1. Definisi Kehamilan
Kehamilan yaitu peristiwa dibuahinya ovum oleh sel sperma yang akhirnya berkembang sampai
menjadi fetus yang aterm, (Guyton & Hall, 1997 : 1305).
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat
diabaikan. Dalam kehidupan wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting daripada diagnosis
kehamilan. Hanya sedikit pengalaman hidup yang dapat memicu emosi, baik berupa kebahagiaan
luar biasa atau sebaliknya kesedihan mendalam.(F.Gary Cunningham, 2006 : 23)
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi, terjadi nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Ida Bagus
Gde Manuaba, 2000 : 95)
. 1. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau vertilisasi dan membentuk
zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut, (Ida Bagus Gde Manuaba, 2000 : 99) :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang mengandung
persediaan nutrisi.
b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c. Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam
vittellus, melalui saluran pada zona pellusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
- Tempat yang paling luas
- Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
- Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selam 48 jam.
- Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
- Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari Liproteinnya
sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
- Spermatozoa hidup selama 3 hari dalam genetalia interna.
- Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
- Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiate dan
pellusida dengan proses enzimatik, hialuronidase.
- Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum.
- Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
- Kedua inti ovum dan initi spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi atau konsepsi.
2. Proses nidasi atau implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma vitellus membangkitkan kembali
pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan metaphase . Proses pemecahan dan
pematangan mengikuti bentuk anaphase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi Haploid .
Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini
haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria dan pihak wanita. (Ida Bagus
Gde Manuaba, 2000 : 99)
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang dalam beberapa jam
telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti,
hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan yang
besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadia morula. (Ida Bagus Gde Manuaba, 2000 : 101).
Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian morula yang
kemungkinan berasal dari korona radiate yang menjadi sel tropoblas. Sel tropoblas dalam
pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin, yang mempertahankan
korpus luteum gravidarum. ( Ida Bagus Gde Manuaba, 2000 : 102).
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan yang
disebut blastula . Perkembangan dan pertumbuhan berjalan blastula dengan vilik korealisnya yang
dilapisi sel tropoblas telah siap untuk mengadakan nadiasi. Sementara itu fase sekresi endometrium
telah makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua, (Ida Bagus Gde
Manuala, 2000 : 102).
Sel trofoblas yang meliputi primer villi korealis melakukan dekstruksi enzimatik-proteolitik,
sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses penanaman blastula disebut nidasi
atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi, (Ida Bagus Gde Manuala, 2000 :
102).
Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi pendarahan yang disebut
tanda Hartman.
3. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada
blastula penyebaran sel tropoblas yang tumbuh kembang tidak rata sehingga bagian blastula dengan
inner cell mass akan tetanam ke dalam endometrium sel tropoblas mendestruksi endometrium
sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer villi korealis, (Ida Bagus Gde
Manuala, 2000 : 102).
Terjadinya nidasi atau implantasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi. Sel yang dekat
dengan ruangan eksoselom membentuk endoterm dan yolk sac (kantung yolk). Sedangkan sel lain
membentuk ektoderm dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua
ruangan yaitu ruangan amnion dan kantung yolk. Plate embrio terdiri atas unsure ektoderm,
entoderm, dan meroderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati karion sehingga jaringan yang
terdapat antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat, (Ida Bagus Gde
Manuala, 2000 : 102).
Pada permulaan kantong berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar , limpa, dan
sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh
darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu
6 sampai 8 dengan mempergunakan Ultrasonografi atau system Doppler, (Ida Bagus Gde Manuala,
2000 : 102).
Pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbikalis dan vena umbilikalis. Cabang arteri dan
vena umbilikalis masuk ke villi korealis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus
membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan, (Ida Bagus Gde Manuala, 2000 : 102).
Dengan berbagai bentuk implantasi (nidasi) dimana posisi plat embrio berada, akan dijumpai
berbagai variasi dari insersio tali pusat, yaitu insersio sentralis, parasentralis, marginalis atau insersio
vilamentosa, (Ida Bagus Gde Manuala, 2000 : 102).
Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai dengan pembuluh darah vena
pada hari ke 10 sampai ke 11 setelah konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio mendapat tambahan
nutrisi dari darah ibu secara langsung. Selanjutnya vili korealis menghancurkan pembuluh darah
arteri sehingga terjadilah aliran darah pertama reptroplasenter pada hari ke 14 sampai ke 15 setelah
konsepsi, (Ida Bagus Gde Manuala, 2000 : 102).
Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon
maternal. Sedangkan dari sudut vetus, maka plasenta akan dibagi menjadi seitar 200 kotiledon fetus.
Setiap kotiledon fetus terus bercabang dan mengambang di tengah aliran darah untuk menunaikan
fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam rahim ibu, (Ida Bagus
g. Teraba ballotement
h. Reaksi kehamilan positif
c. Tanda pasti(tanda positif), (Rustam Mocthar, 2000 :45).
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin :
1. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3. Dicatat dengan veto-elektrokardiogram
4. Dilihat pada ultra sonografi
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
4. Tes-tes kehamilan
Untuk mengetahui kehamilan dapat dilakukan beberapa tes berikut, (Irene M Bobak, et. Al, 2003 :
104-105) :
a. Human chorionic gonadotropin( hCG)
Human chorionic gonodotropin (hCG) dapat diukur dengan radio imunoesai dan dideteksi dalam
darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir (LMT = Last
menstrual periode). Keberadaan hormone ini dalam urine pada awal kehamilan merupakan dasar
berbagai tes kehamilan di laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksi di dalam urine 14 hari
setelah konsepsi, (Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 104-105).
Spesimen urine yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari( urine yang didiamkan minimal selama 6
jam) mengandung kadar hCG yang kira-kira sama dengan kadar hCG di dalam serum. Kadar hCG di
dalam serum meningkat secara eksponensial antara hari ke-21 dan ke-70 (dihitung hari pertama
LMP). Sampel urine yang diambil secara acak biasanya memiliki kadar yang lebih rendah.
Kemampuan untuk mengenali sub unit beta hCG merupakan inovasi terbaru evolusi tes endokrin
untuk mendeteksi kehamilan, (Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 104-105).
b. Tes Lateks aglutinotion inhibition(LAI)
Tes ini mudah dilakukan dan hasil diperoleh dalam dua menit. Tes- tes ini akurat 4-10 hari setelah
terlambat haid. Contoh tes tipe ini ialah preparat Gravidex, Pregnosticon, dan UCG beta, (Irene M.
Bobak, et. Al, 2003 : 105).
c. Tes Hemagglutination Inhibition (HAI)
Tes ini lebih sensitif daripada tes LAI, tetapi memerlukan satu sampai dua jam sampai hasil
diperoleh. Akan tetapi, Neocept, yang memberi hasil yang akurat sebelum atau pada haid terlambat,
semua tes HAI akurat sekitar empat hari sesudah terlambat haid. Di pasaran juga dijual e.p.t (early
pregnancy test = tes kehamilan dini), suatu tes HAI yang dapat dilakukan di rumah dijual umum,
(Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 105).
d. Radioreceptor Assay
Tes ini adalah salah satu kategori terbaru tes kehamilan. Tes serum 1 jam ini memerlukan peralatan
yang cukup canggih. Assay radioreceptor biasanya akurat pada saat haid terlambat (14 hari setelah
konsepsi). Biocept G adalah contoh tes tipe ini, (Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 105).
e. Tes Hamil Radioimunoesai.
Tes hamil radioimunoesai untuk subunit beta hCG memakai tanda berlabel radioaktif sehingga tes
harus dilakukan di laboratorium. Bergantung kepada derajat sensitivitas yang diinginkan, waktu tes
bervariasi dari 1 sampai 48 jam. Radioimunoesai adalah tes kehamilan yang paling sensitif saat ini.
Kehamilan dapat didiagnosis 8 hari setelah ovulasi atau enam hari sebelum haid berikutnya, (Irene
M. Bobak, et. Al, 2003 : 105).
f. Enzim Imunoassay
Tes ini memakai kompleks anti-hCG monoklonal dan enzim. Perubahan warna membuat hasil mudah
dibaca. Tes baru ini memberi harapan di masa depan. Confidot adalah tes kehamilan essay
imunoenzimatik yang dikerjakan di rumah, (Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 105).
g. Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Tes ELISA adalah tes kehamilan yang paling popular. Tes ini menggunakan anti body monoklonal
spesifik yang dihasilkan oleh teknologi cell-line hibrida. Suatu enzim, yang bukan merupakan
senyawa radioaktif, mengidentifikasi antigen substansi yang akan diukur. Enzim menginduksi reaksi
perubahan warna. Hasil akhir tes dapat dibaca dengan mata telanjang atau spectrometer, (Irene M.
Bobak, et. Al, 2003 : 105).
Tes ELISA memiliki banyak kelebihan. Antigen enzim berkonjugasi dan reagen tes stabil, peralatan
yang diperlukan sederhana, dan tidak ada produk sampah nuklir. Baik di rumah atau di klinik,
prosedur ELISA memerlukan waktu minimal dan member hasil dalam 5 menit dengan tikat
sensitifitas dari 2550 mIU/ml hCG dalam spesimen. Teknologi adalah dasar tes-tes baru yang dapat
dibeli bebas, (Irene M. Bobak, et. Al, 2003 : 105).
h. Ultrasonografi (USG).
Dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena memakai
prinsip sonar (bunyi). USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan
gambaran organ atau jaringan. Refleksi gelombang suara ditransmisikan pada layar monitor sebagai
lapisan jaringan dengan densitas yang berbeda. Ultrasonografi aman bagi ibu dan janin kapan saja
dilakukan saat kehamilan dan dapat digunakan berulang bila digunakan. Ultrasonografi telah
berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu ke-6 dan menjadi alat diagnostik yang
amat berguna dalam praktik obstetrik, secara luas menggantikan X-ray. Pada layar dapat dilihat
letak, gerakan, dan gerakan jantung janin, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 77).
5. Hormon yang dihasilkan oleh Plasenta
Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta, yaitu :
1) Gonadotrofin korion manusia (human chorionic gonadotrophin, hCG). hCG diproduksi diproduksi
pada awal hari ke-9 setelah konsepsi, dan hormon ini mencapai puncaknya pada hari ke-60. Kadar
hormon ini kemudian turun dan tetap rendah sampai pada akhir kehamilan. Fungsi hormon ini
adalah memelihara corpus luteum sampai plasenta dapat menggantikannya memproduksi estrogen
dan progesteron. Seperti telah disebutkan di depan, hCG diekspresikan ke dalam urine dan menjadi
dasar untuk uji diagnostic kehamilan secara imunologis, (Sylvia Verralls, 2000 : 219).
2) Human Chorionic Somato-mammotropin
Human Chorionic Somato-mammotropin menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan
menurunkan penggunaan glukosa pada ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk
fetus lebih besar. Karena glukosa merupakan zat utama yang dipakai fetus untuk meningkatkan
pertumbuhan, maka arti pengaruh hormone ini menjadi jelas. Lebih lanjut, horman ini meningkatkan
asam lemak bebas dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energi pengganti untuk
metabolisme ibu, (Guyton & Hall, 1997 : 1312).
Hormon untuk metabolisme protein
Bersifat laktogenik dan luteotropik
kehamilan dan laktasi; oksitosin meningkat dan menstimulasi kontraksi otot uterus.
Kelenjar adrenal kortin meningkat tetapi epinefrin tetap konstan.
d. Sistem Kardiovaskular, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 71).
Volume darah meningkat 30 % sampai 50 %, tetapi tekanan darah tidak berubah; pembentukan selsel darah meningkat tetapi karena terjadi hemodilusi, maka berkembang psedoanemia; penekanan
pada vena kava menyebabkan gejala sindrom supine hipotensi; stasis vena dan fibrin meningkat
membuat wanita lebih mudah mengalami thrombosis.
e. Sistem Muskuloskeletal, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 71).
Gigi, tulang, dan sendi kebutuhan kalium dan natrium meningkat; karies gigi tidak disebabkan oleh
dekalsifikasi; sendi-sendi melemah.
Otot-otot kram merupakan masalah yang umum.
f. Sistem Pernapasan, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 71).
Paru-paru dan pernapasan letak diafragma berubah karena pertumbuhan janin; tidal volume
meningkat, meningkatkan O2 dalam darah.
Membran mukosa pembengkakan umum terjadi, menyebabkan hidung tersumbat, serak, dispnea,
dsb.
g. Sistem Gastrointestinal, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 71).
Asam lambung menurun; mual dan muntah merupakan hal umum pada awal kehamilan;
melambatnya peristaltik menyebabkan rasa kembung; konstipasi dan nyeri ulu hati umum terjadi.
h. Sistem Perkemihan, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 71).
Ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa menyebabkan masalah, tekanan
karena pertumbuhan janin dapat menyebabkan stasis urin.
Sering berkemih pada awal masa kehamilan disebabkan karena penekanan uterus pada kandung
kemih.
i. Sistem Persarafan, (Persis Mary Hamilton, 2000 : 71).
o Saraf perifer tidak terdapat perubahan.
o Otak tidak terdapat perubahan fisik, tetapi dipertimbangan penyesuaian psikis.
j. Penambahan berat badan, 25 sampai 40 pon.
Perhitungan Masa Subur
Masa subur perlu diperhitungkan untuk dapat menetapkan kapan melakukan hubungan seks bagi
mereka yang ingin punya anak serta menghindari hubungan seks bagi mereka yang tidak ingin punya
anak. Pelepasan ovum bervariasi waktunya sesuai dengan faktor emosi wanita yang mempengaruhi
refleks hipotalamus sehingga dapat mempengaruhi pengeluaran di releasing factor FSH dan LH dan
pengeluaran FSH dan LH, serta akan mempengaruhi waktu ovulasi, (Ida Bagus Gde Manuaba, 2000
:93-94)
Untuk menetapkan masa subur dapat dipergunakan perhitungan sebagai berikut, (Ida Bagus Gde
Manuaba, 2000 :93-94) :
1. Perhitungan masa subur, mulai dari hari pertama menstruasi ditambah 12, dan masa subur
berakhir ditambah 19 dengan puncaknya hari keempat belas.
Contoh :
Menstruasi tanggal 7 Januari 1993. Perhitungan minggu suburnya adalah mulai dari tanggal 19 (7 +
12) sampai tanggal 26 (7 + 19) dengan puncaknya yaitu 21 Januari 1993 (7 + 14).
2. Memperhitungkan suhu basal, karena pengaruh estrogen dan progesterone yang dapat
menaikkan suhu basal dengan deviasi sekitar 0,5oC. Ovulasi menyebabkan suhu basal bersifat
bifasik.
3. Memperhatikan lendir cairan serviks yang bersifat :
Basis
Jernih dan transparan yang mudah ditembus spermatozoa.
Mempunyai kemampuan regang 15 sampai 20 cm (speinbarkeit).
4. Tes cairan serviks saat ovulasi dapat membentuk susunan daun fakis.
5. Mikrokuretage menjelang atau hari pertama menstruasi yang menunjukkan fase sekresi, berarti
terjadi ovulasi sehingga wanita mempunyai minggu subur, (Ida Bagus Gde Manuaba, 2000 :93-94).
Lama Kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Ibu termuda
yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua hamil dan
melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan terbagi atas tiga triwulan (trimester), (Rustam Mochtar,
2000 : 43) :
Kehamilan triwulan I antara 0 12 minggu.
Kehamilan triwulan II antara 12 28 minggu.
Kehamilan triwulan III antara 28 40 minggu.
(Rustam Mochtar, 2000 : 43)
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M. 2003. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.
Hall & Guyton. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Hamilton, Persis Mary. 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta :
EGC.
Mochtar, Ruslam. 2000. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Verralls, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC.