Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer
dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar
kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan tetapi meliputi
kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara
ekonomis, efisien dan efektif. Pusat pertanggungjawaban berperan untuk menciptakan
indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja. Dipergunakannya sistem
pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya
organisasi.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja sektor publik ?
2. Apa yang dimaksud dengan indikator kinerja sektor publik ?
3. Apa saja prinsip prinsip pemilihan ukuran kinerja sektor publik ?
4. Bagaimana sistem pengukuran kinerja sektor publik ?
5. Bagaiamana siklus pengukuran kinerja sektor publik ?
6. Apa yang dimaksud dengan value for money ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur kinerja sektor publik.
2

2. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai pengukuran sektor publik.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengukuran kinerja.
4. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai value for money.






















3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat
dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi.
Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerja ini untuk menentukan
kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat
pengguna jasa publik karena mereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang diterima tersebut. Kinerja sektor
publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat
digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektor
swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak bersifat intangible
4

output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kerja non-finansial.

2.2 Indikator Kinerja
2.2.1 Pengertian Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksaan
kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa
dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/ peraturan perundang-undangan,
dan sebagainya.
2. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari
suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/ atau nonfisik.
3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
4. Indikator manfaat ( benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
5. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif
maupun negative terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang
telah ditetapkan.
2.2.2 Peranan Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja
Indikator kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk faktor faktor keberhasilan
utama organisasi (critical success factor) dan indicator kinerja kunci (key
performance indicator).
5

2.2.3 Syarat-Syarat Indikator Kinerja
Syarat indikator kinerja menurut BPKP (2000) adalah sebagai berikut :
1. Spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interprestasi.
2. Dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif mapun
kualitatif, yaitu dua atau lebih yang mengukur indikator kinerja
mempunyai kesimpulan yang sama.
3. Relevan, indikator kinerja harus mengenai aspek objektif yang relevan.
4. Dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukan keberhasilan
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat serta dampak atau pencapaian
(accomplishment).
5. Efektif, data/ informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja
bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis denga biaya yang
tersedia.

2.3 Prinsip-Prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ukuran-ukuran
kinerja instansi yang sesuai dengan skema indikator:
Evaluasi kembali ukuran yang ada Informasi kinerja tetap dibutuhkan oleh
manajemen. Apabila skema indikator kinerja
sudah tidak berfungsi, maka manajemen akan
mengembangkan skema baru.
Mengukur kegiatan yang penting,
tidak hanya hasil
Kinerja selalu berorientasi hasil. Ukuran hasil
sering diformulasikan dalam rasio keuangan.
Pencapaian hasil akan menunjukkan adanya
permasalahan. Hasil tersebut tidak akan
6

menunjukkan diagnosis hasil.
Pengukuran harus mendorong tim
kerja yang akan mencapai tujuan
Pembagian proses pengukuran menciptakan
lingkungan tim kerja yang aktivitasnya
diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
Pengukuran harus merupakan
perangkat yang terintegrasi,
seimbang dalam penerapannya
Agar efektif, sistem pengukuran harus
diciptakan sebagai perangkat terintegrasi
yang diperoleh dari strategi perusahaan.
Sebagian besar perusahaan berusaha
meminimalkan biaya, meningkatkan kualitas,
mengurangi waktu pelaksanaan produksi dan
menciptakan pengembalian investasi yang
wajar.
Pengukuran harus memiliki fokus
eksternal jika memungkinkan
Ukuran internal yang umum dipakai dalam
sebuah organisasi perbandingan kinerja dari
tahun ke tahun. Suatu perbandingan tertentu
dapat dilakukan ke tingkatan mikro: divisi,
departemen, kelompok, bahkan individu.

2.4 Sistem Pengukuran Kinerja
2.4.1 Konsep Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan langkah awal dari proses pembandingan
industri. Perbandingan industry seringkali merupakan langkah pengujian model,
dimana pengelolaan input sektor publik akan menghasilkan output yang mampu
mempengaruhi lingkungannya. Tujuan dari pemodelan kinerja ini adalah untuk
menguraikan masalah melalui analisis kinerja yang diterapkan melalui proses
7

penilaian kinerja sektor publik. Dalam analisis kinerja, perbandingan dinamis antara
cross sectional akan menghasilkan suatu benchbmark. Dari hasil analisis itu, daftar
keinginan kinerja dan target dapat dibuat sesuai skema indikator kinerja. Ini berarti
bahwa indikator kinerja merupakan prospektif sistem pelayanan, dan target serta
penghargaan merupakan model eksplisit yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh
pihak eksternal.
2.4.2 Tujuan dan manfaat Sistem Pengukuran Kinerja
1. Tujuan sistem pengukuran kinerja, yaitu :
Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan
bottom up),
Menyeimbangkan ukuran kinerja financial dan non financial,
Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta memotivasi untuk mencapai gold congruence: dan
Alat untuk mencapai kepuasan individual maupun kolektif yang rasioanal.
2. Manfaat pengukuran kinerja, yaitu :
Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen,
Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan,
Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja,
Dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward &
punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan system pengkuran kinerja yang telah disepakati,
8

Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi,
Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi,
Membantu memahami proses kegiatan pemerintah, dan
Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

2.5 Siklus Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan melalui lima tahapan berikut ini:
1. Perencanaan strategi: siklus pengukuran kinerja dimulai dengan proses
penskemaan strategi, yang berkenaan dengan penetapan visi, misi, tujuan dan
sasaran, kebijakan, program operasional san kegiatan/aktivitas.
2. Penciptaan indikator kinerja: penciptaan indikator kinerja dilakukan setelah
perumusan strategi. Indikator yang mudah adalah untuk aktivitas yang dapat
dihitung, contohnya adalah jumlah klaim yang diproses.
3. Mengembangkan sistem pengukuran kinerja: tahap ini terdiri dari tiga langkah,
yaitu: pertama, meyakinkan keberadaan data yang diperlukan dalam siklus
pengukuran kinerja. Kedua, mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data
yang dikumpulkan. Ketiga, penggunaan data pengukuran yang dihimpun, harus
dipresentasikan dalam cara-cara yang dapat dimengerti dan bermanfaat.
4. Penyempurnaan ukuran: pada tahap ini dilakukan pemikiran kembali atas
indikator hasil (outcomes) dan indikator dampak (impacts) menjadi lebih penting
dibandingkan dengan pemikiran kembali atas indikator masukan (inputs) dan
keluaran (outputs).
9

5. Pengintegrasian dengan proses manajemen: bagaimana menggunakan ukuran
kinerja tersedian secara efektif merupakan tantangan selanjutnya. Penggunaan
data organisasi dapat dijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi.

2.4 Value For Money
Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah.
Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan tetapi
harus mempertimbangkan input, output dan outcome secara bersama - sama.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemerintah dalam melakukan pengukuran
kinerja adalah sulitnya mengukur output, karena output yang dihasilkan tidak selalu
berupa output yang berwujud, akan tetapi lebih banyak berupa intangible output.
2.4.1 Pengukuran Value for Money
Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik yang dikehendaki oleh
masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for
money, yaitu : ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,
efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya
diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan , serta efektif (berhasil guna) dalam arti
mencapai tujuan dan sasaran.
2.4.2 Langkah Langkah Pengukuran Value For Money
1. Pengukuran Ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.
Ekonomi merupakan ukuran relative.
2. Pengukuran Efisiensi
10

Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for
maney. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output daripada input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
3. Pengukuran Efektifitas
Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.
Efektifitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi
nilainya daripada output. Karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur
dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan
dampak yang dihasilkan (Smith, 1996). Pengukuran outcome memiliki dua peran
yaitu peran retrospektif dan prospektif.












11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulaan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial
dan non financial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian
organisasi karena di perkuat oleh adanya mekanisme reward dan
punishment, dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah,
memperbaiki pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk
memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value of money. Kinerja
pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan pengukuran value of
money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi, serta
efektifitas dalam pengguanaan sumber daya.

3.2 Saran








12

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ke 2. Yogyakarta: Penerbit Andi
http://kotaawan.wordpress.com/2011/12/24/pengukuran-kinerja-akuntansi-sektor-publik/
http://www.fileden.com/files/2009/10/21/2613195/ASP%20TM%208%20UP.doc
http://www.menpan.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&download=336:p..

Anda mungkin juga menyukai