Anda di halaman 1dari 15

LINGKUNGAN HIDUP

1. Arti Lingkungan Hidup


Manusia hidup dibumi tidak sendirian, melainkan bersama dengan yang lainnya,
yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar
kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan
hidup manusia itu terkait erat dengan meraka. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan
jasad renik menempati ruang tertentu. Selain mahluk hidup, dalam ruang itu terdapat
juga benda tak hidup, seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap
dan cair serta tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu mahluk hidup bersama dengan
benda hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup.
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam factor. Pertama, oleh
jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut. Kedua,
hubunganya atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup itu. Ketiga, kelakuan
atau kondisi unsur lingkungan hidup. Keempat, factor non-materil seperti suhu, cahaya
dan kebisingan. Kita dapat dengan mudah merasakan ini. Suatu lingkungan yang panas,
silau dan bising sangatlah berbeda dengan lingkungan yang sejuk, cahaya yang cukup,
tapi tidak silau dan tenang.
Manusia berinteraksi dengan lingkungn hidupnya, ia mempengaruhi dan
dipengaruhi lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan
hidupnya. Manusia seperti ini adanya, yang disebut fenotipe, yaitu perwujudan yang
dihasilkan oleh interaksi sifat keturunannya dengan factor lingkungan. Sifat keturunan
yang terkandung didalam gen yang merupakan bagian kromosom di dalam masing-
masing sel tubuh yang menentukan potensi perwujudan manusia, yaitu genotipenya.
Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya tidaklah sesederhana seperti yang
diuraikan, melainkan komplek, karena pada umumnya dalam lingkungan hidup itu
terdapat banyak unsur. Pengaruh terhadap suatu unsur akan merambat pada unsur lain,
sehingga pengaruhnya terhadap manusia sering tidak dapat dengan segera terlihat dan
terasakan.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai
dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik
sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.

2. Mutu Lingkungan Hidup
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar
dan pedoman untuk mencapai tujuan penglolaan lingkungan. Mutu lingkungan dikaitkan
dengan masalah lingkungan, misalnya pencemaran, erosi dan banjir. Oleh karena itu
penglolaan lingkungan bersifat holistic, yaitu memandang keseluruhannya sebagai suatu
kesatuan. Sehingga mutu lingkungan dapatlah diartikan sebagai derajat pemenuhan
kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut. Makin tinggi derajat pemenuhan
kebutuhan dasar itu, makin tinggi pula mutu lingkungan dan sebaliknya.

3. Lingkungan Hidup Sebagai Sumberdaya
Mutu lingkungan berkaitan dengan derajat pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga
lingkungan itu merupakan sumberdaya. Dari lingkungan, kita mendapatkan unsur-unsur
yang kita perlukan untuk produksi dan konsumsi. Sebagian besar sumberdaya itu milik
perorangan dan badan tertentu, misalnya lahan, dan sepetak hutan dan sebagian lagi
milik umum, misalnya udara, air, pantai, laut dan ikan laut.
Air adalah factor lain yang kita perlukan untuk berproduksi, misalnya pertanian,
perikanan, dan perternakan. Pabrik juga memerlukan air untuk memproses bahan baku
menjadi bahan jadi. Sumberdaya milik umum mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari
modal yang biasa kita kenal dalam perusahaan yang dimilki secara pribadi atau badan
tertentu. Karena milik umum orang dapat menggunakannya tanpa pungutan bayaran atau
hanya dengan pungutan yang ringan. Misalnya orang dapat menghirup udara untuk
bernafas atau menggunakan udara untuk membakar bahan bakar mesin dan mengakut
limbah tanpa bayaran. Apabila ikan laut dieksploatasi, laut itu mepunyai daya regenerasi.
Akan tetapi sumberdaya mempunyai daya regenerasi dan asmilasi yang terbatas.
Selama eksploitasi atau permintaan pelayanan ada di bawah batas daya regenerasi atau
asmilasi, sumberdaya terperbarui itu dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila
batas itu dilampaui, sumber daya itu akan mengalami kerusakan dan fungsi sumber daya
itu sebagai factor produksi dan konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami
gangguan. Sumberdaya lingkungan milik umum dapat digunakan untuk bermacam
peruntukan secara simultan, tanpa suatu peruntukan mengurangi manfaat yang dapat
diambil dari peruntukan lain sumberdaya yang sama. Akan tetapi apabila pemanfaatan
untuk suatu peruntukan melampaui batas daya regenerasi atau asmilasi sumberdaya,
peruntukan itu sendiri akan menderita. Misalnya, pembuangan limbah yang melampaui
batas daya asmilasi sungai, akan mengganggu atau bahkan merusak air untuk proses
produksi pabrik, produksi ikan dan keperluan rumah tangga.
Pembuangan limbah ke udara dan perairan juga terus bertambah. Di banyak
tempat telah Nampak gejala-gejala bahwa daya udara dan air untuk mengasimilasi
limbah itu telah dilampaui dan menghadapkan kita pada masalah pencemaran. Untuk
menghindari penggunaan yang tidak rasional itu diperlukan campur tangan pemerintah
dalam pengelolaan sumberdaya itu. Dasar hukum ini terdapat dalam undang-undang
dasar 1945, pasal 33, ayat 3, yang mewajibkan agar bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
sebesarnya kemakmuan rakyat.

4. Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar dapat dibagi menjadi secara hirarkis berturut-turut dari atas
ke bawah dalam tiga golongan, yaitu i) kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
hayati, ii) kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi dan iii) kebutuhan
dasar untuk memilih.
Kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan memilih hanyalah
mungkin, apabila kelangsungan hidup hayati terpenuhi dan terjamin. Maka itu kebutuhan
dasar untuk kelangsungan hidup hayati adalah yang paling pokok dan mempunyai bobot
yang paling tinggi di antara ketiga golongan kebutuhan dasar.
Pada waktu kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati ini telah
terpenuhi dengan baik, orang sering tidak merasakan adanya kebutuhan dasar golongan
ini. Dan pada saat kebutuhan ini tidak terpenuhi, orang akan berusaha untuk
mendapatkannya , bahkan sampai-sampai bersedia untuk mengorbankan kebutuhan dasar
yang lain. (contoh tambang)

4.1 Kebutuhan Dasar Untuk Kelangsungan Hidup Hayati
Makhluk hidup selalu berusaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tidak
saja secara individu, melainkan juga sebagai jenis. Kelangsungan hidup sebagai jenis
bahkan mempunyai bobot yang lebih tinggi dari kelangsungan hidup individual,
sehingga kita jumpai kelakuan altruisme, yaitu pengorbanan diri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenis.
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup secara hayati, manusia
haruslah mendapatkan air, udara, dan pangan dalam kuantitas dan mutu tertentu.
Kebutuhan dasar ini bersifat mutlak. Kecuali itu ia harus terlindung dari serangan
organisme yang berbahaya, yaitu hewan buas, patogen, parasit dan vektor penyakit.
Juga harus dapat mempunyai keturunan untuk menjaga kelangsungan hidup
jenisnya.
Air sangat dibutuhkan untuk kebutuhan manusia karena tubuh manusia sebagian
besar terdiri atas air. Reaksi kimia dalam tubuh manusia, yang disebut metabolisme,
terjadi dalam medium air dan molekul air ikut serta dalam banyak reaksi kimia itu.
Selain itu air juga digunakan untuk mengatur suhu tubuh dan alat untuk membuang
sisa reaksi kimia dari tubuh, yaitu sebagai air seni. Apabila manusia kekurangan air,
tubuh mengalami dehidrasi, metabolisme menjadi kacau dan suhu tubuh tidak dapat
diatur. Kekurangan air yang parah akan menyebabkan kematian.
Udara mengandung oksigen yang diperlukan manusia untuk pernapasan. Tanpa
oksigen orang tidak dapat hidup. Masalah serius didapati ketika telah tercampurnya
udara dengan gas dan partikel padat yang berasal dari pembakaran mesin. Gas dan
partikel padat itu ada yang bersifat racun, sehingga mengganggu kesehatan. Masalah
mutu udara, yaitu tercemarnya udara oleh gas dan partikel padat yang beracun, kini
merupakan masalah yang sering terjadi di dalam pabrik, kota besar dan daerah
industri, pencemaran itu mengurangi terpenuhinya kebutuhan dasar akan udara.
Pangan berfungsi sebagai penyusun tubuh, sumber energi dan pengatur
metabolisme. Karena itu disamping kuantitas pangan, mutupun penting. Mutu
ditentukan oleh susunan berbagai unsur dalam bahan makanan, seperti karbohidrat,
lemak, protein, mineral dan vitamin.
Dalam lingkungan yang bermutu baik, haruslah terdapat pelayanan yang
efektif agar kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup secara hayati itu dapat
terpenuhi dengan baik secara merata. Pelayanan itu terdiri atas, antara lain, usaha
menjaga keselamatan jiwa, termasuk dari ancaman perang dan perlindungan
terhadap kejahatan, pelayanan air minum yang bersih, kesehatan dan sanitasi, serta
jaminan sosial kepada yang memerlukan untuk dapat mendapatkan kebutuhan dasar
tersebut.

4.2 Kebutuhan Dasar Untuk Kelangsungan Hidup Yang Manusiawi
Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia tidak cukup sekedar hidup
secara hayati, melainkan karena kebudayaannya ia harus hidup secara manusiawi.
Misalnya pangan tidak cukup sekedar mememuhi kebuhuan tubuh, melainkan harus
disajikan dalam rasa, warna dan bentuk yang menarik. Sebenarnya manusia dapat
hidup dengan tumbuhan dan daging yang mentah, tetapi itu tidaklah manusiawi.
Didalam kondisi iklim di Indonesia, manusia juga dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya tanpa pakaian dan rumah, tetapi itupun tidak manusiawi.
Jadi jelaslah sifat hidup manusiawi itu merupakan juga unsur penting dalam mutu
lingkungan.
Apabila didalam alam hukum rimba berdiri di atas kekuatan yaitu yang kuatlah
yang menang, di dalam masyarakat manusia yang beradab hukum berdiri di atas
keadilan. Oleh karena itu perlindungan hukum yang adil merupakan kebutuhan dasar
yang membuat manusia dapat hidup secara manusiawi.
Kesempatan untuk beragama menurut kepercayaannya masing-masing,
berfilsafat, berilmu, berseni dan berbudaya merupakan kebutuhan dasar untuk hidup
yang manusiawi. Tanpa kesempatan itu kehidupan tak banyak berbeda dari
kehidupan hewani.
Kebutuhan dasar berikutnya ialah pendidikan. Pendidikan tidak saja
mengajarkan cara-cara untuk mendapatkan kebutuhan dasar hayati, suatu hal yang
diajarkan juga oleh induk hewan kepada anaknya, melainkan juga tentang agama,
filsafat, ilmu, seni dan budaya.
Kebutuhan dasar yang membuat kehidupan menjadi manusiawi adalah juga
pakaian, rumah dan energi. Kebutuhan berpakaian ini adalah untuk meningkatkan
nilai martabat dari seseorang untuk saat ini begitupun rumah. Penggunaan energi
juga digunakan untuk kendaraan ataupun untuk memasak atau keperluan energi
lainnya.
Sebagai kebutuhan dasar terakhir dapatlah disebutkan lapangan pekerjaan.
Pada manusia lapangan pekerjaan mempunyai arti yang lebih dari itu, yaitu
merupakan juga unsur martabat manusia. Misalnya, orang yang hidup dari
pemberian, yaitu mendapatkan kebutuhan hidupnya bukan dari hasil pekerjaannya,
dianggap dan merasa martabat dirinya rendah.

4.3 Kebutuhan Dasar Untuk Memilih
Kemampuan memilih merupakan sifat hakiki makhluk hidup untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan maupun
manusia.
Pada manusia kemampuan memilih berkembang melampaui tujuan untuk
mempertahakan kelangsungan hidup hayatinya, yaitu merupakan juga ekspresi
kebudayaannya. Makanannya, pakaiannya, rumahnya, keseniannya dan
kebudayaannya yang beraneka. Keanekaan yang besar itu menunjukkan, kesempatan
untuk dapat memilih merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia.
Dengan lain perkataan ia merupakan kebutuhan dasar, terutama untuk kelangsungan
hidupnya yang manusiawi. Untuk dapat memilih haruslah ada keanekaan. Karena itu
keanekaan merupakan unsur yang esensial dalam lingkungan. Kesempatan memilih
itu meliputi pula keputusan menentukan nasib darinya, keluarganya, dan
masyarakatnya. (contoh tambang)
Kesempatan memilih dipengaruhi oleh berbagai macam faktor lain undang-
undang dan peraturan pemerintah yang lain serta faktor sosial-budaya dan ekonomi.

5. Manfaat Dan Resiko Lingkungan
Faktor lingkungan sebagian membantu dan sebagian lagi merintangi kita
untuk mendapatkan kebutuhan dasar kita. Faktor yang membantu untuk mendapatkan
kebutuhan dasar itu merupakan manfaat lingkungan dan yang merintangi merupakan
resiko lingkungan. Manfaat dan resiko lingkungan itu berupa faktor hayati dan fisik
kimia serta dapat bersifat alamiah atau buatan manusia. (contoh tambang).
Penyebaran manfaat dan resiko lingkungan tidak saja terjadi secara alamiah,
melainkan juga dapat melalui faktor teknologi dan sosial budaya lain, baik secara
disengaja maupun tidak disengaja. Air misalnya, dapat disebarkan secara berencana
melalui pipa atau saluran terbuka.
Manfaat dan risiko lingkungan sifatnya tidaklah pasti, melainkan merupakan
suatu kementakan. (kementakan itu adalah suatu kemungkinan terjadi atau tidaknya
suatu kejadian/suatu hal yang belum pasti).
Antara manfaat dan risiko lingkungan terdapat hubungan yang erat. Suatu faktor
dapat merupakan manfaat dan resiko sekaligus. Misalnya, hujan merupakan sumber air
yang utama. Dengan adanya hujan, danau dan sungai menjadi berair dan lapisan tanah
penyimpanan air terisi oleh air. Tetapi hujan juga merupakan kekuatan yang
menyebabkan erosi tanah dan dapat mengakibatkan banjir. Erosi tanah mengurangi
kesuburan tanah dan menurunkan produksi tanaman. Banjir menyebabkan kerusakan
serta kematian ternak dan manusia. Jelaslah, hujan sekaligus merupakan manfaat dan
risiko lingkungan.
Keterikatan antara manfaat dan risiko lingkungan Nampak juga dari hal bahwa
mengambil manfaat lingkungan selalu akan menimbulkan risiko lingkungan. Misalnya,
menggunakan oksigen dalam udara untuk pembakaran bensin dalam mesin akan
menimbulkan risiko pencernaan udara. Apabila yang diakibatkan oleh pemanfaatan itu
diperkecil, manfaat yang dapat diambil umumnya juga akan berkurang.


Tabel I
Gambaran Umum Sebagian Manfaat Dan Risiko Lingkunngan Di Indonesia
Sumber manfaat dan risiko
lingkungan
Manfaat yang dapat diperoleh Resiko yang dihadapi
Iklim:
Suhu dan kelembaban tinggi
sepanjang tahun; curah hujan
tinggi di sebagian besar tempat;
angin lemah; penyinaran
matahari tinggi


Gunung berapi

Baik untuk pertumbuhan
banyak tumbuhan dan hewan
sepanjang tahun; tidak perlu
investasi besar untuk rumah dan
pakaian khusus; persediaan air
cukup disebagian besar tempat.

Penyuburan tanah; sumberdaya
energi; pemandangan yang
indah; air panas; pembentukan
Pertumbuhan yang cepat hama,
vektor penyakit dan patogen;
resiko kejang panas, banjir dan
erosi; pendangkalan danau,
sungai, waduk, dan saluran
irigasi.


Letusan yang merusak dan
kematian ternak dan manusia;



Gempa bumi


Flora dan fauna





Penduduk



Pembangunan


hujan dan penyimpanan air.

Sumberdaya energi?


Sumber hayati dan gen yang
kaya; pemandangan yang
mengasyikkan dan menarik;
objek ilmu pengetahuan yang
kaya.

Sumberdaya manusia



Antara lain perbaikan sanitasi,
berkurangnya vektor penyakit
dan bertambahnya air
pengairan.



banjir lahar hujan.


Merusak dan menyebabkan
kematian ternak dan manusia.

Banyak hama, vektor penyakit
dan patogen.




Penyusutan sumberdaya;
pencemaran oleh limbah
domestik.

Penyusutan sumberdaya;
pencemaran oleh industri dan
ekspor.

Mutu lingkungan juga dapat dinaikkan dengan mengurangi resiko lingkungan.
Usaha pengurangan risiko lingkungan akan memperbesar risiko lain yang telah ada atau
menimbulkan risiko baru. (contoh tambang).
Risiko tidak dapat kita tiadakan. Kita harus belajar hidup dengan risiko. Karena
itu bukannya kita tidak berbuat apa-apa, melainkan sebaliknyalah yang harus kita
lakukan, yaitu berusaha dan berbuat, walaupun ada risikonya, asalkan risiko itu kita
perhitungkan dan kita usahakan sekecil-kecilnya. Risiko itu kita kelola.


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Pendahuluan
Pengelolaan lingkungan merupakan usaha untuk memelihara dan memperbaiki mutu
lingkungan agar kebutuhan dasar dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Untuk
mendapatkan mutu lingkungan yang baik, usaha yang harus dilakukan adalah
memperbesar manfaat lingkungan dan memperkecil resiko lingkungan .

2. Kelestarian Keseimbangan Lingkungan
Kelestarian dan keseimbangan lingkungan merupakan suatu usaha untuk membuat
lingkungan tidak berubah atau kekal keserasian dan keseimbangan lingkungan.
Keseimbangan lingkungan disebut juga dengan keseimbangan ekologi. Waktu mempunyai
pengaruh yang besar terhadap keserasian, karena melestarikan keserasian bertentangan
dengan hakekat hidup yang menginginkan perubahan. Melestarikan keserasian berarti
meniadakan kebutuhan dasar untuk dapat memilih, karena itu akan menurunkan mutu
lingkungan.
Lingkungan selalu berubah sesuai dengan perkembangan waktu. Pembangunan pada
hakekatnya adalah pengubahan lingkungan, yaitu mengurangi resiko lingkungan dan
memperbesar manfaat lingkungan, misalnya pengubahan hutan menjadi sawah merupakan
usaha untuk memanfaatkan lahan untuk produksi bahan makanan dan juga untuk
mengurangi resiko erosi di daerah yang bnayak pegunungan.
Dalam usaha untuk mengubah keseimbangan lingkungan yang ada pada mutu
lingkungan yang rendah ke keseimbangan lingkungan baru pada tingkat mutu lingkungan
yang tinggi diusahakan agar lingkungan tetap dapat mendukung mutu hidup yang lebih
tinggi. Dengan demikian jelaslah yang kita lestarikan bukanlah keserasian dan
keseimbangan lingkungan, melainkan kita ingin melestarikan daya dukung lingkungan
yang dapat menopang secara berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga
kelangsungan hidup kita generasi mendatang dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang
makin baik.



3. Pandangan Holistrik
Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya menjadi bagian penting
kebudayaan manusia yang mengandung nilai-nilai tertentu. Dengan demikin pengelolaan
lingkungan merupakan bagian kebudayaan manusia. Keserasian merupakan unsur pokok
dalam kebudayaan. Manusia merupakan bagian dari lingkungan tempat hidupnya,
pandangan hidup ini mencerminkan pandangan yang holistis. Dalam pandangan ini sistem
sosial manusia bersama dengan sistem biogeofisik membentuk satu kesatuan yang dapat
disebut ekosistem sosiobiogeofisik. Dengan demikian manusia meruapakn bagian dari
ekosistem tempat hidupnya hidup di luarnya. Karena manusia merupakan bagian tak
terpisahkan dari ekosistemnya, keselamatan dan kesejahteraannnya tergantung dari
keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadi kerusakan pada ekosistemnya, manusia
akan menderita. Pandangan hidup seperti ini disebut pandangan ekosentris.
Penggunaan teknologi memacu pertumbuha ekonomi. Dengan teknologi yang makin
canggih sistem biogeofisik makin dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya semaksimum
mungkin untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi mendorong pertumbuhan pola hidup yang konsumtif. Dengan makin
tinggi tingkat konsumsi manusia, makin banyak sumberdaya yang diperlukan untuk
menopang pola hidup itu. Makin tinggi tingkat konsumsi manusia, makin banyak pula
limbah yang terbentuk. Limbah itu terbentuk pada waktu mengekstraksi sumberdaya dari
alam, mengolahnya menjadi bahan baku industri, mentranspornya ke pabrik, mengolahnya
menjadi produk, mengemas dan membuang kemasannya, mengoperasikan/mengkonsumsi
produk dan akhirnya produk itu dibuang pada akhir masa gunanya.
Pandangan hidup berpindah dari ekosentris menjadi antroposentris yaitu sebuah
pandangan hidup yang menganggap bahwa alam diciptakan untuk kepentingan manusia.
Pandangan hidup itu bersifat eksploitatif, yitu sistem biogeofisik adalh sumberdaya yang
dapat diekploitasi semaksimal mungkin untuk mendukung pola hidup konsumtif.
Akibatnya terjadilah deplesi sumberdaya dan rusaknya fungsi ekologi lingkungan hidup.
Contohnya penyusutan luas hutan dan kerusakan hutan yang mengakibatkan rusaknya
fungsi ekologi hutan sehingga terjadilah erosi tanah, pendangkalan sungai, waduk, saluran
irigasi dan pelabuhan, banjir, dan erosi genetik. Contoh lainnya adalah menipisnya lapisan
ozon di stratosfer yang melindungi kita dari penyinaran sinar ultra-violet bergelombang
pendek dan terjadinya pemanasan global.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlulah dikembangkan sumberdaya manusia
(SDM) pengelola lingkungan yang handal. Syarat utama untuk kehandalan itu ialah bahwa
SDM itu sadar lingkungan yang berpandangan holistis, sadar hukum dan mempunyai
komitmen terhadap lingkungan.
Masyarakat merupakan pengelola lingkungan sehingga masing-masing kita adalah
pengelola lingkungan. Sesuai dengan yang tertera dalam undang-undang No.4 tahun 1982
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Dayadukung Lingkungan Berkelanjutan
Dayadukung berkelanjutan ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor biofisik
maupun sosial-budaya-ekonomi. Kedua kelompok faktor ini saling mempengaruhi.
Faktor biofisik penting yang menentukan dayadukung berkelanjutan ialah proses
ekologi yang merupakan sistem pendukung kehidupan dan keanekaan jenis yang
merupakan sumberdaya gen. Misalnya, hutan melakukan proses fotosintesis yang
menghasilkan yang kita perlukan untuk pernafasan. Hutan juga berfungsi sebagai hidro-
orologi, yaitu melindungi tata air dan tanah dari erosi. Kerusakan hutan akan
mengakibatkan rusaknya tata air dan terjadinya erosi tanah. Erosi tanah akan menurunkan
kesuburan tanah yang berarti menurunkan produksi dan menambha biaya
produksi,menyebabkan pendangkalan sungai, waduk, dan saluran irigasi; menurunkan
produksi ikan, dan memperbesar bahaya banjir. Jelaslah hutan mempunyai peranana
penting dalam menjaga agar terpenuhinya kebutuhan dasar utnuk kelangsungan hidup
hayati, yaitu udara, air, dan pangan.
Keanekaan jenis merupakan faktor yang sangat penting dalam dayadukung
berkelanjutan. Dimana merupakan simpanan gen yang sewaktu-waktu dapat kita ambil
untuk dimanfaatkan.
Faktor sosial budaya juga mempunyai peranan yang sangat penting,bahkan
menentukan dalam dayadukung berkelanjutan, karena pada akhirnya manusialah yang
menentukan apakah pembangunan akan berjalan terus atau terhenti.

5. Dayalenting
Dayalenting menunjukkan kemampuan suatu sistem untuk pulih atau kembali normal
setelah terkena gangguan. Makin cepat sistem itu pulih, jadi makin pendek masa pulih,
dan makin besar gangguan yang dapat ditanggungnya, makin tinggi daya lenting sistem
tersebut.
Pembangunan pada hakekatnya meruapakan gangguan terhadap suatu sistem, dalam
artian sistem itu akan di ubah. Pengubahan itu dilakukan dengan tujuan dan rencana
tertentu, yaitu kita menginginkan agar sistem itu berubah ke keseimbangan lain yang
mempunyai mutu lingkungan yang lebih tinggi. Setelah terjadi perubahan itu, kita
inginkan agar sistem itu tetap ada dalam kondisi yang baru dan tidak pulih ke keadaan
semula.
Konsep dayalenting penting dalam pembangunan. Pentingnya konsep itu dalam
pembangunan terletak dalam arti kemampuan sistem untuk menerima gangguan dan
belajar dari gangguan itu.Belajar dari gangguan berarti mengubah gangguan itu menjadi
informasi.

6. Ruang Lingkup Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang
beraneka pula. Pertama, ialah pengelolaan lingkungan secara rutin. Kedua, ialah
perencanaan dini pengelolaan lingkungan suatu daerah yang menjadi dasar dan tuntunan
bagi perencanaan pembangunan. Ketiga, ialah perencanaan pengelolaan lingkungan
berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat suatu proyek
pembangunan yang sedang direncanakan. Keempat, ialah perencanaan pengelolaan
lingkungan untuk memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan, baik karena sebab
alamiah maupun karena tindakan manusia.
Perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini perlu perlu dikembangkan untuk
dapat memberikan petunjuk pembangunan apa yang sesuai di suatu daerah, tempat
pembangunan itu dilakukan dan bagaimana pembangunan itu dilaksanakan.
Pengelolaan lingkungan yang akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian ialah yang
mencakup aspek ketiga dan keempat , yaitu berturut-turut untuk rencana proyek
pembangunan dan untuk memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan. Oleh
karena itu pengelolaan lingkungan lebih bersifat reaktif, yaitu bereaksi terhadap suatu
perencanaan atau keadaan tertentu.
Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk rencana proyek pembangunan umumnya
dilakukan berdasarkan perkiraan dampak apa yang akan diakibatkan oleh proyek tersebut.
Metode perencanaan pengelolaan lingkungan yang demikian itu disebut Analisis Dampak
Lingkungan (ADL).
Analisis Dampak Lingkungan merupakan sarana untuk memerikasa rencana proyek
dari segi lingkungan yang harus dilakukan sebelum proyek itu dilaksanakan. Penggunaan
ADL untuk rencan proyek dinyatakan dengan jelas dalam pasal 16 Undang-Undang
No.4,1982 yaitu Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah. Untuk dapat melakukan ADL harus
dipenuhi dua syarat yaitu :
1. Adanya rencana kegiatan
2. Adanya garis dasar
Adanya persyaratan itu berkaitan dengan arti dampak. Dampak adalah pengaruh suatu
kegiatan. Apabila rencana kegiatan tidak diketahui, dampak yang dapat ditimbulkan dari
kegiatan itu juga tidak dapat diperkirakan. Dampak adalah suatu perubahan. Perubahan
hanya dapat diukur apabila ada titik acuannya. Titik acuan untuk pengukuran dampak
disebut garis dasar, yaitu kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya
proyek. Dampak lingkungan proyek ialah perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa adanya proyek dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya proyek.
ADL dapat digunakan untuk memperkirakan dampak apa yang akan terjadi dari
rencana pengembangan proyek yang telah jadi dengan menggunakan kondisi lingkungan
yang ada sekarang sebagai garis dasar. Untuk proyek yang telah jadi haruslah digunakan
metode lain. Salah satu metode yang dapat diapakai ialah Analisis Manfaat dan Resiko
Lingkungan (AMRIL).
AMRIL dapat digunakan baik untuk mempelajari suatu perubahan jadi dampak
maupun suatu kondisi lingkungan tertentu. Dalam hal AMRIL digunakan untuk
mempelajari dampak, AMRIL serupa dengan ADL. Akan tetapi baik dampak yang
negatif, yaitu resiko lingkungan maupun dampak positif, yaitu manfaat lingkungan
dinyatakan secara eksplisit. Karena itu dalam AMRIL baik dampak negatif maupun
dampak positif mendapat perhatian yang sama. Tujuannya adalah untuk memperbesar
dampak positif dan memperkecil dampak negatif.
Untuk pengguanaan AMRIL sebagai ADL haruslah dipenuhi syarat seperti ADL,
yaitu diketahui rencana kegiatan dan adanya garis dasar.
Penggunaan AMRIL untuk mempelajari suatu kondisi lingkungan tertentu tidak
memerlukan syarat seperti ADL. Dalam hal ini AMRIL mengidentifikasikan manfaat dan
resiko lingkungan yang ada, memperkirakan kementakan terjadinya, besarnya dan
penyebarannya dalam ruang dan waktu, mengevaluasi dan akhirnya menyusun
perencanaan pengelolaan lingkungan berdasarkan hasil penelitiannya itu.
Misalnya, disuatu daerah yang ada industri yang tealh jadi. Resiko lingkungan yang
ada antara lain ialah pencemaran air dan udara, menyusutnya lahan pertanian, terjadnya
masyarakat terpisah (enklave) karyawan pabrik tingkat atas, ketegangan sosial antara para
pendatang dan penduduk lokal, dan sistem kebudayaannya tidak mantap. Manfaat
lingkungan yang ada ialah sanitasi kota yang baik, pelayanan kesehatan yang baik dan
adanya taman kota yang indah dan sejuk.
Keterbatasan ADL yang lain adalah ADL hanya mempelajari dampak proyek
terhadap lingkungan. Jadi yang dipentingkan hanaylah keselamatan lingkungan, yaitu
melindungi lingkungan dari dampak proyek. Hal yang tidak tercakup didal ADL
diperhatikan dalam AMRIL.
ADL juga tidak dapat digunakan untuk perencanaan pengelolaan lingkungan secara
dini, karena rencana kegiatan belum diketahui. Tetapi AMRIL dapat, karena AMRIL
mempelajari kondisi manfaat dan resiko lingkungan yang ada.
No. Uraian AMRIL ADL
1. Perencanaan dini; pengelolaan
daerah berpenduduk; belum ada
perencanaan pembangunan
Dapat Tidak dapat
2. Pembangunan dalam fase
perencanaan
Dapat

