrom yaitu nyeri dan parestesia- namun parestesia gejala klinis yang datangnya belakangan. Pada pemeriksaan fisik kita harus men,ari tanda-tanda fisik tertentu yang terkait dengan sindrom kompartemen- dia$ali dengan rasa nyeri dan rasa terbakarpenurunan kekuatan dan akhirnya kelumpuhan ekstremitas. Pada bagian distal didapatkan pallor =pu,at> dan pulseness =denyut nadi melemah> akibat menurunnya perfusi ke jaringan tersebut. Menindaklanjuti pemeriksaan fisik penting untuk mengetahui perkembangan gejala yang terjadi- antara lain nyeri pada saat istirahat atau saat bergerak dan nyeri saat bergerak ke arah tertentu- terutama saat peregangan otot pasif dapat meningkatkan ke,urigaan kita dan merupakan a$al indikator klinis dari sindrom kompartemen. Nyeri tersebut biasanya tidak dapat teratasi dengan pemberian analgesik termasuk morfin. Kemudian bandingkan daerah yang terkena dan daerah yang tidak terkena. .. Diagn #i# "anding !iagnosis yang paling sering membingungkan dan sangat sulit dibedakan dengan sindrom kompartemen adalah oklusi arteri dan kerusakan saraf primerdengan beberapa ,iri yang sama yang ditemukan pada masing-masingnya. Pada sindrom kompartemen kronik didapatkan nyeri yang hilang timbuldimana nyeri mun,ul pada saat berolahraga dan berkurang pada saat beristirahat. Sindrom kompartemen kronik dibedakan dengan claudicatio intermittens yang

21

merupakan nyeri otot atau kelemahan otot pada tungkai ba$ah karena latihan dan berkurang dengan istirahat- biasanya nyeri berhenti )-( menit setelah berakti:itas. .al ini disebabkan oleh adanya oklusi atau obstruksi pada arteri bagian proksimal- tidak ada peningkatan tekanan kompartemen dalam hal ini. Sedangkan sindrom kompartemen kronik adanya kontraksi otot berulang-ulang yang dapat meningkatkan tekanan intramuskular- sehingga menyebabkan iskemia kemudian menurunkan aliran darah dan otot menjadi kram. !iagnosis banding dari sindrom kompartemen antara lain? 1 Cellulitis ! Coelenterate and "ellyfish Envenomations # $eep %ein Trombosis and Thrombophlebitis & 'as 'anggrene ( )ecroti*ing +asciitis , Peripheral %ascular -n.uries / 0habdomyolysis I. Pemeri8#aan Penun7ang Pada kasus-kasus dengan sindrom kompartemen dapat dilakukan pemeriksaan penunjang- antara lain? '. 8aboratorium .asil laboratorium biasanya normal dan tidak dibutuhkan untuk mendiagnosis kompartemen sindrom- tetapi dapat menyingkirkan diagnosis banding lainnya. a. .itung sel darah lengkap b Creatinin phospho1inase 2CP34 /ika nilainya berkisar '***-(*** #Bml bisa menjadi tanda adanya sindrom kompartemen. /ika dilakukan tes serial 4PK dan hasil meningkat bisa menjadi indikai sedang terjadinya proses sindrom kompartemen. ,. Mioglobin serum d. Mioglobin urin e. Toksikologi urin? dapat membantu menentukan penyebab- tetapi tidak membantu dalam menentukan terapi pasiennya.

