Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS MULAWARMAN

FAKULTAS TEKNIK
PS S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

PROPOSAL
TUGAS AKHIR

Nama : Teuku Adil Abdillah
NIM : 0709045065
Peminatan : Mekanika Batuan
Judul Tugas Akhir : Analisa Perbandingan Nilai Kohesi dan Sudut Geser Dalam
Menggunakan Kriteria Hoek and Brown dan Klasifikasi Massa
Batuan
Usulan Pembimbing 1 : M. Dahlan Balfas, ST. MT.
Usulan Pembimbing 2 : Revia Oktaviani, ST. MT.
Dilaksanakan : Semester Genap 2011/2012

1. Judul Tugas Akhir
Analisa Perbandingan Nilai Kohesi dan Sudut Geser Dalam Menggunakan Kriteria Hoek and
Brown dan Klasifikasi Massa Batuan.

2. Latar Belakang Masalah
Pada penambangan endapan bahan galian, perancangan lereng merupakan salah satu hal
yang harus diperhatikan untuk dapat menghasilkan produksi yang optimal dan keamanan bagi
para pekerja. Perancangan lereng tidak dapat dilepaskan dari sifat fisik dan mekanik material
penyusun lereng tersebut. Sifat mekanik material batuan yang sangat penting dalam
perancangan lereng penambangan antara lain kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan
sudut geser dalam.
Parameter kohesi dan sudut geser dalam merupakan sifat mekanik batuan yang sangat penting
dalam bidang geoteknik pertambangan. Kohesi adalah gaya yang saling mengikat antar butir
batuan, sedangkan sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara
tegangan normal dan tegangan geser didalam material tanah atau batuan.
Kohesi dan sudut geser dalam dibutuhkan dalam analisa kestabilan lereng, khususnya pada
perhitungan kuat geser tanah dan batuan serta dalam perhitungan faktor keamanan lereng.
Sebab semakin besar kohesi dan sudut geser dalam pada suatu material batuan, maka
kekuatan geser batuan tersebut akan semakin besar, sehingga kemantapan lereng batuan
tersebut akan meningkat pula.
Nilai kohesi dan sudut geser dalam sangat dipengaruhi oleh karakteristik material batuan
dalam suatu darerah, yang akan menentukan kuat massa batuan dan gaya-gaya yang bekerja
pada material tersebut.

3. Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi :
1. Perhitungan nilai kohesi dan sudut geser dalam mengunakan uji direct shear dan
kriteria Mohr Coloumb.
2. Perhitungan nilai kohesi dan sudut geser dalam menggunakan kriteria Hoek dan
Brown.
3. Menentukan klasifikasi massa batuan, serta perkiraan nilai kohesi dan sudut geser
dalam berdasarkan RMR.
4. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan dari penelitian adalah :
1. Menentukan nilai kohesi dan sudut geser dalam batuan menggunakan uji direct shear
menurut kriteria Mohr Coloumb.
2. Menentukan nilai kohesi dan sudut geser dalam menurut kriteria Hoek dan Brown.
3. Menentukan kelas massa batuan, serta rentang nilai kohesi dan sudut geser dalam
menggunakan Rock Mass Rating (RMR).
4. Menganalisa perbandingan nilai kohesi dan sudut geser dalam yang diperoleh dari
kriteria Mohr Coloumb, Hoek and Brown, serta berdasarkan Klasifikasi RMR.
5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada :
1. Uji laboratorium untuk menentukan nilai kohesi dan sudut geser dalam.
2. Penelitian dilakukan pada beberapa jenis batuan.
3. Kadar air pada batuan diasumsikan kering.
4. Penentuan kelas massa batuan dengan klasifikasi RMR.
5. Tidak memperhitungkan analisa kestabilan lereng batuan.
6. Tidak mengkaji kondisi mineralogis batuan.

