TORCH (Toxoplasmoss! R"#$lla! CM%! H$&p$s Smpl$x' ELINA INDRAS(ARI H)A*)+*), FAKULTAS KEDOKTERAN UNI%ERSITAS MATARAM +*)- PENDAHULUAN Secara umum, terdapat bermacam-macam jenis parasit yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Parasit ini dapat berupa virus, bakteri, dan cacing. Penularan dapat terjadi dengan berbagai macam kontak seperti kontak makanan, cairan tubuh dan darah, lingkungan yang terinfeksi, plasenta, ataupun dari hewan. Infeksi parasit yang sering menyerang manusia adalah T!"#. T!"# merupakan penggabungan dari berbagai parasit, yaitu Toxoplasma gondii, !ubella, "$%, dan #erpes Simple& %irus. Penyebaran penyakit ini cukup mendunia sehingga menjadi sorotan dan perlu penanganan yang baik. Parasit ini juga menginfeksi ke berbagai kalangan dengan tingkat prevalensi yang berbeda-beda. 'i sini akan dibahas lebih lanjut mengenai parasit T!"# tersebut. ETIOLOGI "ytomegalovirus atau yang disingkat "$% adalah virus dengan '() rantai ganda dan merupakan anggota dari famili #erpesviridae. "$% hanya tumbuh pada sel manusia dan dapat bereplikasi dengan baik pada fibroblast manusia. "$% ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak dengan individu yang terinfeksi virus. %irus dapat disebarkan melalui plasenta, transfusi darah, transplantasi organ, dan pemberian )SI. *ontak seksual juga dapat membuat virus berpindah dari satu orang ke orang lain. + Secara umum, rubella adalah penyakit e&anthematous benigna. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella yang merupakan anggota dari genus !ubivirus dari famili Togaviridae. %irus ini dapat ditransmisikan ke fetus melalui plasenta dan dapat menyebabkan defek kongenital yang serius dan aborsi. , %irus herpes simple& termasuk famili #erpesviridae dan subfamili )lphaherpesvirinae dan merupakan pathogen yang dapat menyebabkan berbagai macam bentuk penyakit. )da dua tipe yang saat ini ada, yaitu virus herpes simple& tipe + -#S%-+. dan tipe , -#S%-,.. *eduanya berelasi dekat, tetapi berbeda secara epidemiologi. #S%-+ berhubungan dengan penyakit orofacial sedangkan #S%-, berhubungan dengan penyakit genital. #S%-+ biasa terjadi pada anak-anak melalui kontak dengan sekresi oral yang mengandung virus. #S%-, ditularkan melalui aktivitas seksual. / Toxoplasma gondii merupakan spesies dari "occidia yang mirip dengan Isospora. #ospes definitive T.gondii adalah kucing dan binatang sejenisnya. #ospes perantaranya adalah manusia, mamalia lainnya, dan burung. Parasit ini dapat menyebabkan toksoplasmosis kongenital dan toksoplasmosis akuisita. 0 okista, taki1oit, dan bradi1oit T.gondii dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi dapat terjadi karena kontak dengan tanah yang terinfeksi kotoran kucing atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. 2 Selain itu, dapat juga ditularkan melalui transmisi Toxoplasma pada janin melalui plasenta jika sang ibu mengalami infeksi primer, transfusi darah, transplantasi organ, dan pekerjaan yang berhubungan dengan binatang yang terinfeksi. 0 EPIDEMIOLOGI Infeksi "$% tersebar luas di seluruh dunia dan terjadi endemic tanpa tergantung musim. Iklim tidak mempengaruhi prevalensi. Pada populasi dengan keadaan sosial ekonomi yang baik, 34-546 orang dewasa menunjukkan hasil pemeriksaan positif terhadap infeksi "$%. Sedangkan pada keadaan sosial ekonomi yang jelek atau di negara berkembang, 74-846 masyarakatnya terinfeksi oleh "$%. 