22

f. #rin a$al? bila ditemukan mioglobin pada urin- hal ini dapat mengarah ke diagnosis rhabdomyolysis. g. Prothrombin time =PT> dan activated partial thromboplastin time =1PTT>? untuk persiapan preopratif ! -maging Pemeriksaan ini biasanya kurang membantu dalam menegakkan diagnosis sindrom kompartemen tetapi pemeriksaan ini digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding. a. 56rayB ontgen? pada ekstremitas yang terkena- pemeriksaan ini digunakan untuk melihat ada tidaknya fraktur. b. #S6 #S6 membantu untuk menge:aluasi aliran arteri dalam mem:isualisasi $eep %ein Thrombosis =!CT> di ektremitas ba$ah- selain itu- bisa untuk mnge:aluasi otot yang robek. Tetapi pemeriksaan #S6 sendiri tidak berguna dalam menegakkan sindrom kompartemen- tetapi untuk diagnosis banding lainnya. ,. 4T =Computed Tomography> Scan dan M 7 =7agnetic 0esonance -maging> Pemeriksaan ini berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding saja. 9. Pengukuran tekanan kompartemen Kateter Sti, Kateter sti, adalah alat portable yang memungkinkan untuk mengukur tekanan intrakompartemen se,ara terus-menerus. Pada kateter sti,- tindakan yang dilakukan adalah memasukkan kateter melalui ,elah ke,il pada kulit ke dalam kompartemen otot. Sebelumnya kateter dihubungkan dengan transduser tekanan dan akhirnya tekanan intrakompartemen dapat diukur. 1lat tranduser yang dihubungkan dengan kateter bisa digunakan untuk mengukur tekanan kompartemen- ini adalah ,ara yang paling akurat untuk mengukur tekanan dan mendiagnosa sindrom kompartemen. #ntuk sindrom kompartemen akut tekanan berkisar 9*-+(mm.g- tetapi masih dijadikan perdebatan. Pemeriksaan ini merupakan kriteria standard dan harus menjadi

23

prioritas untuk sindrom kompartemen. 1lat yang digunakan adalah Stry1er pressure tonometer.

1lat Pengukur Tekanan Kompartemen

Teknik /arum =8hitesides> Teknik 8hitesides merupakan ,ara yang paling sederhana- mudah dikerjakan- aman- murah- dan dapat diulang-ulang- namun tidak dapat memonitor se,ara kontinu. Pada metode 8hitesides- tindakan yang dilakukan adalah memasukkan jarum yang telah dihubungkan dengan alat pengukur tekanan ke dalam kompartemen otot. 1lat pengukur tekanan yang digunakan adalah modifikasi dari manometer merkuri yang dihubungkan dengan pipa =selang> dan stopcoc1 tiga arah. /ika tekanan lebih dari +( mm.g atau selisih kurang dari 9* mm.g dari diastol- maka diagnosis telah didapatkan. Pada ke,urigaan sindrom kompartemen kronik- tes ini dilakukan setelah akti:itas yang menyebabkan nyeri.

24

/. Tera!i=Penanganan Tujuan dari terapiBpenanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokalmelalui bedah dekompresi. Penanganan yang menjadi pilihan untuk sindrom kompartemen akut adalah dekompresi. Halaupun fas,iotomi disepakati sebagai terapi yang terbaik- namun beberapa hal- seperti masalah memilih $aktu yang tepat masih diperdebatkan. Semua ahli bedah setuju bah$a adanya disfungsi neuromuskular adalah indikasi mutlak untuk melakukan fas,iotomi. TerapiBpenanganan sindrom kompartemen se,ara umum meliputi? '. Terapi Non Medikamentosa Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk dugaan sementara. "entuk terapi ini meliputi? a. Menempatkan kaki setinggi jantung- untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal- ele:asi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia b. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen- gips harus dibuka dan pembalut kontriksi dilepas. Semua perban dan gips harus dilepas. Melepaskan ' sisi gips bisa mengurangi tekanan intrakompartemen sebesar 9*;- melepaskan ) sisi gips dapat menghasilkan pengurangan tekanan intrakompartemen sebesar 9(;. ,. Pada pasien dengan fraktur tibia dan sindrom kompartemen di,urigai- lakukan imobilisasi pada tungkai kaki ba$ah dengan meletakkan plantar dalam keadaan fleksi. .al ini dapat menurunkan tekanan kompartemen posterior yang mendalam dan tidak meningkatkan tekanan kompartemen anterior. =Pas,a operasipergelangan kaki diletakkan dalam posisi %*I untuk men,egah deformitas eJuinus> ). Terapi Medikamentosa a. Pada kasus gigitan ular berbisa- pemberian anti ra,un dapat menghambat

