Anda di halaman 1dari 27

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

BAB-7. APLIKASI KITIN-KITOSAN LIMBAH CANGKANG RAJUNGAN & UDANG DALAM PEREDUKSI BEBAN PENCEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
A. Pendahuluan

Industri pengolahan udang dan rajungan bekembang pesat di Indonesia karena merupakan salah satu komoditas ekspor utama perikanan dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Volume produksi dan ekspor udang olahan Indonesia meningkat drastis dari tahun ke tahun karena makin tinggi permintaan konsumen internasional. Seiring dengan peningkatan jumlah produksi udang olahan, makin besar juga limbah cangkang hasil yang dihasilkan. Tanpa melalui cara penanganan dan pemanfaatan yang benar, limbah tersebut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan air, lahan, dan udara (bau busuk) (Widodo dkk, !!"). Salah satu cara pemanfaatan yang benar adalah pengolahannya menjadi kitin#kitosan yang sangat bermanfaat di bidang industri. $itosan adalah senya%a polimer alam turunan kitin hasil isolat limbah cangkang krustasea, seperti udang, rajungan dan kepiting, dengan kandungan kitin & #' ( ()**T, !!&). $itosan merupakan bahan kimia multiguna, berbentuk serat dan merupakan kopolimer berbentuk lembaran tipis, ber%arna putih atau kuning, dan tidak berbau. $itosan adalah produk deasetilasi kitin melalui proses kimia, mikrobiologis, serta en+imatis menggunakan en+im chitin-deacetylase (,ismana, !!-). $itosan merupakan polimer kimia karbohidrat yang memiliki multifungsi karena mengandung tiga gugus fungsional, yaitu amina serta hidroksil primer dan sekunder. .danya gugus fungsional menjadikan kitosan memiliki fungsi dan penggunaan secara luas pada industri, antara lain pada industri farmasi, kosmetik, pangan, pertanian, penga%etan produk, pengendalian pencemaran badan air (Sahuba%a, !!" dan !!').

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-1

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

/e%asa ini pemanfaatan limbah cangkang krustasea (udang, rajungan, dan kepting) sebagai bahan baku utama kitin dan kitosan meningkat drastis karena makin banyak dipakai sebagai bahan baku industri. $emampuan kitosan untuk digunakan dalam berbagai bidang industri, menjadikan produk ini semakin banyak dilirik oleh kalangan industri0pebisnis. )erbagai bidang industri yang menggunakan produk kitosan antara lain industri pertanian, pengolahan pangan, farmasi, kedokteran, fungisida, tekstil, boiteknologi, penanganan limbah, kosmetika, dan industri fotografi (1lsa%ati -22& 3 $rissetiana, !!&). Sebagai produk yang relatif baru dikenal di Indonesia, kitosan masih diproduksi dalam jumlah terbatas. $ebutuhan kitosan dalam negeri sendiri saat ini masih banyak dipasok dari luar negeri ($orea, India, dan 4epang) (Widodo dkk, !!"). $endala teknologi diperkirakan masih menjadi faktor penghambat utama proses produksi kitosan di Indonesia. Terkait dengan penanganan limbah cair, dilaporkan bah%a kitosan dapat dijadikan sebagai agen penjernih limbah cair organik maupun anorganik. 5imbah cair organik selama ini banyak dihasilkan dari industri pengolahan pangan. Sedangkan limbah cair anorganik banyak dihasilkan oleh industri non pangan seperti industri tekstil, industri logam, industri manufactur, industri penyamakan kulit dan lain sebagainya. 5imbah cair industri pangan khusunya industri pengolahan ikan, lebih banyak mengandung senya%a protein. *rotein ini berasal dari proses pencucian yang banyak dilakukan selama proses penanganan dan pengolahan berlangsung. Sedangkan limbah cair industri tekstil dan penyamakan kulit diperkirakan banyak mengandung senya%a logam berat (tekstil6 .r, 7d, 7r, *b, 7u, dan 8n) (9arganof, !!"). $itosan sebagai senya%a aktif multikationik mampu mengikat protein secara maksimal (Sahuba%a, !!'). Selain itu, adanya gugus amina dan hidroksil pada kitosan, menjadikan kitosan mampu mengikat logam berat (:irano, -2;' dalam 9arganof, !!<). )erdasarkan sifat reaktif yang dimiliki, maka kitosan diharapkan dapat menjadi bahan alternatif penjernih limbah cair industri.
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-2

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

B.

Sumber Kitin-Kitosan

)anyak sumber bahan baku kitin#kitosan yang tersebar di alam, tetapi hanya cangkang krustasea (khusus udang, kepiting, dan rajungan) yang telah dimanfaatkan secara komersial ($norr -2;&). )agian cangkang kepiting0 rajungan0udang yang mengandung banyak kitin adalah kaki, celiped, dan ujung capit (1=ecuti>e 7ouncil 7ommunications dan 7onsultation ?o>ernment of @e%foundland and 5abrador, !!-). 9enurut @o dkk. (-2;2) cit. 5ee dan Tan ( !! ), pada limbah kulit udang dan kepiting0rajungan terdapat kitin, masing# masing sebesar6 -& # A( dan -< # -"( (db). )ough (-2A"), ! # <!( kitin (db) didapatkan pada kulit udang dan kepiting0rajungan, serta <! # "!( kitin (db) pada eksoskeleton kepiting dan lobster (9u+arelli -2A< cit. 9u+i -22!). 1stimasi sumber#sumber kitin potensial dunia pertahun seperti terlihat pada Tabel A#-. Tabel A#-. 1stimasi sumber#sumber kitin potensial
Sumber kitin Shellfish Krill f Clam/Oystere Squid e g 4amur h Insect Total
4,5

4umlah yang dipanen -.A!! -;. !! -.<2! ''! A2! # .A&!

)agian dari yang dipanen "! # '! &! '" # ;" ! # &! -!! #

)erat basah &'; <.'&! " 22 A2! "--;

$andungan $itin )ahan )erat bahan kering (() kering <! B &' '" ;!2! B 2" &; !B ' -; - B "' -'&!

*otensi kitin &2 "' < -"!

Sumber 6 .llan. et.al -2A; cit. $norr -2;& $et. 6 - C 1stimasi berdasarkan angka rata#rata dan dalam satuan -!< ton. C diasumsikan hanya setengah dari hasil panen yang diproses, kecuali untuk jamur. < C dihitung berdasarkan kandungan kitin & C shellfish termasuk kepiting, rajungan, udang, udang sungai, lobster dan crayfish " C rata#rata lima tahun (-2A!#-2A&), ' C proyek D.E A C dihitung berdasarkan asumsi bah%a panen mengandung "!( air ; C hasil samping pabrik pengolahan asam sitrat dan antibiotik.

Sebagai material pelindung krustasea, kitin terdapat sebagai muko# polisakarida, berasosiasi dengan kalsium karbonat dan berikatan ko>alen dengan protein (.ustin -2;; cit. 9u+i -22!). Selain ketiga komponen tersebut, terdapat pula lemak, pigmen dan logam dalam jumlah terbatas. $omposisi kitin, protein dan abu pada crustacea ber>ariasi menurut jenisnya (Tabel A# ). Sedangkan
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-3

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

komposisi kimia dan kualitas nutrisi limbah buangan dari pengolahan Crustacea seperti terlihat pada Tabel A#<. Tabel A# . $omposisi kimia cangkang beberapa jenis krustasea
)ahan -. $epiting biru . $epiting batu <. $epiting ladam &. Fdang laut ". Fdang 7alif '. Crayfish td C tidak disebutkan (Sumber6 9u+i, -22!) $omposisi $imia (() $itin *rotein .bu -&,2 -',& td -;,-",& td ',& A<,& td A, <&,2 td -;,<&,2 A,' <," -',2 '<," ,eferensi .ustin dkk., -2;.ustin dkk., -2;.ustin dkk., -2;.ustin dkk., -2;7osio dkk., -2; @o dkk., -2;2

Tabel A#<. $omposisi kimia limbah cangkang krustasea


$omponen 0 $ualitas -. $adar air (() . *rotein kasar ((, d%b)<. 5emak ((, d%b) &. $adar abu ((, d%b) ". $itin ((, d%b, cangkang deproteinasi) '. $arotenoid (g0g) A. Dla>orant (( protein) ;. *1, >alue
<

$omposisi 5imbah Shrimps& Crabs" A ,-! !, ! & ,"! !,<&&,- !,A2 ;,<2 !,;! 2,!< !,&< &!,&! !,&; -&A,A! ,"! -,"; !,-,A2 B ,;; -2,!; !, !,;" !,!' <!,'; !,<2,'! B <2,-! -<2,2! ,!! -,&! !, ! ,<! B ,&

(Sumber6 Shahidi ed. Shahidi dan )otta, -22&)


- C d%b, dalam satuan berat kering, C tergantung dari bagian cangkang < C *rotein 1fficensi ,atio (estimasi kualitas protein kasar). & C sejenis udang#udangan, " C sejenis kepiting dan rajungan

C. Kitin dan Cara Produksi $itin adalah polimer struktural dari eksoskeleton yang merupakan unit poli#@#asetil#glukosamin yang terikat ikatan -#&#glikosidik menjadi polimer linier yang terdiri dari !!! # <!!! unit ()ough, -2A"). @ama kitin (chitin) berasal dari bahasa Gunani yang artinya HjubahH atau HamplopH. $itin terbentuk dari molekul berantai panjang dengan berat molekul yang besar. Secara struktural,
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-4

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

kitin menyerupai selulosa, kecuali gugus asetamida yang menggantikan gugus hidroksil 7# pada selulosa (?ambar A#-a, A#-b). $araktersitik utama kitin dicirikan oleh sifatnya yang sangat sukar larut dalam air dan beberapa pelarut organik, rendahnya reakti>itas kimia dan sangat hidrofobik. /engan ke#< sifat tersebut, maka penggunaan kitin relatif lebih sedikit dibandingkan kitosan dan deri>atnya. .plikasi kitin yang utama adalah sebagai senya%a pengikat logam dalam instalasi pengolahan air bersih atau limbah, kosmetik, fungisida dan fungistatik penyembuh luka.

?ambar A#-. ?ambar struktur kimia kitin (a) dan selulosa (b) (Sumber 6 5ee dan Tan, !! ) $itin menyusun lebih dari separoh total bahan organik dalam bahan#bahan (struktur) berkitin. $onsentrasi yang lebih tinggi mencapai ;"( terdapat dalam antropoda, cangkang (eksoskeleton) kepiting, udang, dan lobster. telah lama diketahui sebagai sumber bahan dasar untuk produksi kitin. 7angkang kering .rthropoda rata#rata mengandung !(#"!( kitin. Sekalipun dikenal sejumlah sumber kitin, hanya kulit crustacea khususnya udang dan kepiting0rajungan yang telah dimanfaatkan secara komersial ($norr -2;&). $uantitas kitin dalam
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-5