3 !ubella terjadi di seluruh dunia. )ngka kasus masih tinggi pada negara yang masih belum memiliki imunisasi rubella atau baru saja mengenalkan imunisasi rubella pada masyarakat. Setelah diperkenalkan mengenai vaksin rubella, angka kejadian pada beberapa negara mulai menurun hingga 246. )ngka mortalitas terlihat semakin turun setelah vaksin rubella diperkenalkan. , #S% terdistribusi merata di seluruh dunia. )ntibodi untuk #S%-+ meningkat seiring bertambahnya umur dan berkorelasi dengan status sosioekonomi. )ntibodi untuk #S%-, mulai muncul pada pubertas dan berkolerasi dengan derajat aktivitas seksual. Seropositif untuk antibodi #S%-, lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki. Seroprevalensi antibodi #S%-, lebih tinggi pada ras kulit hitam daripada ras kulit putih. / 'i Indonesia, prevalensi 1at anti T,gondii yang positif pada manusia berkisar antara ,6 dan 3/6. Pada umumnya, prevalensi ini meningkat dengan umur dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Prevalensi di dataran tinggi lebih rendah sedangkan di daerah tropik lebih tinggi. *eadaan toksoplasmosis di suatu daerah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kebiasaan makan daging yang kurang matang, adanya kucing yang dipelihara, dan adanya vektor seperti lipas atau lalat yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan. 0 PATOFISIOLOGI *etika host telah terinfeksi, '() "$% dapat dideteksi dengan P"!. Infeksi "$% primer didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi pada individu yang sebelumnya "$% seronegatif. Pada pasien ini, antibodi Ig$ "$% dapat ditemukan 0-5 minggu setelah terinfeksi dan dapat bertahan selama +3-,4 minggu. Cell-mediated immunity dianggap menjadi faktor yang paling penting dalam mengontrol infeksi "$%. Pasien dengan defisiensi ini merupakan faktor risiko terbesar untuk terkena penyakit "$%. "'0 9 dan "'7 9 spesifik "$% memainkan peran penting dalam proteksi setelah infeksi primer atau reaktivasi penyakit laten. Infeksi "$% kongenital merupakan salah satu dari infeksi T!"# yang membawa risiko penyakit simptomatik yang signifikan dan defek pada bayi baru lahir. + Infeksi rubella pada fetus terjadi melalui transplasenta selama fase maternal viremik. $ekanisme virus rubella dalam merusak fetus masih belum diketahui secara pasti. 'efek fetal yang diobservasi pada sindrom rubella kongenital memperlihatkan nekrosis jaringan tanpa adanya inflamasi. Pada postnatal, jalan masuk bagi virus rubella adalah melalui epitel pernapasan pada nasofaring. %irus ditransmisikan melalui partikel aerosol dari sekresi pernapasan pada individu yang terinfeksi. *emudian virus pun masuk dan bereplikasi di dalam !:S. #al ini diikuti dengan viremia sekunder yang terjadi 3-,4 hari setelah infeksi. rang yang terinfeksi mulai melepaskan virus dari nasofaring 3-+0 hari setelah onset ruam. , #S% ditransmisikan melalui kontak personal. Infeksi terjadi ketika virus masuk ke lapisan mukosa seperti orofaring atau konjungtiva atau melalui luka kecil pada kulit. %irus ini memiliki sifat biologi seperti neurovirulensi, latensi, dan reaktivasi. (eurovirulensi menunjukkan kemampuan virus untuk menginvasi dan bereplikasi di sistem saraf. ;atensi menunjukkan pembentukan infeksi laten pada sel saraf ganglia. !eaktivasi menunjukkan reaktivasi dan replikasi #S% laten pada area yang disuplai oleh ganglia dimana latensi dibentuk yang menghasilkan infeksi recurrent. / Setelah invasi yang biasa terjadi di usus, parasit T.gondii memasuki sel berinti atau difagositosis. Sebagian parasit mati setelah difagositosis dan sebagian lainnya berkembang biak dalam sel dan menyebabkan sel hospes pecah dan menyerang sel-sel lain. 