Anda di halaman 1dari 20

DISFUNGSI EREKSI

Pembimbing;
dr. Achmad Faiq, Sp. U
Penyuun!
Di"ra Pu"ri Sandia #$#.#%.#&'
()na"han Sinar"a Kurnia*an #$#.#+.,$,
-hereia Su".iar") #$#.#%./0'
KEPANI-ERAAN K1INIK I12U 3EDA4
RU2A4 SAKI- U2U2 DAERA4 KARA5ANG
PERI6DE % DESE23ER /,#$ 7 ,0 FE3RUARI /#,'
FAKU1-AS KED6K-ERAN UNI8ERSI-AS -RISAK-I (AKAR-A
KA-A PENGAN-AR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
Disfungsi Ereksi
Makalah ini kami susun untuk membantu mahasiswa mempermudah dan memperdalam
pengetahuannya dalam bidang penyakit disfungsi ereksi dan bagaimana pengobatan terapi
terhadap penyakit ini.
amun! kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih kurang sempurna
dan terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang kami
tuliskan."leh karena itu!segala pendapat!kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan!untuk lebih menyempurnakan tugas ini.
Mudah#mudahan makalah ini bermanfaat dalam rangka melengkapi materi pelajaran
pada program pendidikan serta sekaligus melatih mahasiswa untuk terampil dalam
memperhatikan kemungkinan#kemungkinan yang mungkin terjadi.
$arawang! % &anuari '()*
Penulis
DAF-AR ISI
KA-A PENGAN-AR ....................................................................................
3A3 I PENDA4U1UAN ...........................................................................
).) +atar ,elakang ............................................................................
).' Manfaat Penelitian .....................................................................
3A3 / ISI ....................................................................................................
'.) Pengertian....................................................................................
'.' Etiologi ........................................................................................
'.- .natomi dan /isiologi .................................................................
'.* Patofisiologi ................................................................................
'.0 .ngka $ejadian...........................................................................
'.% Manifestasi $linik .......................................................................
'.1 Pemeriksaan Diagnosa.................................................................
'.2 Penatalaksanaan Medis................................................................
'.3 Penanganan dan Pengobatan .......................................................
-.( 4ara Men5egah Disfungsi Ereksi.................................................
3A3 $ KESI2PU1AN DAN SARAN .......................................................
-.) $esimpulan .................................................................................
-.' 6aran ...........................................................................................
DAF-AR PUS-AKA .....................................................................................
3A3 I
PENDA4U1UAN
,., 1a"ar 3e9a:ang
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan yang persisten dalam
men5apai atau mempertahankan fungsi ereksi untuk akti7itas seksual yang memuaskan.
,atasan tersebut menunjukkan bahwa proses fungsi seksual laki#laki mempunyai dua
komponen yaitu men5apai keadaan ereksi dan mempertahankannya. 8al ini sangat
penting bagi laki#laki sebab disfungsi ereksi dapat menimbulkan depresi bagi penderita
yang berujung terganggunya hubungan suami istri serta menyebabkan masalah dalam
kehidupan rumah tangga. 6e5ara garis besar! penyebab disfungsi ereksi terdiri dari faktor
organik! psikis! dan andropause. 9mumnya laki#laki berumur lebih dari *( tahun
mengalami penurunan kadar testosteron se5ara bertahap. 6aat men5apai usia *( tahun!
laki#laki akan mengalami penurunan kadar testosteron dalam darah sekitar )!' : per
tahun. ,ahkan di usia 1(! penurunan kadar testosteron dapat men5apai 1(: .
Penelitian ational ;nstitutes of 8ealth '((' menunjukkan kurang lebih )0 juta
sampai -( juta laki#laki di .merika mengalami disfungsi ereksi. ;nsidensi terjadinya
gangguan ber7ariasi dan meningkat seiring dengan usia. Pada usia *( tahun! terdapat
kurang lebih 0: laki#laki mengalami keadaan disfungsi ereksi! pada usia %0 tahun!
terdapat kurang lebih )0#'0: <8andriadi =inaga! '((%>. Pre7alensi disfungsi ereksi di
;ndonesia belum diketahui se5ara tepat! diperkirakan )% : laki#laki usia '( ? 10 tahun di
;ndonesia mengalami disfungsi ereksi.
Disfunsi ereksi <DE> merupakan masalah yang signifikan dan umum di bidang
medis! merupakan kondisi medis yang tidak berhubungan dengan proses penuaan
walaupun pre7elensinya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.Pria dengan
diabetes!penyakit jantung iskemik dan penyakit 7askuler perifer lebih banyak mendrita
DE.
=alaupun di ;ndonesia tidak terdapat sur7ei yang 5ukup besar! namun gambaran
penderita DE yang datang ke klinik impotensi di perkirakan hasilnya tidak jauh berbeda.
