Anda di halaman 1dari 7

JANGAN LUPA KERANGKA KONSEP INDIVIDU

KUMPUL PALING LAMBAT SELASA JAM 17.30


KALO IDAK KUMPUL TEPAT WAKTU PRINT BUAT DOSEN DAN
PLENO :3
THANK YOU~~

SKENARIO C BLOK 27
Tn Rozak, umur 66 tahun, datang ke ruang emergensi dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 3 jam sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dada terasa seperti ditindih beban berat dan terasa sampai ke punggung, disertai
sesak nafas, keringat yang banyak, dan gelisah. Penderita mempunyai riwayat merokok sejak ia SMA,
dan riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang lalu namun tidak patuh makan obat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, terlihat pucat, gelisah, dispneu, ortopneu.
Tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 118x/menit, dan teraba halus, RR 28x/menit, T 36,2
o
C, Tekanan vena
jugularis normal, terdapat ronki basah di kedua paru, HR 108x/menit, bunyi jantung I/II terdengar
menjauh, ekstremitas dingin. Pada pemeriksaan EKG didapatkan:

Saat perawat selesai memberi O2 kanula nasal dan pemasangan akses i.v., tiba- tiba penderita dilaporkan
tidak sadarkan diri, tidak bernafas dan nadi tidak teraba, pada monitor EKG didapatkan gambaran:


KLARIFIKASI ISTILAH
1. Emergensi : Kejadian yang muncul secara tiba- tiba atau darurat
2. Nyeri dada : Perasaan menderita atau agoni disebabkan oleh rangsangan di
saraf-saraf khusus.
3. Hipertensi : Tingginya tekanan darah arteri secara persisten; penyebabnya
mungkin tidak diketahui atau mungkin disebabkan oleh penyakit
lain
4. Dispneu : Pernafasan yang sukar atau sesak
5. Ortopneu : Sesak nafas yang terjadi bila penderita dalam posisi berbaring
6. Ronki basah : Suara tambahan disamping suara nafas yaitu bunyi gelembung-
gelembung udara yang melewati cairan terutama pada fase
inspirasi
7. Bunyi jantung I : Bunyi yang timbul saat penutupan katup mitral dan trikuspidalis
8. Bunyi jantung II : Bunyi yang timbul saat penutupan katup semilunar
9. O2 Kanula nasal : Alat penghantar oksigen beraliran rendah yang dimasukkan
kedalam lubang hidung yang memungkinkan pasien bernafas
melalui hidung atau mulut

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Tn Rozak. 65 tahun, mengeluh nyeri dada kiri seperti ditindih beban berat dan terasa sampai ke
punggung, sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
2. Keluhan disertai dengan sesak nafas, keringat yang banyak, dan gelisah.
3. Penderita mempunyai riwayat merokok sejak SMA, dan riwayat hipertensi sejak 6 tahun yang
lalu namun tidak patuh minum obat.
4. Pemeriksaan fisik awal
5. Pemeriksaan fisik lanjut
6. EKG (sebelum pemberian dan sesudah pemberian O2 kanula nasal)

ANALISIS MASALAH
1. Etiologi dan mekanisme:
a. nyeri dada kiri seperti ditindih beban berat dan terasa sampai ke punggung. A
b. sesak nafas B
c. keringat banyak C
d. gelisah D


Jawaban 1 :
Tn. Rozak gelisah kemungkinan karena merasa tidak nyaman dengan keadaannya
(nyeri dada, sesak napas, dll).

Jawaban 2 :
Etiologi: Hipoperfusi otak
Agregasi platelet dan pembentukan trombus merupakan salah satu dasar
terjadinya SKA tipe unstable angina. Terjadinya trombosis setelah plak terganggu
di sebabkan karena interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot polos dan sel busa
(foam cell) yang ada dalam plak berhubungan dengan ekspresi faktor jaringan
dalam plak tak stabil. Setelah berhubungan dengan darah, faktor jaringan
berinteraksi dengan faktor VIIa untuk memulai kaskade reaksi enzimatik yang
menghasilkan pembentukan trombin dan fibrin. Hubungan antara depresi dan
hiperaktivitas platelet dapat dimediasi oleh serotonin. Serotonin ditemukan dalam
darah dan platelet, yang memainkan peran penting dalam aktivasi platelet.
Apabila serotonin berikatan dengan reseptor 5-hydroxytryptamine-2 (5HT-2) di
platelet, hal ini menyebabkan pelepasan faktor prokoagulan yang disimpan dalam
platelet dan meningkatkan agregasi platelet, memicu pembentukan clot.

Obstruksi pembuluh darah koroner hipoperfusi otot jantung nutrisi otot
jantung << ganguan kontraksi jantung pengosongan ventrikel terganggu
cardiac output << perfusi ke jaringan << terutama pada otak gangguan
kesadaran gelisah

2. Hubungan riwayat merokok dan hipertensi tak terkontrol dengan keluhan pasien.? E
3. Interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik awal;
a. Kesadaran komposmentis, terlihat pucat, gelisah A
b. Dispneu, ortopneu B
c. Tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 118x/menit dan teraba halus, RR 28x/menit, T 36,2
o
C
C
d. Tekanan vena jugularis normal, terdapat ronki basah di kedua paru D
Jawaban 1 :
Ronki basah di kedua paru
Pada pasien kemungkinan telah terjadi gagal jantung kiri sehingga terjadi
transudasi cairan pada paru (edema paru).
Remodeling jantung (ventrikel kiri) CO kurang, preload kembali ke atrium
atrium tidak cukup menampung aliran balik sehingga kembali ke arteri
pulmonalis dan ke paru sehingga bermanifestasi ronki basah di kedua paru

Jawaban 2 :
Ronki kedua paru:
Obstruksi pembuluh darah koroner hipoperfusi otot jantung nutrisi
otot jantung << ganguan kontraksi jantung pengosongan ventrikel
terganggu volume residu ventrikel >> (end diastolic volume >>) Left
ventricle end diastolic pressure >> left atrium pressure >> (oleh karena
atrium dan ventrikel berhubungan selama diastol) tekanan kapiler vena
pulmonalis >> tekanan onkotik < tekanan hidrostatik kapiler vena
pulmonalis transudasi cairan ke interstisial edema paru ronki di
kedua paru


e. HR 108x/menit(tidak sesuai dengan nadi, pulsus deficit, kenapa?), bunyi jantung I/II
terdengar menjauh, ekstremitas dingin E
4. Jenis- jenis ronki ? A
5. Interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik lanjut;
a. Tidak sadarkan diri, tidak bernafas, dan nadi tidak teraba B
6. Interpretasi dan mekanisme pemeriksaan EKG
a. Sebelum pingsan C
b. Sesudah pingsan D
Jawaban 1 :

Kecepatan : Intermediate
Irama : Chaotic (state of complete disorder and confusion)
P waves : tidak ada
PR Interval : tidak ada
QRS : tidak ada

Gambaran diatas merupakan gambaran EKG pada Ventrikular Fibrilasi (VF) yang
merupakan komplikasi dari infark miokardium yang dialami Tn.Rozak. Ventrikular
Fibrilasi adalah suatu kondisi aritmia jantung yang ditandai oleh kontraksi fibriler otot
ventricular akibat dari eksitasi berulang yang cepat dari serabut miokardium tanpa
kontraksi ventrikel terkoordinasi dan dengan tidak adanya aktivitas atrium (Dorland,
2002). Pada keadaan klinis, nadi pasien tidak teraba atau tidak ada cardiac output. Pasien
perlu dilakukan penanganan segera karena sangat kritis.

Jawaban 2 :
Obstruksi pembuluh darah koroner hipoperfusi otot jantung nutrisi
otot jantung << kadar ATP << penurunan kontraktilitas jantung
ganguan kontraksi jantung edema sel, penurunan potensial membrane
Ventrikular Fibrilation

Ventrikular fibrilation, Aktivitas listrik pada fibrilasi ventrikel ditandai
oleh depolarisasi sel yang tidak beraturan melalui otot jantung ventrikel.
Berkurangnya depolarisasi yang terkoordinasi mencegah terjadinya
kontraksi yang efektif dari otot jantung dan pengeluaran darah dari jantung.
Pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan kompleks QRS walaupun jarak
amplitudo yang melebar pada aktivitas listrik ditemukan, dari gelombang
sinus di ventrikel menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel yang mungin
sulit dibedakan dengan asistol. Aritmia ini dipertahankan oleh adanya jalur
masuk yang berulang-ulang karena bagian dari otot jantung mengalami
depolarisasi secara konstan. Fibrilasi ventrikel dimulai ketika daerah pada
miokard memiliki bagian refraksi dan bagian konduksi pada jalur masuk.
Adanya kombinasi ini menghasilkan irama sendiri

7. Mengapa Tn Rozak menjadi tidak sadarkan diri, tidak bernafas, dan nadi tidak teraba ? E
8. Bagaimana cara menegakkan diagnosis (ICD berapa?) dan pemeriksaan penunjang lainnya?
(biomarker) A
9. DD (DD dari keluhan utama (nyeri dada), dll) B
10. WD C
11. Epidemiologi D
Jawaban 1 :
Infark myocard akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di
Negara maju. Laju mortalitas awal (30hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih dari
separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit. Insiden IMA menigkat
lima kali lipat pada usia 40 hingga 60 tahun.
Jawaban 2 :
Infark miokard akut merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di
negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih
dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit. Walaupun
laju mortalitas menurun sebesar 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 diantara 25
pasien yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama
setelah IMA. Spektrum sindrom koroner akut terdiri dari angina pektoralis tidak
stabil, IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST.
Menurut Heart Disease Stroke Statistics (2008) sebanyak terdapat 1,413,000 kasus
sindrom koroner akut (SKA) terjadi di US pada tahun 2005. Insiden tahunan
sebanyak 3 per 1000 penduduk. Sebanyak 80% kasus adalah unstable angina dan
Non-STEMI sedangkan 20% kasus adalah STEMI. Cenderung sering dialami oleh
pasien yang berusia tua, pria berusia > 45 tahun dan wanita > 55 tahun dengan
berbagai komorbiditas seperti diabetes dan gagal ginjal (Hamm, 2011) Di
Indonesia pada tahun 2002, penyakit SKA merupakan penyebab kematian pertama
dengan mortalitas sebanyak 220.000 (14%).

12. Etiologi dan Faktor risiko E
13. Patofisiologi A
14. Tatalaksana (defibrilasi, kalo diberi O2 berapa liter? Kalo dipasang IV line infusnya apa? Obat
hipertensi yang cocok pada pasien ini?) B
15. Komplikasi C
16. Prognosis (morbiditas dan mortalitas) D
Malam
Pasien dengan diagnosis SKA outcome yang buruk meskipun sudah diberi terapi. Pasien
dengan dugaan SKA 36% nya terdiagnosis infark miokard. Mortalitas 30 hari-6 bulan
dapat terjadi pada pasien SKA dengan hasil konsentrasi troponin yang meningkat dan
deviasi pada segmen ST (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2013).

17. SKDI (3B)
LEARNING ISSUE
1. Anatomi jantung dan pembuluh darah koronaria E
2. Fisiologi jantung dan pembuluh darah koronaria A
3. Sindrom koroner akut
a. Unstable angina B
b. N-STEMI C
c. STEMI D
4. Ventrikular fibrilasi E
HIPOTESIS
Tn. Rozak, 65 tahun, mengalami nyeri dada et causa sindrom koroner akut

Keterangan:

A = Zhazha, Lianita, Denis
B = Hajrin, Firman, Ega
C = Adel, Bhagas
D = Aini, Herdwin, Selli
E = Vindy, Kevin, Rullis

Kirim ke Zhazhash@yahoo.co.id paling lambat hari Selasa jam 17.30 WIB
Trims.

Anda mungkin juga menyukai