Anda di halaman 1dari 14

Another mortality ?

what a shame
1. MMR = maternal mortility rate is the number maternal death during pregnancy /
100.000 live birth / years.
There are 42 days after partus termination
2. Demographic
ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik tentang besar,
struktur, komposisi dan distribusi penduduk, dan perubahan-
perubahannya sepanjang masa melelui bekerjanya lima komponen
demografi yaitu kelahiran (fertilitas), perkawinan, kematian (mortalitas),
migrasi, dan mobilitas social.
(Buku Pintar kependudukan, Dr Sudjarwo)

3. MDG= Millenium Development Goal, there are point about goal to Indonesian
program to 2015. Not only in Indonesia but various nations, 8 points.



1. Definition of mortality?
(Budi Utomo,1985) Mati adalah peristiwa hilangnya semua tanda2 kehidupan
secara permanen, yang biasanya terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
Mantra, Ida Bagoes.2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar Offset,
Yogyakarta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai
suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

2. Cause of mortality?
a. Faktor umum
Masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan di luar kurun waktu
reproduksi ynag sehat, terutam pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok
umur di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3xlebih tinggi dari kelompok
umur reproduksi sehat (20-34 tahun)




b. Factor paritas
Grandmultipara, yaitu ibu dengan jumlah kehamilan dan persalinan lebih dari 6
kali masih banyak terdapat. Risiko kematian maternal dari golongan ini 8 kali
lebih tinggi dari lainnya
c. Factor perawatan antenatal
Masih rendahnya kesadaran ibu-ibu hamil untuk memeriksa kandungannya pada
sarana kesehatan, sehingga factor-faktor yang sesungguhnya dapat dicegah atau
komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta diobati tidak segera dapat
ditangani. Seringkali mereka dating setelah keadaannya buruk
d. Factor penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak, baru setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju serta disertai gejala komplikasi yang
berat (infeksi, rupture uteri) kemudian dikirim ke fasilitas kebidanan yang
memadai. Bila sudah demikian, apapun yang kita usahakan kadang kala tidak
dapat menolong ibu maupun anaknya
e. Factor sarana dan fasilitas
Misalnya sarana fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat2an yang merah
dan terjangkau oleh masyarakt, desediakannya fasilitas anastesi, transportasi dan
sebagainya
f. Factor lainnya
Yaitu factor sosia ekonomi, kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan
ketidaktahuan, dan sebagainya
g. Factor system rujukan
Agar supaya pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan
seorang ahli kebidanan disetiap ibukota kabupaten, namun belum seluruh ibukota
kabupaten dapat diisi, oleh karena itu rujukan kasus kebidanan belum sempurna
Sinopsis Obstetri jilid 2, EGC


1. Perdarahan (42%)
2. Eklampsi/Preeklampsi (13%)
3. Abortus (11%)
4. Infeksi (10%)
5. Partus lama/persalinan macet (9%)
6. Penyebab lain (15%)
Sumber :

(SDKI 2012)

3. Influence factor of Mortality?
Factor-faktor yang mempengaruhi mortalitas :
1. Status perkawinan
Mortalitas penduduk yang sudah menikah ternyata lebih rendah dibandingkan
dengan yang belum menikah, dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada
wanita. Hal ini sebagain disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya
mensyaratkan orang-orang yang sehat, maupun karena perbedaan kebiasaan
dan kondisi hidup.
2. Tempat tinggal
Mortalitas di daerah pedesaan pada umumnya lebih rendah dibandingkan di
daerah kota, tetapi sekarang perbedaan tersebut sudah berkurang. Beberapa
penyakit menyerang daerah iklim panas, dan ada juga yang melanda tempat-
tempat yang dingin; akibatnya perbedaan iklim dapat juga menjadi faktor
penyebab kematian. Atas dasar alasan ini juga di tempat tinggal yang sama
dapat terjadi fluktuasi mortalitas musiman.
3. Cara hidup
Pada umumnya apabila kondisi sosial semakin memuaskan ( diukur dari segi
kualitas perumahan, kebersihan, pelayanan kesehatan, dan lain-lain ), angka
kematian akan menurun. Kebiasaan hidup, misalnya merokok, makan dan
minum, dapat juga mempengaruhi mortalitas.
4. Faktor genetik
Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi
lain; dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para
keluarga harus berusaha memperpanjang masa kehidupan. Walaupun jumlah
penyakit seperti itu tidak begitu banyak, dan pengaruhnya terhadap mortalitas
dirasakan tidak menentu. Dengan demikian dewasa ini perbedaan keturunan
secara komparatif dianggap tidak berarti.
Sumber : Teknik Demografi, PT Bina Aksara



Faktor Memperngaruhi Populasi
a. Faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman topografi yang relative landai
menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat.
b. Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber daya
alam, tersedianya lapangan kerja.
c. Faktor sosial budaya, yang termasuk factor sosial budaya adalah kesempatan untu
meneruskan pendidikan, keterbukaan masyarakat. Selain itu daerah yang relative
aman akan selalu jadi pemukiman yang padat.
Sumber : Saraswati, Mila., Widaningsih, Ida. 2008. Be smart ilmu pengethuan
sosial. Jakarta : Grafindo.


4. Purpose of demographic?
Tujuan dan Manfaat Demografi
Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok,
yaitu:
a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
b. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan
persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan
bermacam-macam aspek organisasi sosial.
d. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:
a. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan,
kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang
dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan
komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang.
b. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat
perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
c. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-rata
penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup
sesorang di negara yang bersangkutan
d. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari
ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor
pertanian, industri dan jasa.
Sumber : Lembaga Demografi FE UI. 2007. Dasar-dasar Demografi. Jakarta :
Lembaga Penerbit FE UI.

5. Component of demographic and non-
demographic?

komponen demografi yaitu :
- kelahiran (fertilitas),
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah Kemampuan rill seorang
wanita untuk melahirkan. (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI
Dasar- Dasar Demografi : 7).
- Proses lahirnya seorang bayi dari rahim perempuan dengan adanya
tanda2 kehidupan, seperti bernafas, bergerak, menangis, dsb....atau
kemampuan wujud reproduksi aktual dari seorang wanita atau individu

- kematian (mortalitas),
Mortalitas atau kematian adalah Peristiwa menghilangnya semua tanda
tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup. ( Ida Bagoes Mantra , Demografi Umum , 2000 :
115).

- perkawinan,
Perkawinan merubah status seseorang dari bujangan atau janda/duda
menjadi berstatus kawin.
Dalam demografi status perkawinan penduduk dapat dibedakan menjadi
status belum pernah menikah, menikah, pisah atau cerai, janda atau
duda.
Di daerah dimana pemakaian KB rendah, rata-rata umur penduduk saat
menikah pertama kali serta lamanya seseorang dalam status perkawinan
akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat fertilitas. Usia kawin dini
menjadi perhatian penentu kebijakan serta perencana program karena
berisiko tinggi terhadap kegagalan perkawinan, kehamilan usia muda
yang berisiko kematian maternal, serta risiko tidak siap mental untuk
membina perkawinan dan menjadi orangtua yang bertanggung jawab.

- migrasi
- Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
disuatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara
ataupun batas administrative / batas bagian dalam suatu negara.
- Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan penduduk yang
relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain . (Lembaga
Demografi Fakultas Ekonomi UI Dasar-Dasar Demografi : 9).
- mobilitas sosial.
perpindahan status seseorang atau kelompok dari satu kedudukan ke
kedudukan lain.
Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu
dari tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat
menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Komponen ini bersama
dengan kelahiran dan kematian mempengaruhi dinamika penduduk di
suatu wilayah seperti jumlah, komposisi, dan distribusi keruangan.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama
terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata,
adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk
melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan
pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasi
pembangunan.

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang
bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk
berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau
tidak menetap.
Faktor pendorong mobilitas sosial :
a. perubahan kondisi sosial
b. ekspansi teritorial (perluasan daerah)
c. pembagian kerja
d. situasi politik

Faktor penghambat mobilitas sosial :
a. tingkat pendidikan yang rendah
b. sudah puas dengan apa yang dimiliki
c. diskriminasi kelas
d. kemiskinan
http://www.scribd.com/doc/47441946/Demografi-Indonesia dan
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/

6. Source of demographic mortality?

a. Registrasi penduduk
Cara pengumpulannya prospektif, yaitu pencatatan yang kontinyu terhadap tiap
tiap peristiwa kematian.
b. Penelitian (survei)
Biasanya penelitian kematian penduduk ini dijadikan satu dengan penelitian
kelahiran (fertilitas) yang disebut dengan penelitian statistic vital.
c. Sensus penduduk
Dalam sensus penduduk, mengenai kelahiran dan kematian penduduk, ditanyakan
jumlah perempuan yang pernah kawin menurut umur, jumlah anak yang
dilahirkan hidup, jumlah anak yang meninggal dan jumlah anak yang masih
hidup. Dari informasi diatas dibuatlah perkiraan (estimasi) mengenai tingkat
kematian bayi, dan tingkat kematian anak.
Sumber : Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph. D. Demografi Umum. Edisi Kedua.
Pustaka Pelajar

7. Indicator of mortality?
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Didefinisikan sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000
penduduk pada pertengahan tahun.
Rumus :
D
Tingkat Kematian Kasar (CDR) = X k
Pm
Keterangan :
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu ( dari hasil registerasi penduduk )
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun ( pada bulan juni /juli )
K = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000

b. Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific death Rate )
Rumus :
Jumlah kematian penduduk
Kelompok umur i
Tingkat Kematian Menurut Umur I = X 1000
Jumlah penduduk kelompok
Umur i pada pertengahan tahun
Manfaat ASDR:
o Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan
masyarakat, dengan melihat kematian tertinggi pada golongan
umur. Misal, bila tingkat kematian tertinggi pada golongan umur
bayi dan anak <5 thnkeadaan kesehatan masyarakat masih
kurang.
Bila tingkat kematian tertinggi di golongan usia lanjutkondisi
kesehatan masyarakat baik
Bila tingkat kematian tertinggi di golongan usia
produktifmenggambarkan kondisi ekonomi karena rasio
ketergantungan yang tinggi
o Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai
wilayah
o Untuk menghitung rata-rata harapan hidup


c. Tingkat Kematian Bayi (Infant Death Rate)
Rumus :
Jumlah kematian bayi umur 0-1 thn pada
Tahun tertentu
Tingkat Kematian Bayi = X 1000
Jumlah kelahiran hidup pada
Tahun tertentu

d. Tingkat kematian anak jumlah kematian anak berumur 1-4
th
selama 1
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun.

e. Tingkat kematian anak di bawah lima tahun(Balita) jumlah kematian
anak usia di bawah lima tahun selama 1 tahun per 1000 anak usia yang sama
(0-4)tahun pada pertengahan tahun.

Sumber : Mantra, Ida Bagoes.2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar Offset,
Yogyakarta.


8. Why does MMR developing regions was 15
times higher than in developed regions?

Pengaruh kesehatan terhadap mortalitas
Angka kematian merupakan barometer status kesehatan, terutama kematian ibu dan
kematian bayi. Tingginya angka kematian tersebut menunjukkan rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang dihadapi
berbagai negara di dunia terutama negara ASEAN seperti Indonesia,
Thailand, Malaysia dan Fhilipina
Oleh karena itu upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap
merupakan salah satu prioritas utama dalam penanganan bidang kesehatan.
Penyebab kematian ibu selain karena perdarahan, preeklamsia/eklamsia adalah
tingginya paritas pada seorang ibu, yang diikuti rendahnya akses terhadap
pelayanan kesehatan.
Sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35039/5/Chapter%20I.pdf

Akibat kepadatan penduduk
a. Ketersediaan Air Bersih
Air merupakan sumber kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri
atas air. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar
manfaatnya bagi manusia. Selain minum, air juga diperlukan untuk menjaga
kebersihan pakaian, badan, dan lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan temak
juga memerlukan air, begitu pula pemrosesan barang-barang produksi maupun
industri. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan
air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan
Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk. Akan
tetapi, makin padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan makin
berkurang.

b. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya
jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin
banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan.

c. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk
tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan
sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering
dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun
hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak
lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi
peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kepadatan penduduk.

d. Ketersediaan Udara Bersih
Di daerah padat penduduk seperti di perkotaan, jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Gas sisa pembakaran kendaraan bermotor menyebabkan pencemaran
udara. Pencemaran udara banyak mengakibatkan gangguan kesehatan. Manusia
dan makhluk hidup memerlukan udara sehat, yaitu udara yang tidak mengandung
un sur pencemar, misalnya gas karbon monoksida dan karbon dioksida yang
jumlahnya melebihi normal

e. Pencemaran Lingkungan
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan
dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan
bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan
lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk
memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat
transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.

f. Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia terhadap Pendidikan
Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan akan terus meningkat apabila jumlah
penduduk usia muda terus bertambah. Kemampuan menyediakan sarana dan
prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk pendidikan makin kecil. Apabila
suatu negara tidak mampu mencukupi dan menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah. Pada
gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat tetap rendah. Rendahnya
tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam rnenghasilkan barang dan
jasa.
Sumber : Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005. BKKBN, 1999.
Kependudukan KB dan KI A. Bandung, Balai Litbang.


9. Point of MDG? (related to scenario ya)
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang
berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan perempuan
mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di
bawah 5 tahun
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target:
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam
kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber
daya lingkungan
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah
orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di
daerah kumuh
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan
yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk
komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan
pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang,
dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan
kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka;
meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang
besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan
pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi
kemiskinan.
Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang
negara-negara berkembang.
Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan
masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk
membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda
Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat
penting yang terjangkau dalam negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan
keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.

10. Purpose of MDG?
Sama dengan diatas

11. How to solve the problem of mortality in
developing regions?

Beberapa Program Inovatif untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu yang
pernah dilaksanakan pada daerah tertentu adalah
a. Tahun 1996 s/d sekarang:Gerakan Sayang Ibu /GSI (Depkes-Depdagri)
b. Tahun 1994 s/d sekarang: Buku KIA (JICA)
c. Tahun 1996 s/d sekarang: Kangoro Mother Care /KMC (PERINASIA)
d. Tahun 1998-2004: Safe Motherhood:Partnership Family Approach (World
Bank)
e. Tahun 2000-2003: Awal Sehat untuk Hidup Sehat /ASUH (PATH-USAID)
f. Tahun 2002-Juni 2006:Women Health and Family Welfare (AusAid)
g. Tahun 2004 s/d sekarang :Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja /PIK-KRR (BKKBN)

Selain itu penurunan angka kematian ibu dapat dilaksanakan melalui beberapa fase
atau tahapan yaitu
a. Pada masa sebelum masa kehamilan, yaitu perilaku sehat termasuk nutrisi,
aktivitas fisik, perawatan sebelum konsepsi, menghindari substansi yang
membahayakan alat reproduksi
b. Perencanaan masa kehamilan, yaitu dengan perawatan kehamilan awal yang
berkualitas, pengetahuan gejala dan timbulnya tanda munculnya masalah
c. Pada masa persalinan yaitu melakukan persalinan yang sehat, persalinan disaat
yang tepat dengan intervensi minimal, serta bantuan pada pasca persalinan yang
disertai penyuluhan serta pemeliharaan kualitas kesehatan lingkungan.
Sumber : Fatturahman & Agus Dwi Yanto, Reorientasi Kebijakan
Kependudukan, E-book Online, 2010

Strategi dan usaha untuk mendukung upaya penurunan kematian bayi dan balita
antara lain adalah meningkatkan kebersihan (hygiene) dan sanitasi di tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat melalui
penyediaan air bersih,
meningkatkan perilaku hidup sehat
kepedulian terhadap kelangsungan dan perkembangan dini anak;
pemberantasan penyakit menular,
meningkatkan cakupan imunisasi
meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi
dan ibu,
menanggulangi gizi buruk, kurang energi kronik dan anemi, serta promosi
pemberian ASI ekslusif dan pemantauan pertumbuhan.
Jaring Pengaman Sosial antara lain dengan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
gratis bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi untuk keluarga miskin, serta
bantuan pembangunan sarana kesehatan
Sumber : Fatturahman & Agus Dwi Yanto, Reorientasi Kebijakan
Kependudukan, E-book Online, 2010

Program Pembangunan Nasional. Selama ini upaya penurunan angka kematian bayi
dan balita merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan. Dalam
dokumen Propenas 20002004, upaya-upaya ini termasuk dalam tiga program
kesehatan nasional, yaitu:
Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat;
Program Upaya Kesehatan; serta
Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

Strategi dan usaha untuk mendukung upaya penurunan kematian bayi dan balita
antara lain adalah meningkatkan kebersihan (hygiene) dan sanitasi di tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat melalui
penyediaan air bersih,
meningkatkan perilaku hidup sehat
kepedulian terhadap kelangsungan dan perkembangan dini anak;
pemberantasan penyakit menular,
meningkatkan cakupan imunisasi
meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi
dan ibu,
menanggulangi gizi buruk, kurang energi kronik dan anemi, serta promosi
pemberian ASI ekslusif dan pemantauan pertumbuhan.
Jaring Pengaman Sosial antara lain dengan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
gratis bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi untuk keluarga miskin, serta
bantuan pembangunan sarana kesehatan.

Peraturan perundangan
Dengan ditetapkannya UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
kesempatan anak Indonesia untuk hidup sehat, tumbuh, dan berkembang secara
optimal menjadi semakin terbuka.
Dalam undang-undang itu dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental
spiritual, dan sosial.
Program Nasional bagi Anak Indonesia. Merujuk pada kebijakan umum
pembangunan kesehatan nasional, upaya penurunan angka kematian bayi dan balita
merupakan bagian penting dalam Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI)
yang antara lain dijabarkan dalam Visi Anak Indonesia 2015 untuk menuju anak
Indonesia yang sehat. Strategi nasional bagi upaya penurunan kematian bayi dan
balita adalah
pemberdayaan keluarga,
pemberdayan masyarakat,
meningkatkan kerja sama dan kordinasi lintas sektor, dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak yang komprehensif dan
berkualitas
http://www.bappenas.go.id/index.php

Anda mungkin juga menyukai