,anyak 5ara yang dilakukan dalam mengatasi keluhan DE ini! salah satunya adalah
dengan obat#obatan. 6alah satu obat yang terbaru dan dapat dikonsumsi se5ara oral
adalah sidenfil sitrat
3A3 II
ISI
/., Penger"ian
Disfungsi Ereksi atau ere5tile dysfun5tion adalah disfungsi se@sual yang ditandai
dengan ketidakmampuan atau mempertahankan ereksi pada pria untuk men5apai
kebutuhan se@sual dirinya sendiri maupun pasangannya. Disfungsi ereksi <DE>
merupakan masalah yang signifikan dan umum di bidang medis! merupakan kondisi
medis yang tidak berhubungan dengan proses penuaan walaupun pre7alensinya
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
/./ E"i)9)gi
,anyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya DE ini. =alaupun se5ara garis
besar faktor penyebabnya dibagi menjadi penyebab fisik <organik>! psikologis
<psikogenik>! tetapi belum tentu salah satu faktor tersebut menjadi penyebab tunggal DE.
/aktor fisik menyebabkan sekitar %(#2(: kasus DE. Yang termasuk penyebab fisik
adalah
) penyakit kronik <misalnya aterosklerosis! diabetes dan penyakit jantung>
' obat#obatan! 5ontoh antihipertensi <terutama diuretik thiaAid dan penghambat beta>!
antiaritmia <digoksin>! antidepresan dan antipsikotik <terutama neuroleptik>!
antiandrogen! antihistamin ;; <simetidin>! <alkohol atau heroin>! obat penenang! litium
- pembedahanB operasi misal operasi daerah pel7is dan prostatektomi radikal
* trauma <misal spinal 5ord injury>
0 radioterapi pel7is.
% ;nflamasi prostat <prostatitis>
1 Penyakit parah <anemia! tuberkulosis! pneumonia! dll>
2 Cangguan hormonal
3 Multiple s5lerosis dan penyakit saraf lainnya
Di antara sekian banyak penyebab fisik! gangguan 7askular adalah penyebab yang
paling umum dijumpai. /aktor psikologis dapat menyebabkan 5a5at fisik ringan menjadi
DE. ,anyak pria merasa gagal sebagai lelaki ketika daya seksual mereka
melemah.$egagalan awal mempertahankan ereksi menimbulkan ke5emasan dan stress
yang pada gilirannya justru memperburuk DE. 8al tersbut menjadi lingkaran setan.
,eberapa masalah psikologis yang dapat menyebabkan DE antara lainD
) $urangnya keper5ayaan diri
' Cangguan hubungan personal
- $urangnya hasrat seksual
* 4emas! depresi! stress! kepenatan! kehilangan! kemarahan
0 $onflik rumah tangga
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia!
sedangkan masalah psikologis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Pada pria
muda! faktor psikologis ini menjadi penyebab tersering dari DE intermiten 6emakin
bertambah umur seorang pria! maka impotensi semakin sering terjadi! meskipun
impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari
penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. 6ekitar 0(: pria berusia %0 tahun dan
10: pria berusia 2( tahun mengalami impotensi.
.gar bisa tegak! penis memerlukan aliran darah yang 5ukup. $arena itu penyakit
pembuluh darah <misalnya aterosklerosis> bisa menyebabkan impotensi. ;mpotensi juga
bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang
menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
/.$ Ana")mi dan Fii)9)gi
Ereksi terjadi melalui ' mekanismeD
) Pertama! adalah refle@ ereksi oleh sentuhan pada penis <ujung batang dan sekitarnya>.
' $edua! ereksi psikogenik karena rangsangan erotis. $eduanya menstimulir sekresi nitri5
o@ide yang memi5u relaksasi otot polos batang penis <5orpora 5a7ernosa>! sehingga
aliran darah ke area tersebut meningkat dan terjadilah ereksi. Disamping itu! produksi
testosteron <dari testis> yang memadai dan fungsi hipofise <pituitary gland> yang bagus!
diperlukan untuk ereksi.
Ereksi merupakan hasil dari suatu interaksi yang kompleks dari faktor psikologik!
neuroendokrin dan mekanisme 7askular yang bekerja pada jaringan ereksi penis. "rgan
erektil penis terdiri dari sepasang korpora ka7ernosa dan korpus spongiosum yang
ditengahnya berjalan urethra dan ujungnya melebar membentuk glans penis. $orpus
spongiosum ini terletak di bawah kedua korpora ka7ernosa. $etiga organ erektil ini
masing#masing diliputi oleh tunika albuginea! suatu lapisan jaringan kolagen yang padat!
dan se5ara keseluruhan ketiga silinder erektil ini di luar tunika albuginea diliputi oleh
suatu selaput kolagen yang kurang padat yang disebut fasia ,u5k. Di bagian anterior
kedua korpora ka7ernosa terletak berdampingan dan menempel satu sama lain di bagian
medialnya sepanjang -B* panjang korpora tersebut. Pada bagian posterior yaitu pada
radi@ krura korpora ka7ernosa terpisah dan menempel pada permukaan bawah kedua
ramus iskiopubis. $orpora ka7ernosa ini menonjol dari arkus pubis dan membentuk pars
pendularis penis. Permukaan medial dari kedua korpora ka7ernosa menjadi satu
membentuk suatu septum inkomplit yang dapat dilalui darah. Eadi@ penis
bulbospongiosum diliputi oleh otot bulboka7ernosus sedangkan korpora ka7ernosa
diliputi oleh otot iskhioka7ernosus.
&aringan erektil yang diliputi oleh tunika albuginea tersebut terdiri dari ruang#ruang
ka7ernus yang dapat berdistensi. 6truktur ini dapat digambarkan sebagai trabekulasi otot
polos yang di dalamnya terdapat suatu sistim ruangan yang saling berhubungan yang
diliputi oleh lapisan endotel 7askular dan disebut sebagai sinusoid atau rongga lakunar.
Pada keadaan lemas! di dalam korpora ka7ernosa terlihat sinusoid ke5il! arteri dan
arteriol yang berkonstriksi serta 7enula yang yang terbuka ke dalam 7ena emisaria. Pada
keadaan ereksi! rongga sinusoid dalam keadaan distensi! arteri dan arteriol berdilatasi
dan 7enula menge5il serta terjepit di antara dinding#dinding sinusoid dan tunika
albuginea. Tunika albuginea ini pada keadaan ereksi menjadi lebih tipis. Clans penis
tidak ditutupi oleh tunika albuginea sedangkan rongga sinusoid dalam korpus
spongiosum lebih besar dan mengandung lebih sedikit otot polos dibandingkan korpus
ka7ernosus.
Penis dipersarafi oleh sistem persarafan otonom <parasimpatik dan simpatik> serta
persarafan somatik <sensoris dan motoris>. 6erabut saraf parasimpatik yang menuju ke
penis berasal dari neuron pada kolumna intermediolateral segmen kolumna 7ertebralis
6'#6*. 6araf simpatik berasal dari kolumna 7ertebralis segmen T*?+' dan turun melalui
pleksus preaortik ke pleksus hipogastrik! dan bergabung dengan 5abang saraf
parasimpatik membentuk ner7us ka7ernosus! selanjutnya memasuki penis pada
pangkalnya dan mempersarafi otot#otot polos trabekel. 6araf sensoris pada penis yang
berasal dari reseptor sensoris pada kulit dan glans penis bersatu membentuk ner7us
dorsalis penis yang bergabung dengan saraf perineal lain membentuk ner7us pudendus.
$edua sistem persarafan ini <sentralBpsikogenik dan periferalB refleksogenik> se5ara
tersendiri maupun se5ara bersama#sama dapat menimbulkan ereksi.
6umber pendarahan ke penis berasal dari arteri pudenda interna yang kemudian
menjadi arteri penis komunis dan kemudian ber5abang tiga menjadi arteri ka7ernosa
<arteri penis profundus>! arteri dorsalis penis dan arteri bulbouretralis. .rteri ka7ernosa
memasuki korpora ka7ernosa dan membagi diri menjadi arteriol#arteriol helisin yang
bentuknya seperti spiral bila penis dalam keadaan lemas. Dalam keadaan tersebut arteriol
helisin pada korpora berkontraksi dan menahan aliran darah arteri ke dalam rongga
lakunar. 6ebaliknya dalam keadaan ereksi! arteriol helisin tersebut berelaksasi sehingga
aliran darah arteri bertambah 5epat dan mengisi rongga#rongga lakunar. $eadaan
relaksasi atau kontraksi dari otot#otot polos trabekel dan arteriol menentukan penis dalam
keadaan ereksi atau lemas. 6elama ini dikenal adrenalin dan asetilkolin sebagai
neurotransmiter pada sistem adrenergik dan kolinergik! tetapi pada korpora ka7ernosa
ditemukan adanya neurotransmiter yang bukan adrenergik dan bukan pula kolinergik
<non adrenergik non kolinergik F .4> yang ternyata adalah nitri5 o@ideB". " ini
merupakan mediator neural untuk relaksasi otot polos korpora ka7ernosa. "
menimbulkan relaksasi karena " mengaktifkan enAim guanilat siklase yang akan
mengkon7ersikan guanosine triphosphate <CTP> menjadi 5y5li5 guanosine
monophosphate <5CMP>. 5CMP merangsang kalsium keluar dari otot polos korpora
ka7ernosa! sehingga terjadi relaksasi. " dilepaskan bila ada rangsangan seksual. 5CMP
dirombak oleh enAim phosphodiesterase <PDE> yang akan mengakhiriB menurunkan
kadar 5CMP sehingga ereksi akan berakhir. PDE adalah enAim diesterase yang
merombak 5y5li5 adenosine monophosphate <5.MP> maupun 5CMP menjadi .MP atau
CMP. .da beberapa isoform dari enAim ini! PDE ) sampai PDE1. Masing#masing PDE
ini berada pada organ yang berbeda. PDE0 banyak terdapat di korpora ka7ernosa.