'engan adanya parasit dalam makrofag dan limfosit, penyebaran secara hematogen dan limfogen ke seluruh tubuh mudah terjadi. Parasitemia berlangsung selama beberapa minggu. *ista jaringan dibentuk jika sudah ada kekebalan dan dapat ditemukan di berbagai alat dan jaringan. ;esi pada susunan saraf pusat dan mata biasanya lebih berat dan permanen. Pada infeksi akut di retina ditemukan reaksi inflamasi fokal dengan edema dan infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total. 0 MANIFESTASI KLINIS Infeksi "$% dapat menunjukkan gejala klinis seperti proses inflamasi secara umum. Infeksi ginjal dan saluran kemih, radang hati yang disertai dengan atau tanpa ikterus, dan infeksi saluran pencernaan juga dapat terlihat pada orang yang terinfeksi "$%. 3 Pada anak-anak, gejala rubella yang pertama tampak adalah ruam. Pada dewasa, demam dan rhinitis dapat timbul. :&anthem dapat muncul pada wajah yang menjalar hingga leher dan ekstremitas dan bertahan selama +-/ hari. ;imfadenopati dapat mengenai semua nodus terutama pada suboksipital, postaurikular, dan anterior dan posterior nodus servikal. Poliartralgia dan poliartritis dapat terjadi dan bertahan selama , minggu. 5 <ejala pada orang yang terinfeksi #S% terbagi menjadi dua, yaitu infeksi #S% mukokutaneus primer dan infeksi #S% mukokutaneus recurrent. Pada infeksi #S% mukokutaneus primer, beberapa kasus menunjukkan asimptomatik. Sering terasa sakit dan lesi dapat menjadi gelembung dan bertahan selama +-, minggu. ;esi sering muncul pada lapisan mukosa pada area oral maupun genital dan juga pada kulit sekitarnya. <ejala lain seperti demam, malaise, dan myalgia juga sering muncul. <elembung pada lapisan mukosa pecah dan membentuk ulker yang terasa sakit. Pada infeksi #S% mukokutaneus recurrent, kekambuhan pada oral dapat distimulasi oleh stress maupun sinar matahari. *ekambuhan pada genital lebih disebabkan oleh stress dan dapat dikaitkan dengan siklus menstruasi pada perempuan. <elembung dapat muncul pada kulit dan di sekitar genital. / Infeksi T.gondii pada orang dewasa biasanya tidak diketahui karena asimptomatik. $anifestasi klinis yang sering ditemukan pada toksoplasmosis akuisita akut adalah limfadenopati, rasa lelah, demam, nyeri otot, dan sakit kepala. <ambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam seperti prematuritas, retardasi pertumbuhan intrauterine, postmaturitas, retinokoroiditis, kebutaan, retardasi psikomotor, mikrosefalus atau hidrosefalus, kejang, icterus, anemia, dan hepatosplenomegali. =erat infeksi tergantung pada umur janin saat terjadi infeksi. *elainan susunan saraf pusat sering meninggalkan gejala sisa seperti retardasi mental dan motorik. 0 DIAGNOSIS Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi "$% antara lain adalah tes serologis metode :;IS) untuk menetapkan Ig$, Ig<, dan Ig< avidity spesifik anti-"$% dalam sirkulasi. *ultur virus juga merupakan gold standard untuk infeksi "$%. Spesimen harus diambil selama stadium akut dan metode ini memerlukan waktu 5-+4 hari. $etode lain untuk menunjang diagnosis adalah P"! yang berguna untuk mendeteksi '() dari "$%. 3 Pemeriksaan laboratorium pada pasien rubella menunjukkan >=" yang lebih rendah dari normal dengan kenaikan nilai limfosit. ?ika dibutuhkan, virus rubella dapat dikultur dari nasofaring, darah, atau urin. 'an jika diagnosis masih diragukan, dapat dilakukan pemeriksaan titer antibodi Ig$. )ntibodi Ig$ meningkat 5-+4 hari setelah infeksi. Perkecualian pada bayi baru lahir, Ig$ dapat dideteksi + tahun setelah kelahiran. )ntibodi Ig< dapat positif sepanjang hidup karena dapat disebabkan oleh vaksin $$!. 5 Infeksi #S% dapat dilihat melalui isolasi virus pada kultur jaringan. Selain dengan kultur jaringan, deteksi '() #S% dapat dengan P"!. P"! telah digunakan untuk mendeteksi #S%-, sebagai penyebab meningitis recurrent dan juga memperlihatkan hubungan yang kuat antara #S%-+ dan =ell@s palsy. Tes antibodi juga dapat digunakan untuk menunjukkan serokonversi primer terutama dengan #S%-+ pada anak-anak. Peningkatan titer antibodi umumnya tidak terjadi pada rekurensi infeksi #S%. leh karena itu, tes ini tidak dapat digunakan untuk diagnosis pada relaps #S% mukokutaneus. / 'iagnosis toksoplasmosis akut dapat dipastikan jika menemukan taki1oit dalam biopsi otak atau sumsum tulang, cairan serebrospinal, dan ventrikel. Tes serologi dapat menunjang diagnosis toksoplasmosis. Ig< terhadap Toxoplasma biasanya muncul +-, minggu setelah infeksi dan biasanya menetap seumur hidup. Tes yang sering digunakan untuk mendeteksi antibodi Ig< dan Ig$ adalah :;IS). P"! juga mulai digunakan untuk mendeteksi '() parasit pada cairan tubuh dan jaringan. 'engan teknik ini, dapat dibuat diagnosis dini yang cepat dan tepat untuk toksoplasmosis kongenital prenatal dan postnatal serta infeksi toksoplasmosis akut pada ibu hamil dan penderita imunokompromais. 0 TATALAKSANA bat-obat infeksi virus seperti asiklovir dan gansiklovir dapat diberikan untuk infeksi "$%. Selain itu terdapat valgansiklovir yang dapat menghambat replikasi "$% secara in vitro maupun in vivo. Pemberian imunisasi dengan plasma hiperimun dan globulin dikemukakan telah memberi beberapa keberhasilan untuk mencegah infeksi primer. + Tidak ada pengobatan yang spesifik pada infeksi rubella. #al yang dapat diberikan adalah untuk meringankan simptom. ?ika demam tinggi dan poliartralgia terjadi pada anak-anak, dapat diberikan asetaminofen. Pada dewasa yang lebih sering terkena demam tinggi dan poliartralgia dapat diberikan asetaminofen, aspirin, atau (S)I' yang lain. 5 Pengobatan pada infeksi #S% hanya menggunakan antiviral. )ntiviral yang dapat digunakan adalah pensiklovir, asiklovir, valasiklovir, dan famsiklovir. Pensiklovir berguna untuk menginhibisi polymerase '() #S%-+ maupun #S%-, dan menginhibisi replikasi viral. Pemberian dosis dua kali lipat disarankan untuk infeksi herpes simple& ocular. Infeksi ocular dapat diatasi dengan asiklovir topikal. Suspense oral juga tersedia dengan dosis 04mgAm;. / bat yang dipakai pada infeksi Toxoplasma hanya membunuh stadium taki1oit. Pirimetamin dan sulfonamide dipilih sebagai kombinasi dan diberikan selama / minggu atau sebulan. Pirimetamin diberikan dengan dosis 24mg sampai 52mg sehari untuk dewasa selama / hari kemudian dikurangi menjadi ,2mg sehari -4,2-+mgAkg==Ahari.. Sulfonamide diberikan dengan dosis 24-+44mgAkg==Ahari selama beberapa minggu atau bulan. Bntuk mencegah efek samping dari keduanya, diberikan asam folinat dengan dosis ,-0mg sehari. Spiramisin adalah antibiotik yang dapat diberikan dengan dosis +44mgAkg==Ahari selama /4-04 hari. 0 PROGNOSIS Secara umum, prognosis pasien dengan "$% tampak baik dan banyak pasien yang dapat sembuh secara keseluruhan. "$% pneumonia pada penerima transplant sumsum dapat membawa mortalitas yang lebih tinggi dari 726. Pemberian gansiklovir dan imun globulin dosis tinggi pada penatalaksanaan "$% pneumonia dapat menurunkan mortalitas hingga /4-346. + Prognosis pada pasien dengan rubella tampak bagus jika gejala klinisnya dapat diringankan segera mungkin. Prognosis pada sindrom rubella kongenital tidak sebaik pada pasien dengan infeksi rubella yang didapat dari individu lain. 5 #erpes adalah infeksi yang berjangka panjang dengan simptom yang dapat hilang- muncul. 'engan pemberian terapi berupa antiviral mungkin dapat membuat gejala menjadi lebih ringan hingga tidak terlihat atau asimptomatik. (amun, seseorang yang telah terinfeksi virus ini tidak dapat benar-benar menghilangkan virus dari dalam tubuhnya. / Toksoplasmosis akuisita biasanya tidak fatal dan gejala klinis dapat hilang dengan pengobatan adekuat. =ayi yang dilahirkan dengan toksoplasmosis kongenital yang berat biasanya meninggal atau hidup dengan infeksi menahun. Pengobatan spesifik tidak dapat menghilangkan gejala sisa, tetapi hanya mencegah kerusakan lebih lanjut. 0 PENUTUP T!"# adalah singkatan dari To&oplasmosis, !ubella, "$%, dan #erpes simple&. *eempat penyakit ini disebabkan oleh parasit yang berbeda-beda dan ditularkan dengan cara yang berbeda pula. 'iagnosis dapat ditegakkan dengan melihat gejala klinis dan juga berbagai pemeriksaan yang dilakukan. Setelah diagnosis ditegakkan, pengobatan pun dilaksanakan sesuai dengan penyakit yang dialami. Prognosis tidak dapat benar-benar baik karena ada beberapa penyakit yang kongenital sehingga dapat menetap. DAFTAR PUSTAKA +. )khter, *auser. "ytomegalovirus. 5 )pril ,4+0. Tersedia di httpCAAemedicine.medscape.comAarticleA,+254,-overview diakses pada tanggal 8 $ei ,4+0. 2. :1ike, :lias. Pediatric !ubella. +/ $ei ,4+/. Tersedia di httpCAAemedicine.medscape.comAarticleA8372,/-overview diakses pada tanggal 8 $ei ,4+0. /. Salvaggio, $ichelle !. #erpes Simple&. 2 ?anuari ,4+,. Tersedia di httpCAAemedicine.medscape.comAarticleA,+7274-overview diakses pada tanggal 8 $ei ,4+0. 0. Susanto, ;isawati dan <andahusada, Srisasi. ,447. Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. ?akartaC =alai Penerbit D*BI. 2. #okelek, $urat. To&oplasmosis. / $ei ,4+/. Tersedia di httpCAAemedicine.medscape.comAarticleA,,8838-overview diakses pada tanggal 8 $ei ,4+0. 3. Suromo, $. ). ;. ,445. =udipradigdo. Kewaspadaan terhadap Ineksi Cytomegalovirus serta Kegunaan !eteksi "ecara #a$oratorik. SemarangC D* B('IP. 5. ;ombardo, Peter ". 'ermatologic $anifestations of !ubella. /4 ?uli ,4+/. Tersedia di httpCAAemedicine.medscape.comAarticleA++//+47-overview diakses pada tanggal 8 $ei ,4+0.