25

perkembangan sindroma kompartemen. b. Mengoreksi hipoperfusi dengan ,airan kristaloid dan produk darah. ,. Pada peningkatan isi kompartemen- diuretik dan pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler- dengan memproduksi kembali energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebas. d. Ebat-obatan opiod- non-opoid- dan NS17! digunakan untuk mengatasi rasa nyeri. Tetapi harus diperhatikan efek samping dari obat-obatan tersebut sebelum memilih obat mana yang akan digunakan. 9. Terapi "edah 0as,iotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen men,apai K9* mm.g. Tujuan dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot. /ika tekanannya L9* mm .g- maka daerah yang terkena ,ukup diobser:asi dengan ,ermat dan diperiksa lagi pada jam-jam berikutnya. Kalau keadaan membaik- e:aluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terle$ati. 1kan tetapijika memburuk- maka segera lakukan fas,iotomi. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 3 jam. Se,ara umum pada saat ini- banyak ahli bedah menggunakan tekanan kompartemen 9* mm.g sebagai indikasi untuk melakukan fas,iotomi. Mubarak dan .argens merekomendasikan dilakukannya fas,iotomi dilakukan pada pasien berikut? Pasien yang normotensif dengan temuan klinis yang positif- yang memiliki tekanan intrakompartemen yang lebih besar dari 9* mm.g- dan durasi tekanan yang meningkat tidak diketahui atau dianggap lebih dari F jam. Pasien yang tidak kooperatif atau tidak sadar- dengan tekanan intrakompartemen lebih dari 9* mm.g.

26

Pasien dengan hipotensif dan tekanan intrakompartemen yang lebih besar dari )* mm.g. Terdapat dua teknik dalam fas,iotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi

ganda. 7nsisi ganda pada tungkai ba$ah paling sering digunakan karena lebih aman dan lebih efektif- sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan risiko kerusakan arteri dan :ena peroneal.

0as,iotomi pada egio 4ruris 1da 9 pendekatan fas,iotomi untuk kompartmen region ,ruris? '. 0ibulektomy ). 0as,iotomi insisi tunggal =da:ey- orabe,k- dan 0o$ler> !ibuat insisi lateral- longitudinal pada garis fibula- sepanjang mulai dari distal ,aput fibula sampai 9-+ ,m proksimal malleolus lateralis. Kulit dibuka pada bagian anterior dan jangan sampai melukai ner:us peroneal superfi,ial. !ibuat fas,iotomy

27

longitudinal pada kompartemen anterior dan lateral. "erikutnya kulit dibuka ke bagian posterior dan dilakukan fas,iotomi kompartemen posterior superfi,ial. "atas antara kompartemen superfi,ial dan lateral dan inter:al ini diperluas ke atas dengan memotong soleus dari fibula. Etot dan pembuluh darah peroneal ditarik ke belakang. Kemudian diidentifikasi fas,ia otot tibialis posterior ke fibula dan dilakukan inisisi se,ara longitudinal. 9. 0as,iotomi insisi ganda =Mubarak dan .argens> 7nsisi sepanjang )*-)( ,m dibuat pada kompartemen anterior- setengah antara fibula dan ,aput tibia. !iseksi subkutaneus digunakan untuk mengekspos fas,ia kompartemen. 7nsisi tran:ersal dibuat pada septum intermuskular lateral dan identifikasi ner:us peroneal superfi,ial pada bagian posterior septum. "uka kompartemen anterior kearah proksimal dan distal pada garis tibialis anterior. Kemudian dilakukan fas,iotomi pada kompartemen lateral ke arah proksimal dan distal pada garis tubulus fibula. 7nsisi kedua dibuat se,ara longiotudinal ' ,m dibelakang garis posterior tibia. !igunakan diseksi subkutaneus yang luas untuk mengidentifikasi fas,ia. Cena dan ner:us saphenus ditarik ke anterior. !ibuat insisi tran:ersal untuk mengidentifikasi septum antara kompartemen posterior profunda dan superfi,ial. Kemudian dibuka fas,ia gastro,soleus sepanjang kompartemen. !ibuat insisi lain pada otot fleksor digitorum longus dan dibebaskan seluruh kompartemen posterior profunda. Setelah kompartemen posterior dibuka- identifikasi kompartemen otot tibialis posterior. /ika terjadi peningkatan tekanan pada kompartemen ini- segera dibuka.