/.' Pa");ii)9)gi
DE dapat disebabkan dari tiga mekanisme dasar iniD <)> kegagalan menginisiasi
<psikogenik! endokrinologik! atau neurogeni5>G <'> kegagalan pengisian <arteriogenik>G atau
<-> kegagalan untuk menyimpan 7olume darah yang adekuat didalam jaringan la5unar
<disfungsi 7enooklusif>. $ategori ini dapat terjadi se5ara bersamaan. 6ebagai 5ontoh!
mengurangnya tekanan pengisian <filling pressure) dapat menyebabkan adanya kerusakan
7enous. /aktor psikogenik seringkali terjadi bersama dengan faktor etiologi lainnya.
Diabetes! atheros5lerosis! dan penyebab akibat obat terhitung pada 2(: kasus DE pada pria
dewasa.
8a:u9)geni:
Penyebab organi5 paling sering untuk DE adalah gangguan aliran darah ked an dari
penis. .theros5lerosis atau penyakit arterial traumati5 dapat menurunkan aliran ke ruang
la5unar! menyebabkan menurunnya rigiditas dan memanjangnya waktu untuk ereksi penuh.
.liran yang berlebihan pada 7ena! walaupun adekuat jumlahnya! dapat menyebabkan DE.
Perubahan stru5tural pada komponen fibroelastik pada 5orpora dapat menyebabkan
berkurangnya komplians dan ketidakmampuan untuk menyempitkan 7ena pada.
Neur)genic
Cangguan yang mengenai medulla spinalis bagian sa5ral atau jaras saraf otonom
menuju penis dapat men5egah terjadinya akti7itas sistem relaksasi saraf pada otot halus
penis! sehingga hal ini mengakibatkan DE. Pada pasien dengan 5edera medulla spinalis!
derajat dari DE bergantung pada tingkat kerusakan dan lokasi lesi. Pasien dengan lesi parsial
atau 5edera pada bagian atas dari medulla spinalis 5enderung masih memiliki kemampuan
ereksi dibandingkan seseorang yang memiliki lesi sempurna atau terdapat pada bagian bawah
medulla spinalis. =alaupun sekitar 10: pasien dengan 5edera medulla spinalis memiliki
kemampuan untuk ereksi! hanya '0: dari jumlah tersebut yang memiliki ereksi yang 5ukup
untuk penetrasi. Cangguan neurologist lainnya yang umumnya berkaitan dengan DE
termasuk multiple s5lerosis atau neuropati perifer. Yang terakhir disebabkan oleh diabetes
atau alkoholisme. "perasi pel7is juga dapat menyebabkan DE akibat terganggunya suplai
saraf otonom.
End):rin)9)gi:
.ndrogen meningkatkan libido! namun peran pastinya terhadap fungsi ereksi masih
tetap belum jelas. 6eseorang dengan kadar testosterone yang rendah dapat men5apai ereksi
dari stimulus 7isual atau seksual. amun! kadar testosteron normal sepertinya penting untuk
fungsi ereksi! terutama pada pria tua. Terapi alih androgen dapat memperbaiki fungsi ereksi
yang menurun jika diakibatkan hypogonadismG namun! terapi ini tidak bermanfaat pada DE
jika kadar testosterone masih normal. Peningkatan hormon prola5tin dapat menurunkan libido
dengan menekan hormone gonadotropin#releasing hormone <CnE8>! dan juga dapat
menurunkan kadar testosterone. Terapi untuk hiperprolaktinemia dapat menggunakan agonis
dopamine yang dapat mengembalikan libido dan testosterone.
Diabe"e
DE terjadi pada -0#10: pria dengan diabetes mellitus. Mekanisme patologis
utamanya berkaitan dengan komplikasi 7askuler dan neurologik DM. $omplikasi
makro7askuler diabetes biasanya berkaitan dengan umur! dimana komplikasi mikro7askuler
berhubungan dengan durasi lamanya diabetes dan derajat pengendalian glikemia. 6eseorang
dengan diabetes juga memiliki penuruna nitri5 o@ide synthase pada jaringan endotel dan
neural.
Pi:)geni:
Dua mekanisme yang berkontribusi terhadap inhibisi ereksi pada DE psikogenik.
Pertama! stimulus psikogenik pada sa5ral medulla spinalis dapat menghambat respon
refle@ogenik! akibatnya menghambat akti7asi aliran 7asodilator menuju penis. $edua!
stimulasi simpatis berlebihan pada pria 5emas dapat meningkatkan tonus otot halus penis.
Penyebab paling umum dari DE psikogenik adalah ke5emasan! depresi! konflik suatu
hubungan! kehilangan rasa memikat! hambatan seksual! konflik dengan partner se@!
pele5ehan se@ual pada masa ke5il! dan ketakutan akan penyakit menular se@ual. $ebanyakan
pasien dengan DE yang sudah jelas memiliki dasar penyebab organi5! dapat terkena efek
psikologis sebagai reaksi terhadap DE! sehingga memberikan beban ganda.
