SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 ALKALOID PURIN DAN ALKALOID TROPAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK IX 1. A.A BAGUS MARADI WISNA D. (1008505087) 2. SI LUH PUTU PUSPITA DEWI (1308505033) 3. A.A ISTRI SRI HARTANI D. (1308505034) 4. NI WAYAN WIRAYANTI (1308505035) 5. DESAK GEDE ULANDARI (1308505036) 6. NIWAYAN SATRIANI (1308505037) 7. I PUTU WIJAYA KUSUMA (1308505039)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. ALKALOID 1. Pengertian Alkaloid Alkaloid adalah senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhn, bersifat basa danstruktur kimianya mempunyai sistem lingkar heterosiklik dengan nitrogen sebagai hetero atomnya.Unsur-unsur penyusun alkaloid adalah karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Alkaoid yangstruktur kimianya tidak mengandung oksige hanya aa beberapa saja. Ada pula alkaloid yang mengandung unsur lain selain keempat yang disebutkan. Adanya nitrogen dalam lingkar pada struktur kimia alkaloid menyebabkan alkaloid tersebut bersifat alkali. Oleh karena itu, golongan senyawa-senyawa ini disebut alkaloid (Sumardjo, 2006) Tumbuhan dikotil adalah sumber utama alkaloid. Cara ekstraksi digunakan untuk mendapatkan alkaloid dari tumbuh-tumbuhan. Kini, beberapa alkaloid dengan struktr kimia yangsederhana telah dapat dibuat secara sintesis didalam laboratorium. Beberapa cara telah digunakan untuk mengidentifikasi alkaloid, misalnya mikroskopik kristal, kelarutan dalam berbagai jenis pelarut, spektrum absorpsi dan perputaran optis atau sifat farmakologisnya. Reaksi warna juga sering digunakan walaupun tidak spesifik (Sumardjo, 2006) Pada temperatur kamar, kebanyakan alkaloid berupa padatan. Bentuk alkohol ada yang kristal dan amorf. Beberapa diantaranya berupa cairan namun tidak banyak jumlajnya. Alkaloid yang padat pada umumnya berwana putih atau tidak berwarna, tetepi ada pula yang berwarna kuninng, misalnya berberina. Alkaloid padat sukar larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik yang umum, seperti kloroform,alkohor,benzen, dan eter. Sebaliknya, garam-garam alkaloid mudah larut dalam air, tetapi hanya sedikit larut dalam alkohol. Kebanyakan alkaloid adalah amina tersier dan memiliki satu atau lebih atom karbon asimetris segingga dalam larutan kerja optis. Alkaloid atau garam-garamnya banyak digunakan sebagai obat. Ada yang rasanya pahit dan bersifat sangat toksik terhadap tubuh (Sumardjo, 2006) 2. Penggolongan alkaloid Berdasarkan sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima, alkaloid dikelompokkan atas :
3
a. Alkaloid sesungguhnya Alkaloid ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener yang bersifat agak asam daripada bersifat basa (Trevor Robinson, 2000).
b. Protoalkaloid Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini (Trevor Robinson, 2000).
c. Pseudoalkaloid Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini yaitu steroidal dan purin. Berikut ini adalah pengelompokan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau struktur intinya yang khas, dimana pengelompokkan dengan cara ini juga secara luas digunakan : 1) Inti Piridin-Piperidin, misalnya lobelin, nikotin, konini dan trigonelin 2) Inti Tropan, misalnya hiosiamin, atropin, calystegin 3) Inti Kuinolin, misalnya kinin, kinidin 4) Inti Isokuinolin, misalnya papaverin, narsein 5) Inti Indol, misalnya ergometrin dan viblastin 6) Inti Imidazol, misalnya pilokarpin 7) Inti Steroid, misalnya solanidin dan konesin 8) Inti Purin, misalnya kofein 9) Amin Alkaloid, misalnya efedrin dan kolsikin (Trevor Robinson, 2000). B. BATASAN 1. Alkaloid Tropan 2. Alkaloid Purin
4
C. PEMBAHASAN
1. Alkaloid Tropan Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya N-CH3).Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan Brugmansia sp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae). Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sumsum tulang belakang, struktur intinya :
Mekanisme aksi dari alkaloid tropan memiliki hubungan dengan antagonisme kompetitif mereka pada reseptor muskarinik asetilkolin, mencegah pengikatan pada asetilkolin. Menurut spesifisitas dan selektivitas reseptor asetilkolin muskarinergik pada organ yang berbeda, fungsi otot halus dan sel-sel kelenjar eksokrin, serta denyut jantung, pernapasan dan fungsi dalam sistem saraf pusat yang termodulasi (Egmond, 2010)
1. ATROPIN Atropin, hiosiamin dan hiosin merupakan alkaloid tropan yang berasal dari family Solanaceae. Dapat juga ditemukan pada tumbuhan contohnya Erythroxylaceae, Convolvulaceae ,Proteaceae, Orchidaceae, Euphorbiaceae, Cruciferae, Rhizophoraceae. Atropin mengandung alkaloid tropan yang memiliki sifat antikolinergik dan Gambar 9.Struktur Tropan (Egmond, 2010) 5
spasmolitik, biasanya digunakan sebagai anestesi dan dalam operasi mata. Atropin merupakan metabolit sekunder yang umumnya terkandung dalam family Solanaceae. (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011).
Mekanisme kerja atropin adalah dengan cara inhibisi reseptor muskarinik pada organ perifer. Atropin menginhibisi asetikolin berikatan dengan reseptornya secara reversible dan menimbulkan efek simpatomimetik (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011).
BIOSINTESIS Biosintesis atropin mulai dari L-Fenilalanin mengalami transaminasi membentuk asam phenylpyruvic yang kemudian direduksi menjadi asamfenil-laktat. KoenzimA kemudian berpasangan dengan asamfenil-laktat dengan tropine membentuk Littorine, yang kemudian mengalami penataan ulang radikal diawali dengan enzim P450 membentuk aldehida hyoscyamin dehidrogenaseA kemudian aldehid direduksi menjadi sebuah alkohol primer membentuk (-)-hyoscamine dan terbentuk atropin (Dewik, 2009). Gambar 10. Struktur Atropin (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011) 6
Akar dan daun tumbuhan Atropa belladonna (family Solanaceae) merupakan sumber dari senyawa atropin, digunakan sebagai antispamolitik, antikolinergik, anti asma dan midriatik. Zat ini merupakan hasil dari hiosiamin selama ekstraksi sehingga tak dapat ditemukan dalam tanaman (Dewik, 2009).
2. HYOSCYAMIN Hyoscyamin merupakan alkaloid tropan yang ditemukan dalam jumlah yang berlimpah. Hyoscyamin merupakan metabolit sekunder yang ditemukan pada tertentu Gambar 11. Biosintesis Atropan, (Dewik, 2009) Gambar 12.Atropa belladonna(Wikipedia, 2007) 7
dari family Solanaceae. Hyoscyamine banyak ditemukan pada Atropa belladonna dibagian berry, Datura stramonium ditemukan pada bagian daun, akar dan bunga, Datura suaveolens ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, Hyoscyamus niger ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, Latua pubiflora ditemukan pada bagian berry dan daun, Mandragora officinarum ditemukan pada bagian akar dan berry, Scopolia carniolicaJacq ditemukan pada bagian daun dan akar. Hyoscyamin merupakan precursor dari scopolamine (Egmond, 2000). Hyoscyamin digunakan sebagai parasympatholitik yang berkompetisi dengan asetikolin. Antikolinergik umumnya digunakan sebagai mydriatics, mengendalikan sekresi air liur dan asam lambung, hyoscyamin digunakan untuk mengontrol gejala yang berhubungan dengan gangguan saluran gastrointestinal (GI). Hyoscyamin bekerja dengan mengurangi gerakan lambung dan usus dan sekresi cairan lambung, termasuk asam. Hyoscyamin juga digunakan dalam pengobatan kejang kandung kemih, penyakit ulkus peptikum, divertikulitis, kolik, iritasi sindrom usus, sistitis, dan pankreatitis. Hyoscyamin juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi jantung tertentu, untuk mengendalikan gejala penyakit Parkinson dan rhinitis (pilek) (American Society of Health-System Pharmacists, 2010).
3. CALYSTEGIN Calystegin adalah kelompok baru alkaloid polihidroksi dengan kerangka nortropan. Calystegin adalah alkaloid nortropan terhidroksilasi berasal dari jalur biosintesis tropan alkaloid. Calystegin adalah inhibitor glycosidase kuat dan terdapat pada sayuran seperti kentang, tomat, dan kubis. Akumulasi Calystegine dalam kultur akar digambarkan meningkat dengan ketersediaan karbohidrat (Richter, 2007) BIOSINTESIS Biosintesis Calystegin juga berasal dari cincin tropan. Seperti halnya Hyoscyamin, scopolamin, atropin dan golongan tropan lainya, calystegin juga melalui rangkaian biosintesis yang sama seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Namun ketika reduktase tropione, calystegin terbentuk dari pseudotropin yang merupakan salah satu hasil reduktase tropione selain tropine (Evans, 978-0-7020-2933-2). Biosintesis Calystegines ditandai dengan hilangnya kelompok metil pada nitrogen dengan menjadi gugus hidroksil pada heterosiklik. Tiga sampai lima gugus hidroksil dalam berbagai posisi (Palazon., et al, 2008). 8
Gambar15.Calystegine berasal dari jalur biosintesis tropane alkaloid (Palazon, et all, 2008) Calystegin terbukti ditemukan pada tanaman Convolvulaceae, Solanaceae dan Moraceae. Dalam jumlah besar calystegin diproduksi oleh family Solanaceae. Calystegin ditemukan pada tumbuhan Atropa belladona dalam jumlah besar, selain itu juga ditemukan di Datura wrightii pada bagian akar dan Datura stramonium pada bagian akar dan daun (Asano., et al, 1997). Selain itu dalam beberapa penelitan juga menyebutkan bahwa calystegin ditemukan pada Hyoscyamus niger bagian daun, bunga dan biji. Calystegia sepium merupakan salah satu tanaman yang memproduksi calystegin pada bagian daun dan akar, Convolvulus arvensis pada bagian daun dan akar, Physalis alkekengi pada bagian daun (Egmond, 2010). Manfaat dari Calystegin memiliki khasiat yang hampir sama dengan tropan lainya seperti antikolinergik, antiemetik, parasympatholytic, anestesi dan banyak tindakan farmakologis lainnya (Asano et al, 1997). Caystegine B2 dan C1 yang terkandung dalam murbei bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah dan memiliki aktivitas antioksidan.