28

0as,iotomi pada egio 1ntebra,hii ? '. Pendekatan :olar =.enry> !ekompresi kompartemen fleksor :olar profunda dan superfi,ial dapat dilakukan dengan insisi tunggal. 7nsisi kulit dimulai dari proksimal ke fossa ante,ubiti sampai ke palmar pada daerah tunnel ,arpal. Tekanan kompartemen dapat diukur selama operasi untuk mengkonfirmasi dekompresi. Tidak ada penggunaan torniket. 7nsisi kulit mulai dari medial ke tendon bi,ep- bersebelahan dengan siku kemudian ke sisi radial tangan dan diperpanjang kearah distal sepenjang bra,hioradialis- dilanjutkan ke palmar. Kemudian kompartemen fleksor superfi,ial diinsisi- mulai pada titik ' atau ) ,m di atas siku kearah ba$ah sampai di pergelangan.

29

Kemudian ner:us radialis diidentifikasi diba$ah bra,hioradialis- keduanya kemudian ditarik ke arah radial- kemudian fleksor ,arpi radialis dan arteri radialis ditarik ke sisi ulnar yang akan mengekspos fleksor digitorum profundus fleksor polli,is longus- pronatus Juadratus- dan pronatus teres. Karena sindrom kompartemen biasanya melibatkan kompartemen fleksor profunda- harus dilakukan dekompresi fas,ia disekitar otot tersebut untuk memastikan bah$a dekompresitelah dilakukan. ). Pendekatan Colar #lnar Pendekatan :olar ulnar dilakukan dengan ,ara yang sama dengan pendekatan .enry. 8engan disupinasikan dan insisi mulai dari medial bagian atas tendon bisepmele$ati lipat siku- terus ke ba$ah mele$ati garis ulnar lengan ba$ah- dan sampai ke ,arpal tunnel sepanjang lipat thenar. 0as,ia superfi,ial pada fleksor ,arpi ulnaris diinsisi ke atas sampai ke aponeurosis siku dan ke ,arpal tunnel ke arah distal. Kemudian di,ari batas antara fleksor ,arpi ulnaris dan fleksor digitorum sublimis. Pada dasar fleksor digitorum sublimis terdapat arteri dan ner:us ulnaris- yang harus di,ari dan dilindungi. 0as,ia pada kompartemen fleksor profunda kemudian diinsisi.

30

9.Pendekatan!orsal Setelah kompartemen superfi,ial dan fleksor profunda lengan ba$ah didekompresiharus diputuskan apakah perlu dilakukan fas,iotomi dorsal =ekstensor>. .al ini lebih baik ditentukan dengan pengukuran tekanan kompartemen intraoperatif setelah dilakukan fas,iotomi kompartemen fleksor. /ika terjadi peningktan tekanan pada kompartemen dorsal yang terus meningkat- fas,iotomi harus dilakukan dengan posisi lengan ba$ah pronasi. 7nsisi lurus dari epikondilus lateral sampai garis tengah pergelangan. "atas antara ekstensor ,arpi radialis bre:is dan ekstensor digitorum komunis diidentifikasi kemudian dilakukan fas,iotomi. 0as,iotomi untuk sindroma kompartemen kronik ? '. 0as,iotomi insisi tunggal ? Teknik 0ronek !ibuat sebuah insisi ( ,m pada pertengahan fibula dan kaput tibia atau melalui defek fas,ia jika terdapat hernia muskuler pada daerah keluarnya ner:us peroneal. Ner:us peroneal segera di,ari dan dile$atkan fas,iotom ke kompartemen anterior

