Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus hidroksinya (-OH) langsung melekat pada karbon cincin benzene. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6 H 5 OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. OH Fenol Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH. Senyawa fenolik di alam sangat luas, mempunyai pariasi struktur yang luas, mudah di temukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah. B. SIFAT DAN CIRRI SENYAWA FENOL CIRI CIRI SENYAWA FENOL a) Cincin aromatik dengan 1 gugus OH b) Cenderung larut dalam air c) Menyerap sinar UV sifat ini dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan fenol. Ex: dengan spektro uv d) Peka terhadap reaksi enzimatik e) Mengkompleks protein dapat menghambat kerja enzim. SIFAT SENYAWA FENOL a) Mempunyai gugus hidroksi tetapi bukan termasuk golongan alkohol dan bukan pula termasuk basa b) Termasuk asam karbolat yang bersifat asam lemah c) Tidak berwarna dengan wujud padat tetapi mudah mencair dengan titik lebur 42 derajat Celsius d) Jika terkena fenol, kulit akan melepuh dan rusak e) Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal dengan karbol (lisol) yang digunakan sebagai disinfektan dengan pengawet kayu karena bakteri akan mati disebabkan mengalami kerusakan pada protein f) Fenol bersifat mengkoagulasikan protein g) Fenol digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis zat warna, obat- obatan, pembuatan plastik. C. BIOSINTESIS Senyawa fenol dapat dihasilkan melalui beberapa jalur yaitu : 1. Jalur asetat malonat 2. Jalur sikimat 3. Kombinasi dari jalur-jalur tersebut. Asam 6-metil salisilat misalnya dibentuk melalui jalur asetat malonat. Asam gensiat dapat melalui jalur asetat malonat dan pada kasus tertentu melalui jalur sikimat. 1. JaIur asam asetat malonat Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersarna berdasarkan pada biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan sebagai turunan rantai poli--keto, terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C 2 ) via reaksi kondensasi, misalnya n CH 3 CO 2 H [CH 3 C0]n Termasuk poliketida adalah asam lemak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli--keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan -oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil- KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli--keto yang cukup. Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam biosintesis asam Iemak belum terungkap secara rinci. Namun demikian, dalam pembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas. 2. Jalur asam sikimat Jalur asam sikimat merupakan jalur alternatif menuju senyawa aromatik, utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Antara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia coli. Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi antara asam korismat. 2. Jalur asam mevalonat Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA). D. IDENTIFIKASI SENYAWA 1. PEMERIKSAAN KANDUNGAN FENOL Pemeriksaan kandungan kimia meliputi pemeriksaan pendahuluan terhadap berbagai ekstrak dengan reaksi warna dan pengendapan guna mengetahui golongan senyawa polifenol, selanjutnya dilakukan pemeriksaan senyawa- senyawa turunan fenol dengan kromatografi kertas dan spektrofotometer UV. Hasil pemeriksaan pendahuluan ditunjukkan adanya tanin, flavanoid, antosianin, dan leukoantosianin. Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan kromatografi kertas didapat tannin galat dan siduga adanya asam protokatekuat, sedangkan kromatografi kertas preparatif yang dikarakteristik dengan spektrofotometer UV diduga adanya flavon atau flavonol. 2. ANALISIS SENYAWA FENOL Cara klasik untuk mennjukan senyawa fenol sederhana adalah dengan menggunakan larutan besi III klorida 1 % dalam air atau dalam alcohol yang kadang dimodifikasi dengan penambahan nlarutan besi III sianida 1 %. Larutan tersebut akan menghasilkan warna hijau, ungu, biru, atau hitam dengan senyawa fenol. Fenol dan asam fenolat bebas biasa diidentifikasi dari tanaman dengan cara: Hidrolisis asam dari suatu jaringan tumbuhan membebaskan sejumlah asam fenolat yang larut dalm eter. Asam-asam tersebut bergabung dengan lignin sebagai gugus ester atau terdapat sebagai fraksi yang tidak larut dalam alcohol dari daun. Kemungkinan lain asam tersebut terikat sebagai glikosida sederhana yang larut dalam alcohol. Fenol bebas relative jarang terdapat dalam tumbuhan. Hidrokuinon paling banyak terdapat. Lainnya seperti katekol, orsinol, floroglusinol, dan pirogalol hanya terdapat sedikit dalam tumbuhan. Fenol dapat diubah menjadi eter dengan proses sintesis Wiliamson. Karena fenol lebih asam daripada alkohgol maka fenol apat diubah menjadi Natrioum foroksida dengan menggunakan Natrium Hidroksida sebagai contoh adalah pembentukan anisol dari fenol. Senyawa fenol juga dapat mengalami reaksi brominasi, nitrasi dan sulfonasi. 3. METODE ANALISIS FENOL DENGAN KLT Dengan cara prinsip kromatografi 2 dimensi yaitu dengan eluen asam asetat 10% dalam CHCL3 dan asam asetat 45% dalam benzena, dan dideteksi dengan penampak bercak vanili HCL (1 g vanili didalam 10 mL HCL p ) 4. REAKSI WARNA 1. Fenol dengan asam nitrat pekat membentuk asam pikrat 2. Reaksi Millon Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. 3. Besi(III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. 4. Asam salisilat + FeCl3 berwarna ungu, terbukti bahwa asam salisilat mengandung fenol 5. Reaksi fenol dengan air brom Melarutkan 0,1 gr Fenol ke dalam 3 ml air. Menambahkan sedikit air brom dan mengguncang-guncangnya sampai warna kuning tidak berubah lagi, catat hasilnya.
6. REAKSI PENGENDAPAN Fenol dengan aqua bromata dapat berbentuk endapan putih tribrom fenol. Reaksi ini digunakan untuk menunjukkan adanya fenol. E. GOLONGAN SENYAWA 1. PHENYLPROPANOIDS Phenylpropanoid Ini adalah senyawa yang memiliki rumus molekul C6C3, yang terdiri dari cincin benzena dengan rantai samping tiga-karbon. Senyawa golongan fenilpropanoid paling penting adalah Asam hydroxycinnamic seperti: Asam caffeic merupakan inhibitor enzim dopa dekarboksilase- dan 5- lipoxygenase. Ini adalah analgesik dan anti-inflamasi, dan menyebabkan motilitas usus (Adzet dan Camarasa 1988). Cynarin (1,5-D dicaffeoyl-quinic acid), prinsip aktif utama di dunia artichoke. Curcumin adalah pigmen kuning dari rimpang kunyit Curcuma longa (Zingiberaceae). Kurkumin dan turunannya diarylheptanoids. Memiliki efek anti-inflamasi yang signifikan, dan sifat hepatoprotektif (Amon dan Wahl 1990 Fenol hidrokuinon yang sederhana (terlihat di atas) berasal dari hidroksibenzoat, setelah glucosylation, arbutin, fenol sederhana glikosida, terbentuk. Arbutin terdapat pada daun pohon pir (Pyrus communis) dan Arctostaphylos uva-ursi, dan merupakan antiseptik dan diuretik pada saluran kemih. Senyawa -senyawa ini dapat berasal dari jalur asam shikimat. Asam ini memiliki banyak manfaat terapi dan tidak beracun. 2. SALISILAT DAN SALICINS Salicylic acidis adalah fenol terkarboksilasi, yaitu asam karboksilat dan gugus hidroksil ditambahkan ke sebuah cincin benzen. Hal ini jarang ditemukan bebas di tanaman, tetapi biasanya terdapat sebagai glikosida (misalnya salisin salicortin), ester dan garam. Pada manusia glikosida ini dihidrolisis dengan aglikon salisil alkohol dengan bantuan bakteri usus. Atas dasar oksidasi di hati dan aliran darah asam salisilat diproduksi (Mills dan Bone 2000).
Salicylic acid pertama kali dibuat dalam bentuk murni dari padang manis Filipendula ulmaria (keluarga Rosaceae) pada tahun 1838. Ini adalah pertama disintesis oleh kimiawan Jerman Kolbe pada tahun 1860 yang selanjutnya sintesis asam asetilsalisilat pada tahun 1899 oleh Bayer Perusahaan menghasilkan aspirin. Turunan utama dari asam salisilat a. Glikosida Salicin-ditemukan dalam kulit pohon willow (Salix spp.), kulit kayu poplar (Populus spp.) dan (Viburnum spp.) Populin (Populus spp.) Gaultherin - wintergreen (Gaultheriaspp.) Spiraein (Filipendula spp). b. Ester Metil salisilat-ditemukan dalam meadowsweet (Filipendula spp.), Gaultheriaspp. Salicylaldehyde-Filipendula ulmaria Asam asetilsalisilat (aspirin)-aspirin merupakan turunan sintetis asam salisilat. Sifat salicins dan salisilat Berbagai herbal yang mengandung turunan dari asam salisilat memiliki panjang sejarah penggunaan untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan di Eropa dan Amerika Utara obat rakyat. 3. LIGNAN Lignan adalah senyawa dimer di mana phenylpropane (C6C3 ) Unit dihubungkan antara rantai samping mereka di C-8 posisi untuk membentuk jaringan tiga dimensi. Neolignans adalah struktur dimer serupa tetapi tidak seperti lignan dihubungankan oleh unit fenilpropana yang tidak sempurna di C-8. Hybrid lignan, atau lignoids, adalah senyawa dengan campuran berasal dari biosintesis. Contohnya adalah flavonolignanssuch sebagai silybin dari Silybum marianumand xantholignans dari Hypericum perforatum (Bruneton 1995).
Schizandrins dari Schisandra sinensis menyebabkan kerusakan hati sel dengan pancingan sitokrom P-450 (Huang 1993), sedangkan ligans yang lainnya adalah antimikroba, antivirus dan antineoplastik. Lignan juga merupakan hasil metabolit akhir, lignan ditemukan dalam biji-bijian dan kacang-kacangan.
4. KUMARIN Kumarin adalah lakton asam hydroxycinnamic, dengan rantai C6C3 siklik. Kebanyakan kumarin sederhana disubstitusi dengan OH atau OCH3 di posisi C-6 dan C-7. Senyawa ini sering terjadi dalam bentuk glikosidik, seperti contoh Aesculin adalah glikosida dari aesculetin.
Furanocoumarins memiliki cincin furan di C-6 dan C-7 (psoralen) atau C- memiliki stuktur senyawa fenolik dalam strukturnya.
Distribusi kumarin tersebar luas. Awalnya terisolasi dari kacang tonka, mereka berlimpah dalam keluarga tanaman tertentu, untuk Misalnya Rubiaceae (Asperula), Poaceae (Avena), Fabaceae (Medicago, Melilotus) Rutaceae (Ruta, Citrusspp, Murraya), Apiaceae (Angelica) . Dicoumaral (bihidroxycoumarin), digunakan sebagai obat medis, adalah awalnya berasal dari Melilotus (semanggi manis). Warfarin adalah obat pengencer darah juga digunakan sebagai racun tikus, berasal dari sintesa turuna kumarin. Aflatoksin B 1 merupakan sebuah kumarin yang kompleks yang ditemukan dalam jamur Aspergillus flavus, Aflatoksin B 1 adalah salah satu dari banyak aflatoksin beracun yang mengkontaminasi makanan selama penyimpanan. Kumarin pada umumnya memiliki aktivitas antimikroba dan fungisida. Mereka sering digambarkan sebagai pengencer darah, meskipun kegiatan ini terbatas pada dicoumarol, produk yanf tidak sepenuhnya kering (berjamur). 5. STILBENES Stilbenes ditandai oleh dua cincin benzena-salah satunya adalah senyawa fenolik berbentuk molekul C6C2C6 (Waterman dan Mole 1994). Senyawa ini pertama kali dipelajari untuk efek antijamur di pohon-pohon eukaliptus dan kayu anggur. Senyawa yang paling penting adalah resveratrol, adalah hydroxystilbene yang pertama kali diisolasi dari akar tumbuhan putih (Veratrum album var. grandiflorum).
Hydroxystilbenes ditemukan dalam berbagai tanaman, banyak yang tidak terkaitan. Senyawa ini adalah komponen menonjol dari banyak spesies dari keluarga Poly-gonaceae (Rheum, Polygonum spp.) Tetapi sumber terkaya adalah pada kulit anggur dan buah anggur merah (Creasy dan Creasy 1998). Resveratol adalah antioksidan, anti-inflamasi, dan antiplatelet dan merupakan agen antialergi, dengan menunjukkan aktivitas pencegahan kanker (Cheong et al 1999. Steele et al 1998). Telah ditunjukkan untuk menghambat enzim cycloxygenase-2 (COX-2) in vitro (Subbaramaiah et al. 1998). 6. QUINONES Quinones adalah senyawa aromatik polisiklik di mana memiliki satu cincin heksana yang berisi dua kelompok karbonil berlawanan. Biasanya quinoid strukturnya melekat pada satu atau lebih cincin benzena, yang mungkin atau mungkin tidak memiliki fungsi fenol, yaitu gugus hidroksil. Stuktur kuinon sederhana dan benzoquinone, tidak memiliki cincin benzena sama sekali.
Quinones merupakan komponen penting dari transpor elektron sistem pada tumbuhan dan mamalia. Ubiquinol, mereduksi koenzim Q 10 , dan menaquinone (vitamin K) berpengaruh signifikan dan memiliki sifat antioksidan, dan berperan utama dalam melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas (Cadenas dan Hochstein 1992). Sub kelompok terbesar adalah antrakuinon, yang terutama terbentuk sebagai glikosida. Naphthaquinones Naphthaquinonesare ditandai dengan pigmentasi gelap, lawsone adalah prinsip aktif dalam pewarna rambut populer yang diperoleh dari tanaman henna (Lawsonia inermis). Kebanyakan di senyawa 1,4 naphthaquinones ikatan carbonil yang terdapat di rantai karbon di C-1 dan C-4 yang memiliki efek antimikroba, antijamur dan antitumor. Ini termasuk senyawa juglone dari kulit kenari (Juglans cineraria), lapachol dari pau d'arco (Tabebuia impetiginosa) dan plumbagonefrom sundew (Drosera rotundifolia).
Pada tahun 1968 lapachol diidentifikasi sebagai agen antitumor, menunjukkan aktivitas yang signifikan terhadap Walker 256 carcinosarcoma in vivo, setelah pemberian oral dua kali sehari (Rao et al. 1968). Hasil ini dikonfirmasi dalam studi, rantai samping isopentenil di lapachol diperkirakan memainkan peran penting dalam kegiatan ini. Di penelitian terpisah variasi struktural rantai samping lapachol ditemukan untuk menjadi aktif, mengkonfirmasikan kekhususan molekuler untuk aktivitas biologis lapachol ini (De Santana 1968). 7. POLIFENOL FLAVONOID Flavonoid merupakan suatu senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa 1,3 diaril propana, senyawa isoflavonoid adalah senyawa 1,2 diaril propana, sedangkan senyawa-senyawa neoflavonoid adalah 1,1 diaril propane. Senyawa flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonoid ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan, kecuali alga. Namun ada juga flavonoid yng terdapat pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang dan sekresi lebah. Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoid dapat digambarkan sebagai berikut :
Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak, umumnya dalam tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan glikosida. (Harborne, 1996)
Pada flavonoida O-glikosida, satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (lebih) dengan ikatan yang tahan asam. Glukosa merupakan gula yang paling umum terlibat dan gula lain yang sering juga terdapat adalah galaktosa, ramnosa, silosa, arabinosa, dan rutinosa. Waktu yang diperlukan untuk memutuskan suatu gula dari suatu flavonoid O-glukosida dengan hidrolisis asam ditentukan oleh sifat gula tersebut. Pada flavonoid C-glikosida, gula terikat pada atom karbon flavonoid dan dalam hal ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam. Gula yang terikat pada atom C hanya ditemukan pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid, misalnya pada orientin. (Markham, 1988) Menurut Robinson (1995), flavonoid dapat dikelompokkan berdasarkan keragaman pada rantai C3 yaitu: Flavonol Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada pengerjaannya masih dapat dilakukan.
