Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain
di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31
per 1.000 kelahiran. Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Juga, 1,2 kali lebih tinggi
dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Masalah ini harus
menjadi perhatian serius. Kasus malnutrisi masih menjadi masalah penting di Indonesia. Meski angka
prevalensi malnutrisi anak menurun, namun masih tergolong tinggi. Prevalensinya mencapai 42%, di
Srilanka yang memiliki tingkat pendapatan kotor per kapita (GDP) yang lebih rendah daripada
Indonesia, tingkat prevalensi malnutrisi anak hanya 18%. Data Departemen Kesehatan, terdapat
penurunan dalam jumlah kasus balita yang tergolong gizi kurang dan gizi buruk. Tahun 2004, jumlah
balita gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta anak. 2006, jumlah balita gizi kurang dan buruk
turun jadi 4,28 juta anak. Tahun 2007, angka kasus balita gizi kurang dan buruk menurun menjadi
4,13 juta anak.
Angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di Asia. Tahun
2002, angka kematian ibu saat melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini 65
kali lebih tinggi dibandingkan Singapura, 9,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan 2,5
kali lebih tinggi dibanding Filipina. Rata-rata angka kematian ibu di dunia mencapai 400.000 per
100.000 kelahiran hidup. Pemerintah menargetkan untuk mengurangi angka kematian ibu dari 390
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 di tahun 1999, dan menargetkan
menjadi 225 per 100.000 di tahun 2010.
Berdasarkan data demografi di Indonesia tahun 2002, sebanyak 307 ibu meninggal dalam persalinan
di setiap 100.000 kelahiran hidup dan 228 per 100.000 di tahun 2009. Bidan memiliki legitimasi
dalam memberikan pelayanan khusus kesehatan ibu, bayi dan anak merasa berkewajiban
mengambil bagian secara aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak. Bidan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang
memiliki kondisi geografis yang sulit terjangkau oleh tenaga kesehatan lainnya. Bidan memiliki
dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam membangun serta meningkatkan kualitas kesehatan di
daerah mereka masing-masing.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 (SDKI 2007), Angka Kematian
Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi sebesar 34
kematian/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran
hidup.

capaian%20akn%20akb%20akbal
Grafik 1.1 Grafik Kondisi, AKN, AKB dan AKBAL sejak 1991 s/d 2007 dan harapan pencapaian pada
tahun 2014.
Keterangan:
Garis merah = AKN
Garis biru = AKB
Garis hijau = AKBAL
cause%20kematian%20balita
Grafik 1.2 Proporsi penyebab kematian balita usia 0-59 bulan
Sumber: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
Apabila dikelompokkan menurut wilayah pulau, nampak bahwa wilayah Jawa-Bali merupakan
kontributor terbesar terhadap angka nasional (64,6%) sedangkan wilayah Maluku-Papua-Nusa
Tenggara hanya berkontribusi sebesar 23,0%. Paling rendah adalah wilayah Kalimantan, sebesar
1,8%. Tahun 2011 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan sejumlah
dana untuk pengadaan Makanan Pendamping ASI yang diberikan kepada anak balita di seluruh
Indonesia. Selain itu juga mulai tahun ini digalakkan surveilans gizi di seluruh kabupaten kota, dan
pemantauan pertumbuhan di seluruh posyandu. Pemerintah akan menempatkan wilayah-wilayah
tertentu yang bermasalah, sebagai prioritas utama upaya penanggulangan gizi buruk.
Pada rumah sakit umum terdapat 8,76 %-30,29% bayi dan neonatal yang masih mengalami infeksi
dengan angka kematian mencapai 11,56%-49,9%. Pengembangan perawatan yang canggih
mengundang masalah baru yakni meningkatnya infeksi nosokomial yang biasanya diakhiri dengan
keadaan septisemia yang berakhir dengan kematian (Victor dan Hans; 1997; 220).

B. Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan kelompok khusus balita di masyarakat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang masalah asuhan keperawatan kelompok balita di masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengertian tujuan asuhan keperawatan kelompok balita di masyarakat.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup asuhan keperawatan kelompok balita di masyarakat.
4. Untuk mengetahui proses keperawatan kelompok balita di masyarakat.
5. Untuk mengetahui pengembangan asuhan keperawatan kelompok balita di masyarakat di masa
yang akan datang
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang asuhan keperawatan kelompok balita di
masyarakat
2. Bagi institusi pendidikan
Memberikan informasi kepada institusi tentang asuhan keperawatan kelompok balita di
masyarakat sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam penerapan asuhan keperawatan
kelompok balita di masyarakat.
3. Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan peneliti sehingga dapat menerapkan asuhan keperawatan
kelompok balita di mayarakat.







BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Balita adalah anak yang berumur 5 tahun ke bawah atau masih kecil yang perlu tempat bergantung
pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan untuk mandiri. Periode 5 (lima) tahun pertama
kehidupan anak sering disebut juga sebagai "Masa Keemasan (golden period) atau Jendela
Kesempatan (window opportunity) atau Masa Kritis (critical period)" karena periode ini merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, masa yang sangat
peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat masa
5 tahun pertama merupakan masa yang 'relatif pendek' dan tidak akan terulang kembali dalam
kehidupan seorang anak, maka orang tua/pengasuh/pendidik/masyarakat dan tenaga kesehatan
harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas tinggi
melalui kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.
Asuhan keperawatan kelompok khusus balita adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan
komprehensif yang diberikan pada kelompok balitadengan tujuan meningkatkan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, memaksimalkan kemampuanbalita dalam meningkatkan status kesehatan,
serta meminimalkan gangguan kesehatan yang terjadi pada balita. Stimulasi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh setiap orang
yang berinteraksi dengan anak, mulai dari ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain dan
kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu:
a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjumput, menulis,
dan sebagainya.
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan setelah bermain), berpisah dengan ibu / pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

bagan%20deteksi%20dini
Keterangan:
ket%20bagan%20deteksi%20dini
Masalah yang sering terjadi pada balita adalah tumbuh kembang terganggu, gizi buruk dari sedang
sampai berat, diare dan ISPA. Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai
angka kejadian yang cukup tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari balita ukuran dari
saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley
and Wong; 1991; 1419).
B. Tujuan
1. Upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan mencari upaya pemecahan masalah kesehatan
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perkembangan balita, masalah kesehatan pada
balita kepada keluarga dan orang tua.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat telah dilakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan meletakkan dasar
pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas
induk, puskesmas pembantu, posyandu serta unit-unit yang terkait di masyarakat. Semua bentuk
pelayanan kesehatan perlu di dorong dan digerakkan untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain itu cakupan di perluas dengan pemerataan pelayanan kesehatan untuk segala aspek atau
lapisan masyarakat.
5. Meningkatkan status gizi masyarakat
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya
perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan
perkembangan anak akan baik pula, disamping dapat memperbaiki status kesehatan anak.
6. Meningkatkan peran serta mayarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan penting, sebab
upaya pemerintah dalam menurunkan kematian bayi dan anak tidak hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah melainkan peran serta masyarakat.
7. Meningkatkan manajemen kesehatan
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik bila
didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup asuhan keperawatan kelompok khusus balita mencakup upaya-upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosilitatif melalui berbagai kegiatan yang terorganisisasi
sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
2. Penyuluhan kesehatan
3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota, kader kesehata, dan petugas kesehatan
4. Penemuan kasus secara dini.
5. Melakukan rujukan medis dan kesehatan
6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dan petugas kesehatan
Fenomena yang menjadi bidang garapan keperawatan kelompok khusus balita adalah:
1. Pemantauan tumbuh kembang balita melalui pemeriksaan oleh petugas kesehatan
2. Perawatan anak balita dengan seksama.
3. Pemberian asi eksklusif dan makanan tambahan
4. Imunisasi secara lengkap dan berkala.
5. Penimbangan berat badan secara rtin.
6. Pemberian vitamin
7. Status gizi pada balita
8. Angka kematian dan kesakitan pada balita.






BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Data
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, agama, mana ayah/ibu,
pekerjaan ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu serta suku bangsa.
2. Keluhan-keluhan yang dialami balita
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit masa lampau meliputi prenatal, natal dan postnatal.
5. Penyakit waktu kecil dan apakah pernah dirawat di rumas sakit.
6. Obat-obatan yang pernah digunakan
7. Riwayat alergi pada balita
8. Kecelakaan
9. Imunisasi
10. Riwayat keluarga dan genogram keluarga
11. Riwayat sosial meliputi pengasuh utama, pembawaan secara umum, dan lingkungan rumah.
12. Keadaan kesehatan saat ini meliputi diagnosa medis, tindakan operasi, obat-obatan, tindakan
keperawatan yang pernah dilakukan, hasil laboratorium dan hasil rontgen.
13. Pengkajian pola fungsional meliputi persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan, pola
nutrisi metabolik, pola eliminasi seperti pola defeksi, pola eliminasi urine, kebersihan pakaian,
aktivitas pola latihan, pola istirahat tidur anak seperti lama tidur perhari, perubahan pola istirahat,
posisi tidur, gerak tidur, pola kognitif persepsi anak, persepsi diri dan pola konsep diri, stressor dari
keluarga, interaksi anak dengan keluarga, pols bermaian, support sistem, dan pola-pola keyakinan.
14. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, postur tubuh, tanda vital, tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, mata, hidung, mulut, telinga, dada, janung, paru-paru,
perut, punggng, genitalia, ekstremitas dan kulit.
15. Pemeriksaan perkembangan meliputi kemandirian dalam bergaul, motorik halus, konitif dan
bahasa serta perkembangan motorik kasar.
Analisa data dilakukan setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan
pemeriksaan fisik. Analisa data dilakukan dengan memilih data-data yang ada sehingga dapat
dirumuskan menjadi suatu diagnosa keperawatan. Analisa data adalah kemampuan untuk
mengaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki, sehingga
dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh balita. Tujuan analisa data:
a. Menetapkan kebutuhan balita
b. Menetapkan kekuatan.
c. Mengidentifikasi pola respon balita
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Perumusan masalah berdasarkan analisa data yang dapat menemukan masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh kelompok khusus balita. Masalah yang sudah ditemukan tersebut
perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat diteruskan dengan
intervensi. Masalah yang ditemukan terkadang tidak dapat di selesaikan sekaligus sehingga
diperlukan prioritas masalah. Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki Maslow yaitu:
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan, baik aktual maupun
potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Diagnosa keperawatan adalah suatu
peryataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah klien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial). Diagnosa
keperawatan mengandung komponen PES (problem, etiologi, symptom). Diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada balita adalah:
1. Kurang gizi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita.
2. Diare
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui feses dan
muntah serta intake terbatas (mual).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien
dan peningkatan peristaltik usus
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
d. Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan anaknya
e. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan
dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
f. Kecemasan anak berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru
3. ISPA
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran pernafasan, nyeri
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi mekanik dari jalan nafas
oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan produksi sekret.
c. Cemas berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak, hospitalisasi pada anak


C. Perencanaan
Contoh beberapa perencanaan keperawatan dari diagnosa di atas:
Diagnosa.1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui feses
dan muntah serta intake terbatas (mual)
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi
Rasional
Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasiPantau intake dan output.
Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.Memberikan informasi
status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.
Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa
Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif
Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui
Diagnosa.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan bera badan
Intervensi
Rasional
Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
Menurunkan kebutuhan metabolik
Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian
makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan
Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik
sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan
klinis klien memungkinkan.
Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet
Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut
Diagnosa. 3 : Nyeri (akut) berhubungan dengan hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal
Intervensi
Rasional
Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri
Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan
kompres hangat abdomen
Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping
Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit
Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi
Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi
Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat
diberikan sesuai indikasi klinis
Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk
verbal dan non verbal
Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya
Diagnosa. 4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.
Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Intervensi
Rasional
Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang
mekanisme koping yang tepat.
Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah
Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya
mengalami masalah yang sama
Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang
mengalami masalah yang demikian
Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.
Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan
Diagnosa.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi
berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau
keterbatasan kognitif.
Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu
mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi
Rasional
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan
perawatan anaknya.
Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang
pengetahuan sebelumnya.
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.
Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga
dalam proses perawatan klien
Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping
yang mungkin timbul
Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.
Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi
Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya
Diagnosa. 6 : Kecemasan anak berhubungan dengan Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang
baru
Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan
Intervensi
Rasional
Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatn yang
dilakukan
Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan
Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin
Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress
Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan klien
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimum

D. Tindakan
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan
sebelumnya
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang
belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian
dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi
maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai



BAB IV
PEMBAHASAN
Kerangka Pengembangan Askep Tersebut Di Masa Yang Akan Datang
Pada bab ini dijelaskan tentang pembahasan meliputi kerangka pengembangan asuhan keperawatan
kelompok khusus balita di masyarakat di masa yang akan datang.
A. Kerangka pengembangan asuhan keperawatan kelompok khusus lansia di masyarakat di masa
yang akan datang.
Analisis SWOT
St streght(kekuatan)
Tenaga kesehatan tercukupi di setiap desa
keluarga yang semangat dan antusias
balita masih dalam tahap tumbuh kembang
Fasilitas pelayanan kesehatan balita yang memadai seperti posyandu balita
Alat transportasi tersedia
Ada anggaran khusus bagi setiap posyandu di desa
W weakness(kelemahan)
Banyaknya jumlah balita yang melebihi batas
Banyaknya balita yang ketergantungan kepada pihak lain
Tidak adanya kesadaran orang tua untuk merawat
Kurangnya kader kesehatan dan bidan di daerah
O Opportunity(peluang)
Pemerintah desa yang mendukung adanya posyandu balita
Memiliki akses jalan yang baik menuju pusat kesehatan dan dekat dengan puskesmas.

T Threat(ancaman)
Lingkungan yang belum memadai sehingga resiko infeksi besar
Banyak terdapat pasangan usia muda yang hamil

B. Solusi dari analisis SWOT diatas antara lain:
Dalam peningkatan peran serta kelompok khusus balita di masyarakat yang melibatkan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan dalam rangka menciptakan
kemadirian masyarakat, solusi yang bisa kami tawarkan terkait permasalahan diatas antara lain:

1. Penyuluhan gizi pada ibu-ibu yang memiliki anak balita
2. Supervisi kader dalam mengoptimalkan fungsi 5 meja posyandu
3. Lomba kunjungan bayi dan balita ke posyandu dengan memperhatikan KMS
4. Pembuatan rencana kerja yang baru dan bermanfaat dalam jangka waktu 3 bulan sampai 1
tahun
5. Peningkatan kesehatan biologis balita dengan cara memenuhi gizi balita untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan balita.
6. Adanya peraturan/organisasi yang jelas terkait pemberdayaan balita.
7. Pemberian motivation training secara rutin oleh kader posyandu balita dan petugas kesehatan
balita.
8. Kerjasama dengan puskesmas terdekat terkait pelayanan kesehatan balita
9. Meningkatkan hubungan yang baik dengan perangkat desa setempat
10. Adanya jaminan kesehatan secara penuh untuk balita di masyarakat.















BAB V
PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan tentang penutup meliputi kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
Jumlah balita yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik fisik,
mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah balita yang lebih mendasar agar
tercapai tujuan pembinaan kesehatan balita yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal.
Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan
kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya
kesehatan kelompok balita dalam rangka menciptakan kemandirian masyarakat.
B. Saran
Harapan kepada masyarakat, agar balita tetap menjadi bagian dari masyarakat. Sebab generasi
penerus bangsa tergantung dari proses pertumbuhan dan perkembangan saat usia balita karena usia
balita merupakan golden period. Agar pemberdayaan dapat berhasil maka seluruh komponen
bangsa harus ambil bagian mulai departemen/ kementerian/instansi, organisasi profesi, yayasan,
institusi masyarakat, PKK, Posyandu, Karang Taruna, PAUD dan seluruh petugas lapangan dari jajaran
instansi pemerintah serta anggota masyarakat.










DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009
Stanhope, Marcia. 1998. Buku saku keperawatan komunitas dan kesehatan rumah:perangkat
pengkajian, intervensi, dan penyuluhan
Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip keperawatan pediatrik. EGC. Jakarta
Sudiyanto. 2009, Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak,
Fakultas Kedokteran UI
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=92:kondisi-angka-
kematian-neonatal-akn-angka-kematian-bayi-akb-angka-kematian-balita-akbal-angka-kematian-ibu-
aki-dan-penyebabnya-di indonesia&catid=40:data&Itemid=54 di akses tanggal 4 Desember 2011
Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC, Jakarta
Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda company, USA.
Yu. H.Y. Victor & Hans E. Monintja. (1997). Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus. Jakarta:
Balai penerbit FKUI.
Whalley & wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II book 1. USA: CV. Mosby-
Year book. Inc
World Health organization. 1993. Kader kesehatan masyarakat alih bahasa Adi Heru S. Egc. Jakart

Anda mungkin juga menyukai