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

cangkang ditentukan oleh spesies, kesegaran cangkang, dan bagian cangkang yang digunakan. Fmumnya cangkang yang mengandung garam kalsium tinggi, kandungan kitinnya rendah. )agian cangkang yang mengandung banyak kitin adalah kaki, celiped, dan ujung capit ( !ecuti"e C#uncil C#mmunicati#ns $ C#nsultati#n %#"ernment #f &e'f#undland $ (abrad#r !!-). *ada tubuh he%an, kitin biasanya berikatan dengan protein, untuk bahan# bahan yang strukturnya keras protein itu tersamak oleh senya%a#senya%a turunan fenolik. /alam dunia tanaman adanya khitin terbatas dalam fungi dan ganggang hijau, semua fungi dengan beberapa pengecualian mengandung khitin dalam dinding#dinding selnya Fntuk memproduksi kitin dan turunannya, banyak hal yang dapat mempengaruhi keberhasilannya antara lain6 (-) jenis bahan baku, ( ) proses ekstraksi kitin (deproteinasi dan demineralisasi), dan (<) proses ekstraksi kitosan (deasetilasi) ($norr,-22-). 9u++arelli (-2;") berpendapat bah%a kitin dan turunannya merupakan biopolimer yang banyak ditemui di alam, dapat diisolasi dengan proses kimia yang cukup sederhana, dan juga juga secara en+imatis. 5ebih lanjut dikatakan .ddison ( !!!) bah%a metode ekstraksi kitin dengan asam0basa kuat pada suhu cukup tinggi merupakan metode kuno, dan kitin yang dihasilkan tidak sebaik ekstraksi dengan cara en+imatis. Isolasi kitin dari kulit udang0rajungan0kepiting biasanya dilakukan dalam < (tiga) tahap. Tahap pertama6 penghilangan mineral (demineralisasi), dilakukan dengan penambahan larutan asam klorida, tujuannya untuk menghilangkan mineral kulit udang (terutama kalsium). .da beberapa peneliti yang menyebut tahap ini sebagai tahap dekalsifikasi. Tahap kedua6 penghilangan protein (deproteinasi), biasanya dilakukan dengan penambahan larutan natrium hidroksida (@aE:), dan pemanasan pada temperatur cukup tinggi. Tahap ketiga6 penghilangan %arna menggunakan larutan oksidator (asam oksalat, kaporit, atau kalium permangkanat0$9nE&). Fntuk tujuan tertentu, penghilangan %arna cukup menggunakan alkohol atau aseton.
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-6

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Setelah melalui ketiga tahap proses tersebut, barulah diperoleh produk kitin. /iperkirakan, dari - kg kulit udang, akan diperoleh rendemen kitin sebanyak !! # "! gram. Fntuk mendapatkan kitosan, kitin yang telah diperoleh kemudian direaksikan dengan larutan @aE: pada pada temperatur I'!o7.

D.

Kitosan dan Cara Produksi

Secara kimia, kitosan adalah kitin yang telah mengalami deasetilasi atau kehilangan gugus asetil yang diganti gugus amina (@: ) (produk deasetilasi kitin) (?ambar A# ). $ualitas dan nilai ekonomi kitin#kitosan ditentukan oleh besarnya derajat deasetilasi, dimana makin tingi derajat deasetilasi, makin tinggi kualitas serta harga jualnya. .danya gugus amina menjadikan kitosan bermuatan parsial positif kuat. :al ini mengakibatkan kitosan dapat larut dalam larutan yang bersifat asam sampai netral. Selain itu, muatan positif tersebut mengakibatkan kitosan dapat menarik senya%a#senya%a yang bermuatan parsial negatif (minyak, lemak, dan protein). Sifat inilah yang menjadikan kitosan memiliki banyak manfaat.

?ambar A# . Struktur kimia kitosan

Sifat biologi kitosan antara lain6 (-) sebagai biokompatibel, artinya sebagai polimer alami yang tidak menimbulkan akibat samping, tidak beracun, tidak dapat dicerna, mudah diuraikan oleh mikroba (biodegradable)3 ( ) dapat berikatan dengan sel mamalia dan mikroba secara agresif3 (<) mampu meningkatkan
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-7

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

pembentukan tulang3 (&) bersifat hemostatik, fungistatik, spermisidal, antitumor, antikolesterol3 serta (") sebagai depresan pada sistem saraf pusat. )erdasarkan sifat#sifat tersebut, kitosan memiliki sifat fisik yang khas yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran, dan serat yang sangat bermanfaat dalam dunia industri. $itin yang diproduksi dapat diolah menjadi kitosan melalui proses deastilasi kitin menggunakan @aE: "!( pada suhu -<! # -"! 7 ()ough, -2A"). Sedangkan :irano (-22') cit Walker (-222), mengatakan bah%a kitosan secara komersial diproduksi menggunakan metode kimia dengan melarutkan kitin dalam &! # &"( larutan @aE:, dan presipitatnya dicuci dengan akuades. Teknis pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut (?ambar A#<a, b, c, d).

D. Pemanfaatan Kitin dan Kitosan Secara kimia%i kitin merupakan polimer (-#&)# #asetamido# #deoksi#)#/# glukosamin yang dapat dicerna oleh mamalia, sedangkan kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dengan menggunakan basa pekat sehingga bahan ini merupakan polimer dari /#glukosamin. *erbedaan antara keduanya berdasarkan kandungan nitrogennya. )ila nitrogen kurang dari A(, maka polimer disebut kitin dan apabila kandungan total nitrogennya lebih dari A( maka disebut kitosan. *roses pembuatan kitin dilakukan dengan cara pengeringan, pengecilan ukuran, pencucian, deproteinisasi dengan &aO). :asilya dapat langsung diolah menjadi kitosan melalui proses deasetilisasi, pencucian, pengeringan, dan penepungan hingga menjadi kitosan bubuk. $itin dan $itosan dapat diterapkan di bidang industri maupun bidang kesehatan. Tahap 1. Analisis proksimat kitin kasar

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-8

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Perebusan Cangkang Udang dan Rajungan

Dicuci bersih

Dikeringkan

Pengeringan dibawah sinar matahari selama 2-3 hari, dilakukan pada jam 9.00 15.00 Penghalusan dilakukan dengan grinder, dilanjutkan dengan blender kering

Dihancurkan

I <" mesh

Penghalusan

Tepung cangkang diayak

Pengayakan tepung dengan ayakan 35 mesh

Analisisi: Kadar abu Kadar -t!tal Kadar air Kadar lemak Kadar kitin kasar

Sampel

?ambar A#<a. .nalisis proksimat kitin kasar cangkang udang dan rajungan

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-9

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Tahap 2: Isolasi dan preparasi kitin cangkang udang dan rajungan (pilihan sampel yang optimal).

#ampel Tepung $itin 2% gr


suhu kamar, "#l $ 0,5 % 1 % 1,5 1&5 'b()*, waktu $ 2 jam% + jam% , jam% - jam. Pen.u.ian setelah demineralisasi / $ 2 kali Pen.u.ian setelah demineralisasi // $ 2 kali Pen.u.ian setelah demineralisasi /// sampai netral

"emineralisasi

!a!l
2

Penyaringan

esidu

Pencucian

Penyaringan

esidu .nalisis6 $adar abu $adar air ,endemen

Pengering-anginan

?ambar A#<b. *roses demineralisasi kitin cangkang udang dan rajungan

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-10

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-11

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Tahap &: "eproteinasi kitin cangkang udang dan rajungan (pilihan sampel yang optimal)

2% gr sampel tepung kitin


suhu mendidih, a0" $ 0,5 % 1 % 1,5 1&5 'b()*, waktu $ + jam% , jam% - jam% 10 jam. 1ambil ditambah a2uadest untuk mempertahankan )!lume sistem

@aE:

"eproteinasi

Diltrat @a#proteinat

Penyaringan

esidu

Pencucian

Pen.u.ian setelah depr!teinasi sampai netral

Penyaringan

esidu

Analisis : $adar @ total $adar air ,endemen

Pengering-anginan

$itin ?ambar A#<c. *roses deproteinasi cangkang udang dan rajungan

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-12

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Tahap ': "easetilasi kitin cangkang udang dan rajungan (sampel ter(aik). $itin
kondisi mendidih, @aE: C "!( -6-! (b0>), %aktu C < jam3 & jam3 " jam3 ' jam3 A jam.

"easetilasi

Penyaringan

esidu

Pencucian

pen.u.ian setelah deasetilasi sampai netral

Penyaringan

esidu

Pengeringan '% ) *% !+ ,-12 jam

Analisisi: /erajat deasetilasi Viscositas

$itosan

?ambar A#<d. *roses deasetilasi kitosan cangkang udang dan rajungan


Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-13

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

1. Industri Tekstil Serat tenun dapat dibuat dari kitin dengan cara membuat suspensi kitin dalam asam f#rmat, kemudian ditambahkan tri*l#r asam asetat dan segera dibekukan pada suhu ! derajat 7 selama & jam. 4ika larutan ini dipintal dan dimasukkan dalam etil asetat maka akan terbentuk serat tenun yang potensial untuk industri tekstil. *ada kerajinan batik, pasta kitosan dapat menggantikan JJmalamJJ ('a!) sebagai media pembatikan. 2. Bidang otografi 4ika kitin dilarutkan dalam larutan dimetilasetamida 5I7I, maka dari larutan ini dapat dibuat film untuk berbagai kegunaan. *ada industri film untuk fotografi, penambahan tembaga kitosan dapat memperbaiki mutu film yaitu untuk meningkatkan fotosensiti>itasnya. !. Bidang Kedokteran"Kesehatan. $itin dan turunannya (karboksimetil#kitin, hidroksietil#kitin dan etil#kitin) dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan benang operasi. )enang operasi ini mempunyai keunggulan dapat diurai dan diserap dalam jaringan tubuh, tidak toksik, dapat disterilisasi dan dapat disimpan lama. $itin dan kitosan dapat digunakan sebagai bahan pemercepat

penyembuhan luka bakar, lebih baik dari yang terbuat dari tulang ra%an. Selain itu juga sebagai bahan pembuatan garam#garam glukosamin yang mempunyai banyak manfaat di bidang kedokteran. 9isalnya untuk menyembuhkan influen+a, radang usus dan sakit tulang. ?lukosamin terasetilasi merupakan bahan antitumor, sedangkan

glukosamin sendiri bersifat toksik terhadap sel#sel tumor sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan kolesterol li>er. $arena kitin tidak dapat

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-14

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

dicerna dalam pencernaan, maka ia berfungsi sebagai dietary fiber yang berguna melancarkan pembuangan sisa#sisa pencernaan. #. Industri ungisida $itosan mempunyai sifat antimikrobia mela%an jamur lebih kuat dari $itin. 4ika kitosan ditambahkan pada tanah, maka akan menstimulir pertumbuhan mikrobia mikrobia yang dapat mengurai jamur. Selain itu kitosan juga dapat disemprotkan langsung pada tanaman. 9isalnya larutan !,&( kitosan jika disemprotkan pada tanaman tomat dapat menghilangkan >irus t#bacc# m#+ai*. $. Industri Kosmetik $ini telah dikembangkan produk baru shampoo kering mengandung kitin yang disuspensi dalam alkohol. Termasuk pembuatan lotion dan shampoo cair yang mengandung !," # ',! ( garam kitosan. Shampoo ini mempunyai kelebihan dapat meningkatkan kekuatan dan berkilaunya rambut, karena adanya interaksi antara polimer tersebut dengan protein rambut. %. Industri Pengolahan Pangan $arena sifat kitin dan kitosan yang dapat mengikat air dan lemak, maka keduanya dapat digunakan sebagai media pe%arnaan makanan. 9ikrokristalin kitin jika ditambahkan pada adonan akan dapat meningkatkan pengembangan >olume roti ta%ar yang dihasilkan. Selain itu juga sebagai pengental dan pembentuk emulsi lebih baik dari pada mikrokristalin sellulosa. *ada pemanasan tinggi kitin akan menghasilkan pyra+ine yang potensial sebagai +at penambah cita rasa. Sifat kitosan dapat bereaksi dengan asam jenis polifenol, maka kitosan sangat cocok untuk menurunkan kadar asam pada buah#buahan, sayuran dan ekstrak kopi. )ahkan terakhir diketahui dapat menjernihkan jus apel lebih baik daripada penggunaan bentonite dan gelatin. $itin dan kitosan tidak beracun sehingga baik untuk kesehatan manusia.
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-15

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

&. Penanganan 'imbah $arena sifat polikationiknya, kitosan dapat dimanfaatkan sebagai agensia penggumpal dalam penanganan limbah terutama limbah berprotein yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. *ada penanganan limbah cair, kitosan sebagai chelating agent yang dapat menyerap logam beracun seperti mercuri, timah, tembaga, pluranium dan uranium dalam perairan dan ntuk mengikat +at %arna tekstil dalam air limbah. Sifat kitosan sebagai polimer alami mempunyai sifat menghambat absorpsi lemak Sifat ini sangat potensial untuk dijadikan obat penurun lemak, penurun kolesterol, pelangsing tubuh atau pencegahan penyakit lainnya. $itosan juga bersifat tidak dicernakan dan tidak diabsorpsi tubuh, sehingga lemak dan kolesterol makanan terikat menjadi bentuk non#absorpsi yang tak berkalori. Tidak seperti serat alam lain, kitosan mempunyai sifat unik karena memberikan daya pengikatan lemak yang sangat tinggi. *ada kondisi normal kitosan mampu menyerap & # " kali lemak dibandingkan serat lain. $apasitas yang tinggi ini diakibatkan gugus kitosan yang relatif bersifat basa dengan adanya gugus amino. Sebagai contoh jumlah lemak yang dieksresi oleh kitosan sekitar "-( sedangkan oleh pektin dan selulosa hanya " B A(. Sifat khas kitosan yang lain adalah kemampuannya untuk menurunkan kandungan 5/5 kolesterol, sekaligus mendorong peningkatan :/5 kolesterol dalam serum darah. )eberapa peneliti senior di negara sakura (4epang) menjuluki kitosan sebagai suatu senya%a yang memiliki +at hipokolesterolmik yang sangat efektif dan reaktif. /engan kata lain, kitosan memiliki kemampuan menurunkan kadar0tingkat kolesterol dalam serum darah dengan efektif, tanpa menimbulkan efek sampingan pada kesehatan manusia.

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-16

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

(. A)likasi Kitosan dalam Pereduksi beban Pen*emaran 'imbah Cair Industri 1. Pre)arasi Sam)el Kitosan dalam Asam Asetat +C,!C--,. Fji reduksi beban pencemaran dilakukan terhadap limbah cair pengolahan ikan segar yang diambil dari S%alayan Indomaret 4l. 4end. Sudirman Gogyakarta. 4enis limbah ini diprediksi mengandung banyak bahan organik (terutama protein) terlarut dan tersuspensi, serta limbah cair penyamakan kulit dari )alai )esar $ulit, $aret dan *lastik ())$$*) Gogyakarta. 9ekanisma preparasi sampel kitosan sebagai agen pereduksi (fl#culati#n agent) beban cemaran limbah cair dilakukan melalui langkah#langkah berikut. a. Siapkan limbah cair pengolahan ikan segar dan penyamakan kulit di gelas beker. *engujian a%al (pra perlakuan) turbidity, TSS, T/S, @#total, p:, 7r serta kecerahan. b. 7ampurkan "! ml larutan kitosan -( dari sampel kitosan perlakuan terbaik (derajad deasetilasi tertinggi) ke dalam "!! ml air limbah. Sampel perlakuan terbaik dari kitosan cangkang udang putih adalah %aktu deproteinasi &" menit dan konsentrasi @aE: <( serta sampel kitosan cangkang rajungan adalah %aktu deproteinasi &" menit dan konsentrasi @aE: &( dengan nilai derajad deasetilasi tertingi. c. .duk larutan air limbah dengan magneti* stirrer, atur kecepatan putar - !! rpm selama -! menit. :asil reaksi kitosan dalam pelarut asam asetat seperti terlihat pada ?ambar A#&. d. /iamkan larutan selama '! menit untuk menunggu pemisahan0 pengendapan padatan. e. *engujian akhir (pasca perlakuan) turbidity (kekeruhan), TSS, T/S, @#total, p:, 7r, dan kecerahan.

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-17

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

f. $alkulasi persentase tingat reduksi beban pencemaran setelah limbah cair diberikan perlakuan kitosan. :asil uji kualitas air limbah segar (pra perlakuan) dan air limbah setelah perlakuan kitosan, serta persentase pereduksi beban pencemaran dapat dilihat pada Tabel A#<a, A#<b serta ?ambar A#'a, A#'b. $itosan merupakan polimer rantai panjang glukosamin, #amino#

deoksiglukosa, memiliki gugus amino dengan muatan ion positif, yang dapat mengikat substansi kimia bermuatan negatif dalam larutan (salah satunya adalah protein). $itosan tidak dapat larut dalam pelarut netral atau alkali serta asam kuat tetapi dapat larut dalam pelarut organik (asam encer). Eleh karena itu kitosan yang digunakan, sebelumnya harus dilarutkan (dicampur) dengan asam asetat (7:<7EE:) encer (.

?ambar A#&. $itosan dilarutkan dalam asam asetat (

2. Tingkat /eduksi Beban Pen*emaran 'imbah Cair )erdasarkan hasil uji kemampuan reduksi kitosan sebagai fl#culati#n agent terhadap beban pencemaran limbah cair pengolahan ikan segar dan limbah cair penyamakan kulit (Tabel A#<a, A#<b serta ?ambar A#"a, A#"b), terlihat bah%a semua parameter beban pencemaran (turbidity, TSS, T/S, @#total, p:, 7r dan kecerahan) mengalami menurunan signifikan.
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-18

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

a. 'imbah *air )engolahan ikan segar. $emampuan reduksi kitosan cangkang udang putih dan cangkang rajungan terhadap beban pencemaran limbah cair pengolahan ikan segar relatif ber>ariasi. @ilai turbidias (kekeruhan) limbah cair ikan segar dengan perlakuan kitosan cangkang udang putih mengalami perubahan -,!&(3 /E C <<!(3 TSS C A, A(3 T/S -',";(3 @#total C <<,<<(3 p: C -2,A ( (Tabel A#<a) dengan tingkat kecerahan cukup tinggi (signifikan) dibandingkan limbah cair pra perlakuan (?ambar A#'a). Sedangkan untuk limbah cair pengolahan ikan segar dengan perlakuan kitosan cangkang rajungan adalah6 turbidity C -A,<<(3 oksigen

terlarut (/E) C <!!(3 TSS C A, A(3 T/S C -,<2( 3 @#total C <,< (3 p: C -2,A ( (Tabel A#<b) dengan tingkat kecerahan cukup tinggi (sangat keruh) dibandingkan limbah cair pra perlakuan kitosan. Tabel A#<a. :asil uji reduksi beban pencemaran limbah cair pengolahan ikan segar dengan kitosan cangkang udang putihK
@o < & " ' A *arameter Turbiditas (ppm) /E (ppm) TSS (ppm) T/S (ppm) @#total (() p: $ecerahan *ra *erlakuan AA,"! !,!! , ! A,2! !,<! A,-! coklat pekat *asca *erlakuan -2,-! <,<! ,!& ',"2 !, ",A! keruh *ersentase *ereduksi (() -,!& <<!,!! A, A -',"; <<,<< -2,A meningkat

$etarangan6 K C limbah hasil pengolahan ikan segar Indomaret Gogyakarta

)erdasarkan Tabel A#<a dan A#<b, terlihat bah%a pemberian kitosan sebagai fl#culati#n agent dapat mereduksi beban pencemaran limbah cair pengolahan ikan segar dan penyamakan kulit secara signifikan. $emampuan pereduksi beban pencemaran dari kedua jenis kitosan ini relatif sama. 9eskipun
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-19

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

demikian, kitosan cangkang udang putih memiliki kemampuan pereduksi relatif lebih tinggi terhadap parameter turbiditas, /E, dan @#total, sedangkan kitosan cangkang rajungan hanya pada parameter TSS dan T/S. Tabel A#<b. :asil uji reduksi beban pencemaran limbah cair pengolahan ikan segar dengan kitosan cangkang rajungan K
@o < & " ' A *arameter Turbiditas (ppm) /E (ppm) TSS (ppm) T/S (ppm) @#total (() p: $ecerahan *ra *erlakuan AA,"! !,!! , ! A,2! !,<! A,-! coklat pekat *asca *erlakuan 2,&! <,!! ,!< ', !, < ".A! keruh *ersentase *ereduksi (() -A,<< <!!,!! A,A -,<2 <,<< -2,A meningkat

$etarangan6 K C limbah hasil pengolahan ikan segar *T. Indomaret Gogyakarta

Pra Perlakuan Kitosan a!

Pasca Perlakuan Kitosan b!

?ambar A#". $ecerahan limbah cair pengolahan ikan segar pra perlakuan (a), dan pasca perlakuan kitosan udang putih dan rajungan (b).

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-20

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

b. 'imbah *air )en0amakan kulit $emampuan reduksi kitosan cangkang udang putih dan cangkang rajungan terhadap beban cemaran limbah cair penyamakan kulit relatif ber>ariasi, seperti halnya limbah cair pengolahan ikan segar. @ilai turbiditas0kekeruhan limbah cair dengan perlakuan kitosan cangkang udang putih mengalami penurunan &&,"&(3 /E C -!!(3 TSS C "-,;A(3 T/S -",!"(3 @#total C <,!;(3 p: C -!,'-( 3 7r C ;","&( dengan nilai kecerahan cukup tinggi (jernih kehijauan) dibandingkan limbah cair pra perlakuan (?ambar A#'b). Sedangkan dengan perlakuan kitosan cangkang rajungan, perubahan masing#masing adalah6 turbidity C < ,<&( 3 /E C -!!(3 TSS C <<,'2(3 T/S C <<,;!( 3 @#total C A,'2(3 p: C - ,- (, 7r C A!,2;( dengan kecerahan cukup tinggi (jernih kehijauan) dibandingkan kondisi limbah cair pra perlakuan. )erdasarkan Tabel A#&a dan A#&b, terlihat jelas bah%a pemberian kitosan sebagai fl#culati#n agent, juga dapat mereduksi beban pencemaran limbah cair pengolahan ikan segar dan penyamakan kulit secara signifikan. $emampuan pereduksi beban pencemaran dari kedua jenis kitosan ini relatif sama, namun demikian kitosan cangkang udang putih memiliki kemampuan pereduksi relatif lebih besar. :al ini seperti terlihat pada kemampuan pereduksi pada parameter turbiditas, /E, TSS, @#total, dan 7r, sedangkan kitosan cangkang rajungan hanya pada parameter T/S. @ilai kecerahan limbah cair industri penyamakan kulit setelah diberikan perlakuan kitosan cangkang udang putih dan rajungan, ternyata lebih tinggi dibandingkan kecerahan limbah cair industri pengolahan ikan segar (lihat ?ambar A#'a dan A#'b). :al ini dapat dibuktikan dengan besarnya reduksi beban pencemaran parameter TSS dan T/S sebagai indikator utama kekeruhan badan air. Semakin banyak partikel TSS dan T/S yang tereduksi, semakin tinggi tingkat kecerahan air limbah yang dihasilkan, dan berkorelasi positif dengan semakin banyak oksigen terlarut dalam badan air. Hal. 2-21

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

Tabel A#&a. :asil uji reduksi beban pencemaran limbah cair penyamakan kulit dengan kitosan cangkang udang putihK
-o < & " ' A ; Parameter Turbiditas (ppm) /E (ppm) TSS (ppm) T/S (ppm) @#total (() p: $rom (7r, ppm) $ecerahan Pra Perlakuan <&<," !,!! -,;A <-,<! !,-< ','! ; ,<! coklat pekat Pasca Perlakuan -2!." -,!! !,2! ',"2 !,-! ",2! --,2! jernih kehijauan Persentase Pereduksi (.) &&,"& -!!,!! "-,;A -",!" <,!; -!,';","& meningkat

$eterangan K C limbah cair penyamakan kulit ))$$* Gogyakarta

Tabel A#&b. :asil uji reduksi beban pencemaran limbah cair penyamakan kulit dengan kitosan cangkang rajungan
-o < & " ' A ; Parameter Turbiditas (ppm) /E (ppm) TSS (ppm) T/S (ppm) @#total (() p: $rom (7r, ppm) $ecerahan Pra Perlakuan <&<," !,!! -.;A <-,<! !,-< ','! ; ,<! coklat pekat Pasca Perlakuan < ,&! -,!! -, & !,A !,",;! <,2! jernih kehijauan Persentase Pereduksi (.) < ,<& -!!,!! <<,'2 <<,;! A,'2 - ,A!,2' meningkat

!. 1ekanisme Pereduksi Beban Pen*emaran 'imbah Cair 5imbah cair hasil buangan proses produksi (akti>itas manusia dan industri) banyak mengandung nutrien (protein, lemak, karbohidrat) dan logam berat, yang sifatnya mudah terurai (bi#degradable p#llutan) maupun sukar terurai (n#n bi#degradable p#llutan). *olutan dalam limbah cair pada umumnya bersifat Hal. 2-22

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

koloid dengan ukuran partikel sangat kecil dan sukar mengendap. )anyaknya partikel koloid ini menimbulkan kekeruhan badan air. $arakteristik limbah cair organik dan anorganik adalah menimbulkan bau tidak sedap, oksigen terlarut rendah, )E/ tinggi, dengan nutrien0kesuburan tinggi (Sahuba%a, dan penyamakan kulit yang tereduksi masing#masing mencapai ,#tal -is#l"e S#lid (T/S) mencapai -,<2( dan <<,;!(. !!"). )erdasarkan hasil analisis, persentase protein air limbah pengolahan ikan segar <,<<( dan <,!;(. ,#tal Suspended S#lid (TSS) tereduksi sampai A,A ( dan "-,;A(, serta

Pra Perlakuan a!

Pasca Perlakuan Kitosan b!

?ambar A#'. $ecerahan limbah cair penyamakan kulit pra perlakuan (a), dan pasca perlakuan dengan kitosan udang putih dan rajungan (b). /alam limbah cair industri, partikel#partikel protein bersifat tersuspensi dan tidak dapat terendapkan akan menimbulkan kekeruhan. *artikel#partikel protein tersebut terlalu kecil untuk mengendap dalam suatu periode %aktu tertentu dan terlalu kecil untuk dapat tersaring. 9enurut Water Specialist Technologies 557 ( !!<), partikel#partikel protein bersifat stabil atau tetap melayang dalam air limbah karena sifat partikel yang saling tolak#menolak. *ada dasarnya proses reduksi beban pencemaran limbah cair mele%ati < (tiga) tahap, yaitu6 (-) koagulasi0destabilisasi, ( ) flokulasi, dan (<) sedimentasi. Tahap koagulasi0
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-23

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

destabilisasi partikel terjadi ketika kitosan sebagai koagulan bereaksi dengan partikel di dalam air limbah. $itosan adalah senya%a yang memiliki gugus amina (@: ), bersifat elektrolit dan dapat mengikat partikel negatif, salah satunya adalah gugus fungsional protein. Sifat ini ditimbulkan oleh adanya gugus amina (@: ) pada rantai 7 nomor yang mempunyai pasangan elektron bebas reaktif (?ambar A#A). /alam reaksi ini pasangan elektron bebas gugus amino pada unit glukosamin kitosan berperan sebagai penerima proton, sehingga gugus amino menjadi bermuatan positif (Wintero%d and Standford, -22"). .danya proton (:L) akan berikatan secara koordinasi dengan amina membentuk gugus amino (@: <L) yang bersifat ionik. ?ugus @:<L akan mengakibatkan polimer kitosan memiliki sifat reaktif terhadap senya%a yang bermuatan negatif. Semakin banyak gugus amino yang terbentuk, semakin besar kemapuan kitosan dalam mengikat partikel#partikel tersuspensi sehingga dapat menghasilkan limbah cair yang lebih jernih (lihat ?ambar A#'a dan A#'b).

?ambar A#A. ,eaksi $oagulasi *rotein oleh $itosan 9ekanisme penjernihan ini disebabkan oleh adanya proses koagulasi dan flokulasi protein oleh senya%a koagulan (kitosan). .dapun proses koagulasi menurut Water Specialist Technologies 557 ( !!<) adalah proses destabilisasi
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-24

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

partikel protein yang terlarut dalam air limbah oleh reaksi netralisasi dengan menambahkan kitosan (koagulan kationik). $itosan memiliki muatan positif yang dapat mengikat muatan negatif yang dimiliki protein. /alam proses ini terjadi pengikatan gugus fungsional protein dengan kitosan dalam limbah cair menjadi kumpulan partikel protein (fl#cs). /alam proses koagulasi, penambahan kitosan ke dalam limbah cair adalah untuk mengurangi muatan negatif pada partikel#partikel protein hingga mencapai suatu titik dimana partikel tersebut tidak saling tolak#menolak. 9enurut :ammer (-2;'), faktor penentu keberhasilan poses ini adalah pengadukan secara cepat dan kontinu supaya dosis koagulan yang diberikan akan efektif dalam berikatan. *ada proses flokulasi, faktor %aktu sangat penting terhadap efisiensi pengendapan partikel protein. /alam proses ini, partikel#pertikel protein diharapkan dapat beraglomerasi menjadi fl#cs partikel protein besar yang dapat mengendap. *engadukan yang *uku) *e)at dapat membantu fl#cs saling berdekatan dan cepat bereaksi, sedangkan pengadukan yang terlalu *e)at dan lama akan dapat memecah fl#c partikel menjadi lebih kecil dan akhirnya terdispersi kembali dalam air limbah. *roses penggabungan antara fl#c-fl#c protein, akan membentuk masa partikel yang lebih besar dan mengendap di dasar perairan (aglomerasi). *roses pengadukan limbah cair mengunakan alat magneti* stirrer dengan kecepatan -'!! rpm selama -! menit, dengan tujuan membantu kontak antar fl#c kecil protein untuk dapat beraglomerasi menjadi partikel yang lebih besar. Selanjutnya larutan air limbah didiamkan selama '! menit, sehingga masa partikel protein tersebut akan mengendap. *roses pengikatan protein oleh kitosan dalam limbah cair pada dasarnya sama dengan mekanisme koagulasi partikel koloid limbah cair yang menggunakan koagulan kimia (?ambar A#;) (:ammer, -2;'). 5arutan protein dalam limbah cair membentuk sistem koloid, dimana partikel larutan berada pada fase +at terlarut
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-25

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

yang terpisah dengan fase medium pelarutnya ()ird, -2;A). Sifat koloidal larutan erat kaitannya dengan proses koagulasi dan flokulasi sebagai tahapan dalam proses penanganan limbah cair. *artikel#partikel koloid yang tidak dapat, akan menimbulkan kekeruhan badan air. 5arutan protein dalam air limbah bersifat koloid yang memiliki karakter khusus yaitu tidak dapat mengendap dan tetap stabil dalam air. *roses pengikatan protein oleh kitosan dikarenakan oleh perubahan stabilitas partikel protein dalam air limbah. .danya gaya tolak#menolak antar partikel mengakibatkan partikel protein tetap stabil dalam air limbah (?ambar A# 2a). 9enurut teori /erjaguin, 5andau, Ver%ey dan E>erbeek (/5VE), kestabilan partikel koloid dalam air terjadi karena perubahan energi yang berlangsung ketika dua partikel koloid saling berdekatan ()ird, -2;A). Teori ini memperkirakan peranan gaya tarik#menarik (gaya .an -er /alls) dan tolak#menolak (tumpangtindih) lapisan ganda elektrik antara partikel.

c a b

?ambar A#;. ?aya tarik dan tolak menolak antar partikel koloid dalam air limbah (a), destabilisasi partikel koloid dan flokukasi, (b) sedimentasi dan aglomerasi masa partikel koloid (c).

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-26

BAHAN AJAR Manajemen Limbah Industri Perikanan

*enambahan kitosan (sifat koagulan) sebagai senya%a elektrolit akan memperbesar gaya tarik#menarik sehingga memperkecil jarak antarpartikel bermuatan. *eningkatan konsentrasi senya%a elektrolit akan memperkecil gaya tolak#menolak antarpartikel dan pada konsentrasi tertentu gaya ini akan hilang. :ilangnya gaya tolak#menolak menjadikan jarak antar partikel semakin dekat sehingga partikel saling menyatu (berikatan) (?ambar A#2b). *artikel#partikel yang menyatu, selanjutnya membentuk kelompok partikel besar yang mengendap di dasar perairan membetuk aglomerasi (:ammer, -2;'). )erdasarkan hasil analisis, kemampuan reduksi krom air limbah penyamakan kulit dengan kitosan cangkang udang putih mencapai A!,2'(. *roses ini merupakan hasil pengikatan gugus amino#kitosan dengan logam berat (krom). ?ugus amina (@: ) pada kitosan akan berikatan dengan logam berat 7r melalui ikatan koordinasi membentuk senya%a kompleks heksamin krom (III), dengan penggunaan bersama pasangan elektron bebas pada gugus amina (@: ) (*ersamaan A#-). ' #@: L 7r <L M7r (# @: )' N <L (A#-)

Senya%a kompleks yang terbentuk terdiri dari ion krom (7r<L) sebagai ion pusat dan molekul amina (#@: ). Senya%a yang terbentuk merupakan senya%a kompleks hasil kelasi yang mempunyai ukuran dan masa partikel lebih besar dari keadaan sebelumnya. 9enurut *ark dkk. (-2;&) dalam Sormin dkk. ( !!-), reaksi pengikatan logam berat oleh kitosan merupakan suatu proses kelasi (chelati#n), dimana kitosan memiliki sifat berbeda dibandingkan polisakarida lain dalam bereaksi dengan kation multi>alen atau bi>alen. 9enurut *utriasih ( !!&), gugus amina pada kitosan memiliki pasangan elektron bebas sebagai basa le%is yang berfungsi sebagai donor elektron. 1lektron bebas inilah yang digunakan untuk berikatan bersama logam membentuk senya%a kompleks.

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM

Hal. 2-27

Anda mungkin juga menyukai