Oleh: Nyoman Gede Prayudi (00!00"0"#$ Pem%im%in&: dr' ( Ke)u) *iar&i)ha+ S,'-(K$ DA.AM RANGKA MENG(KUT( KEPAN(TERAAN K.(N(K MADYA .A-/SM0 -EDA1 RSUP SANG.A1 0AKU.TAS KEDOKTERAN UN(2ERS(TAS UDAYANA DESEM-ER !03! 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga tinjauan pustaka ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tinjauan pustaka ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka mengikuti kepaniteraan klinik madya di Bagian Bedah Fakultas Kedokteran ni!ersitas dayana. Tinjauan Pusataka ini "erjudul #Manajemen $yok Pada Trauma#. %alam penyusunan laporan ini& penulis "anyak memperoleh "im"ingan dan petunjuk serta "antuan dan dukungan dari "er"agai pihak. Melalui kesempatan ini penulis mengu'apkan terima kasih yang se"esar-"esarnya kepada( ). Pro*. %+. dr. $ri Maliawan& $p.B$ selaku Kepala Bagian,$MF Bedah Fakultas Kedokteran ni!ersitas dayana -. dr. Putu .nda Tusta .diputra& $p. B /K0 1nk selaku Koordinator Pendidikan di 2a",$MF Bagian 3lmu Bedah FK N%,+$P $anglah 4. dr. 3 Ketut 5iargitha& $p.B/K0 selaku pem"im"ing tinjauan pustaka ini. 6. +esiden-residen di "agian "edah Fakultas Kedokteran ni!ersitas dayana,+$P $anglah %enpasar yang telah mem"erikan "anyak masukan. 7. Pihak-pihak lain yang turut mem"antu dalam penyusunan laporan kasus ini yang tidak dapat saya se"utkan satu persatu. $emoga laporan kasus ini dapat mem"eri sum"angan ilmiah dalam masalah kesehatan dan mem"eri man*aat "agi "er"agai pihak. %enpasar& %esem"er -8)- Penulis 2 -A- ( PENDA1U.UAN $yok adalah suatu sindroma klinis dimana terdapat gangguan per*usi dan oksigenasi sel se'ara menyeluruh sehingga ke"utuhan jaringan tidak terpenuhi. .ki"atnya& terjadi gangguan *ungsi sel atau jaringan atau organ& "erupa gangguan kesadaran& *ungsi pernapasan& system pen'ernaan& perkemihan& serta sistem sirkulasi itu sendiri. $e"agai respons terhadap menurunnya pasokan oksigen& meta"olisme energi sel akan "eru"ah menjadi meta"olisme anaero"ik. Keadaan ini hanya dapat ditoleransi tu"uh untuk sementara waktu dan jika "erlanjut& tim"ul kerusakan nirpulih pada jaringan organ !ital yang dapat menye"a"kan kematian& $yok "ukanlah suatu penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan per*usi jaringan. $yok dapat terjadi setiap waktu pada siapapun. Penanganannya didasarkan pada diagnosis dini yang tepat. Kehilangan 'airan yang 'epat dan "anyak menurunkan preload !entrikel sehingga terjadi penurunan isi sekun'up dan 'urah jantung sehingga terjadi penurunan hantaran oksigen kejaringan tu"uh. Pada renjatan karena perdarahan& selain terjadi penurunan 'ardia' output juga terjadi pengurangan haemoglo"in& sehingga transport dari oksigen ke jaringan makin "erkurang. %iagnosa adanya syok harus didasarkan pada data-data "aik klinis maupun la"oratorium yang jelas yang merupakan aki"at dari "erkurangnya per*usi jaringan. $yok mempengaruhi kerja organ-organ !ital dan penangannya memerlukan pemahanam tentang pato*isiologi syok. $yok "ersi*at progresi* dan terus mem"uruk jika tidak segera ditangani. )&-&4 -A- (( 3 T(NJAUAN PUSTAKA !'3 De4ini5i $yok adalah sindroma klinis yang terjadi aki"at gangguan hemodinamik dan meta"olik yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan per*usi yang adekuat dari organ-organ !ital tu"uh. 9al ini mun'ul aki"at kejadian pada hemostasis tu"uh yang serius seperti& perdarahan yang masi*& trauma atau luka "akar "erat /syok hipo!olemik0& in*ark miokard luas atau em"oli paru /syok kardiogenik0& sepsis aki"at "akteri yang tidak terkontrol /syok septi'0& tonus !asomotor yang tidak adekuat /syok neurogenik0 atau aki"at respon imun /syok ana*ilaktik0. - !'! Kla5i4i6a5i $e'ara umum syok ter"agi atas empat jenis& yaitu syok hipo!olemik& o"strukti*& kardiogenik& dan distri"uti*. $elain keempatnya& saat ini ada jenis syok "aru& yakni syok endokrin& yang dise"a"kan oleh kelainan hormon yaitu "erupa kele"ihan maupun kekurangan hormon. -&4 Menurut nilai 'urah jantung& syok ter"agi menjadi dua yaitu syok hipodinamik dan syok hiperdinamik. Pada syok hipodinamik& 'urah jantung di"awah normal dan tekanan !ena sentral mele"ihi normal. $yok hipo!olemik& kardiogenik& dan o"strukti* termasuk dalam jenis syok ini. %i lain pihak& pada syok hiperdinamik& nilai 'urah jantung mele"ihi normal dan tekanan !ena sentral kurang dari normal. $yok distri"uti* termasuk dalam jenis syok ini. ). $yok 9ipo!olemik $yok hipo!olemik merupakan jenis syok yang paling sering ditemukan dan hampir semua jenis syok memiliki komponen syok hipo!olemik didalamnya aki"at menurunnya "e"an preload. $yok hipo!olemik dise"a"kan oleh tidak 'ukupnya !olume sirkulasi& seperti aki"at pendarahan dan kehilangan 'airan tu"uh lain. 4 Menurut derajat !olume sirkulasi yang hilang& syok hipo!olemik di"agi menjadi empat kelas. Namun& per"edaan ini mungkin tidak terlalu jelas pada penderita syok hemoragik sehingga resusitasi 'airan harus diarahkan pada respons terhadap tindakan awal dan "ukan hanya mengandalkan klasi*ikasi awal saja. Pengelompokkan ini "erguna untuk memastikan tanda dini dan pato*isiologi keadaan syok. $yok hipo!olemik dapat digolongkan le"ih lanjut ke dalam syok hemoragik atau non-hemoragik. Pendarahan dapat "ersi*at terlihat /misalnya aki"at luka atau hematemesis pada tukak lam"ung0 atau tidak terlihat /pendarahan dari saluran 'erna seperti pada tukak duodenum& 'edera limpa& kehamilan ektopik& patah tulang pel!is dan patah tulang "esar atau majemuk0. Pendarahan dalam jumlah "anyak akan menggangu per*usi jaringan sehingga tim"ul hipoksia. +espon jaringan terhadap hal ini "er!ariasi menurut jenis jarigan. 1tot merupakan jaringan yang le"ih tahan terhadap hipoksia di"andingkan dengan otak. $yok hipo!olemik non hemoragik terjadi aki"at hilangnya 'airan tu"uh total dan keluarnya 'airan intra!askuar ke kompartemen ekstra!askular atau interstitial& seperti pada luka "akar luas& muntah he"at atau diare& o"struksi ileus& dia"etes atau penggunaan diuretik kuat& sepsis "erat& pankreatitis akut atau peritonitis purulenta di*us. -. $yok 1"strukti* $yok o"strukti* terjadi aki"at o"struksi mekanis aliran darah di luar jantung& paling sering aki"at tamponade jantung& sehingga per*usi sistemuk menurun. .ki"atnya& terjadi gangguan pengisian !entrikel dan peru"ahan !olume aliran "alik !ena aki"atkompresi 'airan peri'ardium yang menggangu 'urah jantung& jika hal ini "erlangsung sama& akan terjadi gangguan per*usi sistemik dan oksigenasi jaringan sehingga tim"ul kerusakan sel. :umalah 'airan peri'ardium yang dapat mempengaruhi pengisisan diastoli' jantung "ergantung pada akumulasi 'airan dan daya regang peri'ardium. 5 $elain itu& syok o"strukti* dise"a"kan juga oleh trom"oem"oli paru& o"struksi mekanis arteri pulmonalis& hipertensi pulmonal& dan tension pneumathira;& yang menggangu 'urah jantung. 4. $yok Kardiogenik Penye"a" primer syok krdiogenik adalah kegagalan *ungsi jantung se"agai pompa sehingga 'urah jantung menurun. <8= syok kardiogenik dise"a"kan oleh gangguan *ungsi !entrikel kiri aki"at in*ark miokard dengan ele!asi $T. $elain karena dis*ungsi miokard& penurunan kontaktilitas jantung& o"struksi aliran !entrikel ke luar jantung& kelainan pengisisan !entrikel& disritmia dan de*ek septum turut mengagalkan *ungsi jantung. Mortalitas aki"at syok kardiogenik adalah sekitar 78=. Menurut penelitian terakhir& sindrom peradangan sistemik ternyata menjadi komponen penting dalam tim"ulnya syok kardiogenik. Kriteria diagnosis syok kardiogenik adalah )0 tekanan darah sistol > ?8mm9g atau penurunan tekanan darah sistol se"esar @ 48 mm9g se'ara mendadakA -0 hipoper*usi yang ditandai dengan produksi urin > -8 '',jam& gangguan *ungsi sara* pusat dan !asokontriksi peri*er /akral dan keringat dingin0 6. $yok %istri"uti* $yok distri"uti* adalah jenis syok yang tim"ul aki"at kesalahan distri"usi aliran dan !olume darah. Ber"agai keadaan yang termasuk dalam kelompok syok distri"uti* antara lain syok septik& syok ana*ilaktik dan syok neurogenik. B $yok $eptik Pro*il hemodinamik pada syok septik dipengaruhi oleh "er"agai peru"ahan *isiologis yang dipi'u oleh sepsis. $yok septik dise"a"kan oleh septisemia yang "iasanya dise"a"kan oleh kuman gram negati!e dan menye"a"kan kolaps system kardio!askular. Endotoksin "asil gram negati!e menye"a"kan !asodilatasi kapiler dan ter"ukanya hu"ungan pintas atrio!ena peri*er. $elain itu terjadi peningkatan permea"ilitas kapiler. Peningkatan kapasitas !askular aki"at !asodilatasi peri*er 6 menye"a"kan hipo!olemia relati!e& sedangkan permea"ilitas kapiler menye"a"kan kehilangan 'airan intra!as'ular yang terlihat se"agai odem. Pada syok septik& gam"aran hemodinamik yang klasik adalah peningkatan 'urah jantung /kadang-kadang sampai tiga kali normal0 dan per'epatan peredaran darah& tetapi terjadi hipotensi sistemik. Tim"ul per*usi "erle"ihan aki"at "ertam"ah "anyaknya !olume darah yang "eredar /karenanya& syok ini termasuk jenis syok hiperdinamik0. 