31

pada garis otot tibialis anterior. Pada kompartemen lateral- fas,iotom diarahkan ke posterior ner:us peroneal superfi,ial pada garis fibular. Tutup kulit dengan ,ara biasa dan pasang pembalut steril. ). 0as,iotomi insisi ganda ? Teknik orebe,k !ibuat ) insisi pada tungkai ba$ah ' ,m dibelakang garis posteromedial tibia. Kemudian di,ari :ena saphenus pada insisi proksimal dan tarik ke anterior bersama dengan saraf- masuk dan dibuka kompartemen superfi,ial kemudian fas,ia profunda di insisi. Kompartemen profunda diekspos termasuk otot digitorum longus dan tibialis posterior dengan merobek sambungan soleus. Kumparan neuro:askuler dan tendo tibialis posterior kemudian di insisi ke proksimal dan distal fas,ia pada tendon tersebut. Tibialis posterior adalah kun,i dekompresi kompartemen posterior dan biasanya berkontraksi ke proksimal antara fleksor hallu,is longus- lebarkan batas antaranya untuk memeriksa kontraksinya. Tutup luka diatas drain untuk meminimalkan pembentukan hematom. Pera$atan pas,a operasi ? 8uka harus dibiarkan terbuka selama ( hari kalau terdapat nekrosis otot dapat dilakukan debridemen- kalau jaringan itu sehat luka dapat dijahit = tanpa tegangan > atau dilakukan pen,angkokan kulit atau dibiarkan sembuh dengan intensi sekunder. 9.."E =9yperbaric :xygen Therapy> ."E men,etuskan untuk terjadinya hyperoxic vasoconstriction- dimana yang bisa mengurangi pembengkakan dan meningkatkan aliran darah dan oksigenasi lokal. Selain itu- juga meningkatkan tekanan oksigen pada jaringan dan membantu jaringan yang masih hidup untuk bertahan. K. K m!li8a#i Sindrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segeraakan menimbulkan berbagai komplikasi antara lain? '. Nekrosis pada saraf dan otot dalam kompartemen yang ire:ersibelBpermanen

32

). Kontraktur :olkman? merupakan pemendekan otot-otot lengan ba$ah permanen merupakan hasil trauma- yang memberikan deformitas tangan menjadi clawli1e di tangan- jari-jari tangan- dan pergelangan tangan. "iasanya terjadi pada anakanak. 9. /aringan parut otot- kontraktur- dan kehilangan fungsi anggota badan +. 7nfeksi ( 0habdomyolysis 3. Kerusakan ginjalBacute 1idney in.ury =1K7> ,. Pr gn #i# Prognosis ini tergantung dari $aktu saat menentukan diagnosis dan pengambilan tindakan pengobatan. .al lain yang mempengaruhi juga adalah daerah tempat terjadinya sindrom kompartemen- serta penggunaan ektremitas tersebut dalam akiti:itas seharihari. Sindrom kompartemen akut ,enderung memiliki hasil akhir yang jelek. Toleransi otot untuk terjadinya iskemia adalah + jam. Kerusakan ire:ersibel terjadi bila lebih dari F jam. /ika diagnosa terlambat- dapat menyebabkan trauma saraf dan hilangnya fungsi otot. Halaupun fas,iotomi dilakukan dengan ,epat dan a$al- hampir )*; pasien mengalami defisit motorik dan sensorik yang persisten.

