tentang
LEUKIMIA
Oleh Kelompok IV :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Annisa Khaidir
Atika Yulia Dewi
Cut Yanti
Diana Oktaviani
Elsa Abel Nuine
Febrian Rahmat Suwandi SN
Fernando
8. Mulliyanti
9. Mutiara Rahayu
10. Refika Rahmi
11. Ruri Marhamah Vina S
12. Sari Afma Yuliane
13. Senci Napeli Wulandari
Dosen Pembimbing
Ns.Siska Damaiyanti, S.Kep
Dosen Pakar
Elmi. M. Kes
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Tutorial. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan secara meluas.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan
dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Tutorial
7 & 8 yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan
kami dalam penulisan Makalah ini semakin bertambah.
2. Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan doa serta dukungan baik
moril maupun materil.
3. Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut membantu
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................... i
DAFTAR ISI
.............................................................................................. ii
BAB l Pendahuluan
...............................................................................................1
Latar Belakang
...............................................................................................1
Rumusan Masalah
...............................................................................................2
Tujuan Penulisan
...............................................................................................2
BAB ll Pembahasan
...............................................................................................3
1.
2.
Menentukan Masalah
...............................................................................................3
3.
Analisa Masalah
...............................................................................................4
4.
Menentukan LO
................................................................................................
5.
Asuhan Keperawatan
................................................................................................
..............................................................................................27
Kesimpulan
..............................................................................................27
..............................................................................................27
Daftar Pustaka
..............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertambahan
jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta
bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi
terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit)
putih (neoplasma hematology).
Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma
hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang
menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa
bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.
Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko anakanak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan
kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip dengan gejala
kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan
mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang anak-anak.
Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya berbuat sesuatu untuk
menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus memberikan perhatian
khusus pada kanker anak yang antara lain adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang,
saraf, ginjal, dan getah bening. Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda
dari orang dewasa, karena mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia
merupakan bertambahnya sel darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak
terkendali, dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan
pengobatan yang intensif.
1.2.Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian Dari Leukimia?
b. Apakah Etiologi Dari Leukimia?
c. Apakah Patofisiologi Dari Leukimia?
d. Apakah Manifestasi Klinis Dari Leukimia?
e. Apakah Komplikasi Dari Leukimia?
1.3.Tujuan
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan
keperawatan secara komprehensif terhadap klien Leukimia.
BAB II
PEMBAHASAN
Sering Mimisan
An. D (7 tahun) datang ke IGD diantar oleh orangtuanya dengan keluhan demam tinggi dan
keringat dingin. Demam dirasakan 3 hari SMRS mengeluh nyeri perut (terutama ulu hati)
yang tak tertahankan. Pasien juga merasa badan lemas, pusing berputar-putar, BAB normal
tiap hari, BAK lancar, nafsu makan menurun karena setiap makan terasa mual. Orang tua
An.D mengatakan An.D sering mimisan sejak 1 tahun yll. Pasa pemeriksaan fisik,
ditemukan vital sign sbb : suhu 38,8 C, nadi 110x/ menit, pernapasan 24 x / menit, dan TD
120/70 mmHg. Konjungtiva anemis ditemukan pada pasien ini. Pada pemeriksaan
ekstremitas diperoleh akral dingin. Dari pemeriksaan penunjang darah ditemukan Hb yang
turun yakni 2,2 g/dl dan angka leukosit yang meningkat 92.000/ul.
1.1.
Konjungtiva Anemis : Kurang darah pada membran tipis bening yang melapisi
permukaan bagian kelopak mata
Hb( Haemoglobin)
Akral
1.2.
: Ujung kaki/Jari
Menentukan Masalah
Mimisan
Karena pecahnya selaput pembuluh darah di akibatakan suhutubuh meningkat.
Nyeri perut
Sel leukemia dari sumsum tulang keluar bersama aliran darah , dapat mengendap
di ginjal,hati dan limpa sehingga timbul rasa nyeri, karena rasa nyeri tersebut
mengakibatkan kehilangan nafsu makan dan nafsu makan menurun
Akral dingin
Akibat dari suhu tubuh meningkat ( demam tinggi )
HB turun
Terjadi perkembangan upnoramal sel darah putih sehingga dapat terjadi
konjungtiva anemis
Pusing
Karena mimisan dan terjadi penurunan HB
1.3.
Analisa
Setelah melihat dan mencermati masalah-masalah yang dialami Klien, maka
dapat disimpulkan bahwa Klien menderita penyakit Leukimia
LEUKIMIA
A. Pengertian
Leukimia adalah Proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan anemia,
trombositepena, dan di akhiri dengan kematian.( Menurut Kapita Selekta Kedokteran)
B. Etiologi
Penyebab yang pasti belum dikenal akan tetapi terdapat faktor yang terbukti
dapat menyebabkan terjadinya leukimia yaitu :
Faktor genetic
Radiasi
Obat-obatan imanosupresif, kardiogenik,seperti drethyislibestrol
Kelainan kromoson
Virus
D-Trisomy
sindrome,
sindroma
von
Reckinghausen,
dan
Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML . Kloramfenikol,
fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum
tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan pada pasienpasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti
peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan
bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat
terapi radiasi misal : pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para
radiologis.
Leukemia Sekunder
Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain disebut
Secondary Acute Leukemia ( SAL ) atau treatment related leukemia . Termasuk
diantaranya penyakit Hodgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara . Hal ini
disebabkan karena obat-obatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif
selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA . Leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak
diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu
(misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya
leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down
dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
C. Patofisiologi
Leukemia mempunyai sifat khas prolifesi tidak teratur / akumulasi sel darah putih
dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal. Ada 2 masalah terkait
dengan sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah
putih yang sangat meningkatakan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan
produksi erotiosit mengakibatkan anemia, trombosit Mid menurun mengakibatkan
trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit.
Adanya trombositopen mengakibatkan mudahnya terjadi pendarahan dan keadaan
leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi.sel-sel kanker darah putih yang dapat
menginfeksi darah sum-sum tulang dan periosetelum yang dapat mengakibatkan tulang
menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltasi keberbagian organ seperti otak,
ginjal, hati, linfa,dan kelenjarlinfa. Menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ
terkait, jika penyebab leukemia adalah virus maka virus tersebut akan mudah masuk ke
dalam tubuh manusia jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen manusia
begitu juga sebaliknya ,bila tidak sesuai akan ditolak oleh tubuh.
Sel-sel kangker darah putih juga dapat meninvasi pada sumsum tulang dan
perioseteum yang dapat mengakibatkan tlang menjadi rapuh dan nyeri tulang.disaping itu
infiltrasi ke berbagai rgan seperti otak, ginjal, hti, limpa, kelenjar limfe menyebabkan
pembesaran dan gangguan pada organ terkait.
Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah masuk ke dalam
tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen manusia. Begitu
juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak oleh tubuh. Stuktur antigen manusia
terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang
terletak dipermukaan tubuh. Istilah HL A (Human Leucocyte Lotus A) antigen terhadap
jaringan telah ditetapkan (WHO). Sistem HL A individu ini diturunkan menurut hukum
genetika, sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak
dapat diabaikan (Ngastiyah, 1997).
Factor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi di sertai
manifestasi leukimia yang bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia ( misal Benzen, arsen,
pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastic ) di kaitakn dengan frekuensi
yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkian leukimian meningkat pada
penderita yang di obati baik dengan radiasi atau kemotrapi. Setiap keadaan sumsum tulang
hipopastik keliatannya merupakan predidposisi terhadap leukimia. Agen kemotrapi yang
sering di gunakan untuk mengobati keganasan hematologic akan menghancurkan sel dengan
berbagai mekanisme seperti mengganguu maturasi dan metabolisme sel.
Penurunan produksi sel- sel darah merah menyebabkam anemia. Pucat terjadi karena
umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin dan
vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ vital neutropenia
menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil. Karena peranan netrofil adalah untuk
pertahanan hospes, maka akan mempengaruhi individu terhadap infeksi. Dan kurangnya
pemeliharaan pada endhotelial dari pembuluh pembuluh darah menyebabkan perdarahan
kecil dan petekia pada jaringan kutaneus. Perlu dicurigai adanya perdarahan besar pada paru-
paru, saluran pencernaan dan sistem syaraf sentral, kemungkinan besar terjadi pada
arackhnoid dan kemudian terjadi peningkatan tekanan intra kranial dan tanda- tanda
meningitis seperti ; sakit kepala, lethargi, muntah dan edema pupil. (Gede Yasmin,
1993)
D. Klasifikasi
1.
Leukemia Akut
adalah suatu penyakit yang ditandai oleh proliferasi neoplastik dari salah satu
sel darah yang terjadi secara akut/ mendadak. Leukimia akut mempunyai kejadian
yang cepat dengan tipe yang progresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari
atau beberapa bulan jika tidak diobati
Leukimia akut terdiri dari :
1)
limfoid imatur pada sumsum tulang. Gejala tersering yang dapat terjadi adalah
rasa lelah, nyeri tulang dan sendi, penurunan berat badan, malaise, demam dan
karena menyerang daerah ekstramedyular pasien LLA biasanya mengalami
limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar) dan hepasplenomegali
(lien dan hepar membesar)
2.
Leukemia kronis
Yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi neuplastik dari salah
seperempat dari kasus AML. Pada AML jenis ini terdapat gambaran
azurophilic granules dan Auer rods. Dan sel leukemik dibedakan
menjadi 2 tipe, tipe 1 tanpa granula dan tipe 2 dengan granula, dimana
tipe 1 dominan di M1 .
M6 ( Erythroleukemia )
Sumsum tulang terdiri lebih dari 50% eritroblas dengan derajat
sejalan
antara
nukleus
dan
sitoplasma
M6
disebut
2)
tua (umur 60 thn). Karakteristik leukimia jenis ini adalah adanya proliferasi
awal limposit B. Gejala yang biasa muncl berkaitan dengan hiper metabolik:
kelelahan, penurunan berat badan, diaporesis meningkat dan tidak tahan panas.
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dapat dilihat dari pada pasien, seperti rasa lelah, pucat, nafsu makan
berkurang dan anemia, pendarahan, nyeri tulang, investasi dan pembesaran kelenjar getah
bening, limfa hati dan kelenjar mediastinum. Kadang ditemukan juga hipotrofigusi
khususnya pada Leukimia Akut Monoblastik.
F. Komplikasi
1. Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)
2. Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah
3. Anemia
4. Infeksi bakteri berulang
5. Gagal ginjal
6. Gangguan Metabolisme
7. Gangguan Syaraf Otak
8. Gangguan Kehamilan
2)
Demam
3)
Mimisan
4)
5)
6)
mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa
sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit
membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya
dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak
diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya
benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia.
Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma
Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
H. Epidemiologi
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak
yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik
daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan
angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute
Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko
terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan
seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi
70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang
mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L.
2002. hal : 300).
I. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit
penyerta, antara lain :
a.
metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan
mempertahankan remisi selama mungkin.
Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi :
a.
Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan
remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.
diberikan.
c.
d.
terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien
dengan limphoma,dan anemia aplastik.
J. Pemeriksaan Penunjang
1)
Pemeriksaan laboratorium
a.
Darah tepi, gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada
meningkat, hipogamaglobinemia.
c.
Cairan cerebrospinal
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu
leukimia menigeal. Kelinan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan
penyakit baik dalam keadaan remisi maupun kambuh. Untuk mencegahnya di
berikan MTX secara intratecal secara rutin pada setiap pasien baru atauy
pasien yang menunjukan tanda tanda tekanan intrakranial meninggi.
3)
Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit mormal, RES,
granulosit, pulp cell.
K. Pencegahan
a. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur
b. Minum ramuan herbal
c. Jangan sering mengkonsumsi makanan siap saji
d. Jangan minum minuman menggunakan pewarna
e. Rajib berolahraga
f. Pentingnya menjaga asupan gizi bagi tubuh
L. Aspek Legalitas
a. Autonomi (Otonomi)
b. Justice ( Adil)
c. Beneficience (Berbuat Baik)
d. Non Malaficience ( Tidak Merugikan)
e. Veracity (Kejujuran)
f. Fidelity (Menepati Janji)
g. Confidenlitelity (Kerahasiaan)
h. Accountability (Akuntabilitas)
M. Fungsi Advokasi
a. Membela melindungi dan memperjuangkan hak serta kepentingan bekerja dan
keluarga
b. Perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien.
c. Merawat dan menjaga pasien
d. Membantu pasien atau keluarga memahami informasi yang diberikan oleh tim
kesehatan
e. Menjadi fasilitator dan narasum berbagi klien untuk mengembalikan keputusan
terhadap upaya kesehatan yang dijalani klien.
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1.
Data pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Tanggal masuk RS
No. RM
Ruangan
penyakit
leukemia
ini
klien
biasanya lemah,
lelah, wajah
3.
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
Pada riwayat penyakit pasien dengan leukemia, kaji adanya tandatanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tandatanda adanya demam dan infeksi.
Riwayat kesehatan dahulu (RKD)
An. D belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita asma.
4. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah
:120/70
Nadi
:110x / menit
Pernafasan
:24x/ menit
Suhu
:38,8 C
Aktifitas &istrahat
Tanda
: kelihatan lemah
Gejala
Sirkulasi
Tanda
Gejala
:elistasi dibdomen
: anoreksia,mual,muntah
Tanda
Gejala
:gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientasi
Pernafasan
Gejala
Tanda
Penyuluhan pembelajaran
Gejala
hati,ginjal,keracunan,alkohol,operasi,prosedur
b. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi: bentukkepala
Palpasi:
: simetris
Benjolan
: tidakada
Kebersihan
: bersih
Warnarambut
: hitam
Benjolan
: tidakada
Lesi
: tidakada
Perkusi:Auskultasi: -
b. Mata
Inspeksi: Bentukmata
Palpasi:
: simetris
Pembengkakan
: tidakada
Kebersihan
: bersih
Kedipanmata
Ukuran pupil
: normal
Konjungtiva
: enemis
pembengkakan
: tidakada
Perkusi: Auskultasi: -
c. Telinga
Inspeksi: Bentuktelinga
Palpasi:
: simetris
Kebersihantelinga
: bersih
Letak
: simetris
lesi
: tidakada
Perkusi: Auskultasi: -
d. Hidung
Inspeksi: Bentukhidung
Palpasi:
: simetris
Kebersihan
: bersih
Peradangan
: tidakada
Pembengkakan
: tidak ada
pembengkakan
: tidakada
Auskultasi: -
e. Mulut
Inspeksi: bentukmulut
: simetris
Bercakputihpadamukosa: ada
Palpasi:
Pucat
: ya
reflekhisap
: + positif
Reflek rooting
: - negatif
Perkusi: Auskultasi: -
f. Dada danparu-paru
Inspeksi:
Bentuk
: simetris
Pergerakan dada
: sama
: 78 kali/menit
Ototbantupernafasan : positif +
Takypnea
: positif +
Dyspnea
: positif +
Pernafasandangkal
: ya
Palpasi:
fremitus ka/ki
: menurun
Perkusi:
karakteristikjaringanparu :redup
Auskultasi:bunyinafas
: cepat
Krekels
: positif
Stidor
: positif
g.Jantung
Inspeksi : Palpasi : Nadi apikal
:96 kali/menit
Nadi brakialis
:positif
Nadi radialis
:positif
:positif
h. Abdomen
Inspeksi :
Bentuk abdomen
:simetris
Kemerahan
: tidakada
Palpasi :
Pembengkakan
:tidak ada
Perkusi :
: tidak ada
: hiperaktif
: lubang penis
Palpasi
: Testis
Perkusi
:-
Auskultasi
:-
j.Ekstrimitas
Inspeksi :
Palpasi:
Bentuk ekstrimitas
: simetris
Pergerakan
: bebas
Jari
:komplit
Kaki
: sama panjang
Sianosis
:ya
CRT
:5 detik
Perkusi : Auskultasi : -
k.Eliminasi
Inspeksi :
BAB
Frekuensi
: 1 x / 2 hari
Warna
: kuning
Waktu
: pagi
Konsistensi
: lembek
Kesulitan
: tidakada
BAK
Frekuensi
: 4- 5 x/hari
Warna
: kuning
Waktu
Kesulitan
: tidakada
Alatbantu
: tidakada
c. Analisa Data
No
Data Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
Etiologi
Sel kanker
depresi dalam
sumsum tulang belakang
eritrosit
anemia
leukosit pada sumsum tulang
belakang menyebabkan
retikoloedotelial terpengaruh
Gangguan system pertahanan
tubuh.
Kegagalan sumsum tulang
belakang
produksi leukosit
menurun
transfer nutrisi
kejaringan menurun
kelemahan
intoleransi
aktivitas.
Diagnosa
Keperawatan
Resiko tinggi
infeksi
Intoleransi
aktivitas
Sel kanker
depresi pada
sumsum tualng belakang
pembekuan menurun
trombosit menurun.
Resiko cidera
Sel masenkim
sel blast
poliferasi SDP imatur
akumulasi
infiltrasi
hati
Hematomegali
gangguan nutrisi .
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Nyeri
d. Diagnose Keperawatan
No
Diagnosa
Kriteria
NIC
Aktivitas
NOC
1
Resiko
infeksi
tinggi
Immune status
Knowledge
Mendeskripsikan proses
infection
penularan penyakit
control
Menunjukkan
kemampuan
mencegah
Risk control
penyakit
Menunjukkan
Instruksikan
cuci
Gunakan
sabun
antimikroba
timbulnya
Batasi pengunjung
tangan
untuk
Bersihkan lingkungan
Intake
nutrisi
meningkat
prilaku
sehat
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Berikan
keperawatan
kulit
Dorong
masukan
nutrisi
Dorong istirahat
Ajarkan
cara
menghindari infeksi
Laporkan
kecurigaan
infeksi
2
Intoleransi
Aktivitas
dalam
Berpartisipasi
aktivitas fisik
Energy
conservation
Kolaborasi
dengan
tenaga rehabilitasi
Mampu
melakukan
Activity
aktivitas
sehari-hari
tolerance
mengidentifikasi
Self care:ADLs
aktifitas
(ADLs)
TTV normal
Energy Psikomotor
Bantu
Bantu
aktivitas
klien
memilih
Level kelemahan
Mampu berpindah
mendapatkan bantuan
Status
aktivitas
kardiopilmonari
adekuat
Status respirasi
Bantu
untuk
Bantu
klien/keluarga
mengidentifikasi
kekurangan
Bantu
klien
mengembangkan
motivasi diri
sosial
dan
spiritual
3
Resiko Cidera
Klien
mampu
menjelaskan
metode
Risk control
Klien
keamanan pasien
mampu
Menghindari
lingkungan
dari lingkungan
berbahaya
memodifikasi
gaya hidup
Identifikasi kebutuhan
Mampu
Menggunakan
lingkungan
yang aman
pencegahan cidera
Sediakan
yang
Menyediakan
fasilitas
tempat
Membatasi pengunjung
Mampu
Menganjurkan
perubahan
mengenal
status
keluarga
kesehatan
menemani
pasien
Kontrol
lingkungan
dan kebisingan
Memindahkan barang
yang berbahaya
Gangguan
adanya
alergi
kebutuhan tubuh
kebutuhan nutrisi
tidak
intake
ada
: nutrient intake
malnutrisi
menunjukkan peningkatan
besi
tidak
terjadi
penurunan
meningkatkan
protein
dan vitamin C
berikan substansi gula
yakinkan
diet
yang
dimakanmengandung
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi
berikan makanan yang
terpilih
ajarkan pasien membuat
catatan makanan harian
monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
berikan
informasi
mendapatkan
badan
pasien
adanya
yang
bias
dilakukan
monitor interaksi anak/
orang tua selama makan
monitor
lingkungan
selama makan
jadwalkan
pengobatan
kekeringan,
rambut
kusam,
dan
mudah patah
monitor
mual
dan
muntah
monitor kadar albumin,
total protein, HB, dan
kadar Ht
monitor
pertumbuhan
dan perkembangan
monitor
pucat
kemerahan
dan
kekeringan konjungtiva
monitor
kalori
dan
intake nutrisi
catat
adanya
hiperemik,
edema
hipertonik,
lidah
berwarna
magenta scarlet
Nyeri Akut
Mampu
mengontrol
nyeri.
Pain level
Pain Management
Pain control
pengkajian
nyeri
Comfort level
Lakukan
Gunakan komunikasi
terapeutik
Evaluasi pengalaman
nyeri
Evaluasi
ketidakefektifan
kontrol nyeri
Bantu
menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan
Pilih
penanganan
nyeri
Berikan anlgetik
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi
dengan
dokter
Analgesik Administration
Tentukan lokasi
Tentukan pilihan
Evaluasi
analgetik
e. Implementasi
1. Infeksi
S: klien mengatakan sudah ada peningkatan penyembuhan infeksi
O: klien sudah tampak sedikit rileks dan nyaman
Turgor kulit baik
TD: 120/70 mmHg
N: 110 kali/menit
S: 37 C
P: 24kali/menit
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
2. Intoleransi aktivitas
S: klien mampu beraktivitas lebih baik dari biasanya
Klien mengatakan sedikitpusisng saat berjalan lama
O: klien tampak lemah
Klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
Hb: 12 gr/dl
TD: 120/70 mmHg
N: 110 kali/menit
S: 37 C
P: 24 kali/menit
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
3. Cidera
S: klien mengatakan merasa lemah
efektivitas
5. Nyeri
S: klien mengatakan nyeri di daerah persendian
Klien mengatakan kurang nyaman
O: klien tampak gelisah
Klien tampak meringis
TD: 120/70 mmHg
N: 100 kali/menit
S: 37,2 C
P: 24 kali/menit
T: 150.000/mm3
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau kanker
darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan
secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang
dan jaringan limfoid.Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal
atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah
perifer atai darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan
sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Leukemia dapat dibagi menjadi :
Leukemia limfosik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada
anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun
atau lebih.
Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa dari pada anak-
Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur
lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hamper tidak
ada pada anak-anak.
Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga