Anda di halaman 1dari 4

NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI

21DES20101 Komentar
by 4m3one dalam Uncategorized

PENDAHULUAN Latar Belakang Mikroorganisme tumbuh dan berkembangbiak dengan menggunakan berbagai bahan yang terdapat di lingkungannya. Zat hara yang terdapat di sekelilngnya terdiri dari molekul sederhana, yaitu seperti H2S dan NH4+, atau molekul organik yang kompleks seperti protein dan polisakarida. Mikroba yang mengoksidasikan zat hara ini untuk memperoleh energi dan senyawa pemula untuk sintesis dinding sel dan membran (Say,1994). Seperti umumnya di dalam habitat / tempat lainnya juga kelompok mikroba yang didapatkan hidup di dalam air terdiri dari bakteri, fungi, mikroalge, virus dan protozoa. Kelompok tersebut ada yang mendatangkan keuntungan, tetapi banyak yang mendatangkan kerugian (Suriawiria, 1996). Beberapa mikroorganisme memiliki sifat yang menguntungkan dan dapat dipergunakan untuk melayani manusia. Mikroorganisme sangat penting bagi kehidupan, karena memberi peranan pada pembusukan atau pelapukan bahanbahan organik kompleks dari tanaman atau binatang yang telah mati dipecah menjadi lebih sederhana menjadi senyawa-senyawa anorganik yang memungkinkan dapat dipergunakan kembali untuk pertumbuhan tanaman yang baru sehingga keseluruhan daur kehidupan dapat berlangsung (Gaman dan Sheerington, 1994). Kehilangan nitrogen tanah dalam bentuk gas berupa N2, N2O, NO, dan NH3. Gasgas ini terbentuk karena kegiatan-kegitan mikroba tanah dan reaksi-reaksi di dalam tanah. Ada tiga mekanisme menyebabkan kehilangan nitrogendalam bentuk gas-gas yaitu (1) denitrifikasi, (2) reaksi-reaksi kimia (3)penguapan gas NH3 (Hakim, dkk, 1986). Mikrobia yang fungsi utamanya sebagai penyedia unsur nitrogen melalui penambatan nitrogen atmosfer dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: (1) mikroba yang hidup bebas (free-living microbes), dan (2) mikroba yang melakukan hubungan simbiotik dengan tanaman (Yuwono, 1999). Bakteri heterotropik tertentu yang hidup dalam tanah ternyata dapat pula hidup secara bebas pada tanaman tingkat tinggi yang kemampuannya. Bakteri-bakteri heterotropik tersebut apabila hidup secara bersama-sama dengan tanaman tingkat tinggi disebut bakteri non simbiotik, yang berdasarkan akan butuh oksigen bagi keperluan hidupnya (Sutedjo, dkk,1991). Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan Nitrifikasi dan Denitrifikasi ini adalah untuk memonitor transformasi yang dilakukan mikroba terhadap senyawa nitrogen di dalan tanah.

Kegunaan Percobaan - Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. - Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan. TINJAUAN PUSTAKA Nitrifikasi Nitrifikasi adalah suatu proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa amonium menjadi senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu. Proses ini berlangsung dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan oleh grup bakteri yang berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi amonium menjadi nitrit yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrosomonas sp dan tahap kedua adalah proses oksidasi enzimatik nitrit menjadi nitrat yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrobakter sp. Proses oksidasi enzimatik perubahan amonium menjadi nitrat dan selanjutnya menjadi nitrat digambarkan sebagai berikut : 2 NH4 + 3 O2 Oksidasi Enzimatik 2 NO2 + 2 H2O + 4H+ + Energi Bakteri Nitrosomonas 2 NO2 + O2 Oksidasi Enzimatik 2 NO3 + Energi Bakteri Nitrobacter (Damanik, dkk, 2010). Dalam proses yang terkenal dengan nama nitrifikasi, senyawa amoniak dan asam nitrit yang meracuni tanaman oleh bakteri nitrit dan nitrat diubah menjadi asam nitrat yang tidak lagi berbahaya, bahkan diperlukan oleh tanaman. Proses yang terdiri atas dua tahap itu dapat digambarkan menurut persamaan kimia berikut: 1. 2NH3 + 3O2 2 HNO2 + 2H2O +136 kal. Proses ini disebut nitrifikasi dan dilakukan oleh bakteri-bakteri nitrit, misalnya Nitrosomonas javanic dan Nitrosomonas europaea. 2. 2HNO2 +O2 2HNO3 + 36 kal. Tahap ini disebut nitrifikasi dan dilakukan oleh bakteri-bakteri belerang, misalnya Nitrobacter agile dan Nitrobacter winogradskyi (Anas,1989). Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintilbintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat

mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah (Anonimous, 2010). Bakteri nitrifikasi sangat peka terhadap lingkungan, karenanya nitrifikasi merupakan hubungan lemah dalam peredaran nitrogen. Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi dapat disebutkan yaitu : (1) aerasi, (2) suhu, (3) kelembaban, (4) kapur aktif, (5) pupuk dan (6) nisbah karbon nitrogen (Hakim, dkk,1986). Kemampuan mereduksikan nitrat dapat digunakan sebagai ciri dalam identifikasi bakteri. Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa mampu menggunakan nitrat sebagai aseptor electron terakhir, E. coli mereduksinya menjadi nitrit sedangkan P. aeruginosa mampu mereduksinya lebih lanjut menjadi N2 (Say, 1994). Denitrifikasi Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO), sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon, kadar oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. Proses denitrifikasi tidak lepas dari peranan bakteri denitrifikasi (denitrifier), bakteri yang berperan dalam denitrifikasi umumnya merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok bakteri denitrifikasi yaitu : bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri pereduksi NO2 menjadi N2, dan bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2, NO, N2O (Anonimous, 2010). Dalam situasi normal maka nitrogen dapat diproses menjadi bentuk amonium atau bentuk nitrat yang langsung tersedia bagi tanaman. Tetapi dalam keadaan tertentu, yaitu kalau udara dalam tanah terbatas akibat drainase jelek (air menggenang), atau disebabkan oleh pemakaian berlebihan dari bahan organik mentah yang bersifat mudan busuk sehingga nitrat dan nitrit yang terbentuk akan menghasilkan gas nitrogen atau hasil oksidasi lain yang akhirnya dapat menguap ke udara. Peristiwa ini terjadi dalam tanah yang dilakukan terutama oleh organisme anaerobik yang aktif dalam keadaan tanpa oksigen, dan akan terjadi reduksi. Proses terjadinya reduksi dari nitrat ke nitrit, amonia atau nitrigen bebas disebut denitrifikasi (Hardjadi, 1979). Apabila tanah dalm keadaan tergenang, maka oksigen didesak keluar dan proses dekomposisi berlangsung dalam keadaan anaerob. Beberapa mikroorganisme seperti Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus, dan Thiobacillus thiopharus dalam keadaan demikian dapat mereduksi nitrat dan nitrit, memanfaatkan oksigennya (Damanik, dkk, 1986). Golongan aerobik, yaitu bakteri azotobakter yang tersebar secara meluas, ditemukan dalam tanah dengan pH 6.0 lebih, reaksi tanah ini merupakan faktor pembatas pada perkembangan dan penyebaran bakteri tersebut, memang pada pH kurang dari 6.0 dapat juga hidup tetapi tidak aktif. Golongan anaerobik, yaitu golongan clostridium yang dapat lebih menyesuaikan diri pada keadaan asam dibandingkan dengan bakteri-bakteri lain dari golongan anearobik, kadang-kadang penyebarannya luas sehingga sering ditemukan di setiap jenis tanah dalam keadaan yang

menguntungkan karena dapat mengikat nitrogen (Sutedjo, dkk,1991).

Anda mungkin juga menyukai