Flavon Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat gugusan 3-hidroksi. Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan kromatografi, serta reaksi warnanya. Flavon terdapat juga sebagai glikosidanya lebih sedikit daripada jenis glikosida pada flavonol. Flavon yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan luteolin. Luteolin merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat pada gula melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida. Flavon dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoid.
Isoflavon Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein) memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia berubah menjadi coklat.
Flavanon Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah jeruk, dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan jeruk.
Flavanonol Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika dibandingkan dengan flavonoid lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena konsentrasinya rendah dan tidak berwarna.
Katekin Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir dan daun teh kering yang mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat sebagai antioksidan.
Leukoantosianidin Leukoantosianidin merupakan senyawa tanpa warna, terutama terdapat pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida, contohnya melaksidin, apiferol.
Antosianin Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi.
Khalkon Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya, karena hanya pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas dalam pengembang air. (Harborne, 1996)
Auron Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita. Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi kertas berupa bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah jingga bila diberi uap amonia. (Robinson, 1995) 2. TANIN Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik (Anonim, 2009). Tanin merupakan senyawa polyphenol dengan bobot molekul tinggi (1000-20000) yang mengandung gugus hidroksil dan gugus lainnya (misalnya karboksil) untuk membentuk komplek yang kuat dengan protein dan molekul lain seperti karbohidrat, membran sel bakteri, dan enzim pencernaan (Cannas, 2001; Norton, 2000). Tanin mengandung sebagian besar gugus hidroksifenolik. Proteksi dari serangan ternak dapat dilakukan dengan menimbulkan rasa sepat, serangan dari bakteri dan insekta diproteksi dengan menonaktifkan enzim-enzim protoase dari bakteri dan insekta yang bersangkutan (Cheeke dan Shull, 1985). Tanin juga membentuk komplek dengan komponen polimer dinding sel dari serangan organisme patogen dan menghentikan pembelahan sel (Swain, 1979). Tanin secara umum dibagi menjadi dua kelas, yaitu : Tanin Kondensasi Tanin kondensasi dikenal juga sebagai proanthocyanidin, adalah paling banyak tedistribusi pada tanaman, tidak mudah dihidrolisis dan terdapat dalam struktur yang komplek (Cheeke dan Shull, 1985). Tanin kondensasi merupakan senyawa polimer dari flavan -3-01 (catekin) atau flavan -3; 4-diol (leucoanthocyanidin) atau turunannya yang dihubungkan oleh ikatan C-C atau C- O-C (Leinmuller et al., 1991). Tanin Hidrolisis Tanin hidrolisis merupakan ester dari glukosa dengan asam galat. Tanin ini dapat dihidrolisis dengan asam mineral panas menjadi gula dan asam-asam yang menjadi unsur pokoknya (Cheeke dan Shull, 1985). F. FUNGSI FENOL Fungsi fenol adalah sebagai berikut: 1. Sebagai antiseptic, misal triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol) 2. Dapat digunakan sebagai anestetika local,misal semprotan kloraseptik 3. berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya 4. fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara 5. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain, missal eugenol pada minyak cengkeh