9ipoksia sel disini tidak dise"a"kan oleh penurunan per*usi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel menggunakan Cat asam karena toksin kuman B $yok .na*ilaktik :ika seseorang hipersensiti* terhadap suatu antigen dan kemudian terpajan lagi pada antigen terse"ut& akan tim"ul reaksi hipersensiti!itas umum tipe 3. .ntigen yang "ersangkutan terikat pada anti"ody di permukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi& pengeluaran histamine dan Cat !asoakti* lainnya. .ki"atnya& permea"ilitas meningkat dan seluruh kapiler "erdilatasi. 9ipo!olemia relati!e aki"at !asodilatasi ini menim"ulkan syok& sedangkan meningkatnya permea"ilitas kapiler menye"a"kan oedem. Pada syok ana*ilaksis& terjadi "ronkospasme yang menurunkan !entilasi. $yok ana*ilaksis sering dise"a"kan oleh o"at& terutama o"at intra!ena seperti anti"iotik atau media kontras. $engatan le"ah juga dapat menim"ulkan syok pada orang yang rentan. B $yok Neurogenik $yok neurogenik dise"ut juga sinkope. Pada syok ini& terjadi reaksi !aso!agal "erle"ihan yang menye"a"kan !asodilatasi menyeluruh di regio splanknikus sehingga pendarahan otak "erkurang. +eaksi !aso!agal umumnya dise"a"kan oleh suhu lingkungan yang panas& terkejut atau nyeri. $yok neurogenik pada trauma terjadi karena hilangnya tonus simpatis& misalnya pada 'edera tulang "elakang atau yang sangat jarang 'edera pada "atang otak. 9ipotensi pada pasin 7 dengan 'edera tulang "elakang disertai dengan pasokan oksigen yang 'ukup karena 'urah jantung tinggi meskipun tekanan darahnya rendah. Penderita merasa pusing dan kemudian "iasanya jatuh pingsan. %enyut nadi lam"at tetapi umumnya kuat dan isinya 'ukup. $etelah penderita di"aringkan& umumnya keadaan mem"aik spontan tanpa meninggalkan penyulit& ke'uali jika terjadi 'edera karena jatuh. !'7 Pa)o4i5iolo&i 9ipoper*usi pada syok menye"a"kan terganggunya pasokan oksigen ke sel /le"ih tepatnya& ke mitokondria0 sehingga meta"olism sel terganggu dan aki"atnya pem"entukan .TP "erkurang. 9ipoper*usi juga men'etuskan re*le; akti!asi system simpatis yang meningkatkan kontraktilitas dan *rekuensi denyut jantung sehingga meningkatkan 'urah jantung. $elain itu& terjadi pengeluaran katekolamin& angiotensin& !asopressin serta endotelin yang akan meningkatkan tonus pem"uluh darah agar tekanan per*usi dapat dipertahankan dan per*usi menjadi 'ukup. 9ipoksia mem"uat jaringan "erusaha mengekstraksi 1 - semaksimal mungkin agar ke"utuhan meta"olisme ter'ukupi. Ketika segala re*lek pertahanan terse"ut sampai pada "atas toleransi dan hipoksia tidak teratasi& maka mitokondria akan terganggu& dan pem"entukan .TP menurun. $emua sistem dalam tu"uh pun tidak "er*ungsi sehingga terjadi kegagalan organ menyeluruh. $eperti gagal otak& gagal jantung& !aso plegia& penumpukan asam laktat& gagal ginjal& gagal sistem pen'ernaan yang diikuti dengan perpindahan kuman dan "ahan toksin ke aliran darah /translokasi0& dan "erakhir dengan kematian. Kegagalan organ multiple dan kematian "er"anding lurus dengan lama "eratnya hipoksia. < Menurut pato*isiologinya& syok ter"agi atas 4 *ase yaitu ( ). Fase Kompensasi 8 Penurunan 'urah jantung /'ardia' output0 terjadi sedemikian rupa sehingga tim"ul gangguan per*usi jaringan tapi "elum 'ukup untuk menim"ulkan gangguan seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan melalui !asokonstriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung& otak dan otot skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang kurang !ital. Faktor humoral dilepaskan untuk menim"ulkan !asokonstriksi dan menaikkan !olume darah dengan konser!asi air. Dentilasi meningkat untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di daerah arteri. :adi pada *ase kompensasi ini terjadi peningkatan detak dan kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan 'urah jantung dan peningkatan respirasi untuk memper"aiki !entilasi al!eolar. 5alau aliran darah ke ginjal menurun& tetapi karena ginjal mempunyai 'ara regulasi sendiri untuk mempertahankan *iltrasi glomeruler. .kan tetapi jika tekanan darah menurun& maka *iltrasi glomeruler juga menurun. -. Fase %ekompensasi Pada *ase ini mekanisme kompensasi mulai gagal mempertahankan 'urah jantung yang adekuat dan system sirkulasi menjadi tidak e*isien lagi. :aringan dengan per*usi yang "uruk tidak lagi mendapat oksigen yang 'ukup& sehingga meta"olisme "erlangsung se'ara anaero"i' yang tidak e*isien. .lur anaero"i' menim"ulkan penumpukan asam laktat dan asam-asam lainnya yang "erakhir dengan asidosis. .sidosis akan "ertam"ah "erat dengan ter"entuknya asam kar"onat intra selular aki"at ketidak mampuan sirkulasi mem"uang E1 - . %inding pem"uluh darah menjadi lemah& tak mampu "erkonstriksi sehingga terjadi "endungan !ena& !ena "alik /!enous return0 menurun. +elaksasi s*inkter prekapiler diikuti dengan aliran darah ke jaringan tetapi tidak dapat kem"ali ke jantung. Peristiwa ini dapat menye"a"kan trom"osis ke'il-ke'il sehingga dapat terjadi koagulopati intra!asa yang luas /%3E F %isseminated 3ntra!as'ular Eoagulation0. Menurunnya aliran darah ke otak menye"a"kan kerusakan pusat !asomotor dan respirasi di otak. Keadaan ini menam"ah hipoksia jaringan. 9ipoksia dan anoksia menye"a"kan terlepasnya toksin dan "ahan lainnya dari 9 jaringan /histamin dan "radikinin0 yang ikut memperjelek syok /!asodilatasi dan memperlemah *ungsi jantung0. 3skemia dan anoksia usus menim"ulkan penurunan integritas mukosa usus& pelepasan toksin dan in!asi "akteri usus ke sirkulasi. 3n!asi "akteri dan penurunan *ungsi detoksikasi hepar memperjelek keadaan. %apat tim"ul sepsis& %3E "ertam"ah nyata& integritas sistim retikuloendotelial rusak& integritas mikro sirkulasi juga rusak. 9ipoksia jaringan juga menye"a"kan peru"ahan meta"olisme dari aero"ik menjadi anaero"ik. .ki"atnya terjadi asidosis meta"olik& terjadi peningkatan asam laktat ekstraseluler dan tim"unan asam kar"onat di jaringan. 4. Fase 3rre!esi"el,+e*rakter Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat diper"aiki. Kekurangan oksigen memper'epat tim"ulnya ire!ersi"ilitas syok. Gagal sistem kardiorespirasi& jantung tidak mampu lagi memompa darah yang 'ukup& paru menjadi kaku& tim"ul edema interstisial& daya respirasi menurun& dan akhirnya anoksia dan hiperkapnea. !'7'3 Pa)o&ene5i5 Syo6 1i,o8olemi6 Penye"a" syok hipo!olemik yang paling umum adalah perdarahan mukosa saluran 'erna dan trauma "erat. Penye"a" perdarahan terselu"ung adalah antara lain trauma a"domen dengan ruptur aneurisma aorta& ruptur limpa atau ileus o"struksi& dan peritonitis. $e'ara klinis syok hipo!olemik ditandai oleh !olume 'airan intra!askuler yang "erkurang "ersama-sama penurunan tekanan !ena sentral& hipotensi arterial& dan peningkatan tahanan !askular sistemik. +espon jantung yang umum adalah "erupa takikardia& +espon ini dapat minimal pada orang tua atau karena pengaruh o"at-o"atan. Gejala yang ditim"ulkan "ergantung pada tingkat kegawatan syok. !'7'! Pa)o&ene5i5 Syo6 Kardio&eni6 Pato*isiologi yang mendasari syok kardiogenik adalah depresi kontraktilitas miokard yang mengaki"atkan lingkaran setan penurunan 'urah 10 jantung& tekanan darah rendah&insu*isiensi koroner& dan selanjutnya terjadi penurunan kontraktilitas dan 'urah jantung. $yok kardiogenik ditandai dengan gangguan *ungsi !entrikel kiri& yang mengaki"atkan gangguan "erat pada pe*usi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Yang khas pada syok kardiogenik oleh in*ark miokardium akut adalah hilangnya 68= atau le"ih jaringan otot pada !entrikel kiri. $elain dari kehilangan masi* jaringan otot !entrikel kiri juga ditemukan daerah-daerah nekrosis *okal diseluruh !entrikel. Nekrosis *okal diduga merupakan ki"at dari ketidak seim"angan yang terus-menerus antara ke"utuhan dan suplai oksigen miokardium. Pem"uluh koroner yang terserang juga tidak mampu meningkatkan alira darah se'ara memadai se"agai respon terhadap peningkatan "e"an kerja dan ke"utuhan oksigen jantung oleh akti!itas respon kompensatorik seperti perangsangan simpatik. $e"agai aki"at dari proses in*ark& kontraktilitas !entrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu. Dentrikel kiri gagal "ekerja se"agai pompa dan tidak mampu menyediakan 'urah jantung yang memadai untuk mempertahankan per*usi jaringan. Maka dimulailah siklus "erulang. $iklus dimulai dengan terjadinya in*ark yang "erlanjut dengan gangguan *ungsi miokardium. Gangguan *ungsi miokardium yang "erat akan menye"a"kan menurunnya 'urah jantung dan hipotensi arteria. .ki"atnya terjadinya asidosis meta"olik dan menurunnya per*usi koroner& yang le"ih lanjut mengganggu *ungsi !entrikel dan menye"a"kan terjadinya aritmia. !'7'7 Pa)o&ene5i5 Syo6 Se,)i6 Pada umumnya penye"a" syok septik adalah in*eksi kuman gram negati* yang "erada dalam darah,endotoksin. :amur dan jenis "akteri juga dapat menjadi penye"a" septi'emia. $yok septik sering diikuti dengan hipo!olemia dan hipotensi. 9al ini dapat dise"a"kan karena penim"unan 'airan disirkulasi mikro& pem"entukan pintasan arterio!enus dan penurunan tahanan !askuler sistemik& ke"o'oran kapiler menyeluruh& depresi *ungsi miokardium. Be"erapa *aktor predisposisi syok septi' adalah trauma& dia"etes& leukemia& granulositopenia "erat& penyakit saluran kemih& terapi kortikosteroid jangka panjang& imunosupresan atau radiasi. $yok septik sering terjadi pada "ayi "aru lahir& usia di atas 78 tahun& dan penderita gangguan sistem keke"alan. 11 !'7'9 Pa)o&ene5i5 Syo6 Neuro&eni6 $yok neurogenik dise"ut juga syok spinal merupakan "entuk dari syok distri"uti*' $yok neurogenik terjadi aki"at kegagalan pusat !asomotor karena hilangnya tonus pem"uluh darah se'ara mendadak di seluruh tu"uh sehingga terjadi hipotensi dan penim"unan darah pada pem"uluh darah pada capacitance vessels. 9asil dari peru"ahan resistensi pem"uluh darah sistemik ini diaki"atkan oleh 'idera pada sistem sara* /seperti ( trauma kepala& 'edera spinal atau anestesi umum yang dalam0. $yok neurogenik juga dise"ut sinkop. $yok neurogenik terjadi karena reaksi !aso!agal "erle"ihan yang mengaki"atkan terjadinya !asodilatasi menyeluruh di daerah splangnikus sehingga aliran darah ke otak "erkurang. +eaksi !aso!agal umumnya dise"a"kan oleh suhu lingkungan yang panas& terkejut& takut& atau nyeri he"at. Pasien merasa pusing dan "iasanya jatuh pingsan. $etelah pasien di"aringkan& umumnya keadaan "eru"ah menjadi "aik kem"ali se'ara spontan. Trauma kepaa yang terisolasi tidak akan menye"a"kan syok. .danya syok pada trauma kepala harus di'ari penye"a" yang lain. Trauma pada medulla spinalis akan menye"a"kan hipotensi aki"at hilangnya tonus simpatis. Gam"aran klasik dari syok neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi atau !asokonstriksi peri*er. !'7'" Pa)o&ene5i5 Syo6 Ana4ila65i5 Eoom" dan Gell /)?H40& ana*ilaksis dikelompokkan dalam hipersensiti!itas tipe ) atau Immediate type reaction. Mekanisme ana*ilaksis melalui "e"erapa *ase ( - 0a5e Sen5i)i5a5i& yaitu waktu yang di"utuhkan untuk pem"entukan 3gE sampai diikatnya oleh reseptor spesi*ik pada permukaan mastosit dan "aso*il. .lergen yang masuk lewat kulit& mukosa& saluran napas atau saluran makan ditangkap oleh makro*ag. Makro*ag segera mempresentasikan antigen terse"ut kepada 2im*osit T& dimana ia akan mensekresikan sitokin /32-6& 32-)40 yang menginduksi 2im*osit B "erproli*erasi menjadi sel plasma /Plasmosit0. $el plasma memproduksi 3mmunoglo"ulin E /3gE0 spesi*ik untuk antigen terse"ut. 12 3gE ini kemudian terikat pada reseptor permukaan sel Mast /Mastosit0 dan "aso*il. - 0a5e A6)i8a5i& yaitu waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang sama. Mastosit dan Baso*il melepaskan isinya yang "erupa granula yang menim"ulkan reaksi pada paparan ulang. Pada kesempatan lain masuk allergen yang sama ke dalam tu"uh. .lergen yang sama tadi akan diikat oleh 3gE spesi*ik dan memi'u terjadinya reaksi segera pelepasan mediator !asoakti* antara lain histamin& serotonin& "radikinin dan "e"erapa "ahan !asoakti* lain dari granula yang dise"ut preformed mediators. 3katan antigen- anti"odi merangsang degradasi asam arakidonat dari mem"ran sel yang akan menghasilkan 2eukotrien /2T0 dan Prostaglandin /PG0 yang terjadi "e"erapa waktu setelah degranulasi yang dise"ut Newly formed mediators. - 0a5e E4e6)or& yaitu waktu terjadinya respon yang kompleks /ana*ilaksis0 se"agai e*ek mediator yang dilepas mastosit atau "aso*il dengan akti!itas *armakologik pada organ I organ tertentu. 9istamin mem"erikan e*ek "ronkokonstriksi& meningkatkan permea"ilitas kapiler yang nantinya menye"a"kan edema& sekresi mu'us dan !asodilatasi. $erotonin meningkatkan permea"ilitas !askuler dan "radikinin menye"a"kan kontraksi otot polos. Platelet Activating Factor /P.F0 "ere*ek "ronkospasme dan meningkatkan permea"ilitas !askuler& agregasi dan akti!asi trom"osit. Be"erapa *aktor kemotaktik menarik eosino*il dan neutro*il. Prostaglandin yang dihasilkan menye"a"kan "ronkokonstriksi& demikian juga dengan leukotrien. :enis $yok Tekanan .rteri rerata Tekanan .. Pulmonal Eurah :antung semenit Tahanan Daskular sistemik $aturasi 1ksigen Dena $entral Konsentrasi 2aktat 9ipo!olemik Kardiogenik 1"strukti* 13 %istri"uti* Ta%el' Pola 9emodinamika $yok !'9 Mani4e5)a5i Klini5 Penurunan tekananan darah sistolik dianggap merupakan tanda khas syok hipo!olemik. $e"elum tekanan darah menurun& tu"uh mengompensasi dengan melakukan !asokontriksi kapiler kulit sehingga kulit menjadi pu'at dan dingin. Karena itu& syok hipo!olemik kadang dise"ut syok dingin. $elain itu& terjadi penurunan diuresis dan takikardi untuk mempertahankan 'urah jantung dan peredaran darah. .ki"at tindakan kompensasi ini& tekanan darah untuk sementara waktu tidak menurun. Meta"olisme jaringan hipoksik menghasilkan asam laktat yang menye"a"kan asidosis meta"olik sehingga terjadi takipnea. .khirnya& karena terus-menerus kehilangan 'airan intra!askular& tindakan kompensasi tidak dapat mempertahankan tekanan darah yang memadai sehingga terjadi dekompensasi yang mengaki"atkan penurunan tekanan darah se'ara ti"a-ti"a. $elain gam"aran klinis terse"ut& pada syok o"strukti* dapat dijumpai "er"agai tanda dan gejala seperti peningkatan tekanan !ena jugularis& pulsus paradoksus /tamponade0& takipnea& takikardia& hipotensiA pada tension pneumothorax& dapat pula dijumpai penurunan "unyi na*as dan hipersonor pada perkusi dada. Pada syok kardiogenik& dapat dijumpai pele"aran "atas jantung pada perkusi& kelainan irama /disritmia0 pada auskultasi jantung. Biasanya& terjadi !asokontriksi peri*er sehingga kulit dan "agian akral tera"a dingin& tetapi tidak selalu terjadi !asokontriksi sehingga kulit dan akral tetap hangat. $elain itu& oligouria juga dapat ditemui. :ika terjadi kegagalan *ungsi diastolik& "e"an hulu dapat menurun& walaupun ditemukan "er"agai tanda yang menggam"arkan kele"ihan 'airan seperti edema pulmonal& edema peri*er dan hepatomegali. Gam"aran klinis pada syok distri"uti* ter"agi menurut jenis syoknya. Pada syok septik& !asodilatasi peri*er tidak dipengaruhi oleh katekolamin. Kulit 14 penderita hangat sehingga syoknya juga dise"ut syok panas. Kulit menjadi merah karena !asodilatasi& sedangkan peredaran darah meningkat pesat untuk mengkompensasi ruang !askular yang meluas. %enyut nadi menguat se"agai tanda peningkatan 'urah jantung. Tekanan nadi& yaitu per"edaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik& juga meningkat. $uhu "adan mungkin tidak meningkat. 9ipoksia otak menye"a"kan kegelisahan dan akhirnya koma. Per*usi ginjal yang yang tidak men'ukupi menye"a"kan oligouria. Pada syok ana*ilaktik& dapat dijumpai tanda "erupa reaksi dermatologik /eritema0 dan o"struksi jalan na*as yang ditandai dengan "unyi mengi. 4&6&7&H !'" Dia&no5i5 %iagnosis syok pada stadium dini sangat penting untuk "erhasilnya suatu pengo"atan& namun sering kali hal ini tidak mudah. Karena itu sangat penting adalah kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya syok pada penderita dengan resiko tinggi. Pada penderita pada resiko terse"ut kita lakukan pemantauan yang le"ih ketat sehingga dapat dilakukan tindakan yang le"ih dini "ila terdapat tanda-tanda syok. Pemeriksaan *isik yang menyeluruh dan pemeriksaan la"oratorium yang tepat dapat mem"antu dari mendiagnosis syok dan tingkat keparahannya. Gejala klinis penting seperti tanda !ital yang a"normal menunjukkan peru"ahan status neurologi& penurunan output urin yang menye"akan peru"ahan suhu pada ekstremitas. Gejala klinis "isa menjadi penentu langsung untuk menentukan syok seperti "radikardi& takikardi& hipotensi ataupun temuan klinis "erupa oligouria dan agitasi. )&-&4 !'"'3 Syo6 1i,o8olemia Anamne5i5 Pada pasien dengan kemungkinan syok aki"at hipo!olemik& riwayat penyakit penting untuk menentukan penye"a" yang mungkin dan untuk penanganan lansung. $yok hipo!olemik aki"at kehilangan darah dari luar "iasanya nyata dan mudah didiagnosis. Perdarahan dalam kemungkinan tidak nyata& seperti pasien hanya mengeluhkan kelemahan& letargi& atau peru"ahan status mental. J 15 Gejala-gejala syok seperti kelemahan& penglihatan ka"ur& dan ke"ingungan& se"aiknya dinilai pada semua pasien. Pada pasien trauma& menentukan mekanisme 'edera dan "e"erapa in*ormasi lain akan memperkuat ke'urigaan terhadap 'edera tertentu /misalnya& 'edera aki"at tertum"uk kemudi kendaraan& gangguan kompartemen pada pengemudi aki"at ke'elakaan kendaraan "ermotor0. :ika sadar& pasien mungkin dapat menunjukkan lokasi nyeri.Tanda !ital& se"elum di"awa ke unit gawat darurat se"aiknya di'atat. Nyeri dada& perut& atau punggung mungkin menunjukkan gangguan pada pem"uluh darah. Tanda klasik pada aneurisma arteri torakalis adalah nyeri yang menjalar ke punggung. .neurisma aorta a"dominalis "iasanya menye"a"kan nyeri perut& nyeri punggung& atau nyeri panggul. J&< Pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal& mengumpulan keterangan tentang hematemesis& melena& riwayat minum alkohol& penggunaan o"at anti- in*lamasi non steroid yang lama& dan koagulopati /iatrogenik atau selainnya0 adalah sangat penting. < Kronologi muntah dan hematemesis harus ditentukan.Pada pasien dengan hematemesis setelah episode "erulang muntah yang he"at kemungkinan mengalami $indrom Boerhaa!e atau Mallory-Weiss tear sedangkan pasien dengan riwayat hematemesis sejak sejak awal kemungkinan mengalami ulkus peptik atau !arises esophagus. :ika suatu penye"a" ginekologik dipertim"angkan& perlu dikumpukan in*ormasi mengenai hal "erikut( periode terakhir menstruasi& *aktor risiko kehamilan ektopik& perdarahan per!aginam /termasuk jumlah dan durasinya0& produk konsepsi pada saluran !agina& dan nyeri. $emua wanita usia su"ur se"aiknya menjalani tes kehamilan& untuk meyakinkan apakah mereka hamil. Tes kehamilan negati* "ermakna untuk menyingkirkan diagnosis kehamilan ektopik. J Pemeri65aan 0i5i6 Pemeriksaan *isik pada umumnya dilakukan untuk menilai .BE& yaitu airway /jalan udara0& "reathing /perna*asan0& dan 'ir'ulation /sirkulasi0. $e"aiknya dalam pemeriksaan !ital signs nilai tekanan sistolik tidak dijadikan indikator utama untuk menilai syok& karena dapat menye"a"kan diagnosis tertunda oleh karena mekanisme kompensasi tu"uh yang tidak akan menim"ulkan gejala 16 penurunan tekanan darah sampai tu"uh kehilangan !olume 48=.J Perhatian le"ih perlu kita "erikan pada denyut nadi& respiratory rate& dan per*usi pada kulit. Pada pasien yang mengalami trauma& perdarahan "iasanya merupakan penye"a" terjadinya syok. Bagaimanapun& penye"a" syok harus di"edakan dengan penye"a" lainnya seperti tamponade jantung /"unyi jantung melemah& distensi !ena leher0& tension pneumothora; /de!iasi trakea& suara napas melemah unilateral0& dan trauma medulla spinalis /kulit hangat& jarang takikardi& dan de*isit neurologis0.. Empat area yang mengan'am keselamatan jiwa oleh karena perdarahan "iasanya terjadi pada dada& perut& paha& dan area lainnya. J Pada area dada diauskultasi "iasanya didapatkan penurunan suara na*as. 3ni dapat terjadi oleh karena sayatan,luka pada myokardium& pem"uluh darah& dan paru I paru. Pada perut dipalpasi apakah ada rasa nyeri atau pem"engkakan& yang menandakan 'idera intraa"dominal. Pada paha die!aluasi apakah ada de*ormitas atau pem"engkakan /tanda *raktur *emoral dan perdarahan pada paha0. $eluruh area permukaan tu"uh pasien harus die!aluasi untuk menilai adanya perdarahan eksternal Pemeriksaan 2a"oratorium $etelah anamnesis dan pemeriksaan *isis dlakukan& langkah diagnosis selanjutnya tergantung pada penye"a" yang mungkin pada hipo!olemik& dan sta"ilitas dari kondisi pasien itu sendiri. J Pemeriksaan la"oratorium awal yang se"aiknya dilakukan antara lain( <&)8 ). 9emoglo"in dan hematokrit Pada *ase awal renjatan syok karena perdarahan kadar 9" dan hematokrit masih tidak "eru"ah& kadar 9" dan hematokrit akan menurun sesudah perdarahan "erlangsung lama& karena proses autotrans*usi. 9al ini tergantung dari ke'epatan hilangnya darah yang terjadi. Pada syok karena kehilangan plasma atau 'airan tu"uh seperti pada dengue fever atau diare dengan dehidrasi akatn terjadi haemokonsentrasi. -. rin Produksi urin akan menurun& le"ih gelap dan pekat. Berat jenis urin menigkat K)&8-8. $ering didapat adanya proteinuria 17 4. Pemeriksaan analisa gas darah p9& Pa1-& PaE1- dan 9E14 darah menurun. Bila proses "erlangsung terus maka proses kompensasi tidak mampu lagi dan akan mulai tampak tanda-tanda kegagalan dengan makin menurunnya p9 dan Pa1- dan meningkatnya PaE1- dan 9E14. Terdapat per"edaan yang jelas antara P1- dan PE1- arterial dan !ena. 6. Pemeriksaan elektrolit serum Pada renjatan sering kali didapat adanya gangguan keseim"angan elektrolit seperti hiponatremi& hiperkalemia& dan hipokalsemia terutama pada penderita dengan asidosis 7. Pemeriksaan *ungsi ginjal pemeriksaan BN /!lood urea nitrogen" dan serum kreatinin penting pada renjatan terutama "ila ada tanda- tanda gagal ginjal H. Pemeriksaan *aal hemostasis J. Pemeriksaan yang lain untuk menentukan penye"a" penyakit primer Pemeriksaan +adiologi Pasien dengan hipotensi dan,atau kondisi tidak sta"il harus pertama kali diresusitasi se'ara adekuat. Penanganan ini le"ih utama daripada pemeriksaan radiologi dan menjadi inter!ensi segera dan mem"awa pasien 'epat ke ruang operasi. 2angkah diagnosis pasien dengan trauma& dan tanda serta gejala hipo!olemia langsung dapat ditemukan kehilangan darah pada sum"er perdarahan. Pasien trauma dengan syok hipo!olemik mem"utuhkan pemeriksaan ultrasonogra*i di unit gawat darurat jika di'urigai terjadi aneurisma aorta a"dominalis. :ika di'urigai terjadi perdarahan gastrointestinal& se"aiknya dipasang selang nasogastrik& dan gastri' la!age harus dilakukan. Foto polos dada posisi tegak dilakukan jika di'urigai ulkus per*orasi atau $indrom Boerhaa!e. Endoskopi dapat dilakukan /"iasanya setelah pasien tertangani0 untuk selanjutnya men'ari sum"er perdarahan. J :ika di'urigai terjadi diseksi dada karena mekanisme dan penemuan dari *oto polos dada awal& dapat dilakukan transeso*ageal e'ho'ardiography& aortogra*i& atau ET-s'an dada. :ika di'urigai terjadi 'edera a"domen& dapat dilakukan pemeriksaan F.$T /Focused A#dominal $onography for %rauma0 yang "isa dilakukan pada pasien yang sta"il atau tidak sta"il. ET-$'an umumnya dilakukan pada pasien yang 18 sta"il. :ika di'urigai *raktur tulang panjang& harus dilakukan pemeriksaan radiologi. < Tes kehamilan se"aiknya dilakukan pada semua pasien perempuan usia su"ur. :ika pasien hamil dan sementara mengalami syok& konsultasi "edah dan ultrasonogra*i pel!is harus segera dilakukan pada pelayanan kesehatan yang memiliki *asilitas terse"ut. $yok hipo!olemik aki"at kehamilan ektopik sering terjadi. $yok hipo!olemik aki"at kehamilan ektopik pada pasien dengan hasil tes kehamilan negati* jarang& namun pernah dilaporkan. < Di44eren5ial dia&no5i5
). $olusio plasenta Kehamilan ektopik
-. .neurisma a"dominal Perdarahan post partum 4. .neurisma thora'is Trauma pada kehamilan 6. Fraktur *emur $yok hemoragik 7. Plasenta pre!ia 2.5.2 Syo6 Ana4ila6)i6 Anamne5i5 Pada anamnesis didapatkan Cat penye"a" ana*ilaksis /injeksi& minum o"at& disengat hewan& makan sesuatu atau setelah test kulit 0& tim"ul "iduran mendadak& gatal dikulit& suara parau sesak &sekarna*as& lemas& pusing& mual&muntah sakit perut setelah terpapar sesuatu. ?&)8 Pemeri65aan 0i5i6 ). Keadaan umum ( "aik sampai "uruk -. Kesadaran( 'omposmentis sampai koma 4. Tensi ( hipotensi 6. Nadi ( takikardi 7. Kepala dan leher ( sianosis& dispneu& konjungti!itis& lakrimasi& edema perior"ita& perioral& rinitis H. Thora; aritmia sampai arrest pulmo "ronkospasme& stridor& rhonki dan whee&ing& a"domen ( nyeri tekan& "ising usus meningkat J. Ekstremitas ( urtikaria& edema. 19 Pemeri65aan Penun:an& ). Pemeriksaan Tam"ahan 9ematologi ( Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang "anyak atau sedikit& dan jumlah *aktor pem"ekuan yang menurun. :ika terjadi gagal ginjal& kadar hasil "uangan meta"olik /seperti urea nitrogen0 dalam darah akan meningkat. 9itung sel meningkat hemokonsentrasi& trom"ositopenia eosino*ilia naik, normal , turun. Biakan darah di"uat untuk menentukan "akteri penye"a" in*eksi. -. .nalisa gas darah menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen. 4. L *oto ( 9iperin*lasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus plug& 6. EKG ( Gangguan konduksi& atrial dan !entrikular disritmia atau menunjukkan ketidakteraturan irama jantung& menunjukkan suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung. )8 Di4eren5ial Dia&no5i5 Be"erapa keadaan dapat menyerupai reaksi ana*ilaktik& seperti ( 3' +eaksi !aso!agal +eaksi !aso!agal sering dijumpai setelah pasien mandapat suntikan. Pasien tampak pingsan& pu'at dan "erkeringat. Tetapi di"andingkan dengan reaksi ana*ilaktik& pada reaksi !aso!agal nadinya lam"at dan tidak terjadi sianosis. Meskipun tekanan darahnya turun tetapi masih mudah diukur dan "iasanya tidak terlalu rendah seperti ana*ilaktik. J !' 3n*ark miokard akut Pada in*ark miokard akut gejala yang menonjol adalah nyeri dada& dengan atau tanpa penjalaran. Gejala terse"ut sering diikuti rasa sesak tetapi tidak tampak tanda-tanda o"struksi saluran napas. $edangkan pada ana*ilaktik tidak ada nyeri dada. J 7' +eaksi hipoglikemik +eaksi hipoglikemik dise"a"kan oleh pemakaian o"at antidia"etes atau se"a" lain. Pasien tampak lemah& pu'at& "erkeringat& sampai tidak sadar. Tekanan darah kadang-kadang menurun tetapi tidak dijumpai tanda-tanda o"struksi saluran napas. $edangkan pada reaksi ana*ilaktik ditemui o"struksi saluran napas. J 9' +eaksi histeris 20 Pada reaksi histeris tidak dijumpai adanya tanda-tanda gagal napas& hipotensi& atau sianosis. Pasien kadang-kadang pingsan meskipun hanya sementara. $edangkan tanda-tanda diatas dijumpai pada reaksi ana*ilaksis. J 5. 'arsinoid syndrome Pada sindrom ini dijumpai gejala-gejala seperti muka kemerahan& nyeri kepala& diare& serangan sesak napas seperti asma. J
6. 'hinese restaurant syndrome %apat dijumpai "e"erapa keadaan seperti mual& pusing& dan muntah pada "e"erapa menit setelah mengkonsumsi M$G /monosodium glutamat0 le"ih dari )gr& "ila penggunaan le"ih dari 7gr "isa menye"a"kan asma. Namun tekanan darah& ke'epatan denyut nadi& dan pernapasan tidak "er"eda nyata dengan mereka yang di"eri makanan tanpa M$G. J ;' .sma "ronkial Gejala-gejalanya dapat "erupa sesak napas& "atuk "erdahak& dan suara napas yang "er"unyi ngik-ngik. %an "iasanya tim"ul karena *aktor pen'etus seperti de"u& akti!itas *isik& dan makanan& dan le"ih sering terjadi pada pagi hari. J ' +initis alergika Penyakit ini menye"a"kan gejala seperti pilek& "ersin& "untu hidung& gatal hidung yang hilang-tim"ul& mata "erair yang dise"a"kan karena *aktor pen'etus& mis. de"u& terutama di udara dingin.dan hampir semua kasus asma diawali dengan +.. J
2.5.3 Syo6 Neuro&eni6 Anamne5i5 9ampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok neurogenik dari anamnesis "iasanya terdapat 'edera pada sistem sara* /seperti( trauma kepala& 'idera spinal& atau anestesi umum yang dalam0. J Pemeri65aan 0i5i6 Pada pemeriksaan *isik terdapat tanda tekanan darah turun& nadi tidak "ertam"ah 'epat& "ahkan dapat le"ih lam"at /"radikardi0 kadang disertai dengan adanya de*isit neurologis "erupa Muadriplegia atau paraplegia. J
Pemeri65aan ,enun:an& yan& dila6u6an an)ara lain: ; ). %arah /9"& 9t& leukosit& golongan darah0& kadar elektrolit& kadar ureum& kreatinin& glukosa darah. -. .nalisa gas darah 4. EKG Di4eren5ial Dia&no5i5 21 ). $emua jenis syok. -. $inkop /pingsan0 4. 9ipoglikemia 2.5.4 Syo6 Kardio&eni6 $yok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda- tanda syok dan dijumpai adanya penyakit jantung& seperti in*ark miokard yang luas& gangguan irama jantung& rasa nyeri daerah torak& atau adanya em"oli paru& tamponade jantung& kelainan katu" atau sekat jantung. )8 $yok kardiogenik ditandai dengan tekanan sistolik rendah /kurang dari ?8 mm9g0& diikuti menurunnya aliran darah ke organ !ital ( <&)8 ). Produksi urin kurang dari -8 ml,jam -. Gangguan mental& gelisah& sopourus 4. .kral dingin 6. .ritmia yang serius& "erkurangnya aliran darah koroner& meningkatnya laktat kardial. 7. Meningkatnya adrenalin& glukosa& free fatty acid cortisol& rennin& angiotensin plasma serta menurunnya kadar insulin plasma. Pada keadaan lanjut akan diikuti hipoksemia primer ataupun sekunder& terjadi karena ketidakseim"angan !entilasi-per*usi& hipo!olemia& dan asidosis meta"olik. 9ipo!olemia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada syok kardiogenik& dise"a"kan oleh meningkatnya redistri"usi 'airan dari intra!askular ke interstitiel& stres akut& ataupun penggunaan diuretika. )8 Kriteria hemodiamik syok kardiogenik adalah hipotensi terus menerus /tekanan darah sistolik N ?8 mm9g le"ih dari ?8 menit0 dan "ekurangnya cardiac index /N-&-,menit per m-0 dan meningginya tekanan kapiler paru /K)7 mm9g0. )8
%iagnosis dapat juga ditegakkan se"agai "erikut( )8 ). Tensi turun ( sistolik N ?8 mm9g atau menurun le"ih dari 48-H8 mm9g dari semula& sedangkan tekanan nadi N 48 mm9g. -. Eurah jantung& indeks jantung N -&) liter,menit,m-. 4. Tekanan di atrium kanan /tekanan !ena sentral0 "iasanya tidak turun& normal& rendah sampai meninggi. 6. Tekanan diatrium kiri /tekanan kapiler "aji paru0 rendah sampai meninggi. 7. +esistensi sistemis. 22 H. .sidosis. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang segera dilakukan ( ). $erum elektrolit& *ungsi ginjal dan *ungsi hepar. -. :umlah sel darah merah& leukosit /in*eksi0& trom"osit /koagulopati0 4. EnCim jantung /Ereatinine Kinase& troponin& myoglo"in& 2%90 6. .nalisa gas darah arteri& dapat meggam"arkan keseim"angan asam8"asa dan kadar oksigen. %e*isit "asa penting& menggam"arkan kejadian dan derajat renjatan& harus dipantau terus selama resusitasi. 7. Pemeriksaan serial kadar laktat& menggam"arkan hipoper*usi dan prognosis. H. Pemeriksaan yang harus diren'anakan adalah EKG& ekokardiogra*i& *oto polos dada. 2.5.5 Syo6 Se,5i5 Pada anamnesis sering didapatkan riwayat demam tinggi yamg "erkepanjangan& sering "erkeringat dan menggigi& menilai *a'tor resiko menderita penyakit menahun& mengkonsumsi anti"iotik jangka panjamg pernah mendapatka tindakan medis. Pemeriksaan *isik didapatkan keadaan demam tinggi& akral dingin& tekanan darah turunN <8 mm9g dan disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan 2a"oratorium Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang "anyak atau sedikit& dan jumlah *aktor pem"ekuan yang menurun. :ika terjadi gagal ginjal& kadar hasil "uangan meta"olik /seperti urea nitrogen0 dalam darah akan meningkat. .nalisa gas darah menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen. Pemeriksaan EKG jantung menunjukkan ketidakteraturan irama jantung& menunjukkan suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung. Biakan darah di"uat untuk menentukan "akteri penye"a" in*eksi. )8 Di4eren5ial Dia&no5i5 $emua penyakit in*eksi !'< Pena)ala65anaan 23 Tujuan keseluruhan dari manajemen syok adalah untuk meningkatkan pengiriman oksigen ke jaringan untuk memper"aiki de*isit per*usi yang terjadi. Pengo"atan "er*okus pada peningkatan 'ardia' output dan mengoptimalkan kandungan oksigen dalam darah serta men'egah hipoper*usi organ. Tindakan ini tidak "ergantung pada penye"a" syok. %iagnosis harus juga segera ditegakkan sehingga dapat di"erikan pengo"atan kausal. - Ke"utuhan oksigen jaringan harus segera di'ukupi dengan mengoptimalkan penyediaan oksigen dalam darah /oxygendelivery& %1-0. Dolume 'airan intra!askular juga harus di'ukupi agar !olume "e"an hulu maksimal. $elain itu& harus dipertim"angkan pem"erian Cat inotropik untuk merangsang miokard dan !asokonstriktor untuk mengatasi !asodilatasi peri*er& ke'uali jika ada syok kardiogenik. ntuk mengitung %1-& digunakan rumus Nunn Freeman& yaitu( Openyediaan oksigen dalam darah /do-0 F 'urah jantung ; kandungan oksigen dalam darah# Eurah jantung dipengaruhi oleh *rekuensi denyut jantung dan isi sekun'up. 3si sekun'up dipengaruhi oleh ke'ukupan air dalam system kardio!askular /"e"an hulu0& kemampuan kontraksi otot jantung /kontraktilitas0& dan tahanan dalam pem"uluh darah /"e"an hilir0. Kandungan oksigen dalam darah dihitung dengan rumus se"agai "erikut( /)&46 ; 9" ; $a1-0 P /8&884 ; Pa1-0 %engan demikian& untuk mengoptimalkan kandungan oksigen dalam darah& komponen yang harus diper"aiki ialah hemoglo"in /9"0& saturasi oksigen /$a1-0& dan tekanan parsial oksigen dalam darah arteri /Pa1-0. $a1- dan Pa1- dioptimalkan melalui pem"erian terapi oksigen dan,atau "antuan napas. Ke"utuhan oksigen jaringan /Da1-0 sangat "er!ariasi antara satu pasien dengan yang lain& tetapi se'ara keseluruhan dipengaruhi oleh suhu tu"uh& akti!itas& tingkat meta"olisme jaringan& ds". Ke'ukupan oksigen jaringan ditentukan oleh keseim"angan antara %1- dan D1-. 24 .gar per*usi dapat memenuhi ke"utuhan meta"olit dan oksigen jaringan& tekanan darah harus sekurang-kurangnya J8-<8 mm9g& yang di'apai dengan memperhatikan prinsip resustasi .BE. :alan napas /airway& .0 harus "e"as& "ila perlu menggunakan intu"asi. Pernapasan /"reathing& B0 harus terjamin& "ila perlu menggunakan !entilasi "uatan dan pem"erian oksigen )88=. Pada pasien syok yang menggunakan !entilasi mekanis& ke"utuhan oksigen dapat dipenuhi se"esar -8--7=. %e*isit !olume peredaran darah /'ir'ulation& E0 pada syok hipo!olemik sejati atau hipo!olemik relati!e /syok septik dan ana*ilaktik0 dapat diatasi dengan pem"erian 'airan intra!ena dan mempertahankan *ungsi jantung. :enis 'airan resusitasi yang se"aiknya di"erikan masih menjadi perde"atan. Kristaloid merupakan 'airan yag murah dan mudah didapat& tetapi karena mudah keluar dari pem"uluh darah& diperlukan "anyak 'airan kristaloid untuk men'ukupi !olume intra!askular. Kerugian lain dari 'airan kristaloid ialah mudah menye"a"kan udem interstitial& terutama pada syok septik& ketika terjadi kenaikan permea"ilitas kapiler. dem interstitial pada paru akan mengganggu di*usi oksigen ke kapiler paru& apalagi kalau sudah terjadi .23 /.'ute 2ung 3njury0 atau .+%$ /.'ute +espiratory %istress $yndrome0. dem jaringan akan mengganggu di*usi oksigen ke sel. Eairan koloid mempunyai partikel yang le"ih "esar sehingga tidak mudah keluar dan le"ih lama "erada dalam pem"uluh darah. %engan demikian& hemodinamika relati* le"ih 'epat mem"aik. Kerugian 'airan koloid ialah harganya mahal& dan "e"erapa jenis dapat menye"a"kan gangguan pem"ekuan darah "ila di"erikan dalam jumlah yang "esar. Ke"o'oran 'airan koloid ke interstitial hanya dapat dikeluarkan melalui saluran lim*e sehingga "erlangsung lam"at. Per"aikan per*usi se'ara kuantitati* diperiksa melalui metode in!asi* /pengukuran tekanan arteri pulmonalir& teanan !ena sentral& selisih tekanan hati& e'ho %opplet0 dan se'ara la"oratoris dari adanya penurunan kadar laktat dan per"aikan "ase e;'ess. %iagnosis ditegakkan dari anamnesis& pemeriksaan *isik dan pemeriksaan penunjang. Penunjang diagnosis yang dapat digunakan pada syok antara lain ekokardiogra*i untuk memastikan tamponade jantung. EKG untuk mem"edakan oklusi koroner dengan in*ark miokard atau em"olus paru yang "esar. Pemantauan 25 dilakukan terus menerus terhadap suhu "adan& denyut nadi& tekanan darah& pernapasan dan kesadaran. Pemantauan tekanan !ena sentral diperlukan se"agai pegangan untuk mengatur pem"erian 'airan parenteral dan pengawasan jantung. Pemasangan kateter di "uli-"uli di"utuhkan untuk mengukur dieresis setiap jam. Pemeriksaan la"oratorium dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglo"in& hematokrit& ureum& elektrolit& keseim"angan asam "asa& kadar gas darah dan "iakan darah. 6&7 Pena)ala65anaan Pra=Rumah Sa6i) Perawatan pasien syok pada trauma seringkali dimulai karena adanya latar "elakang trauma,ke'elakaan. Perawatan pra-rumah sakit harus dilakukan dengan tujuan mengurangi 'idera,trauma le"ih lanjut& mem"awa pasien se'epat mungkin menuju rumah sakit& dan mem"erikan perawatan yang tepat. J 2angkah pre!enti* terhadap 'idera le"ih lanjut dilakukan pada semua pasien yang mengalami trauma. Melakukan penekanan pada area pem"uluh darah yang mengalami perdarahan dapat dilakukan untuk men'egah perdarahan le"ih lanjut.J $arana transportasi yang 'epat merupakan salah satu aspek yang penting dalam perawatan pra-rumah sakit pada kasus syok hipo!olemik. Perawatan pra-rumah sakit dilakukan dengan immo"ilisasi pasien jika meli"atkan trauma& menamankan jalan udara yang adekuat& menjamin !entilasi yang "aik& dan memaksimalkan sirkulasi. J
!'<'3 Pena)ala65anaan Syo6 1i,o8olemia Keadaan syok hipo!olemia "iasanya terjadi "er"arengan dengan ke'elakaan sehingga diperlukan tatalaksana prehospital untuk men'egah tim"ulnya komplikasi& trans*er pasien ke rumah sakit harus 'epat& tatalaksana awal di tempat kejadian harus segera dikerjakan. Pada perdarahan eksternal yang jelas& dapat dilakukan penekanan langsung untuk men'egah kehilangan darah yang le"ih "anyak lagi. )- Prinsip pengelolaan dasar adalah menghentikan perdarahan dan mengganti kehilangan !olume. )4 I. Penatalaksanaan .wal .. Pemeriksaan Fisik 26 Meliputi penilaian .BE%E& serta respon penderita terhadap terapi& yakni melalui tanda-tanda !ital& produksi urin dan tingkat kesadaran. ). .irway dan Breathing Tujuan( menjamin airway yang paten dengan 'ukupnya pertukaran !entilasi dan oksigenasi. %i"erikan tam"ahan oksigen untuk mempertahankan saturasi K?7=. Pada pasien 'edera ser!ikal perlu dilakukan imo"ilisasi. Pada pasien dengan syok hipo!olemik mem"erikan !entilasi tekanan positi* dapat mengaki"atkan terjadinya penurunan aliran "alik !ena& 'ardia' output& dan memper"uruk syok. ntuk mem*asilitasi !entilasi maka dapat di"erikan oksigen yang si*at alirannya high *low. %apat di"erikan dengan menggunakan non re"reathing mask se"anyak )8-)- 2,menit. -. $irkulasi Kontrol pendarahan dengan mengendalikan pendarahan& memperoleh akses intra!ena yang 'ukup& menilai per*usi jaringan. Pengendalian pendarahan dari luka luar dapat dilakukan dengan mem"erikan tekanan langsung pada tempat pendarahan /"alut tekan0. Pada pendarahan oleh karena patah tulang pel!is dan ekstremitas "awah& pengendalian perdarahan dapat dilakukan dengan pemasangan P.$G /Pneumati' .nti $ho'k Garment0. Pada perdarahan internal pengendalian perdarahan dilakukan dengan operasi. Posisi pasien juga dapat mempengaruhi sirkulasi. Pada pasien dengan hipotensi sirkulasi dapat ditingkatkan dengan menaikkan kakinya le"ih tinggi dari kepala dan "adannya& sehingga akan meningkatkan !enous return. Pada pasien hipotensi yang hamil dengan 'ara memiringkan posisinya ke se"elah kiri& hal ini juga akan meningkatkan aliran darah "alik ke jantung. 4. %isa"ility ( pemeriksaan neurologi Menentukan tingkat kesadaran& pergerakan mata dan respon pupil& *ungsi motorik dan sensorik. Man*aat pemeriksaan terse"ut adalah menilai per*usi otak& mengikuti perkem"angan kelainan neurologi dan meramalkan pemulihan. 27 6. E;posure ( pemeriksaan lengkap Pemeriksaan lengkap terhadap 'edera lain yang mengan'am jiwa serta pen'egahan terjadi hipotermi pada penderita. 7. %ilatasi 2am"ung( dekompresi %ilatasi lam"ung pada penderita trauma& terutama anak-anak mengaki"atkan terjadinya hipotensi dan disritmia jantung yang tidak dapat diterangkan. %istensi lam"ung menye"a"kan terapi syok menjadi sulit. Pada penderita yang tidak sadar& distensi lam"ung menye"a"kan resiko aspirasi isi lam"ung. %ekompresi dilakukan dengan memasukkan selang melalui mulut atau hidung dan memasangnya pada penyedot untuk mengeluarkan isi lam"ung. H. Pemasangan kateter urin Memudahkan penilaian adanya hematuria dan e!aluasi per*usi ginjal dengan memantau produksi urin. Kontraindikasi pemasangan adalah adanya darah pada uretra. B. .kses pem"uluh darah 9arus segera didapatkan akses ke pem"uluh darah. Paling "aik dengan - kateter intra!ena ukuran "esar& se"elum dipertim"angkan jalur !ena sentral. Kateter yang digunakan adalah kateter pendek dan kali"er "esar agar dapat memasukkan 'airan dalam jumlah "esar. Tempat ter"aik jalur intra!ena orang dewasa adalah lengan "awah. Bila tidak memungkinkan digunakan akses pem"uluh sentral atau melakukan !enaseksi. Pada anak-anak N H tahun& teknik penempatan jarum intraosseus harus di'o"a se"elum menggunakan jalur !ena sentral. $elain itu& teknik intraoseus juga dapat dilakukan pada pasien dewasa dengan hipotensi. )- :ika kateter !ena telah terpasang& diam"il darah untuk crossmatch& pemeriksaan la"oratorium& pemeriksaan toksikologi& serta tes kehamilan pada wanita su"ur serta analisis gas darah arteri. E. Terapi .wal Eairan 2arutan elektrolit isotonik digunakan se"agai terapi 'airan awal. :enis 'airan ini mengisi intra!askuler dalam waktu singkat dan juga 28 mensta"ilkan !olume !askuler dengan mengganti !olume darah yang hilang "erikutnya ke dalam ruang intersisial dan intraseluler. 2arutan +inger 2aktat adalah 'airan pilihan pertama sedangkan NaEl *isologis adalah pilihan kedua. :umlah 'airan yang di"erikan adalah "erdasarkan hukum 4 untuk )& yaitu memerlukan se"anyak 488 ml larutan elektrolit untuk )88 ml darah yang hilang. $e"agai 'ontoh& pasien dewasa dengan "erat "adan J8 kg dengan derajat perdarahan 333 mem"utuhkan jumlah 'airan se"anyak 6.6)8 'airan kristaloid. 9al ini didapat dari perhitungan Q/BB ; = darah untuk masing-masing usia ; = perdarahan0 ; 4R& yaitu QJ8 ; J= ; 48= ; 4R. )4 :umlah darah pada dewasa adalah sekitar J= dari "erat "adan& anak-anak sekitar <-?= dari "erat "adan. Bayi sekitar ?-)8= dari "erat "adan. )H Pem"erian 'airan ini tidak "ersi*at mutlak& sehingga perlu dinilai respon penderita untuk men'egah kele"ihan atau kekurangan 'airan. )4&)J Bila sewaktu resusitasi& jumlah 'airan yang diperlukan mele"ihi perkiraan& maka diperlukan penilaian ulang yang teliti dan perlu men'ari 'edera yang "elum diketahui atau penye"a" syok yang lain. $ingkatnya untuk "olus 'airan inisial dapat di"erikan )-- 2 'airan kristaloid& pada pasien anak di"erikan -8 '',kg BB 33. E!aluasi +esusitasi Eairan dan Per*usi 1rgan .. mum Pulihnya tekanan darah menjadi normal& tekanan nadi dan denyut nadi merupakan tanda positi* yang menandakan "ahwa per*usi sedang kem"ali ke keadaan normal& tetapi tidak mem"eri in*ormasi tentang per*usi organ. B. Produksi urin :umlah produksi urin merupakan indikator penting untuk per*usi ginjal. Penggantian !olume yang memadai menghasilkan pengeluaran urin sekitar 8&7 ml,kgBB,jam pada orang dewasa& ) ml,kgBB,jam pada anak-anak dan - ml,kgBB,jam pada "ayi. :ika jumlahnya kurang atau makin turunnya produksi dengan "erat jenis yang naik menandakan resusitasi yang tidak 'ukup. E. Keseim"angan .sam-Basa 29 Penderita syok hipo!olemik dini akan mengalami alkalosis perna*asan karena takipneu. .lkalosis respiratorik disusul dengan asidosis meta"olik ringan dalam tahap syok dini tidak perlu diterapi. .sidosis meta"olik yang "erat dapat terjadi pada syok yang terlalu lama atau "erat. .sidosis yang persisten pada penderita syok yang normothermic harus dio"ati dengan 'airan darah dan dipertim"angkan inter!ensi operasi untuk mengendalikan pendarahan. %e*isit "asa yang diperoleh dari analisa gas darah arteri dapat memperkirakan "eratnya de*isit per*usi yang akut. 333. +espon Terhadap +esusitasi Eairan .wal +espon penderita terhadap resusitasi awal merupakan kun'i untuk menentukan terapi "erikutnya. Pola respon yang potensial terse"ut& di"agi dalam 4 kelompok( )8 ). +espon 'epat Penderita 'epat mem"eri respon ketika "olus 'airan awal dan tetap hemodinamis normal kalau "olus 'airan awal selesai dan 'airan kemudian diperlam"at sampai ke'epatan maintenance. -. +espon sementara /transient0 $e"agian "esar penderita akan "erespon terhadap pem"erian 'airan& namun "ila tetesan diperlam"at hemodinamik menurun kem"ali karena kehilangan darah yang masih "erlangsunya. 4. +espon minimal atau tanpa respon 5alaupun sudah di"erikan 'airan dan darah 'ukup& tetap tanpa respon& perlu operasi segera. Per"edaan masing-masingnya tampak pada ta"el "erikut. Ke"erhasilan manajemen syok hemoragik atau le"ih khusus lagi resusitasi 'airan "isa dinilai dari parameter-parameter "erikut( Eapilary re*ill time N - detik M.P H7-J8 mm9g 1- sat K?7= rine output K8.7 ml,kg,jam /dewasa0 A K ) ml,kg,jam /anak0 30 $ho'k inde; F 9+,$BP /normal 8.7-8.J0 EDP < to)- mm 9g $'!1- K J8= 3D. Trans*usi %arah )8 Tujuan utama trans*usi darah adalah memper"aiki kemampuan mengangkut oksigen dari !olume darah. Pem"erian darah juga tergantung respon penderita terhadap pem"erian 'airan. a. Pem"erian darah pac(ed red cell !s whole #lood /darah "iasa0 Pem"erian 'airan adekuat dapat memper"aiki cardiac output tetapi tidak memper"aiki oksigensi se"a" tidak ada penam"ahan jumlah dari media transport oksigen yaitu hemoglo"in. Pada keadaan terse"ut perlu dilakukan tran*usi. Be"erapa indikasi pem"erian tran*usi P+E adalah( ). :umlah perdarahan diperkirakan K48= dari !olume total atau perdarahan derajat 333 -. Pasien hipotensi yang tidak "erespon terhadap - 2 kristaloid 4. Memper"aiki delivery oksigen 6. Pasien kritis dengan kadar hemoglo"in H-< gr,dl. Fresh *roCen plasma di"erikan apa"ila terjadi kehilangan darah le"ih dari -8--7= atau terdapat koagulopati dan dianjurkan pada pasien yang telah mendapat 7-)8 unit P+E. Tran*usi platelet di"erikan apada keadaan trom"ositopenia /trom"osit N-8.888-78.888,mm0 dan perdarahan yang terus "erlangsung. 3ndikasi pem"erian produk darah dapat dilihat pada ta"el -.4. Ta"el -.4 3ndikasi dan unit pem"erian tran*usi produk darah Komponen 3ndikasi %osis awal Pa'ked +ed Eell Pengganti dari kapasitas angkut oksigen --6 unit 3D Platelet Trom"ositopenia H-)8 nit 3D Fresh FroCen Plasma .danya koagulopati --H nit 3D Eryopre'ipitate Koagulopati dengan *i"rinogen rendah )8--8 nit 3D ". %arah crossmatch& jenis spesi*ik dan tipe 1 - 2e"ih "aik darah yang sepenuhnya crossmatched. 31 - %arah tipe spesi*ik dipilih untuk penderita yang responnya sementara atau singkat. - :ika darah tipe spesi*ik tidak ada& maka pac(ed cell tipe 1 dianjurkan untuk penderita dengan pendarahan exsanguinating. '. Pemanasan 'airan plasma dan kristaloid 9ipotermia harus dihindari dan dikoreksi "ila penderita saat ti"a di +$ dalam keadaan hipotermi. ntuk men'egah hipotermi pada penderita yang menerima !olume kristaloid adalah menghangatkan 'airannya sampai 4?SE se"elum digunakan. d. .utotrans*usi Pengumpulan darah keluar untuk autotrans*usi se"aiknya dipertim"angkan untuk penderita dengan hemothoraks "erat. e. Koagulopati Koagulopati jarang ditemukan pada jam pertama. Penye"a" koagulopati diantaranya adalah( - Trans*usi masi* akan menghasilkan dilusi platelet dan *aktor-*aktor pem"ekuan - 9ipotermi menye"a"kan gangguan agregasi platelet dan clotting cascade. *. Pem"erian Kalsium Kalsium tam"ahan dan "erle"ihan dapat "er"ahaya. 2.6.2 Syo6 Kardio&eni6 Prehospital 'are( "ertujuan untuk meminimalisir iskemik dan syok yang sedang terjadi. Pasien dipasang akses intra!ena& oksigen high flow& dan monitor jantung, EKG. %engan EKG dapat segera dideteksi terjadinya $T ele!asi yang terjadi pada in*ark miokard. 1"at-o"atan inortropik se"aiknya dipersiapkan. Bila perlu& dapat dilakukan pem"erian !entilasi tekanan positi* dan intu"asi. Pemasangan EP.P /'ontinuous positive airway pressure0 atau B3P.P /#ilevel positive airway pressure0 dapat dipertim"angkan. Berdasarkan penelitian yang terdahulu& terapi pilihan untuk syok tipe ini adalah percutaneus coronary intervention )P'I" atau #ypass arteri koroner. 32 %engan terapi ini maka angka kematian dapat turun dalam ) tahun pertama. PE3 ter"aik dilakukan saat onset dengan kejadian in*ark sekitar ?8 menit sampai )- jam pertama. :ika *asilitas seperti ini tidak ada& maka terapi dengan trom"olitik dapat dipertim"angkan. Be"erapa penelitian menunjukkan pem"erian trom"olitik pada tekanan darah yang rendah tidak dapat mengaki"atkan lisis throm"us di pem"uluh darah. Tatalaksana dimulai dengan manajemen .BE. Pada pasien yang sangat sesak dapat dipertim"angkan intu"asi dan !entilasi mekanik. Pem"erian !asopresor intra!ena "aik untuk meningkatkan inortropik dan memaksimalkan per*usi ke miokardium yang iskemik. Yang perlu diperhatikan& pem"erian !asopresor itu sendiri dapat "eraki"at peningkatan denyut jantung yang pada akhirnya akan memperluas in*ark yang telah terjadi. $ehingga penggunaan !asopresor di sini harus digunakan se'ara hati-hati. Be"erapa !asopresor yang dapat di"erikan seperti( -8& -) - %opamin& dengan dosis tinggi mengaki"atkan peningkatan konsumsi oksigen miokard& dosis yang digunakan 7-)8 m'g,kg,min - %o"utamin selain memiliki si*at inortropik tetapi juga memiliki e*ek !asodilatasi sehingga dapat mengurangi preload dan a*terload - Norepine*rin per in*us dapat di"erikan pada syok kardiogenik yang re*rakter& o"at ini dapat mengaki"atkan peningkatan a*terload& dosis yang dapat digunakan 8.7 m'g,kg,min Preparat nitrat atau mor*in digunakan untuk analgetik& tetapi perlu diingat "ahwa keduanya dapat mengaki"atkan hipotensi sehingga jangan sampai memperparah keadaan syok pasien dengan pem"erian preparat ini. .lat yang dapat mem"antu pasien dalam syok kardiogenik se'ara mekanis yakni intraaortic #alloon pump /3.BP0 "erman*aat terutama pada syok kardiogenik yang sudah tidak dapat ditangani dengan o"at-o"atan.
.ntiagregasi trom"osit seperti aspirin tersedia dalam <) mg& 4-7 mg& 788 mg& dapat menurunkan mortalitas aki"at in*ark miokard. Dasodilator yang juga dapat digunakan adalah nitrogliserin 3D yang "ekerja dengan merelaksasikan otot polos pem"uluh darah sehingga menurunkan resistensi peri*er. 33 Be"erapa komplikasi syok kardiogenik seperti henti jantung& disritmia& gagal ginjal& kegagalan multiorgan& aneurisma !entrikel& sekuele trom"oem"olik& $troke dan kematian 2.6.3 Syo6 Neuro&eni6 Konsep dasar untuk syok distri"uti* adalah dengan pem"erian !asoakti* seperti *enile*rin dan e*edrin& untuk mengurangi daerah !askuler dengan penyempitan s*ingter prekapiler dan !ena kapasitan untuk mendorong keluar darah yang "erkumpul ditempat terse"ut. 6&? ). Baringkan pasien dengan posisi kepala le"ih rendah dari kaki /posisi Trendelen"urg0. -. Pertahankan jalan na*as dengan mem"erikan oksigen& se"aiknya dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi yang "erat& penggunaan endotracheal tu#e dan !entilator mekanik sangat dianjurkan. 2angkah ini untuk menghindari pemasangan endotra'heal yang darurat jika terjadi distres respirasi yang "erulang. Dentilator mekanik juga dapat menolong mensta"ilkan hemodinamik dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-otot respirasi. 4. ntuk keseim"angan hemodinamik& se"aiknya ditunjang dengan resusitasi 'airan. Eairan kristaloid seperti NaEl 8&?= atau +inger 2aktat se"aiknya di"erikan per in*us se'ara 'epat -78-788 '' "olus dengan pengawasan yang 'ermat terhadap tekanan darah& akral& turgor kulit& dan urin output untuk menilai respon terhadap terapi. 6. Bila tekanan darah dan per*usi peri*er tidak segera pulih& "erikan o"at-o"at !asoakti* /adrenergikA agonis al*a yang indikasi kontra "ila ada perdarahan seperti ruptur lien0 ( T %opamin Merupakan o"at pilihan pertama. Pada dosis K )8 m'g,kg,menit& "ere*ek serupa dengan norepine*rin. :arang terjadi takikardi. T Norepine*rin E*ekti* jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah. Monitor terjadinya hipo!olemi atau 'ardia' output yang rendah jika norepine*rin gagal dalam menaikkan tekanan darah se'ara adekuat. Pada pem"erian su"kutan& diserap tidak sempurna jadi se"aiknya di"erikan per in*us. 1"at ini merupakan 34 o"at yang ter"aik karena pengaruh !asokonstriksi peri*ernya le"ih "esar dari pengaruh terhadap jantung /palpitasi0. Pem"erian o"at ini dihentikan "ila tekanan darah sudah normal kem"ali. .wasi pem"erian o"at ini pada wanita hamil& karena dapat menim"ulkan kontraksi otot-otot uterus. T Epine*rin Pada pem"erian su"kutan atau im& diserap dengan sempurna dan dimeta"olisme 'epat dalam "adan. E*ek !asokonstriksi peri*er sama kuat dengan pengaruhnya terhadap jantung $e"elum pem"erian o"at ini harus diperhatikan dulu "ahwa pasien tidak mengalami syok hipo!olemik. Perlu diingat o"at yang dapat menye"a"kan !asodilatasi peri*er tidak "oleh di"erikan pada pasien syok neurogenik T %o"utamin Berguna jika tekanan darah rendah yang diaki"atkan oleh menurunnya cardiac output. %o"utamin dapat menurunkan tekanan darah melalui !asodilatasi peri*er. 2.6.4 Syo6 Se,)i6 Pada $3+$ /systemic inflammation response syndrome" dan sepsis& "ila terjadi syok ini karena toksin atau mediator penye"a" !asodilatasi. Prinsip utama semua syok tetap .BE. Pengo"atan "erupa resusitasi 'airan segera dan setelah kondisi 'airan terkoreksi& dapat di"erikan !asopressor untuk men'apai M.P optimal. Per*usi jaringan dan oksigenasi sel tidak akan optimal ke'uali "ila ada per"aikan preload. %apat dipakai dopamin& norepinephrine dan !asopressin. ntuk menurunkan suhu tu"uh yang hiperpireksia dapat di"erikan antipiretik. Pengo"atan lainnya "ersi*at simtomatik. Pengo"atan kausal dari sepsis. 4 Pemilihan anti"iotik untuk sepsis "iasanya se'ara empiris dapat digunakan( !ankomisin& 'e*taCidim& 'e*epime& ti'ar'ilin& piper'ilin& imipenem& meropenem& 'e*ota;im& klindamisin& metronidaCol. 2.6.5 Syo6 Ana4ila6)i6 Penanggulangan syok ana*ilaktik memerlukan tindakan 'epat se"a" penderita "erada pada keadaan gawat. $e"enarnya& pengo"atan syok ana*ilaktik tidaklah sulit& asal tersedia o"at-o"at emerjensi dan alat "antu resusitasi gawat darurat serta dilakukan se'epat mungkin. 9al ini diperlukan karena kita "erpa'u 35 dengan waktu yang singkat agar tidak terjadi kematian atau 'a'at organ tu"uh menetap. 6 Kalau terjadi komplikasi syok ana*ilaktik setelah kemasukan o"at atau Cat kimia& "aik peroral maupun parenteral& maka tindakan yang perlu dilakukan& adalah( 6 ). $egera "aringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat le"ih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah "alik !ena& dalam usaha memper"aiki 'urah jantung dan menaikkan tekanan darah. -. Penilaian .& B& E dari tahapan resusitasi jantung paru& yaitu( .. Airway Upenilaian jalan napasU. :alan napas harus dijaga tetap "e"as& tidak ada sum"atan sama sekali. ntuk penderita yang tidak sadar& posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke "elakang menutupi jalan napas& yaitu dengan melakukan ekstensi kepala& tarik mandi"ula ke depan& dan "uka mulut. B. !reathing support segera mem"erikan "antuan napas "uatan "ila tidak ada tanda-tanda "ernapas& "aik melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Pada syok ana*ilaktik yang disertai udem laring& dapat mengaki"atkan terjadinya o"struksi jalan napas total atau parsial. Penderita yang mengalami sum"atan jalan napas parsial& selain ditolong dengan o"at-o"atan& juga harus di"erikan "antuan napas dan oksigen. Penderita dengan sum"atan jalan napas total& harus segera ditolong dengan le"ih akti*& melalui intu"asi endotrakea& krikotirotomi& atau trakeotomi. E. 'irculation support& yaitu "ila tidak tera"a nadi pada arteri "esar /a. karotis& atau a. *emoralis0& segera lakukan kompresi jantung luar. Penilaian .& B& E ini merupakan penilaian terhadap ke"utuhan "antuan hidup dasar yang penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi jantung paru. 4. $egera "erikan adrenalin 8.4--8.7 mg larutan ) ( )888 untuk penderita dewasa atau 8.8) mk,kg untuk penderita anak-anak& intramuskular. Pem"erian ini dapat diulang tiap )7 menit sampai keadaan mem"aik. 36 Be"erapa penulis menganjurkan pem"erian in*us kontinyu adrenalin ---6 ug,menit. 6. %alam hal terjadi spasme "ronkus di mana pem"erian adrenalin kurang mem"eri respons& dapat ditam"ahkan amino*ilin 7--H mg,kgBB intra!ena dosis awal yang diteruskan 8.6--8.? mg,kgBB,menit dalam 'airan in*us. 7. %apat di"erikan kortikosteroid& misalnya hidrokortison )88 mg atau deksametason 7--)8 mg intra!ena se"agai terapi penunjang untuk mengatasi e*ek lanjut dari syok ana*ilaktik atau syok yang mem"andel. H. Bila tekanan darah tetap rendah& diperlukan pemasangan jalur intra!ena untuk koreksi hipo!olemia aki"at kehilangan 'airan ke ruang ekstra!askular se"agai tujuan utama dalam mengatasi syok ana*ilaktik. Pem"erian 'airan akan meningkatkan tekanan darah dan 'urah jantung serta mengatasi asidosis laktat. Pemilihan jenis 'airan antara larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan perde"atan didasarkan atas keuntungan dan kerugian mengingat terjadinya peningkatan permea"ilitas atau ke"o'oran kapiler. Pada dasarnya& "ila mem"erikan larutan kristaloid& maka diperlukan jumlah 4--6 kali dari perkiraan kekurangan !olume plasma. Biasanya& pada syok ana*ilaktik "erat diperkirakan terdapat kehilangan 'airan -8--68= dari !olume plasma. $edangkan "ila di"erikan larutan koloid& dapat di"erikan dengan jumlah yang sama dengan perkiraan kehilangan !olume plasma. Tetapi& perlu dipikirkan juga "ahwa larutan koloid plasma protein atau de;tran juga "isa melepaskan histamin. J. %alam keadaan gawat& sangat tidak "ijaksana "ila penderita syok ana*ilaktik dikirim ke rumah sakit& karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan& maka penanganan penderita di tempat kejadian sudah harus semaksimal mungkin sesuai dengan *asilitas yang tersedia dan transportasi penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu di"awa harus tetap dalam posisi telentang dengan kaki le"ih tinggi dari jantung. <. Kalau syok sudah teratasi& penderita jangan 'epat-'epat dipulangkan& tetapi harus diawasi,dio"ser!asi dulu selama kurang le"ih 6 jam. 37 $edangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin le"ih dari ---4 kali suntikan& harus dirawat di rumah sakit semalam untuk o"ser!asi. Komplikasi syok ana*ilaktik( Pada syok ana*ilaktik& "isa terjadi "ronkospasme yang menurunkan !entilasi.
-A- ((( PENUTUP ). $yok adalah sindroma klinis yang terjadi aki"at gangguan hemodinamik dan meta"olik yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan per*usi yang adekuat dari organ-organ !ital tu"uh. 38 -. $e'ara umum syok ter"agi atas empat jenis& yaitu syok hipo!olemik& o"strukti*& kardiogenik& dan distri"uti*. 4. $yok dihasilkan oleh dis*ungsi empat sistem yang terpisah namun saling "erkaitan yaitu A jantung& !olume darah& resistensi arteriol /"e"an akhir0& dan kapasitas !ena. 6. Mani*estasi klinis syok tergantung pada penyakit primer penye"a" syok& ke'epatan dan jumlah 'airan yang hilang& lamanya syok serta kerusakan jaringan yang terjadi dan tipe stadium renjatan 7. %iagnosis syok pada stadium dini sangat penting untuk "erhasilnya suatu pengo"atan& namun sering kali hal ini tidak mudah. Karena itu sangat penting adalah kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya syok pada penderita dengan resiko tinggi. DA0TAR PUSTAKA ). 2ewis Flint& 2. 5ayne Meredish& et al. Trauma Eontemporary Prin'iples and Therapy. -88< -. +.$jamsuhidajat& de :ong& dkk. Buku .jar 3lmu Bedah& Edisi 4. :akarta ( Pener"it Buku Kedokteran EGE& -88J. 4. $udoyo& .ru 5.& dkk. !u(u A*ar Ilmu Penya(it +alam jilid )& Ed 6. :akarta( Pusat Pener"itan %epartemen 3lmu Penyakit %alam FK3. -88J. 39 6. Mansjoer& .ri*& dkk. ,apita $ele(ta ,edo(teran jilid )& ed 4. -88). :akarta( Media .es'ulapius. 7. E . Graham& T + : Parke. Eriti'al Eare in the Emergen'y %epartment( $ho'k and Eir'ulatory $upport. No!em"er 48& -8)- H. Marie-:o'elyne Martel& M%& F+EPE. 9emorrhagi' $ho'k. $1GE Elini'al Pra'ti'e Guideline& No. ))7& :une -88-. J. Mi'hael N. Eo''hi& Edward Kimlin. 3denti*i'ation and +esus'itation o* the Trauma Patient in $ho'k. -88J. <. +i'hard P. %utton& M%& MB.. Pathophysiology o* Traumati' $ho'k. 3nternational TraumaEare /3T.EE$0& Dol. )<& No. )& -88<. ?. Triedman :K et all. Mild 9ypo!olemi' $tress .lters .utonomi' Modulation o* 9eart +ate. 9ypertension. -). )??4. p. -4H--6J )8. Brian $K& Eri' E+& :ay 2F. The +elationship Between 1;ygen %eli!ery and Eonsumption during Fluid +esus'itation o* 9ypo!olemi' and $epti' $ho'k. Ehest )?<6A<7A p. 44H-468 40