Anda di halaman 1dari 10

KLIPING

LARINGITIS
Disusun untuk melengkapi tugas ASKEP THT yang dibimbing oleh : Ibu Leny Indrawati, S.Pd, S.Kep, Ners

Disusun Oleh : Kelompok 6 Tingkat II B

PRODI D-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011

I. PENGERTIAN Laringitis adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara. a!am- a!am Laringitis : Laringiti A!"t "mumnya merupakan kelanjutan dasri rinofaringitis akut atau manifestasi dan radang saluran napas atas. #ada anak dapat menimbulkan sumbatan jalan napas dengan !epat karena tima glotisnya relatif lebih sempit. $. %tiologi &akteri 'lo!al( atau )irus 'sistemik(. &iasanya merupakan perluasan radang saluran napas atas oleh bakteri *aemophilus influen+ae. ,tafilokok, streptokok, dan pneumokok. -. .aktor #redisposisi #erubahan !ua!a/suhu, gi+i kurang malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, dan pemakaian suara berlebihan. 0. anifestasi Klinis Demam, malaise, gelaja rinigaringitis, suara parau sampai afoni, nyeri ketika menelan atau berbi)ara, rasa kering ditenggorokan, batuk kering yang kelamaan disertau dahak kental, gejala sumbatan laring sampai sianosis. #ada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan bahwa pita suara. &iasanya tidak terbatas di laring, juga ada tanda radang akut dihitung sinus peranasak, atau paru 1. #emeriksaan #enunjang #emeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji resistensi pada kasus yang lama atau sering residif. 2. #enatalaksanaan Istirahat bi!ara dan bersuara selama --0 hari menghirup udara lemab dan menghindari iritasi pada laring dan faring. "ntuk terapi mendikamentosa diberikan antibioti! penisilin anak 0 3 4 kg && dan dewasa 0 3 244 mg. bila alergi dapat diganti eritromisin atau basitrasin. Dan diberikan kortikosteroid untuk mengatasi edema. Dipasang pipa endotrakea atau trakeostomi bila terdapat sumbatan laring. Laringiti Kr#ni! ,ering merupakan radang kronis laring yang disebabkan oleh sinusitis kronis dan de)iasi septum yang berat, polip hidung atau bron!hitis kronis. ungkin juga disebabkan oleh penyalahgunaan suara '5o!al abuse( seperti berteriak-teriak atau biasa berbi!ara keras. a. %tiologi &erdasarkan etiologi dapat dibagi atas laryngitis kronik non spesifik dan spesifik Laringistik kronik nonspesifik dapat disebabkan faktor eksogen 'rangsangan fisik oleh penyalahgunaan suara, rangsangan kimia, infeksi kronik saluran napas atas atau bawah, asap rokok( atau faktor endogen 'bentuk tubuh, kelamin metabolik(. ,edangkan yang spesifik disebabkan tuber!ulosis dan sifilis b. anifestasi Klinis ,uara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga sering mendehem tanpa sekret. #ada pemeriksaan tampak mukosa laring hiperemis. 6idak rata, dan menebal. &ila tumor

dapat dilakukan biopsi. !. #enatalaksanaan Diminta untuk tidak banyak bi!ara dan mengonati peradangan di hitung, faring, serta bronkus yang mungkin menjadi penyebab. Diberikan antibiotik bila terdapat tanda infeksi dan ekspektoran. "ntuk jangka pendek dapat diberikan steroid. Laringiti T"$%r!"&# i a. %tiologi *ampir selalu disebabkan tuber!ulosis paru. ,etelah diobati biasanya tuber!ulosis paru sembuh namun aringitis tuberkulosisnya menetap, karena struktur mukosa laring sangat lekat pada kartilago serta )askularisasi tidak sebaik paru. b. anifestasu Klinis 6erdapat gejala demam, keringat malam, penurunan berat badan, rasa kering, panas, dan tertekan di daerah laring, suara parau beriminggu-minggu dan pada stadium lanjut dapat afoni, bentuk produktif, gemoptisis, nyeri menelan yang lebih hebat bila gejala-gejala proses aktif pada paru. Dapat timbul sumbatan jalan napas karena edema: tumberkuloma, atau paralysis pita suara. ,esuai dengan stadium dari penyakit, pada laringoskop akan terlihat: ,tadium infiltrasiL mukosa laring membengkak, hiperemis 'bagian posterior(, dan pu!ar. 6erbentuk tuberkel di daerah submukosa, tampak sebagai bintik-bintik kebiruan. 6uberkel membesar, menyatu sehingga mukosa di atasnya meregang. &ila pe!ah akan timbul ulkus. ,tadium ulserasi: ulkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi perkijuan dan terasa. ,tadium perikondritis: ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, kartilagi aritenoid, dan epiglottis/ terbentuk nanah yang berbau sampai terbentuk sekuester. Keadaan umum pasien sangat buruk, dapat fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara, dan subglotik !. #emeriksaan #enunjang #emeriksaan laboratorium hasil tahan asam dari sputum atau bilasan lambung, foto toraks menunjukkan tanda proses spesifik baru, laringoskopi langsung/tak langsung, dan pemeriksaan #7. d. Diagnosis &anding Laryngitis luetika, karsinoma laring, aktinomikosis laring, dan lupus )ulgaris laring e. #enatalaksanaan Istirahat suara dan obat antituberkulosis primer dan skunder. 6rakeostomi bila timbul sumbatan jalan napas f. #rognosis &ergantung pada keadaan so!ial ekonomi pasien kebiasaan hidup sehat, dan ketekunan berobat. #rognosis baik diagnosisi dapat ditegakkan pada stadium dini.

II. PATO'ISIOLOGI #erubahan ,uhu mendadak 5irus asuk ke ,al. 8afas 5irus berkembangbiak Imunitas menurun

#roduksi kel.

ukus berlebihan

Infeksi sal. 8afas Iritasi laring sekunder

&atuk hebat Iritasi jalan nafas 9angguan komunikasi )erbal

6erjadi penyumbatan ,ekresi berlebihan :alan nafas tidak efektif

9angguan rasa 8yaman '8yeri(

III.PENATALAKSANAAN MEDIS #enatalaksanaan laryngitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari merokok, istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. :ika laryngitis merupakan bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika lebih parah, terapi antibioti! yang tepat perlu diberikan. ,ebagian besar pasien dapat sembuh Dengan pengobatan konser)atif; namun laryngitis !enderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat diperburuk oleh pneumonia. "ntuk laringits kronis, pengobatannya termasuk mengistirahatkan suara, menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkun ada, dan membatasi merokok. #enggunaan kortikosteroid topi!al, seperti inhalasi beklometason dipropionate ')an!eril(, dapat digunakan. #reparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat megurangi reaksi inflamasi lo!al. I(.PROSES KEPERAWATAN #engkajian : <iwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, kesilutan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyeman umum dan keletihan. enetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang menjadi pen!etusnya, apa yang bisa menghilangkan atau meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk gejala tersebut adalah bagian dari pengkajian, juga mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan. Inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi atau asimetris hidung, juga pendarahan atau rabas. ukosa hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan, pembengkakan, atau eksudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dalam rhinitis kronis. ,inus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi. 6enggorok diamati Dengan meminta klien membuka mulutnya lebar-lebar dan nafas dalam. 6onsil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warma kemerahan, asimetris, atau adanya drainase, ulserasi, atau pembesaran. 6rakea dipalpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher, dan setiap massa atau deformitas diidentifikasi. 8odus limfe leher juga dipalpasi terhadap pembesaran dan nyeri tekan yang berkaitan. Diagnosa Keperawatan : &erdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat men!akup berikut ini : $.Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan Dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi *asil yang ingin di!apai : enunjukkan jalan nafas paten, Dengan binyi nafas bersih, tak ada dispnea Inter)ensi Kaji frekwensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada. </: 6akipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau !airan paru. 7uskultasi area paru, !atat area penurunan, atau tak ada aliran udara dan bunyi nafas ad)entisius, mis: krekels, mengi. </: #enurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi Dengan !airan. &unyi nafas bron!hial 'normal pada bronkus( dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap

pengumpulan !airan, se!ret kental, dan spasme jalan nafas/ obstuksi. &antu pasien latihan nafas sering, tunjukkan atau &antu pasien mempelajari, melakukan batuk, mis: menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi. </: 8afas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih ke!il. &atuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas paten. #enekana menurunkan ketidaknyamanan badan dan posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat. &erikan !airan sedikitnya -244 mL /hari 'ke!uali kontraindikasi( 6awarkan air hangat, daripada dingin. </: =airan 'khususnya yang hangat( memobilisasi dan mengeluarkan se!ret. Kolaborasi &erikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesi!. </: 7lat untuk menurunkan spasme bronkus Dengan mobilisasi se!ret. 7nalgesik diberikan untuk memperbaiki batuk Dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan se!ara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekan pernafasan. -.8yeri yang berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi. Kemungkinan dibuktikan oleh : sakit kepala, nyeri otot dan sendi, perilaku distraksi, gelisah. Inter)ensi : &erikan tindakan nyaman mis : pijtan punggung, perubahan posisi, perbin!angan, relaksasi/ latihan nafas. </: 6indakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memeperbesar efek terapi analgetik. 6awarkan pembersihan mulut dengan sering </: #ernapasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum. Kolaborasi &erikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi. </: Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif/paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan,meningkatkan kenyamanan/istirahat umum. 0. 9angguan komunikasi )erbal yang berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan. Inter)ensi: &erikan pilihan !ara komunikasi yang lain seperti papan dan pen!il </: =ara komunikasi yang lain dapat mengistirahatkan laring untuk berkomunikasi se!ara )erbal sehingga dapat meminimalkan penggunaan pita suara. &erikan komunikasi non )erbal, !ontoh sentuhan dan gerak fisik, antisipasi kebutuhan. </: ,entuhan diyakini untuk memberikan peristiwa kompleks biokimia Dengan kemungkinan pengeluaran endokrin yang menurunkan ansietas.

(. ANALISA DATA S)*t#*

Eti#&#gi

Pr#$&%*

DS + #3 mengatakan sesak nafas dan batuk DO + << : -> ?/mnt 8adi : @4?/mnt 6D : $14/A4 mm*g , : 0@ = #u!at 'B( k/u lemah ,ekret '-(

:alan nafas tidak efektif b/d sekresi berlebih

DS + #3 mengatakan nyeri pd saat batuk di bag dada DO + ,kala nyeri 1-2 6ampak kesakitan

9angguan rasa nyaman 'nyeri( b/d iritasi laring skunder

DS + #3 mengatakan sakit pd bag lehernya saat bi!ara DO + =emas 'B(

9angguan komunikasi )erbal b/d iritasi jalan nafas

(I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

$.Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan Dengan sekresi berlebihan sekunder ditandai dengan: DS + #3 mengatakan sesak nafas dan batuk DO + << : -> ?/mnt 8adi : @4?/mnt 6D : $14/A4 mm*g , : 0@ = #u!at 'B( k/u lemah ,ekret '-( -.8yeri yang berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi ditandai dengan : DS + #3 mengatakan nyeri pd saat batuk di bag dada DO + ,kala nyeri 1-2 6ampak kesakitan 0. 9angguan komunikasi )erbal yang berhubungan dengan iritasi jalan napas ditandai dengan : DS + #3 mengatakan sakit pd bag lehernya saat bi!ara DO + =emas 'B( (II. INTER(ENSI Kaji frekwensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada. </: 6akipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau !airan paru. 7uskultasi area paru, !atat area penurunan, atau tak ada aliran udara dan bunyi nafas ad)entisius, mis: krekels, mengi. </: #enurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi Dengan !airan. &unyi nafas bron!hial 'normal pada bronkus( dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan !airan, se!ret kental, dan spasme jalan nafas/ obstuksi. &antu pasien latihan nafas sering, tunjukkan atau &antu pasien mempelajari, melakukan batuk, mis: menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi. </: 8afas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih ke!il. &atuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas paten. #enekana menurunkan ketidaknyamanan badan dan posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat. &erikan !airan sedikitnya -244 mL /hari 'ke!uali kontraindikasi( 6awarkan air hangat, daripada dingin. </: =airan 'khususnya yang hangat( memobilisasi dan mengeluarkan se!ret. Kolaborasi &erikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesi!. </: 7lat untuk menurunkan spasme bronkus Dengan mobilisasi se!ret. 7nalgesik diberikan untuk memperbaiki batuk Dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan se!ara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekan pernafasan. &erikan tindakan nyaman mis : pijtan punggung, perubahan posisi, perbin!angan, relaksasi/ latihan nafas. </: 6indakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memeperbesar efek terapi analgetik. 6awarkan pembersihan mulut dengan sering </: #ernapasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum.

Kolaborasi &erikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi. </: Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif/paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan,meningkatkan kenyamanan/istirahat umum. &erikan pilihan !ara komunikasi yang lain seperti papan dan pen!il </: =ara komunikasi yang lain dapat mengistirahatkan laring untuk berkomunikasi se!ara )erbal sehingga dapat meminimalkan penggunaan pita suara. &erikan komunikasi non )erbal, !ontoh sentuhan dan gerak fisik, antisipasi kebutuhan. </: ,entuhan diyakini untuk memberikan peristiwa kompleks biokimia Dengan kemungkinan pengeluaran endokrin yang menurunkan ansietas.

Anda mungkin juga menyukai