Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
Perdarahan uterus disfungsional (PUD) merupakan perdarahan uterus yang
tidak teratur yang terjadi tanpa adanya kelainan organ pelvis atau penyakit medis
lain. Merupakan gangguan pola siklus normal akibat rangsangan hormon ovulasi
pada lapisan endometrium. Perdarahan yang terjadi bervariasi, dapat ringan atau
berat, memanjang, sering, ataupun tidak beraturan. Kebanyakan kasus PUD
berhubungan dengan perdarahan anovulatorik dimana kadar strogen dan
progesteron pada uterus terganggu yang menyebabkan PUD. !amun "anita
dengan siklus ovulatorik juga dapat terkena PUD.
Karena kebanyakan kasus berhubungan dengan siklus haid anovulatorik,
maka anak remaja dan "anita perimenopause lebih sering terkena. #ebenarnya
angka kejadian PUD $ukup tinggi mengingat terjadi hampir pada semua "anita.
%etapi karena sebagian PUD pulih sendiri tanpa pengobatan, maka yang ter$atat
hanyalah PUD berat yang menyebabkan kondisi ga"at darurat. Disamping itu
masih terdapat keengganan pada "anita perimenars untuk menjalani pemeriksaan.
Pada beberapa kasus PUD dengan perdarahan haid yang banyak atau
berulang sering menyebabkan keadaan yang men$emaskan atau bahkan mun$ul
sebagai keadaan ga"at darurat yang memerlukan penanganan khusus. Disamping
itu, yang perlu mendapat perhatian adalah adanya rangsangan estrogen yang terus
menerus pada susunan endometrium meningkatkan risiko terjadinya kejadian
hiperplasia endometrium dan karsinoma endometrium.
Penanganan PUD tergantung pada jumlah dan lamanya perdarahan, usia
pasien, dan jika pasien dalam usaha menginginkan kehamilan. &elum ada $ara
tunggal yang berlaku untuk beragam keadaan. Pengobatan se$ara hormonal
menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk diperkenalkan se$ara lebih luas.
Pada dasarnya, semua kasus memerlukan evaluasi dan penanganan dengan
menggunakan pendekatan se$ara menyeluruh.
'
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Uterus
2.1.1 Pengertian Uterus
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti buah
pir()lpukatterbalik yang sedikit gepeng, dengan berat sekitar *+ gr , -+ gr.
%erletak di rongga pelvisantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di
depannya terletak kandung kemih. .anya bagian ba"ahnya disangga oleh
ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat
kehamilan.
',/,*
0uangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. Dari
bagian atas rahim (fundus) terdapat ligamen menuju lipatan paha (kanalis
inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah depan. 1apisan otot rahim
terdiri dari tiga lapis, yaitu 2
',/,*
'. ndometrium 2 &agian
dalam uterus
/. Miometrium 2 &agian
tengah uterus
*. Perimetrium 2 &agian
luar uterus
0ahim juga merupakan jalan
lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir.
#egera setelah persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk
menghindari perdarahan. #etelah persalinan, rahim dalam "aktu 3/ hari dapat
menge$il seperti semula.
',/,*
2.1.2 Letak dan Ukuran Uterus
/
Ukuran uterus berbeda4beda tergantung pada usia, pernah melahirkan atau
belum. Ukuran uterus pada anak4anak /4* $m, nulipara -45 $m, multi para 546
$mdan > 80 gram atau bisa men$apai '+++ grampada "anita hamil.
)ntefleksi (menekan ke depan), merupakan letak fisiologis
0etrofleksi (menghadap ke belakang)
)nteversio, uterus terdorong ke depan
0etroversio, uterus terdorong ke belakang
%orsio, uterus yang memutar
2.1. !ungsi Uterus
',/,
'. #etiap bulan, berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan ditandai
adanya perubahan dan pelepasan dari endometirum.
/. #elama kehamilan sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi
konseptus.
*. #aat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
. "AN""UAN HAID # PE$DA$AHAN UTE$US DIS!UN"SI%NAL
2.2.1 De&inisi
Perdarahan uterus disfungsional (PUD) adalah perdarahan uterus abnormal
yang terjadi semata4mata hanya karena gangguan fungsional mekanisme kerja
hipotalamus4hipofisis4ovarium4endometrium, tidak disebabkan oleh kelainan
organik genetalia, pengaruh obat4obatan, atau penyakit medis lainnya.
',/,*,7
2.2.2 Insiden
*
Kasus PUD merupakan '+8 dari kunjungan poliklinis ginekologik.
#ekitar /+8 terjadi pada kelompok usia remaja, 7+8 berusia 3+47+ tahun dan
sisanya berada pada usia reproduksi.
',/,*
2.2. !isio'ogi (enstruasi
Perdarahan haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat,
terjadi se$ara ritmis mengikuti suatu siklus haid yang normalnya satu siklus
berkisar /74*' hari sekali, lamanya *4- hari, "arnanya ke$oklatan, ganti pembalut
/47 pembalut per hari, dan terjadi akibat penurunan kadar progesteron, yaitu pada
suatu siklus haid yang berovulasi
',/,*,3
#iklus haid dipengaruhi berbagai hormon. .ormon pelepas gonadotropin
atau 9n0. memi$u hipofisis anterior mengeluarkan hormon :#.. :#. memi$u
pematangan folikel di ovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah
besar. strogen menyebabkan terjadinya proliferasi sel4sel endometrium, yang
dikenal dengan fase proliferasi, atau fase folikuler. strogen yang tinggi ini
memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon 1.. Pengeluaran
1. ini menyebabkan terjadinya ovulasi dan memi$u korpus luteum untuk
sekretorik pada endometrium, yang dikenal juga dengan fase sekresi, atau fase
luteal. :ase sekresi biasanya selalu tetap, yaitu '3 hari, sedangkan fase proliferasi
dapat berlangsung ; hingga /' hari.
',/,*,3
3
9ambar 2 .ubungan antara hipotalamus4hipofisis4ovarium dan endometrium pada
siklus haid normal
2.2.) Pato&isio'ogi
#elama siklus menstruasi normal, produksi progesteron pada dua minggu
terakhir dari siklus adalah untuk menyeimbangkan efek regenerasi dari estrogen,
menghentikan pertumbuhan endometrium selanjutnya. Pada anovulasi, kadar
estrogen tidak menurun, dan progesteron tidak disekresi untuk menyeimbangkan
efek estrogen. Pertumbuhan endometrium tidak berhenti dan jaringan
endometrium semakin bertumpuk dan tebal, sebagai akibatnya terjadi perdarahan
7
abnormal yang banyak. <uga, tanpa progesteron, endometrium kekurangan
jaringan penunjang dan mengelupas se$ara tidak teratur, menyebabkan perdarahan
banyak dan atau periode yang tidak teratur.
',/,*,3
2.2.* Etio'ogi
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada siklus haid yang
ovulatorik, anovulatorik maupun pada keadaan dengan folikel persisten.
a.PUD pada siklus ovulatorik: Perdarahan yang terjadi berbeda dengan
perdarahan pada suatu haid yang normal, dibedakan menjadi *, yaitu 2
',/,*,3
4 perdarahan pada pertengahan siklus = perdarahan yang terjadi biasanya
sedikit, singkat dan dijumpai pada pertengahan siklus. Disebabkan
oleh rendahnya kadar estrogen (/)
4 perdarahan akibat gangguan pelepasan endometrium = perdarahan yang
terjadi biasanya banyak dan memanjang. Disebabkan oleh adanya
korpus luteum persisten dan kadar estrogen yang rendah, sedangkan
progesteron terus terbentuk
4 perdarahan ber$ak (spotting) prahaid dan pas$a haid = pada masa
prahaid disebabkan oleh insufisiensi korpus luteum, sedangkan pada
masa pas$a haid disebabkan oleh defisiensi estrogen sehingga
regenerasi endometrium terganggu.
b. PUD pada siklus anovulatorik;
perdarahan jenis ini sering dijumpai pada masa reproduksi dan masa
perimenopause. Periode anovulasi biasa terjadi pada / atau * tahun setelah menars
atau selama beberapa tahun menjelang menopause.
/./.- "e+a'a
PUD dapat berupa gangguan haid dan perdarahan yang menyerupai haid
pada interval siklus haid normal (/'4*7 hari) sebagai berikut 2
Polimenorea 2 gangguan ritme (irama). .aid terlalu sering dengan
interval > /' hari
.ipermenorea 2 darah haid yang keluar terlalu banyak, dengan ganti
pembalut ? - kali per hari pada periode "aktu yang normal.
-
.ipomenorea 2 darah haid yang sedikit, ganti pembalut $uma '4/ kali
per hari , berupa ber$ak4ber$ak ke$il di pembalut
Menoragia 2 darah haid yang keluar ? - hari yang terjadi pada interval
yang teratur
Metroragia 2 Perdarahan terjadi pada pertengahan siklus, tak teratur,
sedikit atau sangat banyak. Perdarahan menyerupai haid yang terjadi
diluar siklus haid normal.
Menometroragia 2 darah haid yang keluar ? - hari, jumlahnya banyak,
yang terjadi diluar siklus haid normal.
2.2., Dasar Diagnosis
%ahapan pemeriksaan yang perlu ditempuh untuk menegakkan diagnosis
Perdarahan uterus disfungsional adalah 2
a. )namnesa ri"ayat penyakit
&erdasarkan anamnesa di$urigai suatu PUD apabila seorang pasien
mengeluhkan perdarahan berat atau ringan dengan pemeriksaan pelvisnya normal.
',/,*,3
4 pertama harus disingkirkan diagnosis kehamilan
4 menyingkirkan adanya penyakit lokal atau sistemik
4 menyingkirkan penyebab aitrogenik perdarahan, termasuk perdarahan
sekunder akibat penggunaan kontrasepsi hormon steroid, terapi hormonal
pengganti, atau pengobatan hormon lainnya yang merupakan penyebab
tersering.
4 Kebanyakan pasien PUD adalah anak remaja atau "anita berusia lebih
dari 3+ tahun.
4 Pasien yang mengeluhkan haid tidak teratur sejak menars biasanya
ditemukan sindrome polikistik ovarium dengan atau tanpa hirsutisme,
hiperinsulinemia, dan obesitas.
4 Pasien dengan kelainan en@im adrenal, hiperprolaktinemia, penyakit tiroid,
atau gangguan metabolik lainnya juga dapat menyebabkan perdarahan
anovulasi.
;
b. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik dapat menemukan beberapa penyebab anatomis
dan organis penyebab perdarahan uterus abnormal. Pemeriksaan fisik yang
lengkap harus dapat mengevaluasi hal4hal berikut seperti2 Abesitas, tanda4
tanda kelebihan androgen, pembesaran tiroid, galaktorea, penyempitan
lapangan pandang, ekimosis, purpura
$. Pemeriksaan ginekologik
%ujuan pemeriksaan ginekologik adalah untuk menyingkirkan adanya
kelainan organik pada genetalia seperti perlukaan genetalia, erosi(radang atau
polipserviks, mioma uteri, dll.
',/,*,3

d. Pemeriksaan penunjang
Penggunaan alat bantu diagnostik dianjurkan pada kasus dengan
ke$urigaan adanya kelainan organik yang ke$il pada genetalia interna
seringkali sulit dinilai, apalagi pada "anita yang belum menikah meski
dimana penilaian perektal lebih sulit. Pemeriksaan yang sering dilakukan
adalah 2
',/,*,3
'. 1aboratorium darah lengkap dan fungsi hemostatis
/. biopsi endometrium (terutama pada "anita yang sudah menikah)
*. Ultrasonografi (U#9)
2.- Penata'aksanaan Perdara.an Uterus Dis&ungsiona'
%erdapat * prinsip dasar pengobatan PUD, yaitu 2
',/,*,3
'. .entikan perdarahan.
#e$ara garis besarnya dikenal dua $ara untuk menghentikan perdarahan yaitu
pengobatan non hormonal, hormonal dan pengobatan operatif.
/. Mengatur siklus haid.
%indakan ini dilakukan setelah perdarahan dapat dihentikan. Pengaturan siklus
haid penderita tersebut * bulan berturut4turut.