A:iba" Peng)ba"an
DE yang disebabkan oleh obat diperkirakan terjadi pada '0: pria yang ditemukan
pada klinik rawat jalan. Diantara agen antihipertensi! diureik thiaAida dan beta blo5ker yang
paling sering menjadi penyebab. 4al5ium 5hannel blo5ker dan .4E inhibitor lebih jarang
dilaporkan. "bat#obat ini dapat bekerja se5ara langsung pada tingkat 5orporal <mis. 4a
5hannel blo5ker> atau se5ara tidak langsung dengan menurunkan tekanan darah pada pel7is!
dimana penting untuk mempertahankan kontraksi penis. .drenergik blo5ker jarang menjadi
penyebab DE. Estrogen! agonis CnE8! 8
'
antagonis! dan spironola5tone menyebabkan ED
dengan menekan produksi gonadotropin atau dengan menghambat kerja androgen. .gen
antidepresi dan antipsikosis ? terutama neuroleptik! tri5y5li5! dan 66E; ? berhubungan
dengan kesulitan dalam ereksi! ejakulasi! orgasme! atau kepuasan seksual lainnya.
<9ai;ica"i)n Drug
Diureti5s ThiaAides! 6pironola5tone
.ntihypertensi7es 4al5ium 5hannel blo5kers! Methyldopa
4lonidine! Eeserpine! ,eta#,lo5kers
Cuanethidine
4ardia5Banti#hyperlipidemi5s Digo@in! CemfibroAil! 4lofibrate
.ntidepressants 6ele5ti7e serotonin reuptake inhibitors
Tri5y5li5 antidepressants! +ithium
Monoamine o@idase inhibitors
TranHuiliAers ,utyrophenones! PhenothiaAines
8
'
antagonists Eanitidine! 4imetidine
8ormones Progesterone! Estrogens! 4orti5osteroids
CnE8 agonists! 0#Eedu5tase inhibitors
4yproterone a5etate
4ytoto@i5 agents 4y5lophosphamide! Methotre@ate
Eoferon#.
.nti5holinergi5s Disopyramide! .nti5on7ulsants
Ee5reational Ethanol! 4o5aine!Marijuana
=alaupun banyak pengobatan yang menyebabkan DE! pasien sering memiliki faktor
resiko sebelumnya yang membingungkan gambaran klinis. &ika terdapat hubunfan kuat antara
pemberian obat dan onset DE! pengobatan lain sebaiknya dipertimbangkan. amun umum
dilakukan di klinik untuk menambah pengobatan DE tanpa melakukan perubahan banyak
pada pengobatan suatu penyakit! karena mungkin sulit untuk menegakkan peran kausal dari
suatu obat terhadap DE.
'.0 Ang:a :e.adian
Diperkirakan pada )330! terdapat lebih dari )0' juta pria di seluruh dunia yang
menderita DE. Proyeksi pada '('0 menunjukkan pre7alensi sekira -'' juta pria! artinya
akan terjadi penambahan sebanyak )1( juta penderita DE dalam kurun waktu -( tahun.
/.= 2ane;e"ai :9ini:
Pada disfungsi ereksi! tanda#tandanya adalah sebagai berikutD
Daftar obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi
). Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi se5ara
berulang < paling tidak selama - bulan >.
'. Tidak mampu men5apai ereksi yang konsisten
-. Ereksi hanya sesaat < dalam referensi tidak disebutkan lamanya >
/.& Pemeri:aan diagn)"i:
1 Pemeriksaan /isik
Pada pemeriksaan fisik! tanda#tanda hipogonadisme <termasuk testis ke5il!
ginekomasti dan berkurangnya pertumbuhan rambut tubuh dan janggut> memerlukan
perhatian khusus. Pemeriksaan penis dan testis dikerjakan untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan bawaaan atau induratio penis. ,ila perlu dilakukan palpasi transrektal
dan 96C transrektal. Tidak jarang ED disebabkan oleh penyakit prostat jinak ataupun
prostat ganas atau prostatitis.
Pemeriksaan rektum dengan jari <digital rectal examination>! penilaian tonus
sfingter ani! dan bulbo 5a7ernosus reflek <kontraksi muskulus bulboka7ernous pada
perineum setelah penekanan glands penis> untuk menilai keutuhan dari sa5ral neural
outflow. adi perifer dipalpasi untuk melihat adanya tanda#tanda penyakit 7askuler. Dan
untuk melihat komplikasi penyakit diabetes < termasuk tekanan darah! ankle bra5ial
inde@! dan nadi perifer >.
2 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang diagnosis ED antara lainD kadar
serum testosteron pagi hari <perlu diketahui! kadar ini sangat dipengaruhi oleh kadar
luteinizing hormone>. Pengukuran kadar glukosa dan lipid! hitung darah lengkap
<complete blood count>! dan tes fungsi ginjal.
6edangkan pengukuran 7askuler berdasarkan injeksi prostaglandin E) pada corpora
penis! duple@ ultrasonography, biothesiometry! atau nocturnal penile tumescence tidak
direkomendasikan pada praktek rutinBsehari#hari namun dapat sangat bermanfaat bila
informasi tentang vascular supply diperlukan! misalnya! untuk menentukan tindakan
bedah yang tepat.
/.+ Pena"a9a:anaan 2edi
Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai
berikutD
1. Membuat diagnosa dari disfungsi seksual
2. Men5ari etiologi dari disfungsi seksual tersebut
3. Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi seksual
4. Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual! yang terdiri dari pengobatan bedah dan
pengobatan non bedah <konseling seksual dan sex theraphy! obat#obatan! alat bantu seks!
serta pelatihan jasmani>.
Pada kenyataannya tidak mudah untuk mendiagnosa masalah disfungsi seksual.
Diantara yang paling sering terjadi adalah pasien tidak dapat mengutarakan masalahnya
semua kepada dokter! serta perbedaan persepsi antara pasien dan dokter terhadap apa
yang di5eritakan pasien. ,anyak pasien dengan disfungsi seksual membutuhkan
konseling seksual dan terapi! tetapi hanya sedikit yang peduli. "leh karena masalah
disfungsi seksual melibatkan kedua belah pihak yaitu pria dan wanita! dimana masalah
disfungsi seksual pada pria dapat menimbulkan disfungsi seksual ataupun stres pada
wanita! begitu juga sebaliknya! maka perlu dilakukan dual sex theraphy. ,aik itu
dilakukan sendiri oleh seorang dokter ataupun dua orang dokter dengan wawan5ara
keluhan terpisah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi atau penanganan
disfungsi seksual pada kenyataanya tidak mudah dilakukan! sehingga diperlukan
diagnosa yang holistik untuk mengetahui se5ara tepat etiologi dari disfungsi seksual yang
terjadi! sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang tepat pula.
/.% Penanganan dan peng)ba"an
Penanganan disfungsi ereksi tentu harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Penangannan disfungsi ereksi melibatkan keikutsertaan pasangan suami#istri. $arena
gaya hidup sangat berperan! maka modifikasi gaya hidup sangat berperan dalam
penatalaksanaannya. Pria yang mengalami disfungsi ereksi harap mengurangi konsumsi
rokok! menghindari kegemukan! dan meningkatkan akti7itas fisik. $adang diperlukan
terapi psikoseksual untuk mengatasi penyebab psikogenik seperti ke5emasan dan depresi.
,erbagai jenis pengobatan yang tersedia untuk mengatasi masalah DE dapat dilihat
pada tabel ). Terdapat banyak 5ara yang digunakan untuk terapi DE! salah satunya
adalah dengan obat oral yang mulai dipasarkan se5ara luas yaitu sildenafil. "bat ini
hanya bekerja bilamana terdapat stimulasi seksual dan diminum satu jam sebelum
aktifitas seksual dengan dosis antara '0 ? )((mg. 6ildenafil bekerja dengan menghambat
kompetitif enAim PDE 0 yang banyak terdapat pada korpus ka7ernosus penis! sehingga
menyebabkan relaksasi otot polos yang terdapat berlangsung lebih lama! dengan
demikian ereksi juga akan berlangsung lebih lama. Masih banyak kontradiksi mengenai
penggunaan sildenafil dalam penatalaksanaan DE! dengan angka keberhasilannya sekitar
%(#1( :. Pada penderita diabetes angka keberhasilan hanya sekitar 0( :. $ontraindikasi
pemakaian sildenafil adalah pasien yang menggunakan preparat nitrat! adanya riwayat
stroke! infark miokard! hipotensi! penyakit degeneratif retina dan obat yang membuat
waktu paruh sildenafil menjadi lebih panjang.
Penanganan disfungsi ereksi dengan ;arma:)9)gi dan bedah dibagi men.adi $ 9ini
"erapi, yai"u!
) Terapi lini pertama
Terapi lini pertama yaitu memberi oral pada pasien. 9ntuk tahap ini! ,adan Pengawasan
"bat#obatan dan Makanan telah mengiAinkan tiga jenis obat yang beredar di ;ndonesia!
masing#masing dikenal dengan jenis obat
a. 6ildenafil <7iagra>!
b. Tadalafil <4ialis> dan
5. Iardenafil <+e7itra>.
$etiga jenis obat ini merupakan obat untuk menghambat enAim Phosphodiesterase#0
<PDE#0>! suatu enAim yang terdapat di organ penis dan berfungsi untuk menyelesaikan
ereksi penis. $etiga jenis obat ini memiliki kelebihan dan kekurangan D
a. 6ildenafil merupakan preparat erektogenik golongan PDE#0 yang pertama kali
ditemukan. Mula kerja 6ildenafil antara J jam ? ) jam. 6edangkan masa kerjanya
berkisar 0#)( jam. Dari segi profilnya! 6ildenafil tidak begitu selektif dalam
menghambat PDE#0. karena! Aat ini ternyata juga menghambat PDE#%! jenis enAim
yang letaknya di mata. $ondisi ini menyebabkan penglihatan mata menjadi biru
<blue 7ision>. "bat ini juga tidak bisa diminum berbarengan dengan makanan karena
absorsi <penyerapannya> akan terganggu jika lambung dalam kondisi penuh.
b. Iandenafil! lebih selektif dalam menghambat PDE#0 mengingat dosisnya tergolong
ke5il yaitu antara )(mg#'(mg. Mula kerjanya lebih 5epat! )( menit ? )jam! dengan
masa kerja 0#)( jam. $eunggulan Iandenafil adalah absorsinya tidak dipengaruhi
oleh makanan. &adi jika .nda ingin melakukan hubungan intim dengan istri setelah
5andle light dinner! boleh#boleh saja. $elemahannya! akan terjadi 7asodilatasi
<pelebaran pembuluh darah di hidung sehingga menyebabkan hidung tersumbat>.
,iasanya minum pertama akan menyebabkan pening.
5. Tadalafil! masa kerjanya jauh lebih panjang yaitu -% jam. Mula kerjanya sekitar )
jam dan tidak dipengaruhi oleh makanan sehingga absorsinya tidak terganggu.
$ekurangannya! obat ini juga menghambat PDE#)) enAim yang letaknya di
pinggang sehingga jika mengkonsumsi ini! si pria akan mengalami rasa sakit di
pinggang.
6edangkan farmakologi topikal dapat digunakan pada penderita yang tidak dapat
mengkonsumsi obat penghambat PDE 0. "bat topikal dioleskan pada kulit batang penis
dan glans penis. ,eberapa agen yang biasa digunakan adalah solusio minoksidil!
nitrogliserin dan gel papa7erin. 6ementara penggunaan I4D bertujuan untuk
memperbesar penis se5ara pasif yang kemudian 5in5in pengikat pada pangkal penis akan
mempertahankan darah dalam penis. amun penggunaan I4D ini dapat menimbulkan
efek samping berupa nyeri! sulit ejakulasi! perdarahan bawah kulit <petekie> dan baal.
' Terapi lini kedua
Paad terapi lini keduan yang terdiri dari suntikan intra7ernosa dan pemberian alprostadil
melalui uretra. Terapi suntikan intrakar7enosa yang digunakan adalah penghambat
adrenoreseptor dan prostaglandin. Prinsip kerja obat ini adalah dapat menyebabkan
relakasasi otot polos pembuluh darah dan kar7enosa yang dapat menyebabkan ereksi.
melakukan penyuntikan se5ara entraka7ernosa dan pengobatan se5ara inraurethra yang
memasukkan gel ke dalam lubang ken5ing. Pasien dapat melakukan sendiri 5ara ini
setelah dilatih oleh dokter.
- Terapi lini ketiga
Terapi lini ketiga yaitu implantasi prosthesis pada penis. Tindakan ini dipertimbangkan
pada kasus gagal terapi medikamentosa atau pada pasien yang menginginkan solusi
permanen untuk masalah disfungsi ereksi. Terdapat ' tipe prosthesis yaitu semirigid dan
inflatable. Tindakan ini sudah banyak dilakukan di luar negeri namun di ;ndonesia belum
ada
$.# <ara 2encegah Di;ungi Ere:i
6eiring perubahan waktu dan gaya hidup! kemampuan pria berereksi memang akan
berkurang! dan ini sulit untuk dihindarkan. Tapi! bukan berarti .nda harus pasrah pada
keadaan. .da beberapa langkah yang dapat .nda lakukan agar masalah DE bisa teratasi
dan .nda mampu mempertahankan ereksi .nda terhadap pasangan.
,erikut delapan langkah mudah untuk mempertahankannyaD
) 8indari ikotin
,erdasarkan studi yang dilakukan uni7ersitas di $entu5ky! para ahli menemukan
fakta ketika pria ditanya mengenai tingkat kehidupan seksualnya dalam kisaran )#)(!
kebanyakan pria perokok menjawab dengan angka 0 sementara pria tanpa rokok
menjawab dengan angka 3. Eokok adalah penyebab DE! selain membahayakan
pembuluh darah! merokok juga menyebabkan kerusakan pada Mr Di5k seperti kurangnya
elastisitas dan menghambat pelebaran fungsi pembuluh darah Mr Di5k.
' Iasektomi
Tindakan 7asektomi adalah upaya mengontrol kehamilan. ,eberapa pria biasanya
mengalami kegelisahan dan ketakutan akan perasaan tak mampu lagi membuahi!
karena tingkat efekti7itas 7asektomi 33!3:! artinya kemungkinan kehamilan sangat
ke5il.
Menurut $aren Donahey! Ph.D.! Dire5tor 6e@ and Marital Therapy Program dari
orthwestern 9ni7ersity! kegelisahan sema5am ini kadang mempengaruhi gangguan
fungsi ereksi dan merusak mood berhubungan seksual. &adi pertimbangkan baik#baik
pilihan $, yang satu ini.