9
4. KOKAIN Kokain merupakan anestesi lokal. Sebagai anestesi kontak, kokain memblok kanal ion dalam membran neuronal dan menginterupsi propagasi dari potensial aksi yang berhubungan dengan pesan sensori. Kokain juga merupakan parasimpatomimetik, bekerja dengan cara memblok pengambilan kembali dopamin dan noradrenalin pada presinaps neuron dengan cara berikatan dengan transporter. Stimulasi adrenergik ini menyebabkan hyperthermia, midriasis dan vasokontriksi. Vasokontriksi ini menyebabkan resistensi meningkat dan meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung. Kokain mempengaruhi system saraf pusat sehingga pemakai merasakan euphoria, hiperaktif, dan halusinasi. Kokain juga digunakan dalam minuman ringan tertentu. (Satendra Singh, 2000) Kokain ketika tercium, terhisap, tertelan, atau digunakan pada selaput lendir akan diserap dari semua situs paparan menuju intravena. Terjadinya aksi kokain tergantung pada modus asupannya, misalnya, sekitar 30 menit untuk inhalasi dan 1-2 menit untuk injeksi intravena. Waktu paruh eliminasi kokain adalah sekitar 40-60 menit, kecuali pada dosis yang sangat tinggi. Kokain dimetabolisme oleh plasma dan hati, kolinesterase diubah metabolit yang larut air dan diekskresikan pada urin. Metabolit tersebut di dalam urin berfungsi sebagai penanda penggunaan kokain yang dapat dideteksi hingga 24-36 jam setelah penggunaan pertama dari kokain, tergantung pada rute pemberian dan aktivitas kolinesterase. (Satendra Singh, 2000) 5. SKOPOLAMIN Skopolamin adalah bagian dari alkaloid tropan yang paling penting karena memiliki aktivitas fisiologis yang lebih tinggi dan efek samping yang lebih sedikit. Permintaan untuk Skopolamin diperkirakan sekitar 10 kali lebih besar daripada hiosiamin dan bentuk atropin lainnya. Dengan demikian, telah muncul ketertarikan dalam meningkatkan jumlah Skopolamin di dalam produksi tanaman dan vitrokultur. Dalam hal produksi bioteknologi Skopolamin, dengan meningkatkan jumlah sel tumbuhan dapat menghasilkan senyawa ini (Molecules, 2008).
10
Skopolamin biasanya ditemukan pada tanaman dari famili Solanaceae dan Erythroxylaceae. Skopolamin diproduksi dalam jumlah besar pada tanaman Duboisia spp dan Datura metel. Sumber utama bahan baku untuk produksi alkaloid tropan di seluruh dunia adalah daun Duboisia spp, yang mengandung 2-4% dari total alkaloid, dengan lebih dari 60% Skopolamin dan 30% dari hiosiamin. Budidaya konvensional beberapa varietas yang dapat menumpuk hingga 6% Skopolamin telah didirikan di Australia, Ekuador dan Brasil. (Molecules, 2008 ) Skopolamin dalam tubuh manusia bertindak sebagai kompetitor asetilkolin pada reseptor muscarine perifer dan pusat; pelecehan dengan mudah dapat dikenali oleh luas berkeringat dan air liur. Seperti banyak amina tersier Skopolamin menghambat reseptor SSP dan hasil penyalahgunaan dalam psikosis akut atau delirium. Skopolamin adalah alkaloid yang sebagian besar digunakan dalam pengobatan oleh aktivitas antikolinergiknya. Antikolinergik umumnya digunakan sebagai mydriatics dan untuk mengendalikan sekresi air liur dan asam lambung, memperlambat motilitas usus dan mencegah muntah. Dapat juga digunakan untuk pengobatan kejang otot, asma, kram usus, dan diare. Pada orang lanjut usia digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit. Gejala awal penyalahgunaan Skopolamin termasuk mulut kering, melebar pupil, kemerahan pada wajah dan leher, tekanan darah dan suhu tubuh tinggi, jantung berdebar. Gejala ini dapat diikuti oleh halusinasi ekstrim, agitasi, agresi, koma bahkan kematian. (Palazon, 2008 ).
2. ALKALOID PURIN Purin adalah inti heterosiklik yang mengandung 6 cincin pirimidin yang bergabung dengan 5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam, tetapisecara biologis derivatnya signifikan. Alkaloid purin merupakan turunan dari metabolit sekunder dan turunannya berupa xantin. Tiga contoh yang palingdikenal antara lain kafein (1,3,7-trimetilxantin), teofilin (1,3-dimetilxantin) dan teobromin (3,7- dimetilxantin) (Evans, 2009).
11
Minuman seperti teh dan kopi sama-sama memiliki efek stimulan pada bahannya. Kafein menstimulasi susunan saraf pusat dan memiliki efek diuretik lemah, sedangkan teobromin yang terdapat pada teh memiliki efek yang berkebalikan dengan kafein. Teofilin pada umumnya memiliki struktur yang sama dengan kafein dan teobromin. Teofilin memiliki efek diuretik yang lebihbaik daripada kafein dan sangat efektif untuk merelaksasi otot yang bekerja secara tak sadar (Evans, 2009).
1. KAFEIN Kafein adalah salah satu dari alkaloid purin yang memiliki rumus kimia 1,3,7- trimetilxantin. Kafein, kofein, atau tein terdapat dalam bijikopi dan daun teh. Kristal kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih tidak berbau dan berasa pahit. Pada bidang farmasi, kafein merangsang sistemsaraf pusat dan kekuatan jantung. Khasiat lainnya sebagai diuretik lemah. Kafein menstimulan sistem saraf pusat dan menyebabkan peningkatan kewaspadaan, kecepatan dan kejelasan alur pikiran, peningkatan fokus, serta koordinasi tubuh yang lebih baik (Sumardjo,2006).
Gambar 1. Struktur purin (Tyler, 1988) 12
Gambar1. Struktur Kimia dari Kafein (Sumardjo, 2006)
Kafein ditemukan pertama kali oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge pada tahun 1819. Beliau memberikan nama kafein untuk senyawa berupa kopi (Kakhia, 2012).
2. TEOBROMIN Teobromin adalah molekul alkaloid yang dikenal juga sebagai metilxantin. Teobromin adalah metilxantin utama yang ditemukan pada pohon kakao atau coklat (Theobroma cacao) (Amit et al., 2010). Senyawa ini diperoleh dari biji-biji coklat dan isolasi dari biji-biji tersebutdengan cara ekstraksi. Coklat kristal teobromin berwarna putih, rasanya pahit dan mencair pada 357 0 C. Teobromin sukar larut dalam air dan pelarut-pelarut organik yang umum. Sedangkan garam-garam teobromin umumnya dapat larut dalam air (Sumardjo,2006).
Gambar3. Struktur Kimia dari Teobromin (Sumardjo, 2006)
Teobromin mempengaruhi sistem tubuh manusia mirip dengan kafein, tetapi efek yang ditimbulkan lebih kecil. Teobromin bersifat diuretik ringan, stimulan ringan, dan melemaskan otot-otot halus pada bronkus. Karena kemampuannya untuk melebarkan pembuluh darah, teobromin juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (Amit et al., 2010). 13
3. TEOFILIN Teofilin ditemukan dalam jumlah kecil di dalam daun teh dan diperoleh dengan cara ekstraksi. Kristal teofilin berwarna putih dengan titik lebur 268 0 C. Teofilin sukar larut dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air panas dan larutannya bereaksi netral. Kristal teofilin tidak berbau, berasa pahit dan berkhasiat diuretik (Sumardjo, 2006).
Gambar 5. Struktur Teofilin (Sumardjo, 2006)
Berikut ini beberapa contoh tanaman yang mengandung alkaloid purin, antara lain :
1. KOPI
Gambar6.Coffea robusta (kiri) dan biji kopi (kanan) (Kakhia, 2012)
Salah satu sumber utama dari kafein adalah biji kopi yang merupakan benih dari tanaman Coffea robusta (famili Rubiaceae) dan varietas lainnya. Kandungan kafein dalam kopi sangat bervariasi tergantung pada jenis biji kopi dan metode penyiapan yang 14
digunakan.Secara umum, kandungan kafein pada secangkir kopi berkisar dari 40 mg (untuk arabika dan espresso) sampai sekitar 100 mg untuk tetes kopi. Pada umumnya biji kopi yang dipanggang lama memiliki kafein lebih sedikit dibandingkan yang dipanggang sebentar karena proses pemanggangan pada biji kopi menyebabkan berkurangnya kadar kafein. Kopi arabika biasanya memiliki kandungan kafein yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kopi robusta. Kopi juga mengandung teofilin, tetapi tidak terdapat teobromin (Kakhia, 2012).
