daerah kekuasaannya yang diberikan oleh raja atau kaisar dan sebagai
imbalannya dia harus membayar upeti dan memberikan pelayanan
militer. Dia berfungsi sekaligus sebagai penguasa teritorial dan
komandan militer bagi raja. Pelayanannya memberikan dia status
kehormatan sebagai bangsawan sekalipun hal ini tidak selalu terjadi.
Persoalan timbul kalau fungsi penguasa teritorial dan komandan militer
ini terpisah. Ini terjadi dalam feodalisme Jerman ketika raja mengangkat
seorang Graf (atau count dalam bahasa Inggris) sebagai gubernur
distrik dan seorang Herzog (atau duke) sebagai komandan militer.
Ketegangan juga terjadi antara Graf sebagai penguasa teritorial dan
baron sebagai kelompok bangsawan dengan garis aristokrasi yang
jelas. Dalam feodalisme Jepang ketegangan muncul di antara daimyo
sebagai penguasa teritorial di bawah kaisar dan samurai sebagai
satuan dengan keahlian militer.
Di Indonesia, selama masa penjajahan Belanda, diberlakukan sistem
pemerintah indirect rule atau pemerintahan tak langsung. Dalam sistem
ini pemerintah kolonial tidak memerintah penduduk koloninya secara
langsung, tetapi memerintah rakyat di suatu daerah melalui bangsawan
daerah itupangeran, adipati, atau tumenggungyang mempunyai
legitimasi secara tradisional untuk memerintah rakyat di daerahnya.
Dalam fungsi ini mereka diangkat sebagai bupati dalam kabupatennya,
dan memerintah atas nama gubernur jenderal, sebagai vasal meskipun
tidak mempunyai kekuatan militer sendiri untuk mendukung
kekuasaannya.
Ketegangan sering muncul di antara asisten-residen sebagai pejabat
Belanda yang menguasai sebuah distrik dan bupati sebagai bangsawan
setempat yang dipatuhi rakyatnya. Pengarang Max Havelaar dalam
bukunya, Multatuli, bercerita bahwa dalam ketegangan antara asistenresiden dan bupati, Pemerintah Belanda cenderung memihak bupati
karena asisten-residen bisa diganti dengan segera oleh seorang
pejabat lain, tetapi bupati dengan kewibawaan dan legitimasinya tak
dapat diganti begitu saja. Ini juga sebabnya, penghasilan seorang
bupati jauh lebih tinggi daripada gaji seorang asisten-residen.
Penghasilan bupati, menurut Max Havelaar, terdiri atas empat
komponen, yaitu 1) gaji tetap bulanan, 2) jumlah tetap pembayaran bagi
hak-hak mereka yang dibeli Pemerintah Belanda, 3) premi dari hasil
produksi kabupaten berupa kopi, gula, indigo, kayu manis, dan lain-lain,
4) hak menggunakan tenaga dan harta benda rakyat kabupaten secara
tak terbatas.
Kepemimpinan kapitan perahu
Dalam sistem pemerintahan tak langsung, semuanya diberi dari atas.
Kekuasaan tumenggung atau adipati diterima dari gubernur jenderal
dalam bentuk jabatan bupati, dengan kehidupan yang dijamin secara
Badan
Pengurus
Komunitas
Indonesia
untuk