33

"A" III KESIMP-,AN Sindrom kompartemen =4S> adalah sebuah kondisi yang mengan,am anggota tubuh dan ji$a- yang dapat diamati ketika tekanan perfusi diba$ah jaringan yang tertutup- mengalami penurunan. Se,ara tegas- saat sindrom kompartemen tidak teratasimaka tubuh akan mengalami nekrosis jaringanBgangguan fungsi yang permanen. Halaupun fraktur pada tulang panjang merupakan penyebab tersering dari kompartemen sindrom- trauma lainnya juga dapat menjadi penyebabnya. 8okasi yang dapat mengalami sindrom kompartemen telah ditemukan di tangan- lengan ba$ahlengan atas- perut- pantat- dan seluruh ekstremitas ba$ah. .ampir semua ,edera dapat menyebabkan sindrom ini- termasuk ,edera akibat olahraga berat. 6ejala klini yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal dengan ( &P yaitu pain- pallor- pulselesnessparrestesia- dan paralysis. Tujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsi neurologis dengan lebih dahulu menegembalikan aliran darah lo,al melalui bedah dekompresi dan dilakukan jika tekanan intra- kompartemen men,apai K 9* mm.g. Prognosis ditentukan oleh trauma penyebab. !iagnosis dan pengobatan yang tepat- umumnya memberikan hasil yang baik dan pengobatan yang terlambat dapat menyebabkan kerusakan saraf yang permanen serta malfungsi dari otot yang terlibat.

34

DAFTAR P-STAKA '. ). !andy !/- !ennis /5. 5sential Erthopaedi,s and Trauma. 4hina? 4hur,hill 8i:ingstone 5lse:ier. p?9F-+*A '')-+. Medline Plus =)**F>. 4ompartement Syndrome. 1:ailable at? http?BB$$$.nlm.nih.go:BmedlineplusBen,yBarti,le. =!iunduh bulan Ektober )*'9>. 9. Konstantakos 5K- !alstrom !/- Nelles M5- 8aughlin T- Prayson M/ =!e,ember )**D>. !iagnosis and Management of 5@tremity 4ompartment Syndromes? 1n Erthopaedi, Perspe,ti:e. 1m Surg D9 =')>? ''%%&)*%. PM7! 'F'F39D). =!iunduh bulan Ektober )*'9>. +. i,harf P =)**%>. 4ompartment Syndrome5@tremity. 1:ailable at?

http?BB$$$.emedi,ine.,omB5M5 6Btopi,D9%.htm. =!iunduh bulan Ektober )*'9> (. #ndersea and .yperbari, Medi,al So,iety. 4rush 7njury- 4ompartment syndromeand Ether 1,ute Traumati, 7s,hemias. 1:ailable at? http?BB$$$.uhms.orgB esour,e8ibraryB7ndi,ation... =!iunduh bulan Ektober )*'9> 3. Syamjuhidayat- !e /ong =)**+>. "uku 1jar 7lmu "edah. 564. /akarta. .al +3)A F(9. D. 4ompartemen Ektober )*'9> Syndrome. 1:ailable =!iunduh at? bulan

http?BB$$$.s,ribd.,omBdo,B)D9)*+3(B4ompartmentSyndrome.

35

F.

4ompartement )*'9>

Syndrome.

1:ailable

at?

http?BB$$?ans$er.,omBtopi,B,ompartementsyndrome. =!iunduh bulan Ektober

%.

4ompartement

Syndrome.

http?BBemedi,inemeds,ape.,omBarti,leB')3%*F'.

=!iunduh bulan Ektober )*'9> '*. Kare )*'9> ''. 1Mar 0rederi,k. 4ompartment syndrome in 4ampbellNs operati:e orthopaedi,s. 5d '*th. Col 9. Mosby. #S1. )**9. p ? )++%-(D '). 1mendola- "ru,e T$addle. 4ompartment syndromes in Skeletal trauma basi, s,ien,e- management- and re,onstru,tion. Col '. 5d 9rd. Saunders. )**9. p ? )3F%) /. Colkman 4ontra,ture. 1:ailable at?

emedi,ene.meds,ape.,omBarti,leB')D*+3)-o:er:ie$. =!iunduh bulan Ektober

Anda mungkin juga menyukai