- 6top 6tres K Perasaan ,ersalah
,eberapa pria yang menjalani affair mengalami gangguan ereksi. $emungkinan ini
terjadi karena faktor psikis! sema5am perasaan bersalah dan ke5emasan banyak
mempengaruhi. &adi! jika .nda ingin fungsi ereksi kembali normal! sebaiknya hindari
affair.
* ,akar +emak Perut
+ebih dari 0(: pria dengan diabetes mengalami gangguan ereksi. Menjaga berat
ideal dan menyingkirkan lemak jahat pada perut adalah 5ara terbaik menghindari
diabetes. Tapi jika sudah terlanjur tetap kontrol kadar gula darah .nda.
0 8indari ,enturan ,enda $eras
Perkiraan para ahli! lebih dari tiga pria dengan gangguan fungsi ereksi mengalami
penile trauma. &adi! berhati#hatilah saat melakukan akti7itas seksual dengan posisi
women on top! atau melakukan olahraga dengan peralatan keras.
% Mulailah $ebiasaan ,erjalan $aki
,erdasarkan hasil penelitian! pria yang rajin berjalan kaki meski hanya sekitar tiga
kilometer sehari hanya mengalami setengah dari gangguan ereksi dibanding pria yang
terbiasa duduk dan bergantung pada alat transportasi.
Menurut urolog dari 4hi5agoLs Eush#Presbyterian Medi5al 4enter! +auren5e +e7ine!
M.D.! saluran darah pada Mr Di5k adalah organ biologis aktif! artinya semakin banyak
.nda bergerak! latihan! dan berolahraga! maka pembuluh darah akan semakin fleksibel
dan fungsi ereksi akan semakin bekerja maksimal.
1 Menguap Tanpa .nda 6adari
Menguap dan ereksi adalah dua kejadian yang dipengaruhi proses kimia yang
disebut nitri5 o@ide. 6enyawa kimia ini diproduksi di otak dan disalurkan melalui neuron
yang mengendalikan proses pernafasan dan menguap! serta melebarkan pembuluh darah
penis dan menyebabkan ereksi.
$adang hal ini terjadi bersamaan. Tidak mengherankan jika saat .nda menguap
lebar kadang dilanjutkan dengan ereksi. ;ni bukan berarti .nda harus melakukan
foreplay dengan mulut ternganga lebar! tapi sesekali membiarkan mulut menguap lebar
bisa membantu menyehatkan fungsi ereksi .nda agar tetap optimal.
2 Tidur 6ehabis 8ubungan 6eksual
,isa dimengerti kenapa mata terasa berat usai hubungan seksual! meski
sesungguhnya .nda tak menginginkannya. Tapi tidak demikian dengan fungsi seksual
tubuh .nda.
Tanpa disadari! di saat .nda tertidur! Mr Di5k penis beberapa kali mengalami
ereksi. Menurut Dr Coldstein! ereksi yang .nda alami antara pukul -#0 pagi hari saat
.nda tertidur adalah fenomena alami yang berfungsi mempertahankan kekuatan ereksi.
6e5ara teori ereksi di pagi hari terjadi karena tubuh mengalirkan darah yang mengandung
banyak oksigen ke arah Mr Di5k.
3A3 III
PENU-UP
$., Keimpu9an
Disfungsi Ereksi adalah salah satu penyakit se@sual pada pria yaitu!
ketidakmampuan untuk men5apai atau menjaga ereksi tetap pada waktu penentrasi.
-.' Saran
6aran kami yaitu jagalah baik#baik alat reproduksi anda terutama pada pria! jangan
terlalu keseringan menggunakan obat#obatan dan hindarilah yang namanya gangguan
psikologis 5ontohnya!stress!pusing dll.
DAF-AR PUS-AKA
,oolell M! Cepi#.ttee 6! Cingel &4! .llen M&. 6ildenafil D a no7el effe5ti7e oral therapy for
male ere5tile dysfu5ntion. ,r & 9rol )33%G12D'01#%).
/eldman 8.! Coldstein ;! 8atAi5hri5tou DC! $rane E&! M5$inley &,. ;mpoten5e and its
medi5al and psy5hoso5ial 5orrelates D results of the Massa5husetts male aging study. & 9rol
)33*G)0)D0*#%).
Carbett E. ew generation ED treatment in pipeline. .sian Medi5al ews '(((G''D0.
8enwood &. 6ildenafil for ere5tile dysfun5tion. Medi5al Progress )333G'%D-1#3.
6hah P$! 65hwartA ;! M5 4arthy D! 6aldana M&! Iillaran 4! .lholel ,. et al. 6ildenafil in the
treatment of ere5tile dysfun5tion. Engl & Med )332G--3D%33#1('.
Taher .! $arakata 6! .dimoelya .! Pangkahila =! $akiailatu /. Penatalaksanaan disfungsi
ereksi. Pendidikan $edokteran ,erkelanjutanG)( &uli )333G&akartaD Pengurus ,esar ;katan
Dokter ;ndonesia.
h""p!>>rirahayuman..a.b9)gp)".c)m>/#,$>#'>ma:a9ah?imp)"eni@/+.h"m9

Anda mungkin juga menyukai