Dapat

3. Pembangunan telah dimulai atau
telah selesai dan operasional; garis
dasar tidak diketahui dan telah
terhapus
Dapat

Tidak dapat
4. Pembangunan telah selesai dan
operasional; direncakan perluasan
aktivitas
Dapat* Dapat*
*) Kondisi sekarang digunakan sebagai garis dasar untuk mengukur dan
memperkirakan dampak perluasan aktivitas.

7. Citra Lingkungan
Citra lingkungan menggambarkan anggapan orang tentang struktur lingkungan,
bagaimana lingkungan itu berfungsi, reaksinya terhadap tindakan orang serta hubungan
manusia dengan lingkungannya. Citra lingkungan itu memberi petunjuk tentang apa yang
dapat orang harapkan dari lingkungannnya, baik secara alamiah maupun sebagai hasil dari
tindakannya, tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Citra
lingkungan selalu mengalami perubahan karena adanya koreksi tertentu.
Pencagaralaman seperti tertera dalam Strategi Pencagaran Sedunia (World
Conservation Strategy) mempunyai tujuan :
1. Memelihara proses ekolobgi yang esensial sistem pendukung kehidupan
2. Mempertahankan keanekaan gen
3. Menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara terlanjutkan.
Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan. Tujuan ke-3 menyatakan secara eksplisit,
pencagaran tidak berlawanan dengan pemanfaatan jenis dan ekosistem. Tetapi
pemanfaatan itu haruslah dilakukan dengan cara yang menjamin adanya kesinambungan,
yang berarti kepunahan jenis dan kerusakan ekosistem tidak boleh terjadi. Dengan
terjaganya keanekaan jenis dan tidak rusaknya ekosistem, proses ekologi yang esensial
dalam sistem pendukung kehidupan akan dapat terpelihara pula.

Anda mungkin juga menyukai