*. )nalisis hormonal
)nalisa hormonal dilakukan setelah * bulan pengaturan siklus haid kembali
lagi seperti semula, bertujuan untuk men$ari penyebab lain.
5
-.1.Pemi'i.an o/at0o/atan
a. !on .ormonal
,7
'. )sam %rksenamat
Abat ini bersifat kompetitif pada aktivasi plasminogen. Plasminogen akan di
pe$ah menjadi plasmin yag berfungsi meme$ah fibrin. Aleh karena itu obat ini
berfungsi sebagai agen antifibrinolitik. Untuk pendarahan yang berat ' gr (/ B
7++ mg) dari a"a pendarahan samapai hari keempat.
7
/. Abat anti inflamsi !onstreoid ()C!#)
Kadar prostaglandin pada endometrium penderita ganguan haid akan
meningkat. )C!# di tujukan untuk menghambat siklooksigenase dan akan
merunkan sintesa prostaglandin pada endometrium. Prostaglandin mempengaruhi
reaktivitas jaringan lokal dan terlibat dalam respon inflamsi, jalur nyeri,
pendarahan uterus dan kram uterus.)C!# dapat mengurangi pendarahan /+47+
persen. Dontohnya 2 asam mepenamat 7++ mg
7
b. .ormonal
'. strogen
Pada pendarhan akut yang banyak. #edian yang digunakan adalah K
(estrogen ekuin konjugasi) dosis /,7 mg per oral 3 E ' dalam 35 jam.
7
/. PKK ( pil kontrasepsi kombinasi)
Pendarahan berkurang akibat pengunaan PKK akibat endometrium yang
atrofi 3E' tab selama 3 hari, *E ' tab selam * hari, / E' selama / hari dan 'E'
selama ; hari
7
*. Progestin
obat ini bekerja memghambat penambahan reseptor estrogen seta akan
mengkatifkanen@im ';4hidroksi steroid. #ehingga estradiol akan di konversi
menjadi estron. <enis progesteron yang menyerupai progesteron alamiah
seperti medroksi progesteron asetat (MP)) dan didrogesteron lebih banyak
dianjurkan dipakai mengingat daya ikatan MP) terhadap reseptor adalah yang
terbesar dibandingkan dengan progesteron sintetik lainnya. Disamping itu MP)
6
mempunyai khasiat antiandrogen. MP) ' E '+ mg, noretistron asetat dosis /4* E 7
mg.
7
3. )ndrogen
7. )gonis 9onadotrofin 0elasing .ormone
Da&tar 1ustaka
1. Fiknjosastro, .aid dan siklusnya, Clmu Kandungan, Gayasan bina pustaka
#ar"ono Pra"irohardjo, <akarta, '66;
2. Dunningham :9, .auth <D, &loom #1, et al. .ematologi$al disorders. Cn2
William obstetrics. //
nd
ed. !e" Gork2 M$49ra" .ill Medi$al Publishing
Division, /++7=
3. .impunan ndokrinologi 0eproduksi Danfertilitas Cndonesia
Perkumpulan Abstetri 9enikologi Cndonesia. Panduan Tata Laksana
Pendarahan Uterus bnormal. 1okakarya )$eh /6 )pril4' Mei /+''
!. Dysfun$tional uterine bleeding on http2(("""."omenshealth$hannel.$om.
Diakses /+ <uli /+'3
". Departemen Kesehatan 0epublik Cndonesia, Dirjen Pembinaan Kesehatan
#. Cda &agus 9de manuaba, '666, Memahami Kesehatan reproduksi "anita,
)rea 9D <akarta.
$. Masyarakat, '66-, HKesehatan 0eproduksi di CndonesiaI, <akarta.
%. Mohamad, Kartono, '665, HKontradiksi Dalam Kesehatan 0eproduksiI,
Pustaka #inar .arapan, <akarta.
&. Perkumpulan Keluarga &eren$ana Cndonesia, PPK4U9M, dan :ord
:oundation, '667, H.ak4hak reproduksi dan kesehatan reproduksi,
terjemahan bahasa Cndonesia Cmpli$ation of the CDPD programme of
a$tion Dhapter JCC, Gogyakarta.
1'.
'+

Anda mungkin juga menyukai