6. Dasar Teori
6.1 Pengertian Kohesi dan Sudut Geser Dalam
1. Gaya Kohesi (c)
Gaya kohesi adalah gaya yang tarik-menarik antar butir material yang melawan gaya gerak
antar butir. Gaya kohesi terutama disebabkan oleh perlekatan yang saling mengikat antar
butir material batuan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya material-material halus yang
dapat melekatkan butiran-butiran batuan seperti lempung, karst, dan lain-lain.
Nilai kohesi tergantung pada kekompakan butirnya. Semakin kompak suatu batuan maka
semakin besar nilai kohesinya. Sebaliknya pada kondisi lepas (losse) nilainya semakin kecil.
Selain itu juga dipengaruhi oleh kandungan air, karena adanya air akan mengurangi daya
lekatnya.
2. Sudut Geser Dalam ()
Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara tegangan normal
dan tegangan geser didalam material tanah atau batuan.
Gaya geser (T) dan gaya normal (N) dapat dipandang sebagai dua komponen dalam satu
resultan yang membentuk sudut dengan garis lurus PP (gambar 1.1 )




Gambar 6.1 Sudut geser dalam ; PP adalah bidang geser ; N adalah gaya yang tegak lurus bidang
geser ; T adalah gaya yang sejajar bidang geser ; F adalah resultan T dan N ; adalah sudut geser dalam
(Billings, 1987)


P P
N
F
T

6.2 Fungsi Kohesi dan Sudut Geser Dalam
Kohesi dan sudut geser dalam merupakan parameter yang sangat berpengaruh dalam
perhitungan tegangan geser batuan. Parameter kohesi dan sudut geser dalam merupakan
sebagian dari sifat mekanis tanah yang mempengaruhi kekuatan geser batuan pada khususnya
dan kemantapan lereng batuan pada umumnya.
Hubungan kohesi dan sudut geser dalam terhadap kuat geser batuan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
= c + tan
Dimana : kuat geser batuan (ton/m
2
)
c = kohesi (ton/m
2
)
= tegangan efektif (ton/m
2
)
= sudut geser dalam (derajat)

6.3 Perhitungan Kohesi dan Sudut Geser Dalam Menurut Kriteria Mohr Coloumb
Bila pada suatu spesimen batuan bekerja tegangan geser dan tegangan normal yang akan
menyebabkan batuan tersebut mengalami retak pada bidang diskontinu dan mengalami
geseran. Tegangan geser yang dibutuhkan akan bertambah sesuai pertambahan tegangan
normal hingga batuan tersebut mengalami retak dan bergeser.

Gambar 6.2 Hubungan tegangan geser dan tegangan normal

Pada grafik hal ini berhubungan secara linier membentuk suatu garis yang membentuk sudut
sebesar terhadap horizontal. Sudut inilah yang dinamakan sudut geser dalam.
Bila tegangan normal dibuat nol dan kemudian batuan diberikan tegangan geser sampai
batuan tersebut mulai retak, maka harga tegangan geser yang dibutuhkan pada saat batuan
mulai retak adalah merupakan harga kohesi (c) dari batuan tersebut.
Hubungan antara tegangan geser () dan tegangan normal ( ) menurut kriteria Mohr Coulomb
dapat dinyatakan sebagai berikut:
= c + tan
Dimana :
= kuat geser batuan (ton/m
2
)
c = kohesi (ton/m
2
)
' = tegangan normal (ton/m
2
)
= sudut geser dalam (derajat)

6.4 Perhitungan Kohesi dan Sudut Geser Dalam Menurut Kriteria Hoek and Brown
Secara umum, kriteria mengenai keruntuhan (failure) menurut kriteria Hoek and Brown pada
massa batuan yang terkekarkan didefinisikan sebagai berikut :


Dengan
1
dan
3
adalah tegangan efektif dan minimum pada saat runtuh.
Dalam metode ini, tegangan utama maksimum (
1
) sesuai dengan tegangan utama minimum
(
3
) pada keadaan runtuh didapatkan melalui rumus empiris yang bergantung pada faktor-
faktor:
a) Nilai GSI (Geological Strength Index)
b) Kuat tekan uniaksial batuan utuh ( ci)
c) Konstanta material jenis batuan (m
i
)
d) Tiga buah parameter empiris yang menggambarkan tingkat keruntuhan massa batuan,
yaitu m
b
, s dan
.


Parameter GSI (Geological Strength Index) merupakan indeks nilai kekuatan batuan
yang ditemukan oleh Hoek (1994), dan telah disempurnakan kembali oleh Hoek dan
Marinos (2000) yang merupakan suatu sistem untuk mengestimasikan pengurangan
kekuatan massa batuan di lapangan berdasarkan kondisi geologis yang berbeda.
Penilaian pada sistem GSI dapat dilihat pada gambar 6.5 .

Gambar 6.5 Penilaian Geological Stength I ndex untuk berbagai Struktur Batuan (Hoek-Brown, 2002)

Penilaian pada Geological Strength Index didasarkan pada dua parameter, yaitu struktur
geologi batuan dan kondisi permukaan batuan tersebut.
Struktur Geologi
1. Batuan utuh atau masif dengan beberapa spasi diskontinuitas yang sangat jarang.
2. Balok-balok massa batuan yang tidak terganggu dengan tingkat keterkuncian tinggi
berbentuk tiga set bidang diskontinuitas ortogonal.
3. Balok-balok massa batuan yang terkunci dan agak terganggu dimensi lebih kecil
dengan banyak fase bersudut, terbentuk dari 4 set atau lebih diskontinuitas.
4. Balok-balok massa batuan terganggu , terlipat dan/ atau tersesarkan dengan balok
menyudut yang terbentuk oleh banyak bidang diskontinuitas yang saling berpotongan.
5. Massa batuan yang sangat terhancurkan, terdisinteregrasi dengan tingkat keterkuncian
rendah, dengan campuran potongan-potongan batuan menyudut dan membundar.
6. Batuan lemah yang terfoliasi/ terlaminasi/mengalami pergeseran secara tektonik,
dengan skistositas rapat, berlaku terhadap setiap set diskontinuitas lain, yang
menghilangkan bentuk balok secara total.
Kondisi Permukaan
1. Sangat Baik
Permukaan sangat kasar , segar, tidak lapuk.
2. Baik
Permukaan kasar, agak lapuk, dan ternoda (stained).
3. Sedang
Permukaan halus, lapuk sedang dan mengalami alterasi (perubahan).
4. Buruk
Permukaan sangat terlapukkan dengan pelapis atau isian material padat dan fragment
menyudut.
5. Sangat Buruk
Permukaan sangat terlapukkan dengan pelapis atau isian lempung lunak.



Nilai konstanta material (m
i
) dan kuat tekan batuan utuh ( ci) didapatkan dari hasil analisa
statistik uji triaksial pada sejumlah sampel batuan. Namun apabila uji laboratorium tidak
dapat dilakukan, maka tabel berikut dapat digunakan untuk mengestimasikan nilai m
i
dan ci.

Gambar 6.6 Estimasi nilai Kuat Tekan Batuan Utuh ( ci) untuk I ntact Rock (Hoek-Brown, 2002)


Gambar 6.7 Nilai m
i
untuk batuan utuh (Hoek-Brown, 2002)

Konstanta empiris m
b
merupakan konstanta Hoek and Brown untuk massa batuan, yang
merupakan penurunan nilai material konstanta m
i
untuk batuan utuh, yang dapat dihitung
dengan persamaan:

(


)
Nilai s dan merupakan konstanta untuk massa batuan yang dihitung dengan persamaan :
(


)

)

D adalah faktor ketergangguan (disturbance factor) yang tergantung pada derajat kerusakan
batuan yang disebabkan oleh peledakan maupun pelepasan tegangan. Nilai D dapat bervariasi
dari 0 untuk massa batuan in situ yang tidak terganggu sampai 1 untuk massa batuan yang
sangat terganggu.

Gambar 6.8 Tabel Estimasi nilai Faktor Ketergangguan (D), (Hoek-Brown, 2002)

Setelah semua parameter didapatkan, nilai kohesi dan sudut geser dalam didapatkan dengan
persamaan :



Dimana,



Nilai

dicari dengan persamaan :


untuk lereng, dimana H = tinggi lereng


adalah kekuatan massa batuan global (global strength) yang didapat dengan persamaan :

atau

](




6.5 Perkiraan nilai Kohesi dan Sudut Geser Dalam menggunakan Rock Mass Rating
Bieniawski (1973) mempublikasikan suatu metode klasifikasi massa batuan yang dikenal
dengan Geomechanics Classification atau Rock Mass Rating (RMR).

Selama bertahun-tahun, klasifikasi massa batuan ini telah mengalami penyesuaian dan
modifikasi hingga Bieniawski menggunakan sistem rating untuk mengklasifikasikan massa
batuan. Sistem klasifikasi massa batuan RMR menggunakan enam parameter, dimana rating
pada setiap parameter kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai total dari RMR.

Dari kelas batuan yang dihasilkan oleh RMR, dapat diperkirakan nilai kohesi dan sudut geser
dalam batuan dengan berdasarkan rentang nilai tertentu.
Parameter Rock Mass Rating (RMR) :
1. Kuat tekan batuan utuh (Strength of intact rock material)
2. Rock Quality Designation (RQD)
3. Jarak antar (spasi) kekar (Spacing of discontinuities)
4. Kondisi kekar (Condition of discontinuities)
5. Kondisi air tanah (Groundwater condition)
6. Orientasi Kekar

A. Pembobotan Parameter Dalam RMR Sistem
Tabel 6.1 Pembobotan parameter klasifikasi dalam RMR sistem
No. Parameter Selang Nilai
1
Kekuatan
Batuan
Indeks
Kekuatan Point
Load (MPa)
> 10 10 4 4 2 2 1
Untuk nilai yang lebih
kecil penggunaan UCS
lebih dianjurkan
Utuh
Kuat Tekan
Unaxial (MPa)
> 250 250 100 100 50 50 25 25 5 5 1 < 1
Pembobotan 15 12 7 4 2 1 0
2
RQD (%) 100 90 90 75 75 50 50 25 < 25
Pembobotan 20 17 13 8 3
3
Spasi Rekahan > 2 m 2 0,6 m 0,6 0,2 m
200 60
mm
< 60 mm
Pembobotan 20 16 10 8 5
4
Kondisi Rekahan
Permukaan
sangat kasar
tidak menerus,
tidak
renggang,
tidak lapuk
Agak kasar,
spasi < 1
mm, agak
lapuk
Agak kasar,
spasi < 1
mm, sangat
lapuk
Material
pengisi <
5mm,
regangan 1
5 mm,
menerus
Material pengisi tebal >
5 mm, atau regangan > 5
mm, menerus
Pembobotan 30 25 20 10 0
5
Air Tanah
Aliran per 10
meter panjang
Tunnel (L/min)
Tidak ada < 10 10 25 25 125 > 125
Rasio tekanan
air pori per
tegangan utama
0 < 0,1 0,1 0,2 0,2 0,5 > 0,5
Keadaan
Umum
Kering Lembab Basah Menetes Mengalir
Pembobotan 15 10 7 4 0
Sumber : Rock Mass Rating (after Bienawski, 1989)

B. Penyesuaian Pembobotan Untuk Orientasi Kekar
Tabel 6.2 Penyesuaian pembobotan untuk orientasi kekar
Orientasi jurus dan
kemiringan
Sangat
menguntungkan
Menguntungkan Sedang
Tidak
menguntungkan
Sangat tidak
menguntungkan
Pembobotan
Terowongan 0 -2 -5 -10 -12
Pondasi 0 -2 -7 -15 -25
Lereng 0 -2 -25 -50 -60


C. Kelas Massa Batuan Dari Pembobotan Total
Tabel 6.3 Kelas massa batuan dari pembobotan total
Pembobotan 100 81 80 61 60 41 40 20 < 20
Nomor kelas I II III IV V
Deskripsi Sangat baik Baik Sedang Jelek Sangat jelek


D. Arti Dari Kelas Batuan
Tabel 6.4 Arti dari kelas massa batuan dan perkiraan rentang nilai Kohesi dan Sudut Geser Dalam dari
Kelas Massa Batuan
Nomor Kelas I II III IV V
Kohesi massa batuan
(KPa)
> 400 400 300 300 200 200 100 < 100
Sudut geser dalam
massa batuan (
o
)
> 45 45 35 35 25 25 15 < 15



7. Metodelogi
Adapun langkah-langkah dalam pengerjaan tugas skripsi ini sebagai berikut :
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan pencarian literatur dan referensi yang menunjang
penelitian. Serta peningkatan pemahaman terhadap dasar-dasar teori yang dapat menjadi
acuan dalam penelitian ini, termasuk dari kajian dan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya.
2. Pengamatan lapangan
Pengamatan dilapangan meliputi pengamatan terhadap kondisi batuan pada lereng,
pengukuran-pengukuran terhadap parameter RMR, dan pengambilan sampel batuan.
3. Uji laboratorium
Pengujian terhadap sampel batuan yang dilakukan di laboratorium dialkukan untuk
mendapatkan nilai kohesi, sudut geser dalam dan tegangan normal pada batuan yang
meliputi pengujian direct shear, uji kuat tekan (UCS) dan pengujian laboratorium lainnya
yang dapat mendukung penelitian ini.
4. Pengumpulan data
1) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari kegiatan pengamatan
lapangan dan pengujian di laboratorium.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah seluruh data pendukung yang dapat digunakan dalam membantu
dalam penyelesaian penelitian ini.

5. Pengolahan data
Pengolahan data diakukan dengan cara perhitungan terhadap data hasil uji laboratorium
dan hasil pengamatan di lapangan untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam
batuan serta kelas masa batuan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software
komputer Microsoft Excel dan Rocscience RocData 3.0.

6. Analisis data
Analisa data dilakukan secara kuantitatif guna memperoleh kesimpulan sementara.
Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut dalam pembahasan.

7. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara pengolahan data yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.




Studi Literatur
Penyelidikan Lapangan


















Gambar 6.9 Diagram Alir Penelitian



Daftar Pustaka

1. Baskari, Tonny Lesmana, 2008, Kajian Klasifikasi Massa Batuan Terhadap
Stabilitas Lereng Dan Penentuan Kekuatan Jangka Panjangnya Pada Operasi
Penambangan Binungan PT. Berau Coal Kalimantan Timur, Teknik Pertambangan
dan Perminyakan, ITB.
2. Bieniawski, Z. T., 1989, Engineering Rock Mass Classifications. A complete Manual
for Engineers and Geologists in Mining, Civil, and Petroleum Engineering. Mining
and Mineral Resources Research Institute The Pennyslvania State University.
3. Duncan, J.M, 2005, Soil Strentgh and Slope Stability, John Wiley & Sons. Inc, New
Jersey.
4. Marinos P, Hoek E, 2000, GSI: A geologically friendly tool for rock mass strength
estimation, Melbourne, Technomic publishers, Lancaster.
5. Wyllie, Duncan C, 2007, Rock Slope Engineering, St Edmunsbury Press Ltd, Suffolk.














Samarinda, 8 Maret 2012
Ketua Program Studi, Yang mengusulkan,


Agus Winarno, ST.MT. Teuku Adil Abdillah
NIP. 19700927 200312 001 NIM. 0709045065

Anda mungkin juga menyukai