2. COLA Daun kola, bissy atau kacang gooroo berasal dari daun kering berbagai spesies dari Cola (famili Sterculiaceae). Pohon cola ditemukan di Afrika Barat, India Barat, Brasil dan Jawa. Daun kola mengandung kafein 1-2,5% dan sedikit teobromin, dimana ditemukan sebagian dengan bentuk bebas dan sebagian lainnya ditemukan dalam bentuk senyawa. Kola juga mengandung sekitar 5 10% tanin, sebagian katekin dan epikatekin (Evans, 2009).
Gambar7. Daun Kola (Anonim, 2007)
3. CACAO Cocoa berasal dari tumbuhan Theobromacacao (famili Sterculiaceae), Tingginya sekitar 4 6 m. Cocoa ini diproduksi di Amerika Selatan, Amerika Tengah, India Barat, Afrika Barat, Ceylon dan Jawa. Cocoa mengandung 0,9 3,0% teobromin dan 0,05 - 0,36% kafein, lemak coklat atau mentega (Evans, 2009). 15
Gambar8. Theobroma cacao (Anonim, 2010) Kegunaan cacao dalam bidang farmasi adalah sebagai penambah nutrisi, stimulan dan obat diuretik. Sedangkan minyak teobromin digunakan sebagai basis pada suppositoria (Evans, 2009).
16
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Healt System Pharmacist, 2010. Hyoscyamine : Medline Plus Drug Information, The American Society onHealt-System.United State :Pharmacist Inc Disclaimer. Amit J. Kasabe, Ganesh B. Badhe. 2010. Extraction and Estimation of Theobromine in Marketed Tea by HPTLC and UV Method. International Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology. Volume 1, Issue 2. August October 2010. Hal. 367-373. Asano, Naoki., Kato, Atsushi., Miyauchi, Miwa., Kizu, Harunisa., Tomimori,Tsuyoshi., Matsui, Katsuhiko., Nash, Robert.J and Molyneux, Russell J., 1997. Spesific alfa-galactosidase Inhibitors, N-methylcalystegines Structure/ Activity Relationships of Calystegines from Lycium Chinense.EJB 970590/5. Ashihara, Hiroshi, dkk. 2011. Plant Metabolism and Biotechnology. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Hal. 8-23. Dewick, P.M.2009.Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach. Wiley. Hal. 360-362. Egmond, H.P van., 2010. Tropane Alkaloidsin Food. Netherland : RIKILT-Institute of Food Safety. Kakhia, Tarek Ismail. 2012. Alkaloids & Alkaloids Plants. Turkey : Adana University Industry Joint Research Center. Kar, A. 2007. Pharmakognocy and Pharmacobiotechnology. New Delhi: New Age International (P) Limited Publisher. Pp. 398-399 Palazon, Javier., Navarro-Ocana, Arturo., Hernandez-Vazquez, Liliana., Mirjalili, Mohammad Hossein, 2008. Molecules Application of Metabolic Engineering to the Production of Scopolamine, Vol. 13 ISSN 1420-3049. Richter, Ute., Sonnewald, Uwe., Drager, Birgit, 2006. Calystegines in Potatoes with Genetically Engineeres Carbohydrate Metabolism. Vol. 58. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 447. Trease and Evans. 2009. Pharmacognosy 16th Edition. London : Saunders Elsevier. Hal. 353-413. Tyler, V. E., Lynn R. B. J. E. Robers. 1988. Pharmacognocy. Lea&Febiger. As. PP. 244_247. 17
LAMPIRAN Lampiran 1. American Society of Healt System Pharmacist, 2010
18
Lampiran 2. American Society of Healt System Pharmacist, 2010
19
Lampiran 3. Amit J. Kasabe, Ganesh B. Badhe. 2010. Extraction and Estimation of Theobromine in Marketed Tea by HPTLC and UV Method.
20
Lampiran 4. Amit J. Kasabe, Ganesh B. Badhe. 2010. Extraction and Estimation of Theobromine in Marketed Tea by HPTLC and UV Method
21
Lampiran 5. Dewick, P.M.2009.Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach