Pengarah
Dr.Ing. Khafid
Tim Editor
Anas Kencana, ST
Dr. Sri Handoyo
Lulus Hidayatno, S.Si, M.Tek
Ir. Eko Artanto
Teguh Fayakun Alif, ST
ii
Kata Pengantar
iii
kegiatan pemetaan batas wilayah administrasi yang terdiri dari kegiatan penataan
batas dengan pemasangan pilar-pilar batas di beberapa kecamatan, pemetaan
wilayah otonom, provinsi, kabupaten, dan kota.
Akhirnya, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepadatim dari
Pusat PBW dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini.Semoga
Allah swt membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.
iv
Daftar Isi
3
3
3
6
11
12
12
17
21
Pendahuluan
Batas
NEGARA
Gambar 2.
No
Nama Pulau
Skala
Lokasi
Luas (km)
1 : 15.000
Maluku
3.97
P. Kaitanimbar
1 : 15.000
Maluku
9.65
P. Matakus
1 : 10.000
Maluku
4.25
P. Riama
1 : 5.000
Maluku
1.43
P. Warwangwang
1 : 5.000
Maluku
0.30
P. Luang
1 : 10.000
Maluku
7.52
1 : 5.000
Maluku
4.01
1 : 5.000
Maluku
4.12
1 : 5.000
Maluku
1.65
10
1 : 7.500
Maluku
1.91
11
1 : 5.000
NTT
1.80
12
P. Treweg
1 : 7.500
NTT
3.69
13
P. Batek
1 : 1.500
NTT
0.25
Gambar 3. Contoh hasil peta foto dan peta garis (kontur) Pulau Treweng (Provinsi NTT).
Pa d a ta h u n 2 0 1 2 , te l a h
dilaksanakan 3 (tiga) kali ITWG,
yaitu di Kuching pada tanggal
11-12 Juni 2012, Bandung pada
tanggal 30-31 Juli 2012, dan
Genting pada tanggal 28-29
Agustus 2012. Hasil perundingan
adalah common point seperti
yang ditunjukkan pada Gambar
4.Dalam perundingan juga
dibicarakan untuk segmen
Laut Sulawesi yaitu batas laut
teritorial di sekitar Pulau Sebatik,
lihat Gambar 5.
Gambar 4. Common
point di sekitar
Tanjung Datu yang
telah disepakati
oleh Indonesia dan
Malaysia
Gambar 6.Garis
delimitasi usulan
Indonesia dan
Singapura pada
perundingan yang
telah dilaksanakan
tahun 2012.
ii.
iv.
Dengan Negara
Jenis Batas
Perjanjian
Ratifikasi
India
LK
8 Agustus 1974
Keppres 51/1974
India
LK
14 Januari 1977
Keppres 26/1977
India-Thailand
TrijunctionLK
22 Juni 1978
Keppres 24/1978
Thailand
LK
17 Desember 1971
Keppres 21/1972
Thailand
LK
11 Desember 1975
Keppres 1/1977
Thailand-Malaysia
TrijunctionLK
21 Desember 1971
Keppres 20/1972
Malaysia
LT
17 Maret 1970
UU no.2/1971
Malaysia
LK
27 Oktober 1969
Keppres 89/1969
Singapura
LT
25 Mei 1973
UU no.77/1973
10
Singapura
LT
10 Maret 2009
UU no.4/2010
11
Viet Nam
LK
26 Juni 2003
UU no.17/2007
12
Papua Nugini
MT
12 Februari 1973
UU no.6/1973
13
Papua Nugini
MT
13 Desember 1980
Keppres 21/1982
14
Australia
LK
18 Mei 1971
Keppres 42/1971
15
Australia
LK
9 Oktober 1972
Keppres 66/1972
16
Australia
LK dan ZEE
16 Maret 1997
Belum diratifikasi
* LK : Landas Kontinen
* LT : Laut Teritorial
* ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif * MT : Maritim Tertentu
10
Gambar 10.Area
Kajian Wilayah
Landas Kontinen
Indonesia di luar 200
mil laut dan area
rencana survey
11
Geopolitik
Kajian geopolitik khususnya pada perbatasan
negara dilakukan dengan menyusun buku
Atlas Geopolitik. Buku ini masih merupakan
draft karena isinya masih akan dikembangkan
lebih lanjut. Buku atlas geopolitik berisi uraian
posisi geografis, status batas, dan hubungan
dengan negara lain. Setiap uraian di atas
dilakukan untuk 10 negara tetangga Indonesia
(yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Viet Nam, Filipina, Palau, Papua Nugini,
Australia, dan Timor-Leste), lihat Gambar 11.
Gambar 11. Sampul muka buku
KajianGeopolitik
12
Survei CBDRF
Status Hasil Kegiatan 2012 (lihat Gambar 12):
Revisi dan finalisasi dari kompilasi, komparasi, perataan, dan
analisis atas data survey traverse dan demarkasi antara pilar batas
AA 2-B 1700 untuk sektor Sabah-Kalimantan Timur dan A 1-D
800 untuk sektor Sarawak-Kalimantan yang belum terselesaikan
di tahun 2011.
Kompilasi, komparasi, perataan, dan analisis atas data survey
traverse dan demarkasi antara pilar batas B 1700-Z/D001 untuk
sektor Sabah-Kalimantan Timur dan Boundary Pillars/Markers D
800-G 001 untuk sektor Sarawak-Kalimantan Barat.
A
JBM
Kegiatan pemetaan JBM RI-Malaysia dimaksudkan untuk bahan
perundingan dengan pihak Malaysia. Pada tahun 2012 sudah
diselesaikan 5 sheet yaitu dari sheet nomor 14-18 berikut kegiatan
cek lapangannya (lihat Gambar 13).
13
Perundingan
Kegiatan perundingan
b a t a s d a ra t a n t a ra
Indonesia dan Malaysia
merupakan perundingan
teknis: Kegiatan-kegiatan
surveiCBDRF, pemetaan
bersama di sepanjang
koridor batas (JBM), survei
Investigation Refixation
and Maintenance (IRM)
pilar Batas, danOutstanding Boundary Problems (OBP). Kegiatan
batasdarat merupakan kesepakatan Indonesia-Malaysia yang
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya melalui pertemuan bilateral.
Hasil dari pertemuan-pertemuan bilateral tersebut menjadi dasar
perencanaan kegiatan di tahun 2012.
14
No
Perundingan
Peran BIG
JBM:
1
CBDRF:
3
15
No
Perundingan
Peran BIG
Anggota Delri
OBP:
6
Anggota Delri
Anggota Delri
8.
Anggota Delri
CPD:
9.
16
Anggota Delri
No
Perundingan
Peran BIG
JTC:
10.
Anggota Delri
11.
Anggota Delri
12.
Anggota Delri
17
Gambar 15.
Ilustrasi lokasi
survey CBDRF batas
darat RI-PNG.
18
JBM
Kegiatan pemutakhiran peta koridor perbatasan mencakup kawasan
perbatasan Indonesia dengan negara Papua Nugini. Dengan
pertimbangan perkembangan waktu (aktualisasi peta) dan teknologi
(ketersediaan citra resolusi tinggi dan pemrosesannya), pada tahun
2012 dilakukan pemutakhiran Peta JBM RI-PNG yang dilengkapi
dengan citra resolusi tinggi untuk sheet nomor 1-7 (lihat Gambar 16).
Gambar 16.
Indeks pemetaan
JBM batas darat
Indonesia-Papua
Nugini.
19
Perundingan
Kegiatan perundingan batas darat antara
Indonesia dan Papua Nugini adalah Joint
Border Committe (JBC), JTSC on Survey and
Demarcation of the Boundary and Mapping
of the Border Areas(JTSC SDM), dan Joint
Implementation and Monitoring Working Group
(JIMWG) seperti yang dipresentasikan pada
Gambar 17 dalam tata organisasi perundingan.
Perundingan batas darat Indonesia-Papua
Nugini tidak seaktif perundingan IndonesiaMalaysia. Selama kurun waktu tahun 2012,
diadakan pertemuan di Port Moresby seperti
yang dirangkumkan pada Tabel 4.
Gambar 17. Tata organisasi dalam perundingan batas darat Indonesia-Papua Nugini.
20
Perundingan
Peran BIG
1.
Anggota Delri
2.
Anggota Delri
th
Gambar 18.
Ilustrasi lokasi survey
CBDRF RI-RDTL tahun
2012.
21
Gambar 19.
Status demarkasi
batas darat
Indonesia
Timor-Leste.
Gambar 20. Survei delineasi batas darat RI-RDTL di Motaain Kabupaten Belu Provinsi NTT.
22
Gambar 22.
Ilustrasi sebaran lokasi
BSP di perbatasaan
RI-RDTL.
23
Perundingan
Peran BIG
1.
3.
The 25th Meeting of the Technical Sub- Yogyakarta, 3031 Pelaksana/ Ketua
Committee on Border Demarcation and Oktober 2012
Delri
Regulation between the Republic of
Indonesia and the Democratic Republic
of Timor-Leste
25
Batas
Wilayah
Administrasi
28
29
30
Gambar 26.Indeks
peta daerah otonom
kabupaten di Provinsi
Jawa Barat.
Gambar 27.Contoh
produk pemetaan
wilayah daerah
otonom provinsi Nusa
Tenggara Timur.
31
32
33
definitif dan indikatif, dari total 946 segmen batas daerah seluruh
Indonesia yang baru terselesaikan 143 segmen batas, atau kurang
lebih 15%, lihat Gambar 30.
34
Penutup
b. Batas Maritim
Permasalahan yang muncul sebagian besar adalah pelanggaran
wilayah baik di wilayah Indonesia maupun di wilayah Negara tetangga.
Berikut di bawah ini beberapa wilayah yang sering terjadi pelanggaran
wilayah, yaitu:
38
Batas Antara
Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
Kebumen
Wonosobo
Pati
Rembang
Kaur
Lampung Barat
Purworejo
Wonosobo
Jombang
Mojokerto
Kota Tasikmalaya
Tasikmalaya
Lebak
Sukabumi
Ciamis
Kota Tasikmalaya
Bogor
Lebak
10
Ciamis
Majalengka
11
Tangerang
12
Kota Balikpapan
13
Jember
Lumajang
14
Lumajang
Probolinggo
15
Banjarnegara
Kebumen
16
Lebak
Serang
17
Bombana
Buton
18
Badung
Bangli
19
Tanahbumbu
Tanahlaut
20
Gianyar
Klungkung
21
Jepara
Kudus
22
Kota Salatiga
Semarang
23
Batang
Kendal
24
Kudus
Pati
25
Kota Malang
Malang
26
Kota Batu
Malang
27
Bantul
Kota Yogyakarta
28
Bombana
Kolaka
29
Bombana
Konawe Selatan
30
Kota Tangerang
39
No
Batas Antara
Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
31
Batang
Wonosobo
32
Kendal
Wonosobo
33
Demak
Grobogan
34
Balangan
Hulusungai Utara
35
Minahasa Selatan
Minahasa Tenggara
36
Ciamis
Kota Banjar
Ada
37
Ciamis
Tasikmalaya
Ada
38
Banjar
Kota Banjarmasin
39
Baritokuala
Kota Banjarmasin
40
Grobogan
Kudus
41
Grobogan
Sragen
42
Brebes
Kota Tegal
43
Kota Tegal
Tegal
44
Kota Madiun
Madiun
45
Madiun
Magetan
46
Magelang
Temanggung
47
Semarang
Temanggung
48
Konawe Utara
Morowali
49
Konawe
Morowali
50
Maluku Tengah
51
Banjar
Tanahbumbu
52
Boyolali
Grobogan
53
Banjarnegara
Purbalingga
54
Banjarnegara
Batang
55
Banjarnegara
Banyumas
56
Banjarnegara
Pekalongan
57
Demak
Semarang
58
Pemalang
Tegal
59
Pemalang
Purbalingga
60
Kota Pekalongan
Pekalongan
61
Gresik
Lamongan
40
No
Batas Antara
Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
62
Kota Probolinggo
Probolinggo
63
Kulonprogo
Sleman
64
Kota Batu
Mojokerto
65
Gresik
Mojokerto
66
Lamongan
Mojokerto
67
Grobogan
Semarang
68
Gunungkidul
Sleman
69
Bangka
Bangka Barat
70
Brebes
Cirebon
71
Brebes
Kuningan
72
Ciamis
Cilacap
73
Cilacap
Kota Banjar
74
Cilacap
Kuningan
75
Ciamis
Kuningan
76
Kuningan
Majalengka
77
Karangasem
Klungkung
78
Kota Mojokerto
Mojokerto
79
Gresik
Sidoarjo
80
Bangka
Bangka Tengah
81
Karanganyar
Wonogiri
82
Boyolali
Magelang
83
Magelang
Semarang
84
Bangka Selatan
Bangka Tengah
85
Belitung
Belitung Timur
86
Bangli
Karangasem
87
Bandung
Sumedang
88
Garut
Sumedang
89
Indramayu
Sumedang
90
Majalengka
Sumedang
91
Subang
Sumedang
92
Balangan
Hulusungai Tengah
41
No
Batas Antara
Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
93
Blora
Ngawi
94
Blora
Tuban
95
Grobogan
Ngawi
96
Karanganyar
Magetan
97
Karanganyar
Ngawi
98
Magetan
Wonogiri
99
Ngawi
Sragen
100
Pacitan
Wonogiri
101
Ponorogo
Wonogiri
102
Rembang
Tuban
103
Blora
Bojonegoro
104
Kota Yogyakarta
Sleman
105
Bantul
Gunungkidul
106
Bantul
Kulonprogo
107
Batang
Kota Pekalongan
108
Kendal
Semarang
109
Kota Batu
Pasuruan
110
Kota Pasuruan
Pasuruan
111
Malang
Pasuruan
112
Mojokerto
Pasuruan
113
Pasuruan
Probolinggo
114
Pasuruan
Sidoarjo
115
Deliserdang
Serdang Bedagai
116
Banyumas
Cilacap
117
Pamekasan
Sumenep
118
Buleleng
Karangasem
119
Gunungkidul
Klaten
120
Gunungkidul
Sukoharjo
121
Gunungkidul
Wonogiri
122
Klaten
Sleman
123
Kulonprogo
Magelang
124
Kulonprogo
Purworejo
42
No
Batas Antara
Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
125
Magelang
Sleman
126
Brebes
Cilacap
127
Cilacap
Kebumen
128
Bojonegoro
Jombang
129
Bojonegoro
Lamongan
130
Bojonegoro
Madiun
131
Bojonegoro
Nganjuk
132
Bojonegoro
Ngawi
133
Bojonegoro
Tuban
134
Kota Bontang
Kutai Kartanegara
135
Kota Bontang
Kutai Timur
136
Majene
Mamasa
137
Mamasa
Mamuju
138
Mamasa
Polewali Mandar
139
Cirebon
Indramayu
140
Cirebon
Kuningan
141
Cirebon
Majalengka
142
Mimika
Puncakjaya
143
Mimika
Paniai
Keterangan:
A : Data Spasial dalam format GIS
B : Data Spasial dalam format *FH, *CDR dll
C : Tidak ada data spasial
43