Anda di halaman 1dari 28

BAB II PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN

A. PENJELASAN UMUM DAERAH BENDUNG 1. Keadaan Topografi Topografi pada daerah yang akan direncanakan sangat

mempengaruhi perencanaan dan biaya pelaksanaan bangunan utama: 1. Harus cukup tempat di tepi sungai untuk membuat kompleks / bangunan utama termasuk kantong lumpur dan bangunan bangunan pembilas. 2. Topografi sangat mempengaruhi panjang serta tata letaak tanggul banjir dan tanggul penutup ini kalau diperlukan. 3. Topografi harus dipengaruhi untuk membuat perencanaan trase saluran primer yang tidak terlalu mahal. Adapun keadaan topografi perencanaan bendung ini sebagai berikut:
Elevasi dasar sungai rencana bendung : 550 m

Panjang saluran dari rencana bendung sampai ke lokasi sawah Kemiringan sungai rata rata di lokasi rencana bendung Lebar rata rata sungai di lokasi rencana bendung

: 8500 m : 0,00085 m : 32 m

Kemiringan talud / tebing sungai di lokasi rencana bendung : 1 : 1,2 Luas areal sawah sebelah kanan Luas areal sawah sebelah kiri Elevasi sawah tertinggi yang akan dialiri Elevasi sawah tertinggi yang akan dialiri Tinggi air di sawah : 1200 Ha : 680 Ha : 557 m : 565 m : 0,10 m

2. Kegempaan Dari peta zona sesimik untuk perencanaan bangunan tahan gempa diperoleh:
Percepatan gempa dasar ac ad E He : 164 cm / det2 : n (ac x z)m : ad / g : E x G

Percepatan gempa rencana Koefisien gempa Gaya horizontal mm : koefisien jenis tanah z
: faktor yang bergantung kepada letak geografis

n ; m : 1,58 ; 0,85 z : 0,58

3. Mekanika Tanah Penyelidikan di lapangan dilakukan dengan pekerjaan sondir, bor tangan, dan test pit, field permeability, dan hasil laboratorium adalah sebagai berikut:
Dari kedalaman 0 0,2 m, adalah top soil yaitu yaitu endapan sedimen sungai.

Dari kedalaman 0,2 1,0 m, adalah tanah lempung dan pasir lembek hitam
abu abu.

Dari kedalaman 1,0 2,2 m, adalah lempung pasir abu abu. Dari kedalaman 2,2 2,6 m, adalah pasir sedang asampai kasar abu abu
kemerahan.

Dari kedalaman 2,6 4,6 m, adalah pasir sedaang dan kasar bercampur
kerikil.

4. Mekanika Tanah
Data kelembapan udara rata rata dan penyinaran matahari rata rata: Bulan Kelembapan Udara (%) Penyinaran Matahari (%) Januari 80 88 Februari 78 73 Maret 70 70

No 1 2 3

4 5 6 7 8 9 10 11 12

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

90 82 83 88 80 73 90 83 77

2 72 68 63 80 70 77 82 85

CATCHMENT AREA Perhitungan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) atau catchment area sebagai berikut: No Luasan Gambar (cm) Perhitungan Luas (cm2) 1 A1 0,315

0,9 0,7

Maka dengan skala catchment area / daerah aliran sungai dari tabel perhitungan diperoleh: a. Luas catchment area untuk stasiun I

b. Luas catchment area untuk stasiun II

c. Luas catchment area untuk stasiun III

d. Luas catchment area untuk stasiun I

Luas total catchment area

Panjang aliran sungai terpanjang di daerah catchment area adalah = 12,22 cm2 = 61000 m

B. DEBIT ANDALAN (WATER AVAIBILITY) Debit andalan / dependaable flow adalah debit minimum sungai untuk kemungkian terpenuhinya kebutuhan air sungai irigasi. Probabilitas kemungkinan terpenuhinya ditetapkan 80 % (kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan 20 %). Debit andalan dianalisa sebagai debit rata rata untuk periode bulanan, kemungkinan tidak terpenuhi 20 % (kering) utuk nilai tersedianya air yang berkenaan dengan kebutuhan air pengambian (diversion requirement). Untuk analisa perhitungan tersebut dipakai metode Dr. F. J. Mock. Dalam penentuannya dengan menggunakan metode analisa neraca air (water balance), dihitung dengan cara sebagai berikut: 1. Data meteorologi Hujan bulanan rata rata (p) Hujan rata rata bulan (n) ( mm / hari ) ( hari )

2. Evapotranspirasi (ET) Diperoleh dengan perhitungan ETo dengan metode Penman. 3. Limit Evapotranspirasi (EL) a. Exposed Surface (Foto permukaan) (%)

m = 20 % (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni) m = 30 % (Juli, Desember) m = 40 % (Agustus, November) m = 50 % (September, Oktober) b. c. ( *( ) ) ( ( )+ ) (mm) (%)

d. Limit evapotranspirasi (E1) = ETo E 4. Water Balance e. Water Surplus (P E1) 5. Run off dan Ground Water Storage f. Infiltrasi = = g. ( ) ( )

(mm)

(R + Gw)

(mm)

Harga faktor Rossesi k diambil = 0,6 6. Storage Volume (Volume tersimpan) tahun ke n 1 (Vn-1 ) (mm)

7. Storage Volume (Volume tersimpan) bulan ke n ( ) ( )

Vn dan Vn-1 dihitung dengan cara trial dan error 8. 9. Base Flow = 10. Direct Run off = 11. Run off 12. Run off Jadi Run off = water available (m3 / detik)

1. Menghitung tekanan uap maksimum (ea) dan tekanan udara (ed). Besarnya harga ETo pada rumus Pennman dipengaruhi oleh kelembapan udara. Dalam hal ini, kelembapan udara dinyatakan sebagai defisit kejenuhan (saturated defisit, ea - ed) yaitu perbedaan antara tekanan udara bila air menguap (ed). Tekanan uap dibuat dalam mbar. ea ed dihitung dengan rumus:
( )

dimana, T RH = suhu rata rata (oC) = kelembapan udara rata rata

Contoh, perhitungan untuk bulan Januari T = 29oC


(

RH = 80%
)

Dengan cara yang sama, perhitungan (ea ed) untuk bulan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan evapotranspirasi acuan (potensial) dengan metode Pennman. Untuk menghitung evapotranspirasi potensial pada metode Pennman digunakan persamaan berikut: , ( ) ( )( )-

Dimana: ETo c : Evapotranspirasi potensial (mm/hari) : faktor koreksi terhadap perbedaan cuaca antara siang dan malam w f(v) ea ed Rn : faktor koreksi radiasi terhadap temperatur : faktor pengaruh kecepatan angin : tekanan uap maksimum yang mungkin terjadi (mbar) : tekanan udara bila air menguap (mbar) : Net Radiation (Radiasi Netto)

Data data yang diperlukan antara lain terlampir sebagai berikut:

2. Faktor Angin ( f(v) ) Pengaruh kecepatan angin terhadap besarnya reference

evapotranspirasi pada rumus Pennman yang diperhitungkan adalah kecepatan angin pada ketinggian 2 m di atas muka tanah. Besarnya f(v) tersebut dihitung dengan rumus: ( ) Dimana: v : kecepatan angin selama 24 jam pada ketinggian 2 m di atas permukaan tanah (km/hari) Contoh untuk bulan Januari : v f(v) : 140,00 km / hari : ( ) . /

3. Faktor koreksi Radiasi terhadap temperatur (w) Besarnya faktor koreksi radiasi dapat dihitung dengan rumus:

Pa = 1013 0,1055 E = 2 x (0,00738 T + 0,8027)7 0,00116 dimana: T = temperatur rata rata (oC) E = Elevasi bendung dari muka laut (m) Contoh perhitungan untuk bulan Januari: T = 29oC

E = 910 m Pa = 1013 0,1055 (910) = 916,995 L = 595 0,51 T = 595 0,51 (29,0) = 580,21 = 2 (0,00737 T + 0,8072)7 0,00116 = 2 (0,00737 . (29) + 0,8072)7 0,00116 = 2,316 mbar / oC ( )

Dengan cara yang sama, perhitungan untuk bulan bulan selanjutnya dapat dilihat pada tabel. 4. Radiasi Netto / Net Radiation (Rn) Besarnya harga net radiation dihitung dengan persamaan:

Dimana: ( ) ( ( ) )( )( )

Dimana: a dan b = konstanta yang harganya terletak pada letak di bumi = albedo ( = 0,25) = faktor koreksi terhadap permukaan bumi (emisivity constant) ( T4 n N )

= Energi yang dipantulkan dari pusat bumi = Penyinaran matahari = Lama penyinaran matahari per jam = Konstanta Stefan Boltzman = 1,995 x 10-9

Contoh perhitungan bulan Januari Harga a diambil 0,21 b diambil 0,48 diambil 0,25 diambil 0,97 n diambil 83% perbulan N diambil 12 jam T diambil 29,0 oC Maka; = 302,0 K = 2,677% per hari

( (

) )

( )

( (

)(

)(

)(

) )( )

Maka

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5. Faktor Koreksi Cuaca (c) Untuk memperkirakan besarnya faktor koreksi cuaca perlu diketahui data kecepaatan angin pada siang hari dan kecepatan angin pada malam hari. Radiasi gelombang pendek (Rs), kelembapan udara maksimum (RH Maximum).

Tabel Faktor Koreksi Cuaca (c)


Rs (mm/hari) 0 3 6 9 0 3 6 9 0 3 6 RH max = 30 % 3 6 9 12 0,86 0,79 0,68 0,55 0,86 0,76 0,61 0,46 0,86 0,69 0,53 0,50 0,84 0,77 0,65 0,90 0,81 0,68 0,56 0,90 0,76 0,61 1,00 0,92 0,87 0,78 1,00 0,88 0,81 0,72 1,00 0,85 0,74 1,00 0,97 0,93 0,90 1,00 0,94 0,88 0,82 1,00 0,92 0,84 RH max = 60 % 3 6 9 12 0,56 0,92 0,85 0,26 0,56 0,87 0,77 0,67 0,96 0,83 0,70 0,90 1,00 0,56 0,88 0,98 0,96 0,38 0,79 0,98 0,91 0,80 1,05 1,11 1,11 1,02 1,05 1,06 1,02 0,88 1,05 0,99 0,94 1,09 1,19 1,19 1,14 1,05 1,12 1,10 1,05 1,05 1,05 1,02 RH max = 90 % 3 6 9 12 1,02 0,99 0,94 0,88 1,02 0,54 0,86 0,78 1,02 0,89 0,79 1,06 1,10 1,10 1,00 1,06 1,04 1,01 0,92 1,06 0,55 0,92 1,10 1,24 1,26 1,16 1,10 1,18 1,15 1,06 1,10 1,70 1,05 1,10 1,32 1,33 1,23 1,10 1,28 1,22 1,15 1,10 1,14 1,12

9 0 3 6 9

0,37 0,86 0,64 0,43 0,27

0,48 0,90 0,71 0,58 0,41

0,65 1,00 0,82 0,68 0,59

0,76 1,00 0,89 0,79 0,70

0,59 0,96 0,78 0,62 0,50

0,70 0,98 0,86 0,70 0,60

0,84 1,05 0,94 0,84 0,75

0,95 1,05 0,92 0,93 0,87

0,71 0,02 0,85 0,72 0,62

0,81 1,06 0,92 0,82 0,72

0,96 1,10 1,01 0,95 0,87

1,06 1,10 1,85 1,00 0,96

6. Evapotranspirasi acuan , ( ) ( )( Contoh untuk bulan Januari Diketahui : c f(v) ea ed Rn , , = 1,0 = 0,791 = 0,65 = 40,155 = 32,124 = 2,85 mm / hari ( ) ( )( ( ) (

)-

))-

Cek Debit Andalan Terhadap Kebutuhan Diperkirakan kebutuhan pengambilan air untuk sawah tanaman padi (DR) sebesar 1,6 liter / detik Ha. Luas area sawah yang akan diairi: 1200 Ha + 680 Ha = 1880 Ha Kebutuhan air untuk sawah

Jika mengacu pada pola tanam dimana masa bercocok tanam padi yaitu: Desember Maret Mei Agustus = 90 hari = 90 hari

Maka diabil debit andalan (Metode Dr. F. J. Mock) yaiut deit sungai terkecil pada masa penanaman yaitu 15,292 m3 / detik. Cek debit andalan terhdap kebutuhan dan perawatan sungai Q kebutuhan setelah dibagikan efisiensi saluran = 3,008 / 0,9 x 0,9 x 0,8 = 4,642 m3 / detik Q maintenance sungai (30% debit sungai harus dilepas) = 30% x 15,292 = 4,5876 m3 / detik Q kebutuhan total = 4,642 + 4,5876 = 9,2296 m3 / detik Q andalan > Q kebutuhan 15,292 m3 / detik > 9,2296 m3 / detik............OK !!! Memenuhi syarat.

BAB III ANALISA HIDROLOGI


A. PERHITUNGAN CURAH HUJAN RENCANA Data hidrologi di suatu daerah sangat dibutukan sekali dalam perencanaan bangunan bendung. Karakteristik hidrologi suatu daerah sangat ditentukan oleh iklim yaitu curah hujan, sinar matahari, kecepatan angin, temperatur, dan kelembapan udara. Faktor faktor dalam perhitungan hidrologi banyak yang tidak dapat ditentukan dengan pasti, sehingga digunakan pendekatan pendekatan empiris untuk mendapatkan rumusan yang diperlukan. Umumnya keadaan hidrologi suatu daerah sangat mempengaruhi usaha pengembangan sumber air dan analisa hidrologi sangat penting untuk menentukan besar dari run off. Faktor faktor yang mempengaruhi besarnya banjir dari suatu daerah pengairan antara lain: - Besarnya hujan yang terjadi - Bentuk dan besarnya daerah pengairan - Kemiringan daerah - Karakteristik tanah dasar yang menentukan kemampuan resapan air - Hujan yang terjadi sebelumnya - Keadaan suhu dan angin yang mempengaruhi besarnya penguapan Curah Hujan Harian Maksimum Data curah hujan yang terjadi diperoleh dari empat stasiun untuk memperoleh curah hujan rata rata digunakan metode Thiessen setelah

diperoleh hujan rata rata, kemudian digunakan untuk menghitung curah hujan harian maksimum. Curah hujan harian maksimum dapat diperoleh dari perhitungan curah hujan bulanan. Setelah dirata ratakan, maka curah hujan yang diperoleh tersebut merupakan curah hujan yang diperoleh tersebut merupakan curah hujan harian maksimum rata rata. Untuk perhitungan curah hujan bulanan telah dijelaskan di depan.

Analisa Frekuensi Curah Hujan Analisa frekuensi curah hujan adalah analisa mengenai berulangnya peristiwa hujan, baik jumlah frekuensi per satuan waktu maupun periode ulangan (return periode). Analisa frekuensi curah hujan secara statistik yang sering dipergunakan untuk menganalisis curah hujan periode (return periode) untuk 2, 5, 10, 15, 25, 50, dan 100 tahun digunakan metode Hosper dan log Person serta metode Gumbel. 1. Analisa perhitungan curah hujan metode Der Weduwen Ir. J. P. Der Weduwen menghitung curah hujan rencana dengan rumus:

Atau,

Dimana, R70 = curah hujan 24 jam sebesar 240 mm yang pernah terjadi satu kala selama 70 tahun pengamatan (mm)

M1 M2

= Curah hujan maksimum pertama = Curah hujan maksimum kedua

(mm) (mm)

Mp = Kosefisien pembanding curah hujan dengan periode ulang P dengan curah hujan periode ulang 70 tahun (mm) p : n = Periode Pengamatan Contoh perhitungan curah hujan dengan metode Der Weduwen Diketahui : M1 M2 p:n = 278,99 = 274,22 = 16 tahun

dari tabel ditunjukkan p = 15 tahun Mp = Mn = 0,766 Mp = Mn = 0,811 Untuk p = 16 tahun dengan cara interpolasi diperoleh:

X= 16 ( )

Maka didapat Mp = Mn = 0,775 untuk p = 16 tahun Maka,


( )

Atau

R70 rata rata = Harga intensitas curah hujan dengan periode yang ulang n tahun dapat dihitung dari tabel diperoleh harga harga Mn: p:n p:n p:n p:n p:n p:n p:n = 2 tahun = 5 tahun = 10 tahun = 15 tahun = 25 tahun = 50 tahun = 100 tahun Mp : Mn Mp : Mn Mp : Mn Mp : Mn Mp : Mn Mp : Mn Mp : Mn = 0,492 = 0,602 = 0,705 = 0,766 = 0,845 = 0,948 = 1,050

Maka

Untuk,

Hasil dari perhitungan curah hujan rencana metode Der Weduwen: R5 R10 R25 R50 R100 = 196,800 mm = 230,799 mm = 276,329 mm = 309,911 mm = 343,256 mm

2. Analisa Perhitungan Curah Hujan Metode Haspers Susunan data curah hujan maksimum dari urutan yang paling besar ke yang paling kecil, kemudian dihitung sebagai berikut:

= curah hujan rata rata Dimana [ ( ) ]

; dimana N = Nomor urut regresi ( ) I = peluang terpenuhi

Dimana, M = koefisien Haspers

Perhitungan curah hujan rencana dengan metode Haspers dapat dilihat pada halaman berikut: Rrata rata Rmax 1 Rmax 2 N [ , = 183,276 mm = 278,99 mm = 274,22 mm = 16 ] 1 2 = 1,62 16 = 1,05 8

( (

) )

Perhitungan selanjutnya lihat tabel berikut ini:

3. Analisa Perhitungan Curah Hujan Metode Log Person Persamaan persamaan yang digunakan dalam analisa distribusi Log Person type III. Kriteria perhitungan antara lain: Buat data data waktu curah hujan ke dalam harga harga logaritma Hitung logaritma tengah

Menghitung harga standar deviasi (SD) ( )

Menghitung koefisien a simetris ( ( )( ) )

Hitung besarnya logaritma curah hujan rencana dengan periode ulang yang dipilih

Dimana harga S diperoleh dari tabel Persons, sesuai dengan nilai CS Besarnya curah hujan rencana RT adalah antilog dari log RT

Analisa perhitungan curah hujan dengan metode log Persons adalah sebagai berikut:

4. Analisa Perhitungan Curah Hujan Metode Gombel Besarnya curah hujan untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 20, dan 100 tahun dihitung dengan rumus berikut:

Dimana YT dan Yn diperoleh dari tabel ( ( ( Dimana, Rt Rr K SD Sn Yt Yn = curah hujan dengan periode ulang T tahun = curah hujan rata rata = faktor koefisien = standard deviasi = pengurangan standard deviasi = pengurangan variasi = pengurangan variasi yang nilainya tergantung dengan banyaknya sampel N T = jumlah data pengukuran = lamanya periode ulang (( ) ) ) ))

Untuk N = 16 tahun, diperoleh Yn = 0,5157 ; Sn = 1,0316

Tabel Yt untuk distribusi Gumbel:


Tr (Tahun) 2 5 10 20 50 100 200 500 1000 2000 5000 10000 20000 50000 100000 Reduced Variable 0,36651 1,99400 2,25037 2,97019 3,90194 4,60015 5,29561 6,21361 6,90726 7,60065 8,51709 9,21029 9,90346 10,81977 11,51292

B. DEBIT BANJIR RENCANA (DESIGN FLOOD FLOW) Debit banjir rencana adalah besarnya debit yang direncanakan untuk melewati bendung. Analisa untuk mencari debit banjir tertentu disebut frekuensi analisis dan perhitungannya biasa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain: 1. Metode Dr. Mendiobe 2. Metode Haspers 3. Metode M. A. F (Mean Annual Flood) 4. Metode J. P. Der Weduwen Analisa dan Perhitungan Design Flood Flow dengan Metode J. P. Der Weduwen Untuk menghitung debit banjir pada suatu periode yang ulang tertentu dari suatu catchment area berkisar antara 0 100 km2. Ir. J. P. Der Weduwen menggunakan rumus berikut: atau

Dimana, Qn Mn q = debit banjir yang terjadi pada periode ulang n tahun (m3/det) = koefisien perbandingan yang diambil dari tabel = . q : banyaknya air (m3 / detik / km2) lihat grafik Rn R70 = curah hujan harian pada periode ulang n tahun (mm) = curah hujan 24 jam sebelum 240 mm yang pernah terjadi satu

kali selama 70 tahun pengamatan (mm) Untuk perhitungan dengan metode Dr. Weduwen dapat dilihat:

Anda mungkin juga menyukai